Selasa, 24 April 2018

SBT ( Sunday Bible Teaching ) 22 April 2018 Pdt.Dr. Erastus Sabdono

Mungkin ada proses kebingungan para rohaniawan, pendeta, Theolog - theolog Kristen.
Tetapi hal itu tidak pernah terekpos.
Sebab mungkin tidak banyak orang πŸ‘₯mengalami, tidak pernah disaksikan, atau diungkapkan kepada orang lain.

Hubungan Kekristenan dan Israel.
Tidak diucapkan, tetapi jujurnya ada sebuah pengalaman blunder kebingungan atau kekacauan.
Ketika hendak mengenakan Kekristenan sebagai agama.

Sebenarnya Kekristenan tidak bisa dikemas seperti agama - agama pada umumnya.
Tetapi terpaksa dikemas,
- Karena dianggap tidak ada pilihan lain juga tidak mengenal kebenaran secara murni.
- Tidak berani membayar harga Kekristenan tersebut.

Blundernya adalah
Ketika kekristenan hendak jadi agama.
Bagaimana mengenakan Kekristenan sebagai agama ?
Sebab agama memiliki ciri, memiliki atribut :
1. Ceremonial - ritual
Dan Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan ritual dan ceremonial.

- Di dalam agama selalu ada hukum.
- Tatanan moral yang biasa juga dikenal sebagai syariat.
Kekristenan tidak memiliki hukum dan syariat.

- Agama pada umumnya memiliki strata ada imam, ada awam seperti Bangsa Israel.

Tetapi Orang Kristen atau orang percaya πŸ‘₯ semua imamat - imamat yang rajani.
Jadi ruwet, jadi kacau, serba salah.

Karena tidak mengenal kebenaran.
Tiada ada jalan keluar.
Tidak berani membayar kekristenan yang sejati.
Dipaksakan jadi agama saja, tidak ada pilihan.
Sebenarnya mereka bingung, bagaimana bisa menempatkan Kekristenan ?

2. Tidak menemukan kebenaran atau sebenarnya menemukan kebenaran, tetapi tidak berani membayar harganya.

Harganya itu seperti Yesus.
Tidak seperti Yesus,  bukan Kristen.
Kalau sampai boleh menjadi Kristen
menyandang gelar kristen dengan standar anak dunia itu salah....

Kita pasang bandol harga yang bukan milik kita.
Tuhan πŸ’— yang punya barang.
"Kamu mau punya barang ini, ikuti caraku, bukan kamu yang pasang harga sendiri."
Kalau sampai pendeta pasang harga itu kurang ajar benar, menyesatkan.

Kekristenan bukan agama, tetapi jalan hidup.
Blundernya ketika mereka memaksakan Kekristenan jadi agama.
Sedangkan agama ciri - cirinya :
- Ceremonial atau ritual
atau upacara agama
- Hukum tatanan atau moral atau syariat
- Dominasi tokoh

Agama masih
membuka peluang menikmati dunia 🌏
Tetapi Kekristenan tidak membuka peluang.
Pilih Surga, Surga saja atau tidak sama sekali.
Kumpulkan harta di Surga bukan di bumi.

Tetapi hari ini kebanyakan orang Surga itu harapan bukan tujuan.
Dan dianggapnya benar, itu salah....
Surga itu harus merampas seluruh hidup kita πŸ‘₯
Surga satu - satunya tujuan hidup kita.

Jadi struktur Kekristenan rusak di gereja - gereja πŸ’’ yang tidak mengenal kebenaran itu.
Fokusnya berkat - berkat jasmani.
Lalu pendeta menjadi mediator antara Allah dan manusia, dan pendeta berkata
- Saya lepaskan berkat.
- Saya doakan kamu.

Jemaat tidak memiliki
kemandirian untuk
mencari Tuhan πŸ’—
Jadi dipendent Ke pendeta bukan indipendent.
Dan itu merusak.
Itu pendidikan yang salah.
Saking begitu lama, rusak dan akut.
Kalau gereja dan pendeta yang baik mendengar begini, sadarlah...

Kalau Theolog - theolog, tidak semua, bahkan tokoh - tokoh yang menggumuli
menghadapi masalah ini bingung dia.
Apakah harus pakai musik, apakah harus menari - nari ?
Tidak harus menari.
Lalu seakan - akan menari itu menyenangkan Tuhan.

Kalau Daud menari, harus lihat konteknya Daud.
Karena Daud memindahkan tabut, itu sekali - kalinya.
Kalau Kita πŸ‘₯ tidak memindahkan tabut.

Karena Tuhan tidak memberikan kita ritual.
Jangan sampai kita dibelenggu dengan ritual sampai kemudian tanpa disadari seakan - akan hal ini menggantikan sikap hidup kita.

Allah πŸ’— yang benar dan Allah yang besar tidak cukup diberi porsi 1 jam, 2 jam, 3 jam.
Tetapi tidak ada waktu di mana kita tidak berbakti. Bahkan tidak ada waktu di mana kita tidak  menyembah.

Menyembah itu Prokuneo, artinya : memberi nilai tinggi.
Sikap memberi nilai tinggi itu terekspresi dalam ucapan, sikap, dan tindakan, apapun yang kita lakukan.
Itu baru pantas untuk Allah πŸ’— yang benar dan Allah yang besar.
Tidak cukup dengan nyanyi Haleluyah, kita sedang menyembah.

Allah yang besar dan Allah yang benar itu patut menerima penyembahan kita setiap saat.
Karena menyembah itu sikap hati konsisten sepanjang waktu ⌚
Tidak cukup diwakili dengan nyanyian, orkestra sebagus apapun.

Di dunia 🌏 banyak keindahan, tetapi kita bisa berkata, "Kau Tuhan yang terindah dalam hidupku"
Itu sikap menyembah.

Pada intinya kita dirubah Firman bukan puji - pujian.
Allah πŸ’— yang besar dan Allah yang benar hanya pantas dan layak dihormati segenap hati jiwa kita.

Musik gereja boleh bagus, memang untuk Tuhan yang terbaik, tapi jangan menggantikan sikap kita setiap saat.
Kekristenan itu bukan musik 🎷 bagus, orkestra, klasik, tetapi sikap hatimu setiap hari.

Kalau acara yang tidak memberkati, kita tidak bertumbuh dalam Tuhan, itu tidak perlu.
Sebab yang terpenting dalam gereja πŸ’’ itu kebenaran firman disampaikan.

Nyanyian kita bukan di gereja πŸ’’
Nyanyian hidup kita dalam segala hal.
Kristen itu ibadahnya
- Di rumah
- Di kantor
- Di pabrik
- Di jalan
- Di kampus
- Di sekolah
- Di pergaulan
Bukan ceremonial ini, karena ini banyak menipu.

Gereja πŸ’’ harus menjadi miniatur hidup kita.
Setiap harinya :
- Jangan gara - gara uang kecil kamu berantem
- Karena keinginan daging kamu berdosa.
Tuhan tidak menjadi indah dalam hidupmu, bohong itu namanya.

Nyanyian kita di gereja harus sesuai dengan prilaku kita setiap hari.
Kehidupan kita setiap hari menjembatani pengakuan kita atau Kredo kita di gereja ini harus pas.

Di gereja πŸ’’ kita nyanyi begitu sendu, tetapi kita hanya menciptakan
frekwensi fantasi / palsu dalam hidup ini.

Kalau hidup kita dari hari ke hari sungguh menghormati Tuhan.
Meletakkan Dia nilai tertinggi dalam hidup kita, waktu menyanyi di gereja
Frekwensinya itu sama benar dan tidak palsu.
Itu ada keindahan, mantap, hati kita sukacita
Karena kita πŸ‘₯ mengekspresikan perasaan apa yang kita lakukan tiap hari.
Itu ada kebahagiaan.

Kalau tiap hari kita πŸ‘₯ belajar :
- Hidup dalam kesucian
- Tidak takut mati
- Merindukan Tuhan
Waktu kita mengekspresikan dalam bentuk kredo ada sukacita. Yang mengalir, ada kebahagiaan, ada kemantapan yang tidak bisa kita gambarkan.

Ada satu kesatuan mulut kita dengan warna hidup kita.
Kalau tidak, kita πŸ‘₯ hanya berfantasi.
Dan herannya banyak orang betah berfantasi dalam kepura - puraan seperti itu.

Kalau hari - hari kita betul - betul merindukan Tuhan πŸ’—, dan melatih diri meninggalkan percintaan dunia, kalau pada waktu kita menyanyi jadi nyambung.
Nyanyian harus sinkron dengan hidup kita setiap hari.

Agama suku pada umumnya mereka menari sesuai dengan selera  dewanya.
Atau dewanya suka ayam hitam, mereka harus memenuhinya.

Tuhan πŸ’— kita tidak begitu, dan Tuhan tidak butuh apa - apa.
Tuhan hanya ingin kita seperti Dia berkodrat Ilahi.
Kita harus berubah dari kodrat dunia menjadi kodrat ilahi.

Dunia 🌏 mengajarkan
- Cara berpikir dunia hasilnya kodrat manusia.
Memang tidak disebut kodrat setan.
Tapi ingat, apa yang dipikirkan manusia bukan dipikirkan oleh Allah.

Gereja πŸ’’ mewakili Tuhan :
- Cara berpikir Tuhan Yesus, memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
- Menghasilkan Kodrat ilahi.
Ini harus perjuangan.

Semakin berkodrat Ilahi semakin berkenan.
Mau nyanyi apa saja, syairnya bagaimanapun, tentu semua harus sesuai Alkitab πŸ“š, Tuhan berkenan.

Tapi kalau kita tidak berkodrat ilahi, hidup kita belum sesuai kehendak Allah πŸ’—, mau suara bagus, pakai orkestra, mau sebagus apapun, dengan gedung akustik apapun tidak ada nilainya.
Kristen itu begitu....

Kalau kita tidak berubah, dituai dunia, kita tidak akan  dituai Tuhan πŸ’— selamanya.
Jangan keras kepala
Jangan sombong
Kalau Tuhan tegur kita hari ini untuk berubah, jangan keraskan hati.

Yang terpenting ceremonial tidak menggantikan kebenaran prinsip dalam hidup.
Kristen itu tidak ada lawan.
Tidak bisa dipadankan.
Satu - satunya jalan keselamatan.
Kalau jadi Kristen kamu   harus sempurna seperti Yesus πŸ’—

Kita juga setuju agama mengajarkan kebaikan.
Agama juga tidak bermaksud membawa orang ke nereka.
Tetapi yang paling benar itu Alkitab πŸ“š
Orang dihakimi menurut perbuatan.

Yohanes 4 : 24
Ini konteksnya Yesus πŸ’— jadi manusia.
Allah itu Theos Bapa di Surga.
Allah satu - satunya yang benar.
Dan Yesus Kristus yang Dia utus.

Allah Bapa πŸ’— tidak pernah jadi Tuhan.
Dia bukan Tuhan.
Tuhan itu Yesus.
Allah yang punya semua kemuliaan dan kerajaan.
Kalau disebut Tuhan boleh, Tuhan besar.
Yang dipercaya memerintah jagat raya ini Tuhan kita Yesus Kristus bersama kita hulubalang - hulubalangnya.
Jadi Tuhan Yesus berkata : "Menyembah Allah dalam roh dan kebenaran."

Di Surga Bapa πŸ’— tidak kelihatan.
Yang kelihatan Tuhan Yesus, takhtaNya ada.
Kita bertemu muka dengan muka bersama Tuhan Yesus, Bapa tidak kelihatan.

Tapi semua pemduduk Surga menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.
Punya penghormatan dan taat kepada Bapa πŸ’—
Kasih saling mengasihi.
Itu suasana yang luar biasa.
Itu sikap penyembahan, itu dimulai sejak di bumi.

Jadi bukan hanya nyanyi, tetapi setiap sikap kita  dari detik ke detik penyembahan kepada Tuhan.
Jadi menyembah dalam roh dan kebenaran kepada Allah πŸ’— itu patren pola
di keabadian, bukan pola di bumi.

Kita tidak bisa masuk Surga tanpa sikap ini.
Di surga bukan hanya nyanyi, tetapi kita πŸ‘₯ kerja.
Di Surga semua akan terulang kembali, ada musik, seni, semua keindahan persis di bumi.
Manusia hakekatnya kerja.

Semua keinginan kita ditunda nanti di langit baru bumi 🌏 baru.
Di sini semua keinginan kita simpan untuk nanti di LB3.
Kita harus sungguh - sungguh memiliki sikap menyembah dalam roh dan kebenaran yang benar, sikap penghormatan kepada Tuhan πŸ’— harus benar.
Jadi bukan sekedar nyanyi di gereja untuk memuji Tuhan.

Amin... 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar