Senin, 30 April 2018

RH Truth Daily Enlightenment “ETIMOLOGI DAN ASAL MULA PRAKTIK PERPULUHAN” DR. Erastus Sabdono  1 Mei 2018

Dalam bahasa Ibraninya kata perpuluhan adalah ma’aser (מַעֲשֵׂר), dalam bahasa Yunani Koine disebut dekate (δεκάτη) atau apodekato (ἀποδεκατόω). Dekate artinya perpuluhan, sedangkan apodekato berarti membayar perpuluhan.
 Ada pendapat yang menyatakan bahwa istilah perpuluhan di dalam bahasa Ibrani ialah ma’aser yang berasal dari kata Aram ascher, yang artinya kekayaan.
Terdapat pandangan pula, bahwa istilah ma’aser (מַעֲשֵׂר) yang digunakan oleh Musa dalam bahasa Ibrani untuk persembahan perpuluhan, diambil dari istilah dalam bahasa Akkadian, yaitu bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar (lingua franca) di dunia Semit pada zaman Abraham.

Istilah itu besar kemungkinan berasal dari dunia pajak, yang jumlahnya sepersepuluh dari nilai harta yang harus dibayarkan kepada penguasa pada zaman masyarakat Mesopotamia kuno; tempat dimana Abraham pernah berdomisili.
Kata perpuluhan dapat kita temukan di banyak ayat dalam Alkitab (Im. 27:30; 27:32; Bil. 18:21;24,26, Ul. 14:23, 28; 26:12; 2Taw. 31:5; Neh. 12:44; 13:5,12; Mal. 3:8,10; Ibr. 7:5-9). Kata yang sama artinya dengan perpuluhan adalah sepersepuluh. Kata ini juga banyak terdapat dalam Alkitab 📚(Kej. 14:20; 28:22; Kel. 16:36; 29:40; Im. 5:11; 6:20; Im. 14:21; Bil. 5:15; 15:4; 28:5,13; 21; 29:4,10,15; Ul. 14:22; 1Sam. 8:15,17; Yes. 6:13; Yeh. 45:11; Yeh. 45:14; Mat.23:23; Ibr, 7:2,4).

Kata yang sejajar dengan perpuluhan adalah persepuluhan, sepuluh esa dan sepuluh asa.
Ditinjau dari budaya Timur Tengah kuno,pada mulanya perpuluhan sebetulnya bukan istilah keagamaan bangsa Yahudi.

Dalam dunia kuno di Timur Tengah,angka 10 persen adalah dasar untuk sistem perhitungan.
Pada zaman itu, agama-agama kuno di Timur Tengah memberi persembahan kepada ilah-ilahnya dengan memakai perhitungan sepersepuluh. Dalam agama-agama kuno mereka, bila seseorang telah memberi sepersepuluh kepada allah atau dewanya,berarti telah menunjukkan kepatuhan atau penyerahan mutlak. Dengan demikian, konsep persembahan perpuluhan sudah ada dalam agama-agama kuno di Timur Tengah.

Hal ini juga bukan sesuatu yang asing bagi Abraham.
Menurut transkip kuno, perpuluhan menunjuk adanya metode persembahan dengan menggunakan persentase. Praktik ini sudah menjadi tradisi publik (umum) yang dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah kuno, termasuk Mesopotamia, tempat dari mana Abraham berasal. Persembahan itu dimaksudkan sebagai upeti kepada mereka yang dihormati dan pernyataan tunduk atau takluk kepada yang dianggap lebih tinggi derajatnya.

Pada zaman masyarakat Mesopotamia kuno, perpuluhan tidak hanya diberikan kepada pihak penguasa, tapi juga kepada pelayan atau pejabat keagamaan.
Hal ini berlanjut pada budaya Yahudi untuk suku Lewi yang memang bertugas di area keagamaan.
Sudah bisa diduga, bahwa praktik perpuluhan di kalangan masyarakat Mesopotamia kuno telah berlangsung sebagai budaya.

Dengan demikian, apa yang dilakukan Abraham dalam Kejadian 14 sejatinya hanyalah merupakan lanjutan atau bagian dari tradisi yang sudah ada.
Dokumen-dokumen tua yang ditemukan melalui penggalian dari kota Ur, kota darimana asal Abraham, jelas sekali menunjukkan bahwa tradisi perpuluhan tersebut juga sudah sangat dikenal.

Menurut penemuan para ahli, perpuluhan di kota Ur kuno diberikan kepada dewa-dewa sesembahan mereka, diantaranya dewi Ningal, dewi yang disembah penduduk Ur.
Menurut beberapa ahli, ternyata pula perpuluhan tidak hanya menjadi tradisi Mesopotamia kuno, tetapi masyarakat Kanaan lainnya seperti Syro-Palestina juga memiliki tradisi yang sama.

Di Mesir pun juga ditemukan adanya tradisi perpuluhan.
Bentuk-bentuk perpuluhan pada zaman itu, baik di masyarakat Mesopotamia kuno maupun bangsa-bangsa Timur Tengah lainnya, beraneka ragam. Perpuluhan mereka bisa berupa hasil bumi, ternak, hingga barang-barang berharga seperti perak, dan perunggu.

Seperti halnya Abraham memberikan barang-barang rampasan perang kepada Melkisedek -Raja Salem, yang membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah 💗 Yang Mahatinggi membuktikan budaya perpuluhan yang sudah dilakukan pada waktu itu (Kej. 14:18-20).

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar