Bagi Bangsa Israel, pada prinsipnya dosa berarti ketidaktaatan kepada hukum Taurat yang tertulis. Dalam hal ini dosa diukur dengan menggunakan ukuran hukum Taurat yang tertulis. Tidak melakukan hukum Taurat berarti “kesesatan”, yaitu bahwa mereka telah memilih jalannya sendiri (Yes. 53:6). Dalam teks Bahasa Ibrani, kata “kesesatan” ini adalah taah. Kesesatan adalah tindakan Bangsa Israel yang mengikuti pola hidup bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka. Mengikuti gaya hidup bangsa kafir di sekitar mereka berarti pola hidup yang bertentangan dengan hukum Taurat. Dalam hal ini bisa dimengerti kalau Elohim Yahweh menghendaki untuk menumpas habis semua penduduk Kanaan, karena Yahweh tidak menginginkan pola hidup Bangsa Kanaan memengaruhi kehidupan umat pilihan.
Hal tersebut sering terjadi, khususnya ketika bangsa itu tertarik terhadap berbagai berhala atau allah lain (Asytoret, Baal, Dagon, Molokh, Milkom, dan lain sebagainya), sehingga mereka terjebak dalam praktik penyembahan berhala. Ketika mereka berkiblat kepada allah asing, maka secara otomatis dan serentak mereka akan melanggar hukum-hukum yang lain yang bertalian dengan ibadah kepada Yahweh. Pelanggaran terhadap hukum Taurat ini seperti seorang warga negara melanggar hukum yang diberlakukan di sebuah negara atau kerajaan. Ini berarti dosa adalah tindakan pemberontakan kepada hukum. Kehendak Tuhan sebagai Sang Penguasa diwakilkan dalam wujud hukum Taurat tersebut. Jadi, pelanggaran terhadap hukum Taurat sama artinya dengan sikap atau tindakan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Dalam Roma 2:23 dijelaskan bahwa orang Yahudi telah melanggar hukum Taurat. Kata “melanggar” dalam teks asli Bahasa Yunaninya digunakan kata parabasis. Hukum Taurat telah ditetapkan untuk dipatuhi demi mengatur kehidupan Bangsa Yahudi, tetapi orang-orang Yahudi tidak mematuhinya. Demikianlah dosa bagi orang Yahudi adalah pelanggaran terhadap Taurat yang tertulis. Taurat di sini sebagai tolok ukur pengaturan Tuhan atas umat pilihan-Nya.
Bila Bangsa Israel tidak hidup sesuai dengan hukum Taurat, maka sebagai akibatnya rencana Allah atas bangsa itubisa gagal. Rencana Allah atas Bangsa Israel adalah mewariskan pengenalan akan Allah dan melahirkan Mesias di tengah-tengah bangsa itu. Dalam hal ini kita temukan dalam kehidupanBangsa Israel terdapat rencana dan pengaturan Allah. Rencana dan pengaturan tersebut dikenakan mutlak atau diberlakukan bagi “umat pilihan Allah”. Berkenaan dengan ini Paulus memakai kata parabasis, bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus. Dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan transgression.
Dalam penghakiman nanti, bangsa ini dihakimi menurut Taurat yang tertulis. Tentu sebagai manusia yang berkodrat dosa (sinful nature), tidak seorang pun dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna. Kalau mereka gagal melakukan hukum Taurat, Tuhan sudah menyediakan solusi, yaitu darah domba. Tetapi darah domba tidak bisa menyucikan dosa manusia. Sejatinya, darah domba hanya “voucher” semata. Darah yang dapat menyucikan dosa manusia adalah darah Yesus Kristus. Dengan demikian darah Tuhan Yesus juga solusi bagi masalah dosa manusia yang hidup pada zaman sebelum Dia datang.
Bagi orang Israel yang semasa hidupnya berusaha melakukan Taurat, didalamnya termasuk menggunakan darah domba sebagai solusi dosa mereka, maka mereka akan mendapat kesempatan masuk dunia yang akan datang. Darah domba yang mereka korbankan sesungguhnya adalah menunjuk darah yang sesungguhnya dapat menguduskan, yaitu darah Yesus. Mereka akan dihakimi menurut perbuatan dengan menggunakan ukuran hukum Taurat yang tertulis. Jadi, akan ada banyak orang Israel yang berkesempatan masuk di langit danbumi yang baru. Mereka akan menjadi umat Allah selama-lamanya. Kalau Tuhan sudah pernah mengasihi mereka ketika mereka ada di bumi ini, Tuhan juga mengasihi mereka di kekekalan.
Dalam hal ini hukum Taurat diberikan kepada Bangsa Israel untuk menunjuk standar kebenaran moral yang manusia sebelum zaman penggenapan harus miliki. Hal ini akan menjadi acuan bagi ukuran penghakiman manusia di akhir zaman nanti. Bagi bangsa Israel, hukum Taurat menjadi pengawal kehidupan mereka agar mereka menjadi pilot project, yaitu manusia baik yang dikehendaki Allahsebelum zaman anugerah (di zaman anugerah atau zaman penggenapan, kebaikan manusia berstandar Allah sendiri atau sempurna). Dengan hukum Taurat, bangsa Israel dapat dilestarikan, sebab dari bangsa itu akan lahir Mesias. Sekaligus bangsa itu akan menjadi saksi sampai dunia berakhir yang membuktikan atau menunjukkan siapakah Allah yang benar itu.Dalam penghakiman mereka nanti, hukum Tauratdigunakan sebagai ukuran dari standar moral mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar