Senin, 11 Desember 2017

RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL-NAMA-YESUS-DENGAN-NUBUAT" 12 December 2017

Beberapa tahun belakangan ini, ada sekolah-sekolah Alkitab 📚 yang khusus mengajarkan bagaimana memiliki karunia nabi, yaitu bernubuat.
Hal ini didorong maraknya karunia bernubuat dalam komunitas Kristen.

Ada hamba-hamba Tuhan yang diakui sebagai memiliki karunia nabi, yaitu bernubuat.
Pelayanan pemberitaan Firman Tuhan selalu disertai nubuat.
Bahkan selesai pemberitaan Firman, satu per satu jemaat 👥 diundang ke depan untuk menerima nubuat dari nabi dan nabiah tersebut.

Ada nama hamba-hamba Tuhan atau pendeta dari luar negeri yang telah diakui oleh sebagian masyarakat Kristen 👥, khususnya masyarakat Kristen yang lebih cenderung berpikir mistis atau “ngeroh”, bahwa mereka adalah nabi-nabi dan nabiah-nabiah Tuhan.

Dalam beberapa kesempatan, hamba-hamba Tuhan atau pendeta dari luar negeri tersebut bernubuat mengenai negeri ini.
Di antara mereka 👥 pernah bernubuat bahwa akan ada banyak orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus, menjadi orang percaya.

Gelombang besar orang masuk Kristen juga akan membanjiri sekolah-sekolah Alkitab 📚
Pada waktu itu, saya sebagai rektor di sebuah sekolah tinggi teologi dihubungi dan diperingatkan untuk bersiap-siap menerima gelombang besar orang masuk sekolah Alkitab.

Tetapi ternyata, nubuat tersebut tidak tergenapi. Ada pula yang bernubuat bahwa negara ini akan dilawat Tuhan 💗 dengan berkat, tetapi kenyataannya krisis ekonomi dan berbagai masalah tidak pernah surut.
Nubuat-nubuat palsu tersebut tidak membuat jera banyak orang Kristen yang masih suka dengan nubuat-nubuat.

Mereka masih saja mencari hamba-hamba Tuhan atau pendeta yang suka bernubuat.
Memang, godaan untuk mengetahui hal-hal yang akan datang merupakan godaan yang kuat.
Para hamba Tuhan atau pendeta yang jelas-jelas telah bernubuat palsu pun masih saja bernubuat. Seakan-akan, jemaat 👥 juga tidak mempermasalahkan nubuat palsu yang mereka pernah ucapkan.

Tidak ada pertanggungjawaban publik atas nubuat yang mereka 👥 ucapkan.
Di Indonesia, ada komunitas-komunitas Kristen yang dalam gerak pelayanannya selalu diwarnai dengan nubuat.
Dari fenomena di atas, maka lahirlah nabi-nabi dan nabiah-nabiah bayaran.

Dengan cara demikian, mereka sebenarnya menjual nama Yesus 💗 Mereka begitu berani bernubuat. Sebab kalau ternyata salah, mereka tidak perlu bertanggung jawab.
Tetapi kalau benar, mereka mendapat “reward” dalam berbagai bentuk.

Hal ini sebenarnya kelicikan yang tidak disadari oleh mereka.
 Pada mulanya, barangkali mereka tidak bermaksud untuk bertindak licik atau menipu.
Bukan tidak mungkin pula, mereka pernah bernubuat dan nubuatnya tergenapi. Hal itu membuat mereka 👥 semakin percaya diri untuk bernubuat.

Sampai tanpa sadar, seakan-akan karunia itu bisa digunakan kapan saja, dimana saja, dan dalam konteks apa saja.
Mereka 👥 merasa bahwa mereka memiliki karunia itu.
Padahal, karunia adalah milik Tuhan.
Orang percaya hanya mendemonstrasikan jika Roh Kudus menghendaki. Bukan suka-sukanya sendiri.

Penekanan pada nubuat membuat fokus kepada kebenaran Firman Tuhan guna pertumbuhan rohani untuk sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus, terabaikan.
Banyak orang Kristen 👥 sibuk dengan nubuat sehingga hal yang mayor atau utama malah terabaikan.

Mereka menjadi mistis dan tidak menggunakan logika secara proporsional.
Hal ini tanpa disadari menggiring banyak orang Kristen kepada penyesatan.
Ada orang-orang yang dianggap sebagai juru bicara Tuhan 💗 untuk bernubuat dan banyak orang Kristen bergantung padanya, sehingga banyak orang Kristen tidak mandiri untuk bersekutu dengan Tuhan.

Mereka menjadi korban orang-orang 👥 yang sebenarnya berkebutuhan untuk dikultuskan.
Sebenarnya, kita tidak perlu mempersoalkan apa yang akan terjadi dalam hidup kita ke depan.
Kita hidup dalam kontrol dan monitor Tuhan.
Tidak ada sesuatu yang terjadi di luar kendali Tuhan.

Tuhan 💗 menjagai kita dengan sempurna.
Tidak ada pencobaan yang melampaui kekuatan kita. Setiap percobaan pasti ada jalan keluarnya.
Tidak ada sesuatu yang perlu kita khawatirkan. Kalau Tuhan tidak memberi nubuat, berarti kita tidak perlu tahu apa yang akan terjadi ke depan.
Kalau Tuhan memandang kita perlu mengetahui sesuatu yang akan terjadi di depan, Tuhan pasti memberitahukannya kepada kita.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar