Terkait dengan masalah bahwa Allah menentukan sebagian orang diselamatkan dan yang lain tidak, perlu kita memperhatikan prinsip Paulus dalam pelayanan yang tidak sama dengan rasul-rasul lain pada umumnya. Ia tidak menerima tunjangan persembahan uang seperti yang diterima rasul-rasul lain. Pola pelayanan Paulus bisa terkesan melecehkan pola pelayanan rasul-rasul lain yang hidupnya ditopang oleh persembahan jemaat. Dalam hal ini Rasul Paulus memiliki integritas yang tinggi. Ia tidak khawatir dan tidak takut ditolak oleh rasul-rasul lain dengan keberadaan yang secara tidak langsung bisa menggugat keberadaan mereka. Dalam kasus lain, Paulus sendiri walaupun junior dibanding Petrus, tetapi ketika Petrus salah, Paulus berani menegur Petrus dengan tegas (Gal. 2:14). Jadi sangatlah tidak mungkin kalau Paulus berjuang melatih dan menguasai dirinya hanya karena takut ditolak oleh manusia. Kalau Paulus melatih tubuhnya agar tidak ditolak, tentu maksudnya agar dirinya tidak ditolak oleh Allah.
Melatih tubuh dan menguasai seluruhnya berarti Paulus berjuang untuk dapat menguasai diri dari belenggu keinginan-keinginan dagingnya yang bertentangan dengan kehendak Allah (1Kor. 9:27). Kata “melatih” dalam teks aslinya adalah hupopiazo (ὑπωπιάζω) yang bisa berarti menyerang, memperlakukan dengan kasar, siksaan, dan menganiaya (to strike, treat roughly, torment, maltreat). Inilah sebenarnya yang dimaksud Alkitab sebagai mematikan segala keinginan daging dan kenajisan (Kol. 3:5; 1Ptr. 2:11). Pada banyak bagian dalam Alkitab orang percaya diharuskan hidup dalam tuntunan Roh, bukan keinginan daging, sebab keinginan daging membawa maut (Rm. 8:6-7; Gal. 5:16, 24-25). Adapun kata “menguasai seluruhnya” dari teks aslinya adalah doulagogeo (δουλαγωγέω), yang artinya memperbudak, menguasai, menundukkan, dan mengendalikan (enslave). Orang percaya harus dapat mengendalikan seluruh hidupnya atau tubuhnya yang kelihatan supaya tidak melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan maut, sebab kalau seseorang masih hidup dalam keinginan daging, maka ia akan memperoleh maut (Rm. 8:6).
Dua kata tersebut, baik “melatih” (hupopiazo) dan “menguasai” (doulagogeo), memiliki bentuk tenses present active indicative, yang menunjuk suatu perbuatan atau tindakan yang intensif terus menerus. Perjuangan Paulus adalah perjuangan yang berkesinambungan. Inilah yang dimaksud oleh Yohanes bahwa sebagai orang percaya, kita harus menjauhkan diri dari keinginan daging (1Yoh. 2:16). Berkenaan dengan hal ini, secara ekstrem Tuhan Yesus menasihati orang percaya: “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (Mat. 5:29; 18:9).
Untuk memenangkan jiwa, Paulus harus membawa diri sedemikian rupa, tentu bukan berarti harus kompromi terhadap dosa atau perilaku yang bertentangan dengan Injil. Ia membawa diri sedemikian rupa supaya diterima oleh setiap golongan, demi Injil bisa mendarat dalam kehidupan mereka (mereka dapat dimenangkan bagi Kristus). Dalam kesaksiannya Paulus mengatakan: “Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat Paulus menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat Paulus menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, bagi orang-orang yang lemah Paulus menjadi seperti orang yang lemah. Bagi semua orang Paulus telah menjadi segala-galanya, supaya ia sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.”
Frasa “menjadi seperti” bukan berarti Paulus terbawa dengan pola hidup yang bertentangan dengan Injil. Paulus mengatakan bahwa ia tetap hidup dalam kasih dan di luar Taurat. Paulus tetap dalam integritasnya. Kalau Paulus menjadi seperti orang lemah, bukan berarti ia menjadi lemah. Kata “lemah” dalam teks aslinya adalah asthenes (ἀσθενής), yang selain berarti lemah juga berarti rentan terhadap pengaruh (feeble, infirm, easily influenced or indecisive). Kalau Paulus menjadi seperti orang lemah bukan berarti ia menjadi orang yang rentan atau gampang terpengaruhi oleh cara hidup orang kafir. Paulus tetap dalam pendiriannya sebagai orang percaya, yang hidup dalam kebenaran dan kesucian Tuhan. Paulus tetap memiliki integritas sebagai pelayan Tuhan yang hidup kudus dan benar.
Semua penjelasan di atas ini menunjukkan bahwa perjuangan Paulus adalah perjuangan yang berkesinambungan, sampai ia menutup mata. Hal ini sesuai dengan yang dikatakannya sendiri agar orang percaya mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar. Dengan demikian dapat dipertegas lagi bahwa keselamatan harus diperjuangkan oleh setiap orang percaya setelah mengenal anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus. Hal ini juga menunjukkan bahwa Alllah tidak menetapkan secara sepihak serta menentukan adanya sebagian orang yang pasti selamat masuk surga. Keselamatan harus dikerjakan setiap individu dengan sungguh-sungguh artinya setiap individu harus mau diubah menjadi manusia sesuai dengan rancangan Allah semula. Itulah keselamatan. Mereka yang menolak digarap untuk diubah berarti menolak keselamatan.
https://overcast.fm/+IqOCC3CEU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar