Seorang yang hidup beriman dalam Tuhan Yesus π ditandai dengan hidup dalam bimbingan atau tuntunan-Nya.
Tuhan Yesus sebagai Gembala yang baik menuntun orang percaya dalam segala hal, supaya orang percaya menikmati damai sejahtera dan berkat-berkat-Nya.
Kalau seseorang merasa dirinya adalah domba Tuhan, seharusnya ia sungguh-sungguh memerhatikan suara Gembala.
Jadi, kalau ada orang Kristen π₯ yang tidak sungguh-sungguh memerhatikan suara Gembalanya, berarti ia tidak bersedia menjadi domba yang baik.
Domba yang tidak baik pasti domba yang memilih jalannya sendiri. Dan orang yang memilih jalannya sendiri pasti sesat.
Gembala yang baik pasti memberi tuntunan atau bimbingan kepada domba-Nya atas rencana-rencana-Nya yang sempurna. Iblislah yang mengacaukan pikiran orang Kristen π₯agar orang percaya tidak mengerti apa yang direncanakan Tuhan sebagai Gembala yang baik.
Iblislah yang terus menerus membujuk orang percaya untuk tidak melibatkan Tuhan π dalam seluruh gerak hidup ini. Dalam hal ini Iblis mau menjadi gembala bagi mereka yang mau menuruti tuntunan dan bimbingannya.
Tentu Iblis menjadi gembala yang jahat. Gembala yang jahat adalah “orang asing” yang dimaksud oleh Tuhan Yesus π dalam Yohanes 10:5 “Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Jadi, kalau ada orang Kristen yang lebih suka mendengar suara orang asing, berarti ia bukan domba Tuhan yang benar.
Manusia modern dengan segala kecerdasan dan pengalamannya, sering lupa untuk duduk diam di kaki Tuhan, untuk mendengar suara-Nya dan memahami apa yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan.
Ditambah lagi dalam dunia yang semakin fasik dan nihilistis, di mana Tuhan dianggap tidak ada atau tidak perlu ada, maka banyak orang Kristen π₯ terpengaruhi oleh filsafat hidup tersebut, sehingga mereka tidak sungguh-sungguh mau mencari wajah Tuhan untuk menemukan kehendak dan rencana-Nya. Banyak manusia modern termasuk di dalamnya orang Kristen menganggap bahwa Tuhan seperti sudah tidak ada atau sudah mati.
Banyak pertimbangan-pertimbangan yang muncul dalam benak orang Kristen yang bukan berasal dari Allah π
Hal ini terjadi karena pengaruh dunia fasik yang memengaruhi di sekitarnya.
Kalau sudah demikian berarti orang Kristen tersebut dalam kepemilikan Iblis, bukan melaksanakan rencana Allah tetapi rencana sendiri yang dimotori oleh kuasa dari neraka.
Kehidupan seperti ini mengakibatkan resiko atau konsekuensi yang sangat berat. Oleh sebab itu anak-anak Tuhan yang menyusun rencana dan mencanangkan program harus dalam pimpinan Tuhan. Jika tidak, maka kuasa kegelapan yang menungganginya.
Terdapat kebiasaan orang-orang Kristen π₯, mereka datang kepada Tuhan hanya untuk supaya Tuhan memberkati rencana mereka, mereka datang kepada Tuhan bukan untuk meminta pertimbangan-Nya.
Ini sama dengan datang kepada Tuhan π hanya karena mau meminta legitimasi (pengesahan) tanpa terlebih dahulu mohon konfirmasi (persetujuan).
Ini adalah sikap mengatur Tuhan. Inilah tindakan orang yang tidak beriman dengan benar.
Kita harus melangkah dengan membawa setiap persoalan kepada Tuhan π dan menanti dengan tekun dan sabar, menanti petunjuk dan pimpinan-Nya.
Allah akan sangat menghargai kesediaan kita untuk memohon pimpinan-Nya.
Allah π pasti bertindak menuntun langkah kita dan menunjukkan kepada kita apa yang membahayakan hidup kita sekarang.
Latihan demi latihan untuk menangkap dan menemukan tuntunan-Nya, membuat kita semakin peka terhadap kehendak-Nya, sehingga kita dalam segala hal dapat berjalan menurut tuntunan-Nya. Sampai taraf ini kita sungguh sudah menjadi tawanan Roh.
Sungguh satu hal yang luar biasa dan patut disyukuri kalau kita menjadi tawanan Roh, sebab inilah kehidupan yang dikehendaki Tuhan π. Untuk itu mulai sekarang kita harus mulai mempercakapkan apa yang terjadi dalam hidup kita, rencana-rencana, kerinduan, keinginan dan segala hal dalam hidup ini dengan Tuhan.
Inilah yang disebut sebagai hidup di hadirat Tuhan.
Kita harus belajar memperlakukan Allah sebagai Allah yang riil, dan memang demikian seharusnya.
Ia adalah Allah yang lebih nyata dari apa yang dapat kita lihat dan sentuh. Ia tidak berubah. Sebagaimana tokoh-tokoh iman dalam Alkitab πbegitu karib dengan Allah dan menerima pimpinan-Nya secara konkret, maka kita pun dapat menerima pimpinan-Nya secara nyata.
Kebiasaan ini akan membuat kita tidak akan melangkah tanpa doa, tanpa mohon pimpinan Tuhan.
Kehidupan kita jadi terbiasa bergaul dengan Allah. Kehidupan seperti ini indahnya tiada tara.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar