Dalam penghakiman bagi orang percaya yang sungguh-sungguh sedang berusaha untuk menjadi semakin seperti Yesus, maka penghakiman bagi mereka adalah perhitungan seberapa banyak orang percaya tersebut telah mengumpulkan harta di surga (Mat. 6:19-20). Mengumpulkan harta di surga adalah perjuangan untuk semakin serupa dengan Yesus. Ini berbicara mengenai kesucian hidup. Kesucian di sini bukan hanya berarti tidak berbuat dosa, tetapi “tidak bisa” berbuat dosa lagi. Mereka adalah yang dilayakkan menjadi mempelai Tuhan. Hanya orang Kristen yang menjadi mempelai atau kekasih Tuhan yang dikategorikan telah menemukan Tuhan. Tuhan sudah dimiliki sebagai harta. Dengan demikian mengumpulkan harta di surga berarti mengembangkan diri untuk menjadi manusia sesuai dengan rancangan Allah semula. Orang-orang seperti ini pasti memberi waktu untuk mengambil bagian dalam pelayanan gerejani dan mendukung pekerjaan Tuhan dengan hartanya tanpa batas. Inilah sesungguhnya perjalanan musafir Kristen.
Untuk panggilan mewarisi langit baru dan bumi yang baru, orang percaya harus belajar melepaskan diri dari segala ikatan. Pertama, ikatan dosa. Hal ini menyangkut karakter orang percaya yang belum seperti yang Tuhan kehendaki. Dalam hal ini orang percaya harus sempurna seperti Bapa, dan yang kedua adalah belenggu keindahan dunia. Belenggu keindahan dunia sama dengan percintaan dunia. Inilah yang disebut oleh Yohanes sebagai keinginan daging, keinginan mata, serta keangkuhan hidup (1Yoh. 2:15-17).Semua ini bukan berasal dari Bapa, tetapi berasal dari kuasa jahat. Menanggalkan semua beban ini membuat seseorang berjiwa musafir atau sebaliknya, semakin seseorang menyadari bahwa dirinya musafir maka akan lebih mudah melepaskan ikatan keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Hal ini bukan sesuatu yang mudah. Itulah sebabnya orang percaya harus mengalami pembaharuan pikiran setiap hari (Rm. 12:2). Usaha ini adalah usaha sebagai “mendahulukan Kerajaan Allah” (Mat. 6:33). Kata “dahulu” dalam teks aslinya adalah proton (πρωτον).
Kata proton menunjuk kepada keutamaan. Anak-anak Allah yang berhasil melewati tahap-tahap pertumbuhan yang normal akan dapat melepaskan dirinya dari belenggu tersebut. Setelah terlepas dari belenggu tersebut, seseorang akan menjadi peka terhadap kehendak Allah. Lebih dari segala kegiatan, inilah yang harus diutamakan. Sebab hal ini merupakan sesuatu yang bersifat wajib atau sebuah kemutlakan. Segala sesuatu bisa relatif, tetapi hal menjadi orang percaya yang beriman dengan benar -yaitu mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya- adalah wajib atau mutlak. Akhirnya kehidupan seperti ini akan memenuhi rencana Allah seperti yang Tuhan Yesus lakukan. Sebelum memenuhi rencana Allah dalam kehidupan ini, berarti kita belum lulus sebagai musafir. Dengan hal ini, maka nampaklah betapa tinggi tuntutan yang dikenakan kepada semua orang percaya. Jadi, kita mengerti betapa sulitnya menjadi orang Kristen yang sejati, sebab mereka harus sempurna seperti Bapa di surga (Mat. 5:48).
Untuk menjadikan rencana Tuhan digenapi dalam hidup ini sebagai keutamaan, menuntut kesungguhan dalam pengiringan kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah komitmen yang kuat, permanen, dan murni. Ini berarti setiap hari dalam kehidupan ini, kita harus berkerinduan dengan hasrat yang kuat untuk bertumbuh dengan memindahkan hati kita di Kerajaan Bapa di surga, sebab di mana ada hartamu, di situ hatimu berada (Mat. 6:21). Ini bukan berarti kita harus menjadi orang yang tidak berharta di bumi ini atau menjadi orang miskin. Yang penting adalah “hati yang harus dipindahkan”. Jadi, hati dapat dipindahkan kalau seseorang sungguh-sungguh telah mendahulukan Kerajaan Surga. Sehingga hidupnya tidak dapat dibahagiakan lagi oleh materi dunia dan hiburannya. Inilah tujuan pelayanan dan seluruh kegiatan dalam gereja.
Banyak orang hidup hanya untuk memiliki sebuah kehidupan seperti yang dikehendaki atau yang diinginkannya. Sedangkan ukuran hidup yang diinginkan adalah gaya hidup manusia di sekitarnya. Sebuah gaya hidup yang jauh dari standar yang Tuhan inginkan. Pola pikir yang salah tersebut makin tertanam di hati dan pikiran banyak orang Kristen hari ini. Mereka hidup dalam keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Keinginan daging artinya kepuasan diri dalam dagingnya, keinginan mata artinya hasrat memiliki pemenuhan kebutuhan jasmani seperti yang orang lain miliki, dan keangkuhan hidup adalah kehormatan yang diharapkan diberikan orang kepada dirinya. Kehormatan ini bisa dibeli dengan kekuasaan, pangkat, gelar, uang, penampilan, perhiasan, dan lain sebagainya. Banyak orang Kristen yang tidak memiliki sasaran yang jelas dalam hidup Kekristenannya. Ini berarti dalam kehidupan ini ia tidak memiliki arah yang jelas. Kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang sangat rentan terhadap pencobaan, sangat rawan terhadap serangan musuh.
https://overcast.fm/+IqOAd4ihk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar