Membahas mengenai penghakiman atau pengadilan tidak dapat dipisahkan dari hal mengenai dosa, sebab penghakiman dan pengadilan berorientasi pada masalah kesalahan atau dosa manusia.Kita harus memahami masalah dosa dalam perspektif yang benar. Walaupun tidak mudah untuk menyusun secara redaksional kalimat yang menunjuk pengertian istilah “dosa” dalam perspektif ini, tetapi dari hasil eksplorasi terhadap Alkitab dapat ditemukan pengertian dosa; bahwa dosa adalah tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Tetapi deskripsi ini belum jelas benar pula, sebab pengertian “bertentangan dengankehendak Allah” masih bisa dipahami bermacam-macam. Bertentangan dengan kehendak Allah dalam hal apa? Hukum-hukum-Nya? Rencana-Nya? Atau bertentangan dengan kehendak pikiran dan perasaan-Nya yang tidak bisa diwakili dengan huruf-huruf yang tertulis?
Sulitnya memahami apa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, juga dikarenakan tuntutan kehendak Tuhan atas seseorang atau atas suatu komunitas berbeda dengan tuntutan Tuhan atas yang lain, sebab siapa yang banyak diberi dituntut banyak pula, tetapi yang sedikit diberi sedikit dituntut pula (Luk. 12:48). Tuntutan Tuhan atas setiap orang berbeda-beda sesuai dengan porsi yang ada pada orang atau komunitas tersebut. Kalimat di atas, bahwa dosa adalah “tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah” mempunyai pengertian yang luas yang harus dijelaskan secara terperinci dan cukup rumit. Untuk ini kita akan membahas dosa dalam berbagai area.
Dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dapat ditemukan banyak kata yang menunjuk kepada istilah dosa dan yang dalam Bahasa Indonesia lebih sering diterjemahkan “dosa”. Dengan meninjau teks asli kata “dosa” dari Alkitab, dapatlah kita temukan nafas pengertian dosa itu sendiri atau membantu kita memahami apa yang dimaksud Alkitab dengan dosa. Ada 8 kata dalam teks Ibrani di Perjanjian Lama yang menunjuk istilah dosa,antara lain:khata, ra, pasha, awon, shagag, asham, rashadantaah. Adapun dalam Perjanjian Baru kita dapat temukan 12 kata yang menunjuk istilah “dosa”antara lain:kakos,poneros, asebes, enokhos, hamartia, adikia, anomos, nomosparabasis, agnoein, planao, paraptoma danhipokrisis.
Memahami pengertian dosa menjadi sulit ketika ditemukan banyak kata yang menunjuk pengertian dosa tersebut. Tetapi pada intinya, dosa adalah sikap dan perilaku yang bertentangan dengan kehendak Allah. Sikap menunjuk kepada keadaan hati atau batiniah seseorang, sedangkan perilaku menunjuk kepada perbuatan yang nampak atau telah terekspresi secara konkret yang memiliki dampak terhadap orang lain. Kalau masih dalam sikap hati atau batin, masih belum berdampak secara langsung kepada orang lain, tetapi kalau sudah menjadi perilaku pasti berdampak. Perilaku di sini bisa positif tetapi juga bisa negatif.
Dalam pengadilan Tuhan nanti, sikap batiniah inilah yang akan dihakimi oleh Tuhan. Itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan menguji batin (Mzm. 7:9,51:6; Ams. 17:3; Yer. 6:27, 11:20, 17:10, 20:12; Why. 2:23). Hal ini juga disinggung oleh Paulus dalam Roma 2:16 yang berbunyi: Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus. Tentu sikap batin ini terekspresi dalam perilaku atau perbuatan. Itulah sebabnya banyak ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa setiap orang akan dihakimi menurut perbuatannya. Perbuatan di sini tentu perbuatan yang dilahirkan dari sikap hati atau sikap batinnya.
Perbuatan yang dihakimi bukan hanya hal-hal yang kelihatannya besar, tetapi dari hal-hal yang sering dipandang kecil atau dipandang tidak berarti. Dalam Matius 12:36 Tuhan Yesus berkata:Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Pernyataan Tuhan Yesus ini menunjukkan bahwa segala hal yang dilakukan seseorang akan diperhadapkan kepada penghakiman atau pengadilan Tuhan. Hal ini seharusnya membuat setiap orang percaya memerhatikan segala hal yang dipikirkan, diucapkan, dan dilakukan, sebab Tuhan bukan hanya memperkarakan hal-hal yang kelihatan besar, tetapi hal-hal yang kelihatannya sederhana atau kecil.
Mengapa Tuhan mempersoalkan hal-hal yang kelihatannya sederhana atau kecil? Sebab yang dibidik oleh Tuhan adalah sikap batin atau hatinya. Hal sekecil apapun kalau lahir dari sikap batin atau hati yang salah harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu orang percaya harus selalu memperbaharui sikap batinnya, dan Tuhan menguji setiap batin orang percaya sejak masih hidup di bumi ini (Why.2:23). Tuhan menguji batin orang percaya untuk mengoreksi, guna pertobatan yang harus terjadi terus menerus agar menjadi seperti Dia.
https://overcast.fm/+IqOCulQbA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar