Senin, 21 Oktober 2019

Renungan Harian 9 Oktober 2019 BASIS POLA BERPIKIR

     Orang percaya yang mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah, sebenarnya sedang mengembangkan logika rohaninya. Logika di sini maksudnya pola dan landasan berpikirnya. Rohani maksudnya sesuatu yang memiliki nilai lebih dari kefanaan dunia ini. Jadi logika rohani artinya pola pikir yang berbasis atau berlandaskan pada dunia yang akan datang, yang bersifat kekal. Logika rohani ini dikemukakan Paulus dalam suratnya yang tertulis, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2Kor. 4:18). Untuk ini, orang percaya harus rela meninggalkan pola pikir yang salah; pola pikir yang berbasis pada dunia hari ini. Orang-orang yang logika berpikirnya berbasis pada dunia hari ini adalah orang-orang yang mendatangkan atau menghadirkan kerajaan dunia ini. Hidup mereka terbelenggu dengan berbagai keindahan dunia dan segala hiburannya. Pada dasarnya, mereka adalah orang-orang yang dikendalikan dan diatur oleh kuasa dunia.

     Orang percaya harus memikirkan hal-hal kekekalan dengan serius dan memahaminya dengan lengkap, agar memiliki basis berpikir yang mengarah pada Kerajaan Allah, sehingga dengan demikian dapat mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidupnya hari ini. Sebagai orang-orang pilihan Tuhan, hendaknya orang percaya melangkah dengan langkah pasti untuk menyinkronkan status dan keberadaan sebagai anggota keluarga Kerajaan Allah dengan perilaku setiap hari. Kalau seseorang sudah dibelenggu oleh keindahan dunia dan segala hiburannya sehingga dikendalikan oleh kuasa dunia, berarti ia menutup pintu hati terhadap pemerintahan Allah. Tentu saja orang tersebut tidak dapat mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah. Dengan demikian, orang tersebut membawa diri terpisah dari Allah atau menjauhi Dia dan menuju kebinasaan. Dalam hal ini, dapat dimengerti bahwa keselamatan atau kebinasaan seseorang sangat tergantung dari keputusan individu, bukan ditentukan oleh Allah.

     Dalam hal tersebut di atas, sejatinya hidup baru pada dasarnya adalah perubahan pola berpikir. Perubahan ini merupakan proses yang bertahap. Sarana untuk mengalami perubahan pola berpikir ini adalah kebenaran firman Tuhan yang murni. Kalau firman Tuhan diberitakan secara tidak benar, maka hal itu tidak membuat seseorang mengalami pembaruan pikiran sampai pada memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Pembaruan oleh firman harus ke arah Tuhan Yesus, artinya semakin bisa bertindak dalam pola pikir seperti Yesus. Pola berpikir yang diubah secara berkesinambungan membuat seseorang menjadi “orang yang tidak sama dengan dunia ini.” Sampai pada akhirnya orang percaya tersebut bisa menyatakan, “Hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.” Orang yang sampai pada pengakuan ini barulah dapat hidup dalam pemerintahan Allah atau mendatangkan Kerajaan Allah. Ini adalah pengalaman hidup seorang yang benar-benar telah memiliki kelahiran baru secara benar. Banyak orang Kristen merasa sudah mengalami kelahiran baru, padahal tidak hidup dalam pemerintahan Allah; hidupnya masih dikendalikan oleh dirinya sendiri. Itu berarti ia belum mengalami kelahiran baru. Itu juga berarti belum menjadi anak-anak Allah yang sah. Suatu hari nanti, Tuhan Yesus akan berkata kepada orang-orang seperti ini, “Aku tidak mengenal kamu.”

     Seseorang tidak bisa dikatakan sudah lahir baru sebelum menjadi manusia Allah yang semakin seperti Yesus. Hasil dari kelahiran baru ini menciptakan manusia lain yang tidak serupa dengan dunia ini. Menjadi ciptaan baru atau hidup baru memiliki ukuran yang sangat tinggi. Bukan hanya melakukan suatu kegiatan rohani, dari seorang non-Kristen menjadi Kristen atau dari seorang tidak bergereja menjadi anggota gereja; dari seorang yang tidak aktif dalam kegiatan gereja, mulai aktif dalam kegiatan gereja. Kegiatan rohani hanya memberi ciri orang beragama, sedangkan hidup baru dalam Tuhan sesuatu yang sangat berbeda. Orang yang benar-benar hidup baru dalam Tuhan akan menunjukkan kualitasnya ketika ia menghadapi berbagai pengaruh dunia. Ia akan bersikap seperti Yesus.

      Orang yang lahir baru dan hidup dalam pemerintahan Allah berarti mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidupnya, sehingga tidak akan mudah terpengaruhi oleh suasana dunia ini. Inilah keistimewaan orang percaya yang mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah, yaitu mereka dilahirkan dari atas. Hal ini tidak bisa terjadi atau berlangsung dengan mudah dan secara otomatis, tetapi melalui perjuangan dan terjadi atau berlangsung secara bertahap. Dalam hal ini, panggilan untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar sama maknanya dengan usaha mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah atau hidup dalam pemerintahan Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar