Minggu, 08 April 2018

Seminar " Menyingkap DOA Yang Sebenarnya " Sabtu, 17 Maret 2018 Pdt Dr Erastus Sabdono


🌷Sesi 1
Doa adalah bagian penting dalam kehidupan beragama.
Orang-orang Yahudi sangat giat dalam hidup  keberagamaan.
Hal doa bagi mereka adalah kegiatan sehari - hari yang sangat kuat mewarnai hidup mereka.

Tuhan Yesus πŸ’—menasehati murid - murid-Nya agar tidak berdoa seperti sikap orang - orang Yahudi yang munafik pada umumnya
Dalam bahasa Yunani kata munafik adalah hupokrites
yang artinya : orang yang memainkan peranan.

Tokoh - tokoh agama Yahudi sengaja berdoa atau sembahyang di depan orang untuk pamer atau show, seperti orang munafik, agar mereka dilihat orang.

Sikap pamer ini menunjukkan sikap tidak menghormati Tuhan.
Tuhan πŸ’— dijadikan komoditi untuk pamer diri, mencari pujian, sanjungan, nilai diri dari manusia atau kesombongan.
Mereka juga sering mengulang - ulang doa mereka atau bertele - tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.

Padahal Kalau doa diulang - ulang secara bertele - tele
itu menunjukkan mereka tidak sedang berdialog dengan Allah πŸ’— secara wajar.
Ini mengesankan tidak adanya hubungan interaksi dua pihak.
Itu seolah - olah mantera atau kata - kata berkhasiat.

Doa adalah : sebuah dialog, sebuah perjumpaan dua pribadi.
Jadi dalam doa bukan sekedar mengucapkan kata yang tidak bermakna.

Dalam doa ada dua wilayah:
1.Doa secara khusus atau secara terbatas
Doa yang dilakukan di ruangan tertentu dan jam tertentu.

Tuhan Yesus πŸ’— menganjurkan, jika kita berdoa masuklah dalam ruangan tertutup, ke dalam kamar, di tempat yang tersembunyi.
Ini menunjukkan keseriusannya berurusan dengan Tuhan yang menjadi tujuan doanya atau lawan bicaranya.

Doa khusus ini harus kita lakukan setiap hari minimal 30 menit.
Dan semua perhatian dan konsentrasi hanya ditujukan kepada Tuhan.
Ini merupakan waktu yang
paling penting ( prime time )

Tidak ada waktu khusus untuk berdoa.
Tetapi sebaiknya doa khusus ini dilakukan pada :
- Waktu dan suasana tenang
- Tubuh dalam kondisi prima.
Biasanya pada baru bangun tidur setelah istirahat cukup.
- Tidak dikejar - kejar oleh tugas yang membuat hari tidak tenang.
- Di ruangan yang tidak terganggu oleh apapun.
Itu lebih dari bertemu pejabat tinggi dan orang hebat manapun.
Kita πŸ‘₯ harus memiliki seni dan irama seperti itu.

Dalam Kekristenan tidak ada aturan berdoa, atau
berdoa pada jam - jam tertentu.
Juga tidak ada aturan harus kiblat ke arah tertentu dan aturan gerak tubuh tertentu.
Yang terpenting adanya perjumpaan dengan Tuhan dalam percakapan yamg benar - benar terjadi.

2. Doa secara umum atau secara tidak terbatas
Ini disebut doa yang ideal.
Ini adalah dialog yang dilakukan orang percaya dengan Tuhan πŸ’— di mana saja, kapan saja,
dan dalam keadaan apapun atau sedang mengerjakan apapun.

Inilah yang dimaksud Paulus sebagai doa yang tidak berkeputusan.
Doa seperti ini tidak didengar orang lain.
Bisa diucapkan pelan sekali atau hanya hati dan pikirannya yang berbicara kepada Tuhan πŸ’—
Percakapan yang bersinambungan tiada henti itu dapat dilakukan setiap saat dan di mana saja.

Doa di wilayah ini sama dengan hidup di hadirat Tuhan atau selalu ada di hadirat Tuhan.
Doa ini tidak mungkin dimiliki orang yang tidak berdoa secara khusus.

Jadi berbicara mengenai doa, bukan hanya menyangkut hubungan pada waktu bercakap - cakap dengan Tuhan atau sedang berdoa dalam ruang atau waktu tertentu,
tetapi bagaimana kualitas hubungan sehari -hari antar dua pribadi antara Tuhan dengan orang percaya πŸ‘₯ di sepanjang hidupnya.

Hubungan yang harmoni dengan Tuhan membuat kualitas doa seseorang semakin baik.
Hubungan orang percaya dengan Tuhan πŸ‘₯ tidak cukup hanya dengan kata - kata doa, tetapi kualitas hubungan timbal baliknya dengan Tuhan setiap hari dalam segala Keadaan.

Seseorang bisa berdoa setiap hari, tetapi kalau tidak hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah πŸ’—, maka percakapannya dengan Tuhan tidak berkualitas.
Kita harus menemukan frekuensi dengan Tuhan.
Kita selalu memiliki hubungan dengan Tuhan.
Tidak ada wilayah yang Blank spot.

Kita harus berdialog dengan Tuhan πŸ’— setiap saat, tidak boleh terputus,  sehingga kita bertumbuh dalam Tuhan dan menangkap rhema lewat setiap peristiwa yang kita alami.

Semakin memiliki dialog tiada henti dengan Allah, dalam penghormatan yang
pantas kepada-Nya, maka hati kita akan mengasihi Tuhan dengan benar.

Kita harus membiasakan hidup dalam doa yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga dialog
dengan Tuhan πŸ’— dapat berlangsung dengan sendirinya, karena telah
menjadi irama hidup dan kebiasaan.
Dalam hal ini dibutuhkan kepekaan dan kecerdasan rohani, yaitu Kemampuan menghayati kehadiran Allah ( Allah yang omnipresent )

Betapa mutlaknya kita harus memiliki doa khusus.
Karena Roh Kudus πŸ’— telah ditaruh sebagai materai di dalam diri orang percaya, maka orang percaya bisa bersekutu dengan Tuhan setiap saat dan di segala tempat.

Kalau seseorang biasa berdialog dengan Tuhan πŸ’— dalam doa, baik dalam doa secara khusus maupun secara umum, maka kalimat doa akan mengalir dengan sendirinya dengan tulus.

Kualitas doa bukan ditentukan oleh panjang atau pendeknya kalimat, tetapi kedalaman hubungan antara seseorang dengan Tuhan.
Dalam lingkungan gereja, sering kita πŸ‘₯ temukan orang yang berdoa dengan sengaja hendak menunjukkan kepiawaian mengucapkan kalimat doa.

Mereka hanya mengucapkan kalimat doa, tetapi tidak berdoa.
Mereka menjadikan Tuhan πŸ’— sebagai komoditi untuk pamer diri atau mencari pujian, sanjungan, dan nilai diri dari manusia.
Ironinya praktik tersebut justru sering dilakukan oleh para pendeta, pemimpin puji - pujian WL di depan jemaat dalam pertemuan bersama.

Seorang yang masih memiliki ikatan dengan dunia, materialistis, tidak bisa memiliki doa yang bercakap dengan Tuhan.
Jika masih ingin dipuji, dihargai orang, ambisi, memuaskan keinginan pribadi tidak akan bisa membangun doa secara ideal.

Hamba Tuhan yang masih materialistis, pasti Tuhan yang dimiliki adalah Tuhan fantasi.
Khotbah yang disampaikan tidak sesuai Alkitab πŸ“š
Yang memiliki orientasi teologi kemakmuran, berkat jasmani, perpuluhan dan berbagi bentuk persembahan uang lainnya.
Tuhan yang dimiliki bukan Tuhan Yesus tetapi mereka mengcreate Tuhan lain.
Setan juga bisa saja menenggelamkan dengan kemakmuran dan mukjizat.

Doa harus dinaikkan dengan perasaan, harus memiliki nyawa dan nafas.
Di gereja πŸ’’ banyak orang Kristen yang mengucapkan kalimat doa tetapi tidak berdoa.

Pada waktu berdoa, bukan hanya kita berdoa kepada kita tetapi Tuhan bicara kepada kita.
Tuhan berdoa kepada kita artinya Tuhan πŸ’— berbicara menyampaikan perintah dan permintaan.
Maka kita harus tenang supaya bisa mendengar Tuhan berbicara.

Doa juga mendengar Tuhan bicara, karena berupa percakapan. Karena Tuhan menempatkan Roh-Nya dalam diri kita, maka  Tuhan πŸ’— memiliki kepentingan terhadap manusia, sehingga ada percakapan.

Sering pada waktu berdoa seseorang berbicara monolog ( satu arah),tidak memberi kesempatan Tuhan πŸ’— berbicara kepadanya.

Untuk mengerti kehendak Tuhan dalam segala perkara,  disebut sebagai kecerdasan roh atau kecerdasan spiritual.

Hati nurani kita adalah sebuah sarana yang dapat dipakai Tuhan untuk berbicara kepada kita.
Untuk itu setiap kita harus memurnikan hati nurani agar kita dapat membedakan manakah kehendak Allah πŸ’— dan yang bukan kehendak Allah.

🌷Sesi ke 2
Dalam banyak agama tidak terdapat hukum tabur tuai.  dengan jelas.
Lebih cenderung adanya hukum takdir.
Jadi seakan - akan semua keadaan yang dialami manusia πŸ‘₯ itu akibat dari penentuan sebelumnya dalam hal ini adalah menunjukkan kekuatan di luar manusia itu.

Di dalam kekristenan pelajaran takdir tidak ada.
Tuhan πŸ’— mengajar kita hukum tabur tuai.
Kenyataan ini berangkat dari dua hal :
1. Allah memberi kehendak atau pilihan bebas kepada manusia.
Dan Allah sendiri konsekuen dengan kebebasan yang telah diberikan itu.
Buktinya Allah menempatkan pohon pengetahuan yang baik dan jahat di tengah Taman Eden.
Di mana manusia harus menentukan nasib atau keadaannya sendiri.

2. Allah adalah Allah yang adil yang menuntut pertanggungjawaban.
Dalam hukum tabur tuai orang yang bekerja keras pasti diberkati, tetapi orang yang malas tidak diberkati.

Dewasa ini ada gereja - gereja πŸ’’ dan para pendeta menganjurkan untuk mengklaim janji Tuhan atas berkat - berkat, baik berkat jasmani maupun berkat rohani.
- Doa pemulihan ekonomi.
- Doa pemutusan kutuk - kutuk kemiskinan, kutuk sakit penyakit dsbnya.
Yang semua itu sebagai usaha untuk mengalami  pemulihan hidup, khususnya pemulihan ekonomi.
Sebenarnya ini sebuah penipuan.

Mungkin gereja - gereja πŸ’’, pembicara - pembicara dan pendeta itu tersebut tidak bermaksud menipu.
Karena tidak tahunya akan kebenaran, maka itu terjadi praktek penipuan.
Gereja - gereja seperti ini dengan para pembicara - pembicara yang berbicara hal tersebut seperti sebuah perusahaan penjual jasa.

Hukum tabur tuai tidak bisa dibatalkan dengan doa.
Allah tidak mungkin mengkhianati Alkitab-Nya.
Hendaknya kita tidak berpikir bahwa kita memerlukan doa untuk diberkati Tuhan bagi kehidupan nafkah jasmani.

Bagi orang percaya πŸ‘₯ yang dewasa doa itu dialog, doa bukan sekedar permintaan.
Doa itu juga mendengarkan suara Tuhan.
Doa bukan sarana mengatur Tuhan, membujuk atau merayu Tuhan.

Apalagi bagi Anak - anak Allah, di mana doa itu hubungan Bapa dan anak.
Jauhlah dari pola doa yang dimiliki banyak agama.
Agama lain percaya akan adanya takdir.
Tetapi pengaruh pengajaran agama - agama seperti ini itu punya pengaruh besar terhadap orang Kristen.

Orang - orang Kristen yang tidak belajar Alkitab πŸ“š, mereka menjadi bodoh.
Bahkan pembicara - pembicara mimbarnyapun ikut tersesat.

Tuhan πŸ’— berkata burung udara Dia pelihara, apalagi orang percaya.
Tapi ingat burung di udara burung yang terbang,  bukan burung yang dalam sangkar.
Burung dalam sangkar itu burung yang tidak natural hidup.

Yang diperlukan adalah : 
- Pilihan bekerja rajin dan baik.
- Menghindarkan kegiatan
yang tidak perlu dilakulan
- Hemat
- Menjaga pola makan dan pola hidup dengan baik.

Sebagai Anak - anak Allah yang memiliki jaminan pemeliharaan dan hak istimewa dari Bapa πŸ’—
Yang kita butuhkan adalah tanggung jawab.

Dewasa ini banyak orang Kristen yang berusaha menikmati fasilitas sebagai orang percaya πŸ‘₯ dengan memanfaatkan Kasih Tuhan dan kuasa Tuhan.
Tentu Kasih dan kuasa Tuhan dibutuhkan bagi kita orang percaya.

Tapi bagaimana bentuk kasih dan kuasa Tuhan bukan versi kita, mau - mau kita.
Agerejanyayang berdaulat, Tuhan πŸ’— memiliki kebijaksanaan yang tidak dapat dipengaruhi atau diubah siapapun.

Bagi umat Perjanjian Baru, Tuhan πŸ’— mengarahkan kepada :
- Kesempurnaan
- Dikembalikan ke rancangan semula.
- Berkenan kepada Bapa.

Masalah - masalah apapun yang dihadapi itu sarana Tuhan menyempurnakan, karena Allah bekerja dalam segala hal.
Jangan doa menjadi sarana justru mau menghindarkan orang percaya πŸ‘₯ dari rancangan Allah yang indah guna penyempurnaan.
Cacat mental banyak orang Kristen dewasa ini adalah mencoba menyelesaikan semua segala dengan karunia.

Karena Tuhan luar biasa dan dasyat, maka Tuhan πŸ’— digunakan menyelesaikan masalah.
Padahal masalah yang dihadapi orang tersebut merupakan tuaian dari apa yang dia tabur.
- Tidak kerja rajin ya miskin
- Sembrono mengambil keputusan, jadi susah.
- Tidak menjaga pola makan yang baik jadi sakit.

Jangan karena ada kuasa Tuhan, Kasih Tuhan dan mukjizatNya, lalu orang Kristen minta membatalkan hukuman tabur tuai itu.

Sering kita mendengar pendeta memberkati umatnya dengan berkat - berkat melimpah, tetapi tidak mengajak umat dengan tegas untuk bekerja keras, giat, dan jujur.
Atau paling tidak untuk mengisyaratkan bahwa berkat - berkat Tuhan πŸ’— diberikan kepada orang yang patut menerimanya baik berkat jasmani maupun berkat rohani.

Jangan berpikir dengan doa, maka Allah bisa diatur, hukum tabur tuai bisa dibatalkan.
Sebab bicara mengenai berkat jasmani Tuhan πŸ’— punya tatanan untuk semua manusia memiliki kesempatan untuk
mengalami hukum atau tatanan tersebut.

Karena firman Tuhan mengatakan Ia menerbitkan matahari untuk orang jahat dan orang baik.
Menurunkan hujan untuk orang yang benar dan orang yang tidak benar
Matahari untuk semua orang, hujan untuk semua orang.

Jadi kalau orang tekun bekerja, dan bertanggung jawab pasti diberkati.
Jangan doa orang Kristen πŸ‘₯ dipakai untuk supaya tatanan itu rusak.
Pokoknya apapun keadaannya diberkatilah.
Berkat itu tergantung ketekunan bekerja.
Kepercayaan yang diberikan kepada masing -masing.

Kapasitas seorang menerima berkat itu diperhitungkan Tuhan πŸ’—
Kalau berkat terlalu banyak dan hal itu mengganggu pertumbuhan iman kita,  maka Tuhan tidak akan memberinya.
Tuhan tahu ukuran kita.

Sekarang muncul tokoh - tokoh rohaniawan dalam gereja πŸ’’ yang mempromosikan diri sebagai "berkuasa" dekat Tuhan atau berkarunia khusus, sehingga kalau jemaat didoakan atau menjadi anggota gerejanya, pasti "kejatuhan" rejeki lebih banyak dan hidup lebih nyaman.

Jadi jangan pendeta merasa punya hak istimewa untuk menurunkan berkat Tuhan dan akhirnya ini bisa terjadi praktek perdukunan.
Kesembuhan menjadi tanda supaya orang mengenal Yesus πŸ’—
Tetapi sesudah menjadi orang Kristen yang dibutuhkan tanggung jawab.

Doa bukan untuk meraih apa saja sehingga merusak tatanan Allah πŸ’—
Berdoa menggunakan nama Tuhan juga untuk kepentingan Tuhan.
Kalau menggunakan nama Tuhan sembarangan untuk kepentingan pribadi itu menghina Tuhan.

Dalam hal ini doa hendaknya tidak dijadikan sarana manipulasi yang membuat kita πŸ‘₯ lari dari tanggung jawab.
Yang mengerikan adalah sudah mengusir setan dan mengadakan mukjizat, tetapi tidak dikenal Tuhan.

Bangsa Israel tidak bisa berhubungan langsung dengan Allah.
Tetapi kita orang percaya πŸ‘₯ diberikan Roh Kudus untuk setiap saat bisa berhubungan dengan Allah Bapa dalam namatinggal

Kita harus tinggal dalam Tuhan artinya : dalam persekutuan dengan Tuhan sehingga kita mengikatkan diri ( kollomenos) atau melekat, dan mengerti apa yang Tuhan πŸ’— kehendaki.
Orang yang melekat dengan Tuhan akan menjadi satu dengan Tuhan.

Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang tidak sesuai kehendak-Nya.
Tinggal dalam Tuhan πŸ’—,  baru boleh minta, tetapi harus sesuai dengan kehendak-Nya.
Orang yang tinggal dalam Tuhan, akan mengerti kehendak Tuhan.

Sangat disayangkan banyak kita yang tidak memanfaatkan anugerah yang begitu besar, yaitu hubungan yang mendalam dengan Tuhan πŸ’—, yang di dalamnya ada percakapan dengan Tuhan terus menerus, yang tidak dibatasi oleh jam doa dan kebaktian
Hubungan yang mendalam ini tidak ada batasnya sampai kita bertemu muka dengan Tuhan.
Injil yang diberitakan harus yang Allah kehendaki. 

Tuhan yang tidak kelihatan kita hayati sebagai sosok yang nyata,
 - senyata orang tua yang memberi kita nasehat sebagai dukungan.
- senyata dokter yang bisa memberi nasehat medis.
- senyata sahabat yang bisa mendampingi.
Demikian pula Tuhan πŸ’— sahabat kita, Allah sebagai Bapa.

Untuk menembus Dia yang tidak kelihatan tidak mudah.
Tetapi ketergantungan kita untuk mencari wajah Tuhan πŸ’— dengan mengenal kebenaran lewat Alkitab, buku rohani, jam doa, kesucian hidup yang kita kejar, maka di situ kita menemukan Allah yang reaktif, Allah yang responsif terhadap kita, dan dialog kita begitu indah.

Ini harus menjadi satu - satunya agenda hidup.
Menemukan Tuhan itu segalanya.
Alkitab πŸ“š tidak membuktikan adanya Allah.
Karena orang - orang yang dikisahkan dalam Alkitab sudah menemukan Allah, mengalami Tuhan.
Jadi kita tidak perlu membuktikan Tuhan.

Kenyataan hari ini, jarang sekali orang yang mengalami secara riil kehadiran Tuhan,  karena mereka sudah mental block, sudah sangat pesimis untuk bisa berdialog dengan Tuhan πŸ’— mereka berpikir hanya orang khusus saja yang bisa mendengar suara Tuhan.

Semua kita punya anugerah, hak istimewa yang sama berjumpa dengan Tuhan.
 Kalau kita tidak menyediakan waktu mencari Tuhan, tidak sungguh - sungguh mencari Tuhan πŸ’— lewat buku, tidak sungguh - sungguh menyediakan waktu untuk berdoa kepada Tuhan,
- Kita menyengsarakan hidup kita.
- Kita menghina keagunganmu sebagai manusia.
- Kita menyia - nyiakan amugerah besar dari Tuhan.

Banyak orang beragama tetapi tidak bertuhan.
Kita πŸ‘₯ tidak perlu menuntut bukti - bukti lahiriah dan pengalaman  fisik, barulah memercayai kehadiranNya.
Bila Tuhan menunjukkan bahwa ada orang yang percaya walau tidak melihat, maka Tuhan tidak menjamin bahwa Tuhan akan menyatakan Diri secara fisik supaya orang percaya.

Dalam hal ini dibutuhkan iman, bukan perasaan yanh melahirkan emosi.
Pengalaman emosi tidak dapat menjadi dasar pengalaman seseorang dengan Tuhan πŸ’—
Emosi itu situasional.

Orang percaya itu harus melatih diri berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan.
Oleh sebab itu kita harus berani percaya, walau kita tidak merasakan kehadiran Tuhan πŸ’— secara fisik.
Walau kita tidak memiliki pengalaman yang spektakuler dengan Tuhan, kita percaya Dia Mahahadir.
Pengalaman spektakuler membawa kita berharga di mata manusia, mendapat  sanjungan dari orang lain.

Menyembah berarti sikap hati yang menganggap Tuhan πŸ’— sebagai nilai tertinggi kehidupan,  yang layak dihormati sedalam - dalamnya dan dipuja, kesediaan dengan rela atau rendah hati mengasihi dan mengabdi kepadanya tanpa membantah.

🌷Sesi ke 3
Matius 7 menanggapiBiasanya ayat ini dipahami pencabulan doa.
Kita harus melihat konteks ayat ini dengan benar.
Allah pasti meresponi doa kita.
- Mintalah maka akan diberikan kepadamu artinya Tuhan πŸ’— akan menanggapi.
Diberikan bukan berarti dikabulkan.
Bisa juga berarti diresponi,
Tuhan akan bereaksi.

- Carilah maka kamu akan mendapat.
Yang dicari mestinya sesuatu si peminta merasa membutuhkan.
Tetapi yang dicari seharusnya kehendak Allah.

Banyak orang Kristen πŸ‘₯terjebak dengan positif thinking.
Minta sesuatu dengan yakin doanya pasti dikabulkan.
Jika demikian seakan - akan Tuhan bisa diatur oleh kekuatan dalam berpikir atau keyakinan.
Seakan - akan Tuhan dibuat tidak berdaya seseorang minta dengan keyakinan.

Iman itu penurutan terhadap kehendak Allah.
Di dalam positif thinking tidak dipersoalkan apa yang dikehendaki Allah.
Tetapi iman iru melakukan kehendak Allah πŸ’—, menuruti   kehendakNya.

Jadi jangan sampai salah, ayat itu tentu bukan maksudnya memberi jalan doa yang dikabulkan.
Kiat doa itu pelecehan terhadap Tuhan.
Tuhan πŸ’— kita Tuhan yang punya tatanan dan kedaulatan, Tuhan tidak bisa diatur kita.
Mestinya orang Kristen yang sakit malu minta kesembuhan.
Sebab apa yang dialami itu hasil dari taburannya. Harusnya dia merubah gaya hidup, kebiasaan hidupnya.

Doa dikabulkan jika permintaan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tuhan πŸ’— memberi apa yang terbaik.
Iblis memberi apa yang kamu minta.
Pilih yang mana ?

Tidak semua doa dikabulkan Allah πŸ’—
Tetapi tidak ada doa yang tidak dijawab.
Diberi itu bukan permintaannya, dikabulkan, atau diberi sesuai apa yang dia minta.

Allah tidak akan meluluskan atau mengabulkan permintaan seseorang yang tidak sesuai dengan kehendakNya dan rencana-Nya.
Memberi bukan berarti mengabulkan.
Yang diimani bukan obyek sesuatu yang dia minta,  tetapi apa kehendakNya, apa rencanaNya.

Ibrani 11 : 1
Sekarang masalahnya segala sesuatu itu apa ?
Segala sesuatu yang dasarnya iman dan bukti.

Yesusata itu kota yang mempunyai dasar yang direncanakan dan dibangun oleh Allah πŸ’—sendiri.
Mestinya sesuatu itu yang memiliki nilai kekal, nilai abadi yang disediakan bagi kita.
Jadi bukan sesuatu itu suka - suka kita.
Kalau aku imani itu salah.

Ibrani 11 konteksnya bukan sembarangan.
Iman yang sejati adalah : iman yang bertumpu pada keyakinan bahwa semua yang Tuhan πŸ’— kehendaki, untuk dilakukan dan dialami atau yang Tuhan kerjakan adalah yang terbaik.

Iman yang sejati ditunjukkan oleh Tuhan Yesus πŸ’— melalui pergumulan-Nya di Taman Getsemani, dengan pengakuan Bukan kehendak-Ku yang jadi, tetapi kehendak-mu yang jadi.

Ketika orang percaya πŸ‘₯ berbicara mengenai iman, hendaknya tidak terjebak pada kecenderungan menghubungkan iman dengan hal - hal yang spektakuler, yaitu mencabut pohon dengan akar - akarnya dan memindahkan gunung ke laut secara harafiah, sebab bagi Tuhan tidak ada yang sulit.

Tetapi akan lebih memiliki nilai bagi keselamatan jiwa, kalau ayat ini lebih dipahami secara kiasan.
Tuhan πŸ’— tidak pernah mencabut pohon dan memindahkan gunung ke laut.

Mencabut pohon dan memindahkan gunung ke laut menunjukkan sesuatu yang luar biasa dan sulit dilakukan.
Ini tidak boleh diartikan secara hurufiah.

Lukas 17 : 1 - 6
Tuhan Yesus πŸ’—membahas mengenai penyesatan.
Penyesatan = skandalon, jebakan, stumblingblock, batu sandungan atau sesuatu yang menghambat perjalanan adalah : kejahatan atau penyesatan di dalam jiwa manusia dapat dicabut.
Itu berat seperti gunung, tapi bisa dipindah.

Jadi mengangkat pohon  seakar - akarnya ini berbicara penyesatan dalam jiwa, kejahatan dalam batin yang seakar -akarnya bisa dicabut.
Memang berat seperti gunung, tapi bisa dipindahkan.

Lebih bermakna iman yang dimaksud bukan menghasilkan perkara yang spektakuler secara harafiah, tetapi perubahan rohani pada kesempurnaan.

Jadi Kalau kita misalnya membaca dalam Alkitab πŸ“š seakan - akan iman dapat menggerakkan Allah yang maha kuasa berbuat sesuatu sesuai keinginan seseorang sebenarnya tidaklah demikian.

Kalau Elia berdoa agar tidak turun hujan, sebab memang Tuhan menghendaki demikiatidaklia berjalan dengan Tuhan.
Jadi kita jangan sembarangan minta turun hujan, atau jangan turun hujan.

Matius 18 : 19
Sepakat meminta, terkesan bahwa, kalau Tuhan πŸ’—dikeroyok oleh permintaan banyak orang, maka Tuhan tidak berdaya.
Seakan - akan kalau orang percaya beramai - ramai bersama menaikkan suatu permintaan, maka Tuhan tidak berkuasa menolaknya.
Maka diadakan doa berantai.

Padahal ayat Matius 18 : 19 itu bicara menegur saudaramu.
Kalau seseorang masih tidak bisa ditegur empat mata harus panggil saksi, kalau masih tidak mau bertobat, maka hendaknya dibawa Ke pertemuan jemaat, kalau masih mengeraskan hati hendaknya berdoa kepada Tuhan, atau membawanya kepada Tuhan πŸ’—

Jika dua orang sepakat, kasusnya orang yang ditegur.
Bukan permintaan doa, itu salah.
Ini konteknya mengenai saudara salah yang ditegur, didoakan dan pasti Tuhan πŸ’— beracara.
Dan Tuhan pasti akan bertindak itu maksudnya.

Kalau kita bicara doa orang benar, doa orang benar itu siapa?
Tuhan tidak akan mengabulkan doa kalau seseorang untuk memuaskan keinginan sendiri.

Dalam hal ini Tuhan πŸ’—tidak sama dengan dewa dan ilah lain, atau dewa agama lain di bumi.
Kalau ilah agama bisa disogok sesajen - sesajen.
Misalnya membawa ayam hitam, kaki hitam, mata hitam, kepala kerbau
Lalu Tuhannya akan tergerak.

Tuhan menginginkan kita memiliki permohonan atau doa yang ditujukan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan πŸ’— dan kebutuhan orang banyak.
Allah mengabulkan doa Elia,  karena Elia orang benar.
Doa Elia dikabulkan karena permintaannya untuk kepentingan Tuhan.

Allah itu berdaulat.
Allah tidak bisa diatur oleh keinginan kita sendiri.
Dengan belajar kebenaran, kita tidak sembarangan minta kepada Tuhan.
Kedaulatan Allah tidak bisa dipisahkan dengan kasih dan keadilanNya.
Allah Bapa πŸ’— yang maha Kudus, maha bijaksana, maha adil pasti bertindak sesuai hukum dan tatananNya yang tidak akan mendatangkan bencana.
Yang terpenting kita mengerti kehendak Tuhan.
Orang yang dewasa rohani,  Kalau perlu doa kita jangan dikabulkan kalau tidak sesuai kehendak Tuhan.

🌷Doa Yabes
Dewasa ini Doa Yabes menjadi trendi di banyak gereja πŸ’’
Pembicara - pembicara bukan hanya orang Indonesia, di luar negri juga.

Ada gereja - gereja πŸ’’ yang mengucapkan Doa Yabes seperti credo atau pengakuan iman dan menyanyikan seperti layaknya lagu wajib atau semacam lagu kebangsaan sebelum kebaktian dimulai atau di akhir kebaktian.

1 Tawarikh 4 : 9 - 10

Yabes keturunan Yehuda, tidak termasuk nenek moyang Mesias.
Namanya tidak tercantum dalam keturunan Mesias.
Yabes, lebih dimuliakan dari saudara - saudaranya.
Dimuliakan ( kabot ) artinya : dihormati atau menambah nilai.
Mengapa Yabes dimuliakan atau dihormati ?

Ini jujur sukar menemukan jawabnya.
Kalau ada yang menjawab, Jawabnya hanya andai - andai.
Namun kalau kita lihat Alkitab πŸ“š, dihubungkan dengan kesakitan ibunya pada waktu melahirkan, maka sangat logis Yabes, diberi lebih perhatian dari saudara - saudaranya.

Karena pergumulan ibunya pada waktu melahirkan,
maka Yabes lebih bernilai atau dihargai.
Tidak ada kalimat lain mendatangkan kesakitan membuat Yabes lebih bernilai.
Kemungkinan ibunya bertarung dengan maut pada waktu melahirkan.

Lebih tepat berseru daripada berdoa.
Lebih tepat Doa Yabes diterjemahkan sebagai seruan atau jeritan Yabes.
Di mana ia dilahirkan dalam keadaan ibu yang mengalami kesakitan.
Bisa dimengerti kalau anak dilahirkan dalam keadaan ibu yang mengalami kesakitan, maka secara psikologi pasti mengalami dampak yang negatif.
Seruan atau jeritan Yabes menunjukkan keadaan psikologisnya yang bermasalah.
Dan Allah πŸ’— mengabulkan permintaannya.

Orang - orang Perjanjian Lama ( selain Abraham) fokus hidupnya adalah berkat - berkat jasmani.
Bagi umat Perjanjian Baru kuasa hidupnya, adalah berkat rohani, yaitu kesempurnaan di dalam Yesus yang membawa orang percaya πŸ‘₯ kepada kekekalan.

Bagi orang percaya, tidak perlu berseru atau menjerit untuk berkat jasmani, sebab Bapa di surga  sudah tahu kebutuhan kita.
Matius 6 : 32 - 33

Doa Yabes adalah : doa yang orientasinya adalah berkat jasmani atau berkat lahiriah, yang seharusnya tidak lagi mendapat tempat dalam kehidupan orang percaya yang kedewasaan rohani.

Para pembicara mengatakan bahwa, Yabes mengerti isi hati Tuhan πŸ’—
Yabes hanya tahu berkat jasmani, ia tidak tahu berkat rohani.
Yabes orientasinya ke berkat jasmani.
Yabes tidak mengerti penginjilan.

Lagi pula hidup kita adalah milik Tuhan, tubuh kita adalah bait Roh Kudus.
Tuhan πŸ’— pasti memberkati dan menjaganya.
Kalau kita mengandalkan Tuhan, kita mengandalkan untuk perkara - perkara rohani yang kita tidak dapat selesaikan dengan dengan kekuatan kita sendiri.

Adapun mengenai pemenuhan kebutuhan jasmani, kita tidak perlu menjerit kepada Tuhan.
Kita πŸ‘₯ harus bekerja sebab sudah ada hukumnya.
Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai.

Doa dikabulkan jika permintaan sesuai dengan kehendak dengan Tuhan.
Tuhan memberi yang terbaik.
Iblis memberi yang kita minta.
Pilih mana?

Kita tidak perlu berseru atau menjerit, "Kiranya tangan-Mu menyertai Aku ," Sebab Tuhan Yesus sendiri sudah berjanji akan menyertai orang percaya sampai kesudahan zaman.
Kita cukup percaya saja.
Kalau kita πŸ‘₯ berseru berarti kita tidak tahu janji itu.
Kita harus melakukan janji itu.

Kita juga tidak perlu berseru atau menjerit, Bapa melindungi aku.
Mengapa?
Allah Bapa πŸ’—memperhatikan kita dengan sangat sempurna, sampai rambut kepala kitapun terhitung.
Ini berarti Bapa menyertai, melindungi dan menjagai kita dengan sempurna. 

Tetapi harus dipahami penjagaan dan perlindungan Tuhan,  bukan berarti membuat kita pasti tidak mengalami kesulitan.
Tuhan πŸ’— pasti melindungi kehidupan jasmaniah kmelingkupin Tuhan lebih melindungi kehidupan  rohani kita dan kelangsungan
proses pendewasaan.
Itulah sebabnya Tuhan mengijinkan kesulitan kita alami demi kebaikan kita.

Paulus diijinkan punya duri dalam daging, itu penyakit, itu penderitaan, itu kesakitan.
Tidak ada kata malapetaka dalam hidup orang Kristen.
Sebab dalam kamus hidup orang percaya πŸ‘₯ segala sesuatu terjadi dalam kehidupan manusia mendatangkan kebaikan.
Bahkan kesakitan pun juga mendatangkan kebaikan.

Paulus minta supaya dicabut penderitaan dalam tubuhnya.
Tapi Tuhan berkata anugerahKu, karuniaKu cukup bagimu.
Aniaya Tuhan ijinkan terjadi orang percaya selama berabad - abad menunjukkan bahwa Tuhan πŸ’— sengaja mendatangkan kesakitan dan penderitaan kepada orang percaya, semacam malapetaka.
- Rumah disita
- Anak - anak ditawan
- Suami dibunuh, apa bukan malapetaka itu ?
Itu malapetaka yang lebih berat dari malapetaka yang lain.

Tetapi ternyata penderitaan itu mendatangkan kemuliaan.
Tidak ada orang yang dimuliakan tanpa menderita
bersama Tuhan.

Itulah sebabnya seharusnya orang percaya πŸ‘₯ tidak lagi berkubang pada Doa Yabes, tetapi harus berkubang pada Doa Bapa Kami.
Doa Yabes atau jeritan Yabes itu jeritan yang orientasinya kepada  berkat jasmani berkat lahiriah yang seharusnya tidak lagi mendapat tempat dalam hidup orang percaya.
Kalau itu credo atau nyanyian kita bisa meleset iman kita.

Tidak sesat dalam arti membuat dia jahat, tetapi bisa menggagalkan maksud utama Tuhan menyelamatkan kita πŸ‘₯ untuk mencapai kehidupan seseorang yang dikembalikan ke rancangan semula Allah.

Ketika kita mengandalkan Tuhan, kita mengandalkan perkara - perkara yang tidak sanggup kita lakukan.
Tetapi untuk masalah - masalah yang menjadi bagian kita, kita harus penuhi.

Sebab Tuhan πŸ’— mengandalkan kita untuk menjagai tubuh kita dengan pola makan dan pola hidup yang baik.
Tuhan mengandalkan mengelola bisnis usaha yang Tuhan percayakan kepada kita.
Tuhan pasti melindungi kita dari segala hal.
Tetapi Tuhan lebih tertarik melindungi kehidupan rohani kita.
Maka Tuhan mengijinkan kesulitan - kesulitan kita alami.

Termasuk apa yang dialami Ayub.
Ayub di Perjanjian Lama mengalami begitu pedih kesulitannya.
Kesulitan yang dialami Ayub itu luar biasa.
Tuhan πŸ’— mendatangkan
Karena demi kesempurnaan.

Kenapa Tuhan membuat berputar - putar bangsa Israel di padang gurun?
Apa itu bukan kesakitan, tetapi demi pendewasaan.
Itu sebabnya Tuhan πŸ’— bisa mengijinkan kesulitan kita alami demi kebaikan kita.
Jadi Doa Yabes mestinya bagi orang Kristen diganti Doa Bapa Kami.

Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan.
Bayangkan anak yang lahir dari proses kesakitan tidak akan berdampak positif.
Maka jeritan Yabes menunjukkan masalah di dalam psikologinya.
Dia mau sukses, dia mau berhasil, dia tidak mau gagal, dia mau diberkati, dan belas kasihan atas Yabes.

Berkat itu apa ?
Di Perjanjian Lama berkat itu kuasa hidup untuk kehidupan jasmani.
Bangsa Israel orientasinya berkat jasmani juga.
Apalagi sebelum Israel ada.

"Dan memperluas daerahku."
Daerah apa yang dimaksud ?
Pasti daerah fisik.
Jangan dipaksakan di daerah rohani.

"Kiranya tanganmu menyertai aku."
Kita tidak perlu berkata
Kiranya tanganmu menyertai aku.
Karena Tuhan berjanji
menyertai kita sampai kesudahan zaman.
Tuhan πŸ’— yang berjanji menyertai, kamu percaya
saja.

"Dan melindungi aku dari malapetaka."
Tuhan tertarik melindungi kamu dari segala apapun.
Tapi Tuhan πŸ’— lebih tertarik melindung kehidupan rohanimu.
Dan lebih tertarik membuat proses keselamatan kekal.

Maka Tuhan mengijinkan itu.
Malapetaka itu hal yang tidak menyenangkan.
Keluarga ditawan, harta dirampas, dianiaya, dimasukkan gua singa, binatang buas mencabik - cabik.
Itu orang - orang Kristen.
Hari ini kita bisa mengalami berbagai penderitaan karena
beriman kepada Yesus.

"Sehingga kesakitan tidak menimpa aku."
Paulus diberi duri dalam daging.

Tuhan mengajarkan Doa Bapa Kami.
Bapa kami yang di Surga.
Yabes tidak mengenal Bapa πŸ’—
Yabes mengenal Allah sebagai Elohim yang bernama Yahwe.
Sedangkan kita mengenal dalam Elohim ini ada Bapa, ada Anak, dan Roh Kudus yang melingkupi semua.

Bapa bukan gelandangan.
Dia punya takhta, tetapi RohNya di mana - mana.
Kalau orang Yahudi punya kemah suci di mana kehadiran Allah πŸ’— di kemah suci di ruang maha kudus.
Tapi kalau kita.
Bait Roh Kudus di sini,  Kita menyatu dengan Allah.

Beda sekali dengan Doa Yabes.
Bapa πŸ’— memiliki kerajaan di mana manusia sebagai anak hanya untuk menghadirkan kerajaan Bapa.
Yabes tidak mengenal Bapa.
Yang dia kenal itu kebutuhan jasmani.

Tapi Kita menghadirkan pemerintahan Allah dalam hidup kita.
Dan kita dipanggil untuk melakukan kehendak
Bapa πŸ’—
Bapa kami di surga.
Dipermuliakanlah namamu.
Datanglah kerajaanMu.
Jadi kehendakMu di bumi seperti di surga.
Yabes tidak mengenal Bapa.
Kita mesti mengenal  kebenaran ini.

Selanjutnya Anak - anak Bapa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya
Berikanlah pada kami hari ini makanan kami yang "secukupnya".
Tidak pakai berlimpah - limpah.
Beda benar, benar - benar beda.

Bagaimana kita mau menyamakan ?
Tidak nyambung.
Anak - anak Bapa harus selalu memiliki hubungan yang ideal dengan Bapa πŸ’— tidak boleh ada dosa.
Jika ada dosa, terkait dengan pengampunan dosa.

Anak - anak Bapa harus memiliki kasih seperti Bapa.
Mengampuni orang seperti dia diampuni.
Yabes tidak mempersoalkan karakter yang sempurna ini.
Yang penting ia mendapat doa berlimpah.
Dijauhkan dari malapetaka.

Akhirnya Anak - anak Bapa harus selalu mengakui Bapa πŸ’— yang punya segala kuasa kemuliaan dan kerajaan.
Dengan mengenakan formula Doa Bapa Kami ini kehidupan orang - orang Kristen berbeda dengan orang non Kristen.

Beda dengan kehidupan Bangsa Israel.
Ketika Tuhan mengajarkan Doa Bapa Kami.
Tuhan Yesus πŸ’— mengarahkan ke satu gaya hidup orisinal yang harus dimiliki setiap makhluk.
Dan itu gaya hidup sejak semula.
Kalau seandainya manusia tida jatuh dalam dosa, manusia tidak perlu berdoa kiranya dijauhkan dari malapetaka, dan memberkati berlimpah.

Itu kan diucapkan karena manusia tidak mengenal bagaimana gaya hidup yang sesungguhnya.
Kita dikembalikan ke rancangan semula dengan formula Doa Bapa Kami.

Dalam Doa Bapa Kami terdapat formula kehidupan bahwa hubungan Allah dengan manusia hubungan Bapa πŸ’— dan anak.
Bapa adalah : Bapa yang memiliki takhta.
Dan anak dipanggil menghadirkan kerajaan Bapa dan hidup dalam pemerintahanNya.

Kalau orang memaksa mengatakan Doa Yabes adalah...
Hanya 2 ayat di situ.
Kenapa kita tidak membedah Doa Bapa Kami yang begitu panjang dengan latar belakang
Kehidupan Yesus πŸ’—, kehidupan rasul - rasul yang benar - benar sinergi untuk menunjukkan formula hidup yang dikenakan oleh orang percaya.

Kenapa 2 ayat dieraborasi dibuat berbunga - bunga, lalu diada - adakan, dipaksakan.
Akhirnya Injil yang adalah : epicentrum kebenaran tidak disampaikan secara proporsional.

Perjanjian Lama jelas fokusnya kehidupan kebutuhan jasmani.
Perjanjian Baru mengajarkan kehidupan kita πŸ‘₯ yang berporos pada kehidupan Yesus.

Dengan demikian Doa Yabes akhirnya membuat kita menyimpang dari
maksud tujuan keselamatan yang murni, bisa jadi keruh, tidak sampai tujuan ketika orang Kristen πŸ‘₯ disimpangkan ke hal yang tidak prinsip
seperti isi Doa Yabes itu.

Kita harus kembali ke Doa Bapa Kami.
Karena Tuhan Yesus πŸ’— mengajarkan Doa Bapa Kami.
Kalau seandainya Doa Yabes itu penting, Tuhan Yesus berkata ", Mari kita kembali ke Doa Yabes !"
Tuhan Yesus πŸ’—memandang bahwa Dia punya doa untuk umat Perjanjian Baru Doa Bapa Kami bukan Doa Yabes.

Amin.... 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar