Senin, 28 Oktober 2019

Renungan Harian 22 Oktober 2019 MEMIKIRKAN HAL-HAL KEKEKALAN

     Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang percaya bukan berasal dari dunia ini seperti Dia juga bukan berasal dari dunia ini (Yoh. 17:15-16), juga menunjuk bahwa orang percaya bukan bagian dari dunia ini. Dunia ini akan dihancurkan sesuai dengan apa yang dikatakan Petrus dalam suratnya bahwa langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya (2Ptr. 3:1-13). Orang percaya akan diungsikan Tuhan, dibawa ke tempat di mana tidak ada kejahatan. Firman Tuhan menyatakan bahwa orang percaya yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa (1Tes. 4:17). Demikianlah orang percaya akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Dalam hal ini, orang percaya mengalami Kerajaan Allah secara fisik.

     Orang percaya adalah orang-orang yang akan dibawa keluar dari dunia ini ke kota yang memiliki dasar yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri. Itulah kota yang dirindukan oleh Abraham (Ibr. 11:10). Kerinduannya terhadap kota itu mendorong Abraham meninggalkan Ur-Kasdim dan tidak pernah berniat kembali ke negerinya, walaupun ia akhirnya juga mati dan tidak menemukan negeri itu. Ia hanya melihat dari jauh dan melambai-lambaikan tangannya. Hal ini menunjukkan kerinduannya yang sangat kuat untuk sampai ke negeri itu (Ibr. 11:13-16). Dengan demikian, orang percaya harus menaruh seluruh pengharapannya hanya pada kemuliaan bersama dengan Kristus di dalam Kerajaan-Nya pada waktu kedatangan-Nya (1Ptr. 13-14). Orang Kristen seperti ini tidak akan terbelenggu oleh percintaan dunia, tetapi hatinya terbelenggu oleh perkara-perkara yang di atas, yaitu kemuliaan bersama dengan Kristus di dalam Kerajaan Allah.

     Rasul Paulus menasihati jemaat dengan isi yang sama dengan kebenaran yang dikemukakan di atas. Dalam Kolose 3:1-4, tertulis bahwa sesungguhnya orang percaya telah “mati” dan hidup orang percaya tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Maksud ayat ini adalah agar fokus orang percaya diarahkan untuk memiliki kekayaan surgawi. Karena Kristus telah mati bagi dunia, tidak mengharapkan kehidupan yang nyaman di bumi seperti anak-anak dunia. Memang dunia juga semakin menuju kehancuran. Tidak ada yang dapat diharapkan di bumi ini. Orang percaya akan lebih menyadari betapa tidak berkualitasnya hidup di bumi ini tatkala menjumpai kenyataan kematian orang yang dicintai, jatuh miskin, diperlakukan tidak adil, difitnah, menghadapi perang, huru-hara, menghadapi berbagai ancaman terhadap keselamatan nyawa sendiri dan keluarga yang dicintai, sakit penyakit, gagalnya karir sendiri atau karir anak-anak, dan lain sebagainya. Kesukaran-kesukaran hidup yang terjadi dalam hidup ini sebenarnya mengarahkan orang percaya untuk mencari Tuhan dan mencari apa yang bernilai abadi. Dunia yang dihuni manusia hari ini bukanlah dunia yang nyaman menjadi hunian.

     Seharusnya tatkala menjumpai betapa tidak berkualitasnya hidup ini, orang percaya mengarahkan pandangan kepada Kerajaan Bapa. Orang percaya yang menyadari tanda-tanda zaman ini dapat berpaling kepada Tuhan dan mencari perkara-perkara yang di atas, sehingga pandangan hidupnya tidak tertuju kepada dunia ini semata-mata. Dengan demikian, dapat berjuang dengan segenap kekuatan mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah atau pemerintahan Allah dalam kehidupan ini. Orang percaya tidak lagi mengutamakan atau menekankan hal-hal yang menyangkut penyelesaian masalah-masalah fana hidup atau pemenuhan kebutuhan jasmani, tetapi pada hal-hal kekekalan. Orang yang berasal dari atas harus memikirkan hal-hal yang di atas; tetapi orang yang berasal dari bawah memikirkan hal-hal yang di bawah.

     Kesalahan bangsa Israel pada zaman Yesus sehingga mereka menolak Yesus sebagai Mesias, dan kesalahan murid-murid Tuhan Yesus adalah mereka hanya mau menyelesaikan masalah-masalah fana di dunia ini demi kebahagiaannya di bumi ini, tetapi tidak memperdulikan hal kekekalan. Mereka mau menjadikan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat duniawi, yaitu untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, kesehatan, keluarga, perkawinan, dan lain sebagainya, tetapi tidak menjadikan Yesus Juruselamat yang membawa manusia kepada Kerajaan Bapa (Mat. 12:32). Orang-orang yang orientasi berpikirnya adalah hal-hal fana dunia—yaitu pemenuhan kebutuhan jasmani—pasti tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, tetapi apa yang dipikirkan oleh manusia (Mat. 16:23). Mereka tidak dapat mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dan tidak hidup dalam pemerintahan-Nya. Sebagai orang yang berasal dari atas, orang percaya harus sudah merasakan atmosfer Kerajaan Allah—yaitu pemerintahan Allah—sebelum mengalami pernyataan Kerajaan Allah secara fisik di akhir zaman.

https://overcast.fm/+IqOC6BBAQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar