Umat pilihan yang kedua adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang berpotensi dikembalikan ke rancangan Allah semula, agar dapat berkeberadaan sebagai anak-anak Allah dan dilayakkan menjadi anggota warga Kerajaan Surga. Selanjutnya dalam tulisan buku ini jika tertumbuk kata “umat pilihan” maka itu berarti umat pilihan yang kedua ini, yaitu orang Kristen. Orang Kristen disebut sebagai umat pilihan bukan berarti sudah pasti dipilih dan ditentukan oleh Tuhan untuk masuk surga. Di zaman Perjanjian Baru, umat pilihan adalah mereka yang “diberi kesempatan” untuk selamat, yaitu dikembalikan ke rancangan semula Allah. Komunitas ini tidak terbatas suku dan bangsa serta demografi atau wilayah.
Kalau Alkitab menyatakan bahwa ada orang-orang yang dipilih, artinya bahwa tidak semua manusia “memiliki kesempatan” menerima keselamatan dalam Yesus Kristus. Hal ini tergantung pada kedaulatan Allah sepenuhnya. Ada orang-orang yang diberi kesempatan mendengar Injil, tetapi ada yang tidak. Umat pilihan pastilah orang-orang yang dilahirkan pada masa setelah Yesus menyelesaikan tugas penyelamatan-Nya. Dengan demikian orang yang menjadi umat pilihan adalah mereka yang hidup di zaman Perjanjian Baru. Ini berarti umat pilihan Kerajaan Allah adalah mereka yang hidup sejak abad pertama atau abad Masehi.
Mereka yang hidup di zaman sebelum Yesus menyelesaikan tugas penyelamatan-Nya, bukanlah umat pilihan yang berkesempatan dikembalikan ke rancangan semula. Mereka yang hidup sebelum zaman anugerah bukanlah umat pilihan untuk keselamatan kekal. Tuhan Yesus menyatakan bahwa banyak nabi dan orang benar ingin menyaksikan kedatangan Mesias, tetapi mereka tidak terpilih (Mat. 13:17). Dalam hal ini Tuhan Yesus tegas berkata:“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu…”(Yoh. 15:16). Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan dengan hak prerogative-Nya memilih orang-orang tertentu untuk menyaksikan langsung karya luar biasa dari Tuhan Yesus agar mereka menjadi fondasi gereja sepanjang zaman, yaitu murid-murid-Nya. Tidak seorang pun berhak mempersoalkan mengapa dirinya tidak dilahirkan pada zaman Yesus dan berkesempatan menyaksikan secara langsung karya penebusan oleh Tuhan Yesus. Mereka yang ada di sekitar Yesus pada waktu Yesus mengenakan tubuh daging adalah orang-orang yang dipilih Tuhan sendiri, tentu dalam pimpinan Roh Kudus.
Kalau Alkitab menyatakan bahwa Allah memilih, itu bukan berarti manusia yang dipilih pasti selamat atau tidak bisa menolak anugerah. Pemilihan atas seseorang untuk menjadi umat pilihan bukan berarti penentuan pasti masuk surga. Dipilih Allah sesungguhnya adalah dipilih untuk diberi kesempatan mengenal anugerah dan berkesempatan merespon anugerah. Anugerah itu memuat proses dikembalikannya manusia ke rancangan semula Allah. Banyak orang Kristen merasa karena meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, maka secara otomatis sudah menjadi umat pilihan yang dikembalikan ke rancangan semula-Nya, yaitu dapat segambar dan serupa dengan Allah. Mereka berpikir, asalkan sudah dipilih dan ditentukan untuk selamat, maka bagaimanapun pasti tergiring masuk surga.
Di bagian lain dalam Alkitab, lebih tegas lagi Tuhan Yesus berkata: “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku” (Yoh. 6:44). “Ditarik” di sini artinya dikondisikan. Kata “ditarik” dalam teks aslinya adalah elkuse (ἑλκύσῃ), yang keterangan waktu dan kasusnya adalah kata verb subjunctive aorist active 3rd person singular, dari kata elkuo (ἑλκύω). Kata subjunctive menunjuk suatu kegiatan yang tidak setegas kata kerja pada umumnya. Subjunctive aorist digunakan sebagai kalimat pengandaian yang mengacu pada masa lampau. Dengan demikian kata “ditarik” tersebut bukanlah sesuatu yang dipaksakan atas orang yang “ditarik” tersebut. Dengan demikian terdapat kemungkinan orang yang “ditarik” bisa saja menolak.
Jadi sangatlah keliru kalau orang berpandangan bahwa ada orang-orang yang ditentukan untuk “ditarik” tanpa bisa menolak, dengan dasar bahwa mereka yang sudah dipilih untuk selamat atau masuk surga tidak dapat menolak pemilihan dan penentuan itu. Dalam hal ini seakan-akan dalam kedaulatan Allah yang tidak terbatas, Allah menetapkan secara sepihak orang-orang yang tidak bisa menghindari pilihan-Nya untuk datang kepada Yesus supaya diselamatkan. Tidak bisa disangkal bahwa pada kenyataannya tidak semua pendengar Yesus mau mengikut Dia. Dan yang bersedia mengikut Dia pun ternyata tidak semuanya setia. Dengan demikian kata “ditarik” dalam Yohanes 6:44 bukanlah harga mati atau sebuah ketetapan yang secara absolut membuat seseorang masuk surga.
https://overcast.fm/+IqODAXVdc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar