Di kalangan gereja-gereja 💒 Kharismatik dan Pentakosta, sering kita jumpai orang-orang yang mengaku hamba Tuhan dan pendeta yang selalu mengaku telah menerima pesan-pesan Tuhan, yang diperolehnya dari Tuhan sendiri.
Bisa dipastikan orang-orang seperti ini biasanya tidak memiliki bekal yang cukup untuk menjadi pembicara.
Biasanya mereka 👥 juga bukan berasal dari sekolah tinggi teologi.
Itulah sebabnya, mereka mengisi khotbahnya dengan kesaksian bahwa dirinya menerima pesan-pesan dari Tuhan.
Kalau sudah menggunakan nama Tuhan sebagai “yang mengajar secara langsung” kepada pendeta atau hamba Tuhan itu, maka siapa yang berani membantah?
Hamba-hamba Tuhan atau pendeta seperti itu dengan berani mengatakan bahwa Tuhan 💗 yang mengajar dirinya secara langsung. Tetapi ironinya, khotbahnya tidak banyak berubah.
Hanya berkutat pada hal yang sama.
Hal ini mengesankan bahwa Tuhan yang mengajar dia khotbah adalah Tuhan 💗 yang kurang bahan khotbah.
Bisa dipastikan pemberitaan Firmannya hanya berorientasi pada berkat hari ini, mukjizat hari ini, kesembuhan hari ini, tetapi tidak menekankan bagaimana terlepas dari percintaan dunia.
Biasanya yang mereka ajarkan adalah berkat-berkat jasmani dan usaha untuk memperoleh jalan keluar dari masalah hidup.
Bagaimana kita 👥 tahu bahwa pesan yang disampaikan itu palsu? Tidak terlalu sulit untuk membedakan apakah pesan yang diterima dari Tuhan itu palsu atau tidak. Kita dapat memperhatikan dengan teliti apakah pemberitaannya sesuai dengan kebenaran Alkitab.
Bagi mereka yang belajar Alkitab 📚 dengan benar dan memiliki hati nurani yang bersih, akan sangat cepat dan tepat membedakan apakah benar seorang hamba Tuhan atau pendeta itu mendapat pesan-pesan dari Tuhan atau tidak ?
Apakah jemaat awam yang tidak memiliki pengetahuan mengenai Alkitab secara memadai dapat dengan cepat dan tepat menyadari penyesatan tersebut? Tentu saja bisa.
Untuk mengetahui apakah hamba Tuhan atau pendeta tersebut benar-benar menerima pesan dari Tuhan 💗 atau tidak, dapat dilihat dari isi perkataan-perkataannya. Bila di dalam pernyataan-pernyataannya mendiskreditkan, menyalahkan atau memandang rendah hamba-hamba Tuhan atau pendeta lain, yang didasarkan bahwa ia memiliki pengalaman tersebut dan yang lain tidak, maka itu tanda atau isyarat bahwa sebenarnya ia tidak berhubungan langsung dengan Tuhan atau tidak menerima pesan dari Tuhan.
Jika dalam kesaksian hamba Tuhan atau pendeta yang mengaku menerima pesan dari Tuhan 💗 tersebut seakan-akan Tuhan meninggikan dirinya dan Tuhan menyuruh orang menghargai dan mempercayai hamba Tuhan atau pendeta tersebut, maka patut kesaksiannya disangsikan atau dicurigai.
Misalnya, seorang hamba Tuhan atau pendeta bersaksi bahwa dirinya ditunjuk oleh Tuhan untuk melakukan tugas tertentu, karena dia memiliki keistimewaan yang lebih dari pendeta lain. Jangankan manusia 👥, bahkan Tuhan pun seakan-akan takjub terhadap kelebihan hamba Tuhan atau pendeta tersebut. Bisa dipastikan kesaksian hamba Tuhan atau pendeta tersebut tidak benar atau hanya dikarang-karang.
Karakter Tuhan kita tidaklah demikian.
Ciri lain kalau kesaksian seorang hamba Tuhan palsu adalah adanya perubahan dalam kesaksian tersebut. Di suatu kesempatan, ia menunjukkan bahwa ia berdialog dengan Tuhan bahwa ia akan memenangkan jiwa-jiwa ribuan-ribuan jumlahnya. Tetapi di saat yang lain, ia bersaksi bahwa ia diperintahkan Tuhan 💗 memenangkan jiwa berjuta-juta.
Biasanya kesaksian hamba-hamba Tuhan palsu atau pendeta-pendeta palsu tersebut semakin dibuat “heboh” atau semakin luar biasa. Kesaksian yang dikemukakan semakin dibuat dahsyat agar lebih memukau orang lain. Karena banyak jemaat 👥 sudah terbiasa memercayai, maka mereka percaya saja.
Kebohongan seperti ini suatu hari pasti akan terbongkar.
Alkitab 📚 adalah kebenaran yang cukup untuk memberi nasihat-nasihat dan pesan. Oleh sebab itu Alkitab harus digali sedalam-dalamnya dengan kerja keras.
Untuk itu, Tuhan memberi jawatan guru agama dan gembala sidang bagi jemaat-Nya untuk mengajar (Ef. 4:11-12).
Tuhan mempercayakan jawatan tersebut untuk membuka rahasia Firman-Nya.
Tuhan Yesus 💗 memberi mandat kepada Petrus untuk menggembalakan domba-domba Tuhan. Dalam teks aslinya, “menggembalakan domba” di situ adalah memberi makan anak domba Tuhan (Yoh. 21:15-18).
Memberi makan artinya menyampaikan Firman Tuhan atau mengajar. Kalau setiap orang berhak mengatakan bahwa ia diajar langsung oleh Tuhan 💗, maka tidak dibutuhkan pengajar di dalam jemaat. Betapa kacaunya gereja Tuhan, sebab setiap orang berhak mengklaim dirinya memiliki kebenaran dari Tuhan secara langsung.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar