Pada dasarnya, mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah sama dengan menemukan hati Bapa. Menemukan hati Bapa sama dengan menjadi anak kesayangan dan anak kesukaan Allah karena melakukan kehendak dan rencana-Nya. Menemukan hati Bapa artinya bisa menikmati Allah Bapa dan dinikmati oleh Dia. Menemukan hati Bapa adalah relasi berkualitas antara Bapa dan anak-anak Allah sebagaimana mestinya yang diinginkan oleh Bapa. Relasi yang diinginkan Bapa bisa terjadi dalam hidup setiap orang percaya, yaitu kalau orang percaya tidak lagi merasa memiliki sesuatu yang dapat membahagiakan hidup kecuali kehadiran Bapa dalam hidupnya. Mestinya tidak ada lagi yang orang percaya perjuangkan untuk dimiliki selain mengerti kehendak Bapa dan melakukan kehendak Bapa. Hal ini satu-satunya yang bisa menyenangkan hati Bapa.
Bapa menghendaki agar orang percaya sebagai anak-anak-Nya menemukan hati Bapa, karena memang orang percaya adalah anak-anak-Nya. Sesungguhnya, ini adalah hal yang lebih luar biasa dari segala hal. Sesungguhnya, Bapa yang sering disebut-sebut dalam doa dan nyanyian-nyanyian adalah Pribadi yang hidup dan mestinya sangat nyata, sehingga orang percaya dapat merasakan dan mengalami-Nya secara berlimpah. Banyak orang Kristen menyebut nama Bapa hanya sebuah fantasi dalam pikiran mereka. Bahkan mereka bisa berbicara banyak mengenai Bapa dan mendiskusikan-Nya, tetapi Bapa hanya menjadi wacana di nalar mereka semata-mata. Sejatinya, mereka tidak mengalami dan tidak bersentuhan dengan Bapa sama sekali. Pengetahuan teologi mengenai Bapa sekadar wacana yang tidak pernah dialami dalam kehidupan konkret; hanya tersimpan secara literal. Orang percaya yang berusaha mengalami realita Bapa—sama dengan berusaha mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah—dapat menemukan hati Bapa.
Banyak orang Kristen merasa sudah memiliki hubungan yang berkualitas baik dengan Bapa, padahal hubungan mereka belum berkualitas sama sekali atau belum proporsional atau belum dewasa. Hubungan mereka dengan Bapa hanya sama seperti hubungan anak balita dengan ibunya. Mestinya, orang percaya bertumbuh sampai mengerti kehendak Bapa, sehingga yang dipersoalkan dalam berurusan dengan Bapa bukan lagi kebutuhan-kebutuhan dan berbagai masalah pribadi, tetapi bagaimana menemukan kehendak Bapa untuk dilakukan dan kehadiran Roh-Nya untuk dinikmati sejak hidup di bumi sampai menutup mata nanti. Orang yang menemukan hati Bapa, tidak lagi merasa bahwa dunia ini rumahnya. Orang percaya seperti ini memiliki kerinduan yang sangat kuat pulang ke rumah Bapa. Selain merindukan kehadiran Bapa di rumah-Nya, juga bisa bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus.
Ketika hati seseorang tertarik kepada sesuatu yang membuatnya tidak memedulikan perasaan Bapa, sesungguhnya dirinya memiliki bapa yang lain. Mereka mengikatkan hatinya kepada banyak hal yang dijadikan berhala, tetapi mereka merasa hal itu sebagai kewajaran, karena semua orang juga melakukan hal tersebut. Mereka merasa berhak memiliki kesukaan tanpa mempersoalkan apakah Bapa menyukai hal tersebut atau tidak. Dengan cara hidup seperti itu, mereka tidak membangun sikap hati atau kecerdasan untuk menemukan hati Bapa. Orang tersebut menyakiti hati Bapa, seperti yang telah dilakukan banyak orang Kristen yang tidak setia. Kalau orang tersebut tidak bertobat, maka suatu saat Tuhan akan menghukum dan mencampakkan mereka ke dalam kegelapan, terpisah dari hadirat Bapa selamanya. Kalau malaikat-malaikat yang memberontak kepada Allah saja tidak disayangkan, mereka dicampakkan dari hadapan Tuhan, maka orang-orang yang tidak setia juga akan diperlakukan sama. Orang-orang Kristen seperti itu tidak mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dan tidak hidup dalam pemerintahan-Nya.
Banyak orang Kristen tidak menyadari betapa istimewa menjadi anak-anak Allah yang berpotensi menemukan hati Bapa. Allah Bapa memberikan Roh-Nya agar orang percaya belajar bagaimana menemukan hati Bapa; menjadi bagian dari anggota keluarga Kerajaan Allah. Orang percaya harus menghargai anugerah yang diberikan ini. Kalau orang percaya mengerti betapa mulia penunjukkan diri mereka sebagai umat pilihan, maka keindahan dunia ini menjadi tidak ada artinya sama sekali. Mereka akan bersedia meninggalkan dunia dengan segala kesenangannya. Orang yang menemukan hati Bapa, melakukan segala sesuatu hanya untuk kemuliaan Bapa.
Kalau orang percaya melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, dimana semua yang dilakukan untuk kepentingan Kerajaan Bapa, maka orang percaya akan menerima kemuliaan bersama Tuhan Yesus. Ini adalah janji yang Bapa berikan kepada Yesus, Putra Tunggal-Nya, juga kepada orang percaya yang menderita bersama-sama dengan Yesus. Hati Bapa puas kalau suatu hari Bapa melantik Putra Tunggal-Nya di dalam Kerajaan Kekal dengan memahkotai-Nya sebagai Raja kekekalan, dan orang percaya bersama-sama dengan Putra-Nya dalam kemuliaan yang sudah Bapa sediakan. Jika hati orang percaya fokus pada rencana Bapa tersebut, maka secara tidak langsung ia mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dan menemukan hati Bapa.
https://overcast.fm/+IqOC4nD7c
Tidak ada komentar:
Posting Komentar