Kamis, 14 Desember 2017

RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL NAMA YESUS DENGAN KEGIATAN SOSIAL"  15 December 2017

Di mana-mana, bukan hanya di kalangan orang Kristen 👥, tetapi di kalangan masyarakat pada umumnya terdapat kecenderungan menggunakan alasan kegiatan sosial demi memperoleh keuntungan pribadi.

Kalau hal tersebut terjadi di luar gereja, kita masih bisa memakluminya atau kita tidak perlu mempersoalkannya karena itu bukan urusan kita.
Tetapi, kalau hal ini terjadi di lingkungan orang-orang Kristen, apalagi di lingkungan gereja 💒, betapa hal ini sangat menyedihkan.

Sebenarnya, hal ini bukan cerita baru.
Sejak saya masih mahasiswa dan terjun dalam pelayanan, saya sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana kegiatan-kegiatan sosial di kalangan orang Kristen 👥 menjadi sarana memperoleh materi atau uang.

Mereka bukan hanya menjual anak-anak yang tidak mempunyai orang tua (anak yatim piatu) dan manula yang terbuang, tetapi mereka juga menjual nama Yesus 💗
Tidak sedikit yayasan-yayasan Kristen yang bergerak di bidang pelayanan sosial menjadi kendaraan orang-orang tertentu “mencari nafkah” untuk diri sendiri.

Ada pula yang bergerak di bidang pendidikan, dengan alasan untuk misi mereka 👥 menghimpun dana membangun sekolah. Tetapi, ketika sekolah sudah maju dan diminati banyak orang tua, maka sekolah tersebut hanya diperuntukkan bagi orang kaya.

Mereka memasang tarif tinggi untuk uang sekolah dan lain sebagainya. Hanya orang kaya yang bisa membawa anak mereka ke sekolah itu. Yayasan tersebut tidak memedulikan orang miskin.
Sekolah yang pada mulanya dibangun dengan alasan misi dan menggunakan uang jemaat 💰 atau donatur dalam pembangunannya, hanya menjadi sejarah.

Sekolah tersebut sudah menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan.
Ada hamba-hamba Tuhan atau pendeta yang mempunyai pelayanan bagi pemulung dan orang-orang 👥 terlantar di jalan. Mereka melayani “tanpa pamrih”.
Dengan ketulusan dan segala perjuangan, hamba-hamba Tuhan itu melayani mereka.

Tetapi, tidak sedikit pula hamba-hamba Tuhan atau pendeta yang mengambil pelayanan tersebut untuk keuntungan pribadi.
Berkat yang diterima oleh mereka dari orang-orang 👥 yang terbeban, “disunat” demi kepentingan diri sendiri.

Memang tidak salah, kalau pelayan-pelayan yang melayani mereka 👥 juga memperoleh biaya transportasi dan persembahan kasih. Tetapi, kalau mengorbankan kepentingan pelayanan maka itu adalah bentuk korupsi yang menyakiti hati Tuhan.

Ada pula hamba-hamba Tuhan atau pendeta yang melayani di penjara-penjara dengan penuh kasih dan pengorbanan. Tuhan 💗 sangat berkenan dengan pelayanan tersebut.
Tetapi hendaknya, kita tidak tergoda memanfaatkan pelayanan tersebut untuk memperoleh keuntungan materi.

Jika hal ini terjadi, betapa hal itu menyakiti hati Tuhan.
Mereka menjual “orang dalam penjara” demi kepentingan pribadi dan menjual nama Yesus 💗
Dewasa ini, banyak yayasan-yayasan atau kegiatan-kegiatan yang berkiprah dalam rehabilitasi para pecandu narkoba.

Pekerjaan mereka 👥 sungguh sangat mulia.
Pekerjaan ini bukan pekerjaan yang mudah.
Ini adalah pekerjaan berat yang penuh resiko.
Tetapi, hendaknya pekerjaan yang begitu mulia tidak dijadikan sarana untuk memperoleh keuntungan materi atau keuntungan pribadi.

Sebagai akibatnya, para pecandu narkoba yang tidak mampu dijual untuk mendapatkan donatur, sementara yang mampu diperas uang kjeluarganya. Khusus untuk orang Kristen 👥 dalam yayasan-yayasan Kristen yang bergerak di bidang pelayanan ini, hendaknya tidak tergoda memanfaatkan lahan pelayanan ini untuk kepentingan materi.

Kalau di dunia politik, kita menjumpai kenyataan di mana “wong cilik” (rakyat kecil) dijadikan sarana atau dijual untuk menarik simpati masyarakat, seakan-akan partai tersebut atau pejabat tersebut peduli terhadap keadaan rakyat kecil tersebut.
Tetapi sebenarnya, itu hanya sebagai sarana propaganda untuk menarik simpati.

Kalau partainya sudah menang atau seorang calon pemimpin sudah menjadi pemimpin, ia tidak memedulikan kaum lemah tersebut.
Hal ini juga bisa terjadi di kalangan orang-orang Kristen 👥 yang menjadikan orang-orang lemah, yaitu mereka yang buta atau cacat fisik lainnya sebagai sarana “kampanye” untuk memperoleh uang.

Betapa jahatnya orang-orang seperti ini.
Tuhan akan membuat perhitungan suatu saat. Kiranya, Tuhan 💗 menjauhkan kita dari praktik yang tidak terpuji tersebut.
Pelayanan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan harus kita pandang sebagai pelayanan kita kepada Tuhan Yesus sendiri (Mat. 25:16-40).

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar