Kita sudah sering mendengar hamba Tuhan atau pendeta 👤 yang mengadakan pelayanan pelepasan kutuk-kutuk. Berbagai macam kutuk disebut seperti kutuk kemiskinan, kutuk tidak laku kawin atau lajang, kutuk mandul, kutuk kebodohan, kutuk tidak memiliki rumah (kutuk pengembaraan), kutuk kegagalan (selalu gagal dalam bisnis dan karir), dan lain sebagainya.
Hamba Tuhan atau pendeta memperkenalkan diri sebagai hamba Tuhan yang memiliki kuasa khusus untuk melepaskan mereka yang terbelenggu karena kutuk tersebut. Orang-orang Indonesia yang mistis, sangat tertarik hal-hal semacam itu. Mereka datang berbondong-bondong ke gereja 💒 untuk mengalami kelepasan dari segala kutuk-kutuk tersebut.
Para hamba Tuhan atau pendeta yang mengklaim dirinya dapat melepaskan jemaat dari kutuk-kutuk tersebut, menggunakan nama Yesus 💗 untuk melepaskan jemaat dari kutuk-kutuk tersebut.
Hal ini merupakan suatu kesalahan yang fatal. Sebenarnya, para pembicara tersebut belum memahami pengertian kutuk.
Pengertian kutuk yang dimiliki banyak orang 👥 Kristen adalah pengertian kutuk yang mengandung unsur mistis, yaitu sesuatu yang bertalian dengan hal-hal yang bersifat supranatural.
Hal ini tentu merupakan pengaruh dari agama-agama dan berbagai kepercayaan di luar Alkitab.
Padahal kutuk tidak selalu bersifat mistis.
Justru, kutuk menurut versi Alkitab 📚 mestinya lebih cenderung tidak bersifat mistik, tetapi lebih bersifat natural.
Manusia pada zaman anugerah hanya diperhadapkan kepada dua kemungkinan, yaitu menerima keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus 💗 sehingga selamat berarti tidak terkutuk atau menolak karya keselamatan dalam Yesus Kristus sehingga tertolak dari hadirat Allah selama-lamanya, yang berarti : terkutuk.
Pada dasarnya, kutuk pada zaman sebelum zaman anugerah adalah ketidaknyamanan hidup secara jasmani di bumi 🌍 ini.
Tetapi sesudah zaman anugerah, kutuk hanya dikaitkan dengan keselamatan kekal jiwa manusia.
Bila seorang diperkenan masuk dunia 🌍 yang akan datang berarti bebas dari kutuk, tetapi jika tidak diperkenan masuk dunia yang akan datang berarti : kutuk.
Kutuk tidak bertalian langsung dengan berkat jasmani atau keadaan lahiriah seperti pada zaman Perjanjian Lama.
Masalah-masalah dalam kehidupan ini seperti misalnya kemiskinan, sakit penyakit, tidak mempunyai pasangan hidup, tidak mempunyai anak, dan lain sebagainya, tidak boleh diperhitungkan sebagai kutuk.
Dalam kehidupan umat Perjanjian Baru, keadaan atau kondisi kehidupan yang secara jasmani negatif seperti yang tersebut di atas bisa dipakai Tuhan 💗 untuk menyempurnakan orang percaya.
Kutuk dosa Adam dan dosa individu telah ditanggung oleh Tuhan Yesus.
Namun hal itu bukan berarti kutuk atas bumi dan hal-hal yang bertalian dengan pemenuhan kebutuhan jasmani otomatis dicabut.
Manusia 👥 masih tetap hidup dalam berbagai kesulitan di bumi ini.
Tetapi, kesulitan hidup itu bukan lagi diperhitungkan sebagai kutuk.
Dalam kehidupan umat pilihan Perjanjian Baru, justru kesulitan bisa menjadi berkat, sebab Tuhan 💗 menggunakan berbagai kesulitan itu untuk menyempurnakan kehidupan iman orang percaya agar serupa dengan Yesus (Rm. 8:28-29).
Kesulitan hidup merupakan bagian dari proses keselamatan, di mana manusia dikembalikan kepada rancangan Allah 💗 semula atau tujuan awal Allah menciptakan manusia.
Dengan janji keselamatan dalam Yesus Kristus, maka persoalan-persoalan jasmani atau masalah-masalah fisik tidak lagi menjadi masalah.
Pengharapan terhadap Kerajaan Surga yang akan datang mengatasi segala masalah, artinya : segala masalah menjadi kecil atau tidak berarti dibandingkan dengan pengharapan dunia 🌍 yang akan datang, yaitu dunia yang sempurna di langit baru dan bumi yang baru.
Selama masih hidup di dunia, orang percaya pasti menerima pemeliharaan Allah 💗 yang sempurna. Tuhan Yesus menyatakan bahwa Bapa yang di Sorga tahu bahwa kita membutuhkan semua pemenuhan kebutuhan jasmani (Mat. 6:32).
Orang-orang 👥 yang mengharapkan dunia menjadi seperti Firdaus, selalu berusaha sebisa-bisanya untuk dapat menikmati kenyamanan dari segala fasilitas dunia ini.
Dunia ini haruslah dianggap sebagai tempat persinggahan sementara untuk menjadi tempat latihan guna persiapan masuk Kerajaan-Nya.
Kalau seseorang tidak mengerti hal ini, maka mereka menganggap ketidaknyamanan adalah kutuk.
Kebodohan ini dimanfaatkan oleh hamba Tuhan 👤 dan pendeta yang tidak mengerti kebenaran. Mereka menjanjikan kehidupan yang tidak bermasalah dengan pelepasan kutuk-kutuk melalui nama Yesus.
Mereka menjual nama Yesus dengan pelepasan kutuk-kutuk.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar