Hari ini kita menemukan tema yang singkat tetapi menantang, yaitu “terlahir untuk peduli” (born to care) atau dilahirkan untuk peduli.
Tentu secara historis, kalimat ini ditujukan bagi Tuhan Yesus π yang lahir untuk peduli kepada manusia yang telah jatuh dalam dosa.
Oleh kepedulian-Nya, manusia yang terhilang tanpa pengharapan ditemukan kembali Sang Khalik untuk mewarisi kerajaan-Nya.
Kalau kita konsekuen sebagai anak Allah, kita π₯ tidak hanya menjadikan kalimat di atas sekedar pajangan, tetapi menjadi tema kehidupan kita.
Seperti yang Tuhan Yesus π kemukakan: Seperti anak Manusia datang bukan untuk dilayani tetapi melayani (Mat 20:27-28). Bukan untuk dipedulikan tetapi memedulikan.
Untuk menjadikan kalimat ini sebagai tema kehidupan kita, ada pertaruhan yang sangat mahal.
Pertaruhannya adalah segenap hidup kita. Namun, sebelum lebih jauh memahami harga kepedulian yang harus menjadi hiasan hidup ini, kita π₯ harus memahami terlebih dahulu apa itu kepedulian dan bagaimana memulainya?
Kepedulian terhadap sesama harus dimiliki dengan “rasa atau naluri”, yang lahir dari kerelaan memberi diri.
Dalam hal ini, hanya kita sendiri yang dapat menciptakannya, bukan Tuhan.
Tuhan π memberi kehendak bebas kepada masing-masing kita. Dalam Lukas 10:30-37, terdapat kisah mengenai orang Samaria yang baik hati.
Di dalamnya, Tuhan Yesus π menunjukkan kepada kita siapa sesama manusia kita itu.
Di dalam fragmen tersebut, juga disiratkan mengenai “kepedulian” yang lahir dari kesadaran yang murni dan tulus.
Kepedulian tanpa pamrih yang sangat menakjubkan.
Tentu imam dan Lewi yang dikisahkan dalam fragmen ini, secara teori sudah tahu bagaimana mengasihi sesama, mereka π₯ bukan tidak mengerti bagaimana memperhatikan atau memedulikan orang lain. Hal mengasihi sesama atau memedulikan orang lain adalah pokok-pokok pengajaran yang menghiasi bibir mereka.
Tetapi, masalahnya adalah mereka tidak memiliki hati yang peduli kepada orang lain atau heart for the people.
Kepedulian terhadap sesama adalah respon kita terhadap keselamatan yang Tuhan π berikan kepada kita.
Kepedulian ini merupakan kesadaran untuk membalas kebaikan Tuhan.
Selama ini, kita jumpai tidak sedikit orang Kristen yang “tidak tahu diri”. Sudah memiliki keselamatan oleh korban-Nya yang berharga, masih saja menuntut banyak hal kepada Tuhan.
Kalau kita sudah boleh lepas dari api kekal, maka itu sudah cukup bagi kita. Hendaknya, kita menghayati betapa mahal keselamatan yang Tuhan π berikan kepada kita. Berangkat dari ini, maka muncul kerinduan untuk membalas kebaikan Tuhan.
Orang Kristen yang mencari keuntungan duniawi atau Kristen oportunis tidak akan mengerti kepedulian ini. Kalau mereka mengambil bagian dalam pelayanan, maka praktik menjual nama Yesus π sangat mudah terjadi atau dilakukan.
Naluri peduli terhadap orang lain akan menyala kuat, tatkala kita menghayati nilai keselamatan yang telah Tuhan π berikan.
Naluriah untuk memedulikan orang lain akan mengalir terus seiring dengan waktu dari hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.
Kerinduan membalas kasih kepada Tuhan π akan menggerakkan kita menyerahkan apa pun yang kita miliki demi kepentingan-Nya.
Kalau meminjam kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus, orang-orang seperti ini adalah mereka yang tidak menyelamatkan nyawanya sendiri.
Dengan demikian, ia akan menjadi hamba Tuhan yang peduli terhadap kepentingan kerajaan Allah.
Untuk ini, pertaruhannya adalah segenap hidup. Orang-orang yang rela mengorbankan diri seperti ini adalah orang-orang π₯ yang tidak mengasihi nyawanya sendiri.
Kalau mereka mengambil bagian dalam pelayanan, maka praktik menjual nama Yesus π tidak akan pernah dilakukan.
Kepedulian yang kita selenggarakan harus mengacu kepada kepedulian Tuhan atau mencontoh kepedulian-Nya, sebab kepedulian Tuhan Yesus pasti sempurna.
Pertama, dasar kepedulian adalah kasih bukan upah.
Hal ini telah dimiliki Paulus atau diperagakan olehnya ketika ia berkata: Ini upahku kalau aku boleh melayani tanpa upah (1Kor. 9:18) Kalau dasarnya upah, itu bukanlah kepedulian.
Mari kita π₯ memeriksa diri, sejauh mana kita telah memiliki kepedulian bagi orang lain dengan dasar ini.
Kedua, kepedulian harus mengarah kepada keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus π atau untuk kerajaan Bapa.
Bukan untuk kepentingan sesuatu atau seseorang. Inilah yang dimaksud Firman Tuhan: Membawa perawan suci di hadapan Tuhan (2Kor. 11:2).
Bukan sekedar membuat setiap jemaat menjadi anggota gereja yang setia datang ke gereja π, tetapi benar-benar mengubah mereka menjadi mempelai Tuhan yang tidak bercela di hadapan Tuhan.
JBU
Kumpulan dari Khotbah, Seminar dan hal lain yang berhubungan dengan Gereja Rehobot Ministry
Sabtu, 30 Desember 2017
Jumat, 29 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "OBJEK PELAYANAN" Sabtu, 30 December 2017
Dalam Matius 25:31-46, ditunjukkan oleh Tuhan Yesus π bahwa segala perbuatan baik yang telah kita lakukan bagi orang yang membutuhkan pertolongan sehingga membuat mereka mengenal Juruselamat dan dipersiapkan masuk Kerajaan Surga adalah perbuatan baik kepada Tuhan sendiri.
Ini berarti bahwa pelayanan yang benar dan nyata adalah perjalanan hidup kita π₯ setiap hari di tempat di mana kita menyelenggarakan hidup, misalnya: di rumah, toko, pasar, kantor, pergaulan, sekolah, kampus, dan lain sebagainya.
Di tempat di mana setiap hari kita melakukan segala aktivitas kita, di sanalah pelayanan yang sesungguhnya.
Pelayanan ini pasti jauh lebih berdampak.
Harus diingat bahwa garam bukan hanya di toko, justru garam dibutuhkan di dapur, juga bukan di ruang tamu.
Bila garam ditempatkan diruangan yang salah, akan tidak efektif sesuai dengan fungsinya.
Garam di ruang tamu tidak berdampak.
Garam justru berdaya guna di dapur atau ditempat di mana ia dibutuhkan.
Gereja π tidak terlalu membutuhkan orang Kristen yang berkiprah di dalamnya, tetapi justru di tengah-tengah masyarakat. Gereja hanyalah gudang garam.
Pelayanan tanpa batas adalah pelayanan yang tidak dibatasi oleh cara, berarti bukan hanya kegiatan yang berbau gereja atau yang selama ini disebut sebagai kegiatan rohani.
Pelayanan bukan hanya ada di sekitar gereja π seperti berkhotbah, memimpin puji-pujian, menjabat sebagai staf pengurus gereja, guru sekolah Minggu, dan lain sebagainya.
Segala kegiatan yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan sehingga memuaskan dan menyenangkan hati-Nya adalah pelayanan (1Kor. 10:31).
Pelayanan dapat dilakukan siapa pun tanpa membedakan status (pria wanita, kaya atau miskin, dari berbagai suku bangsa dan berbagai golongan).
Di sini pelayanan bukan monopoli pejabat yang disahkan sinode sebagai pejabatnya.
Dalam pelayanan yang penting adalah siapakah yang menerima pelayanan kita π₯
Tentu jawabnya mudah, yaitu Tuhan. Pertanyaannya adalah apakah semua yang kita lakukan benar-benar adalah ditujukan bagi Tuhan, sebab banyak orang yang tidak jujur dengan dirinya sendiri.
Mulut mengatakan melayani Tuhan π, padahal sebenarnya ia melayani dirinya sendiri. Hal ini terjadi berhubung dirinya belum bisa menyalibkan dirinya sendiri atau belum menurunkan dirinya dari takhta kehidupannya.
Sehingga, Tuhan Yesus belum berkuasa atas hidupnya.
Ia belum bertumbuh pada suatu kehidupan yang bernafaskan, “hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”.
Pelayanan yang benar hanya dapat dilakukan oleh mereka yang benar-benar telah menyadari bahwa tujuan hidup ini satu-satunya adalah mengabdi kepada Tuhan π (Flp. 1:21).
Oleh sebab itu, pelayanan yang benar harus dimulai dari kerinduan yang sungguh-sungguh untuk melakukan segala sesuatu untuk kepentingan pekerjaan Tuhan, sehingga hati Tuhan π dipuaskan dan disenangkan.
Hal ini harus dipelajari dalam perjalanan hidup dari hari ke hari.
Sampai suatu saat seseorang mengerti apa artinya hidup menghamba kepada Tuhan π Pelayanan harus dimulai dari diri sendiri, yaitu mengasihi diri sendiri seperti Tuhan mengasihi dirinya.
Kemudian, berkembang menjadi mengasihi orang lain di sekitarnya seperti mengasihi diri sendiri.
Orang di sekitarnya adalah siapa pun.
Dari pasangan hidup, anak, orang tua, mertua, keluarga besar, pembantu rumah tangga, supir, dan setiap orang yang kita π₯ jumpai. Sebab, Tuhan mengasihi mereka dan mau menyelamatkan serta memberkati mereka.
Tidak sedikit terdapat orang-orang Kristen yang cakap dalam kegiatan pelayanan gereja, tetapi kehidupan setiap harinya tidak mendatangkan keteduhan bagi sesama.
Mereka rajin datang ke gereja π dan di depan mata masyarakat menunjukkan sebagai seorang pembela agama Kristen.
Tetapi dalam kehidupan setiap hari, perbuatan mereka tidak memberkati orang lain.
Orang-orang π₯ seperti ini pada dasarnya belum melayani Tuhan.
Dalam kasus-kasus tertentu, nampaklah karakter manusiawi mereka yang tidak berbelas kasihan terhadap sesama atau sewenang-wenang, mau menang sendiri atau tidak mau mengalah, serakah, mau menunjukkan prestasi dan kelebihan yang dimilikinya, tidak mau mengerti orang lain, memaksakan kehendaknya kepada orang lain, pelit, bengis, dan lain sebagainya.
Orang-orang seperti ini jika berada dalam kegiatan di gereja pasti menjual nama Yesus π untuk kepentingan dirinya sendiri.
JBU
Ini berarti bahwa pelayanan yang benar dan nyata adalah perjalanan hidup kita π₯ setiap hari di tempat di mana kita menyelenggarakan hidup, misalnya: di rumah, toko, pasar, kantor, pergaulan, sekolah, kampus, dan lain sebagainya.
Di tempat di mana setiap hari kita melakukan segala aktivitas kita, di sanalah pelayanan yang sesungguhnya.
Pelayanan ini pasti jauh lebih berdampak.
Harus diingat bahwa garam bukan hanya di toko, justru garam dibutuhkan di dapur, juga bukan di ruang tamu.
Bila garam ditempatkan diruangan yang salah, akan tidak efektif sesuai dengan fungsinya.
Garam di ruang tamu tidak berdampak.
Garam justru berdaya guna di dapur atau ditempat di mana ia dibutuhkan.
Gereja π tidak terlalu membutuhkan orang Kristen yang berkiprah di dalamnya, tetapi justru di tengah-tengah masyarakat. Gereja hanyalah gudang garam.
Pelayanan tanpa batas adalah pelayanan yang tidak dibatasi oleh cara, berarti bukan hanya kegiatan yang berbau gereja atau yang selama ini disebut sebagai kegiatan rohani.
Pelayanan bukan hanya ada di sekitar gereja π seperti berkhotbah, memimpin puji-pujian, menjabat sebagai staf pengurus gereja, guru sekolah Minggu, dan lain sebagainya.
Segala kegiatan yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan sehingga memuaskan dan menyenangkan hati-Nya adalah pelayanan (1Kor. 10:31).
Pelayanan dapat dilakukan siapa pun tanpa membedakan status (pria wanita, kaya atau miskin, dari berbagai suku bangsa dan berbagai golongan).
Di sini pelayanan bukan monopoli pejabat yang disahkan sinode sebagai pejabatnya.
Dalam pelayanan yang penting adalah siapakah yang menerima pelayanan kita π₯
Tentu jawabnya mudah, yaitu Tuhan. Pertanyaannya adalah apakah semua yang kita lakukan benar-benar adalah ditujukan bagi Tuhan, sebab banyak orang yang tidak jujur dengan dirinya sendiri.
Mulut mengatakan melayani Tuhan π, padahal sebenarnya ia melayani dirinya sendiri. Hal ini terjadi berhubung dirinya belum bisa menyalibkan dirinya sendiri atau belum menurunkan dirinya dari takhta kehidupannya.
Sehingga, Tuhan Yesus belum berkuasa atas hidupnya.
Ia belum bertumbuh pada suatu kehidupan yang bernafaskan, “hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”.
Pelayanan yang benar hanya dapat dilakukan oleh mereka yang benar-benar telah menyadari bahwa tujuan hidup ini satu-satunya adalah mengabdi kepada Tuhan π (Flp. 1:21).
Oleh sebab itu, pelayanan yang benar harus dimulai dari kerinduan yang sungguh-sungguh untuk melakukan segala sesuatu untuk kepentingan pekerjaan Tuhan, sehingga hati Tuhan π dipuaskan dan disenangkan.
Hal ini harus dipelajari dalam perjalanan hidup dari hari ke hari.
Sampai suatu saat seseorang mengerti apa artinya hidup menghamba kepada Tuhan π Pelayanan harus dimulai dari diri sendiri, yaitu mengasihi diri sendiri seperti Tuhan mengasihi dirinya.
Kemudian, berkembang menjadi mengasihi orang lain di sekitarnya seperti mengasihi diri sendiri.
Orang di sekitarnya adalah siapa pun.
Dari pasangan hidup, anak, orang tua, mertua, keluarga besar, pembantu rumah tangga, supir, dan setiap orang yang kita π₯ jumpai. Sebab, Tuhan mengasihi mereka dan mau menyelamatkan serta memberkati mereka.
Tidak sedikit terdapat orang-orang Kristen yang cakap dalam kegiatan pelayanan gereja, tetapi kehidupan setiap harinya tidak mendatangkan keteduhan bagi sesama.
Mereka rajin datang ke gereja π dan di depan mata masyarakat menunjukkan sebagai seorang pembela agama Kristen.
Tetapi dalam kehidupan setiap hari, perbuatan mereka tidak memberkati orang lain.
Orang-orang π₯ seperti ini pada dasarnya belum melayani Tuhan.
Dalam kasus-kasus tertentu, nampaklah karakter manusiawi mereka yang tidak berbelas kasihan terhadap sesama atau sewenang-wenang, mau menang sendiri atau tidak mau mengalah, serakah, mau menunjukkan prestasi dan kelebihan yang dimilikinya, tidak mau mengerti orang lain, memaksakan kehendaknya kepada orang lain, pelit, bengis, dan lain sebagainya.
Orang-orang seperti ini jika berada dalam kegiatan di gereja pasti menjual nama Yesus π untuk kepentingan dirinya sendiri.
JBU
Kamis, 28 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "PELAYANAN TANPA BATAS" 29 December 2017
Setelah melayani pekerjaan puluhan tahun, barulah saya π€ menyadari benar apa yang dimaksud dengan pelayanan itu. Pada dasarnya, yang saya pahami mengenai pelayanan selama ini adalah apa yang saya lihat dari para pejabat gereja, aktivisnya, dan pendidikan teologi yang saya pelajari di sekolah tinggi teologi.
Pengertian saya dulu mengenai pelayanan adalah kegiatan di sekitar gereja π yang dilakukan oleh mereka yang memiliki legitimasi (pengesahan) untuk pelayanan, yaitu para pejabat gereja dan yang lulus dari sekolah Alkitab. Konsep saya mengenai pekerjaan pelayanan antara lain khotbah, memimpin puji-pujian, mengorganisir serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan gereja.
Itulah sebabnya, kalau saya mengajak orang melayani Tuhan π itu berarti ikut serta dalam kegiatan gereja.
Konsep pelayanan yang tidak tepat ini membatasi pelayanan secara utuh dan lengkap yang seharusnya dilakukan setiap orang percaya bagi Tuhan.
Harus diingat, bahwa menyembah Allah harus dalam Roh dan kebenaran, artinya ibadah yang tidak dibatasi oleh ruangan dan waktu serta sistem yang dibuat manusia (Yoh. 4:24). Konsep yang salah mengenai pelayanan menutup peluang banyak anak Allah untuk melayani pekerjaan-Nya, sehingga banyak orang-orang yang tidak pernah melayani Tuhan sepanjang umur hidupnya.
Selama ini tanpa disadari telah bertahun-tahun terbangun “kerajaan manusia di dalam gereja” yang menjurus kepada “game” atau permainan manusia bukan pekerjaan Tuhan.
Kegiatan orang Kristen hanya diakui telah mewakili pemerintahan Tuhan, apabila melakukan pekerjaan Tuhan π di dalam gereja.
Hal ini mengesankan bahwa tidak ada kegiatan di luar gereja yang merupakan kegiatan perwujudan pemerintahan Tuhan π dalam kehidupan orang percaya.
Dalam sejarah gereja telah tercatat kesalahan ini (Mat. 23:15).
Para pejabat gereja mengambil keuntungan materi dan non materi dari konsep yang salah tersebut.
Mereka π₯ menjadi sangat berkuasa mendominasi kehidupan umat dan memanipulasi kehidupan umat untuk kepentingan pribadi dan institusi dengan menggunakan nama Tuhan.
Sebagai akibatnya, terbentuk strata dalam gereja, strata pelayan Tuhan dan bukan pelayan Tuhan.
Timbul konsep pekerjaan gereja dan pekerjaan dunia, imam dan awam.
Hari ini kesalahan tersebut terulang.
Dengan munculnya nabi-nabi palsu yang mengatasnamakan Tuhan, mengajarkan ajaran-ajaran yang sebenarnya tidak Alkitabiah mempengaruhi umat untuk tenggelam dengan kegiatan gereja, seolah-olah itulah yang disebut sebagai mencari dan melayani Tuhan π untuk menjadi umat yang berkenan kepada-Nya guna meraih berkat jasmani dan sorga.
Padahal kenyataannya tidaklah demikian, kegiatan gereja baru sebagian dari usaha untuk mencari dan melayani Tuhan.
Kerajaan manusia di dalam gereja π harus diganti menjadi Kerajaan Tuhan, artinya bahwa pemerintahan Tuhan harus terselenggara dalam kehidupan orang percaya dalam seluruh kegiatannya, bukan hanya dalam lingkungan gereja.
Pelayanan yang benar adalah pelayanan tanpa batas.
Pelayanan tanpa batas artinya usaha yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan π sehingga memuaskan dan menyenangkan hati-Nya (Gal. 1:10).
Ini adalah pelayanan yang tidak dibatasi oleh ruangan, berarti bukan hanya di lingkungan gereja dan lembaga-lembaga Kristen.
Tempat pelayanan orang percaya π₯ adalah seluruh wilayah di mana mereka dapat menyelenggarakan hidup bagi kepentingan sesama.
Dalam hal ini, kita harus belajar apa yang dimaksud dengan ibadah.
Ibadah atau yang di lingkungan gereja π juga sering disebut sebagai kebaktian bukan hanya terselenggara di gereja, tetapi di manapun orang percaya berada harus beribadah atau berbakti kepada Tuhan.
Dalam Roma 12:1, ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah π
Ini berarti ketika seseorang menggunakan seluruh potensi dalam kehidupannya untuk kepentingan Tuhan berarti itulah ibadahnya.
Untuk Tuhan bukan berarti hanya ditujukan bagi kegiatan gereja π, tetapi ditujukan juga untuk kepentingan sesama manusia. Kata “ibadah” dalam Roma 12:1 ini adalah “latreia” yang lebih tepat diterjemahkan “service”, melayani.
Jadi kalau selama ini banyak orang π₯ berpikir bahwa pelayanan adalah kegiatan gereja semata-mata, maka ini adalah suatu kebodohan yang sangat merugikan.
Dengan pemahaman pelayanan seperti ini, maka tidak akan mungkin terjadi praktik menjual nama Yesus.
JBU
Pengertian saya dulu mengenai pelayanan adalah kegiatan di sekitar gereja π yang dilakukan oleh mereka yang memiliki legitimasi (pengesahan) untuk pelayanan, yaitu para pejabat gereja dan yang lulus dari sekolah Alkitab. Konsep saya mengenai pekerjaan pelayanan antara lain khotbah, memimpin puji-pujian, mengorganisir serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan gereja.
Itulah sebabnya, kalau saya mengajak orang melayani Tuhan π itu berarti ikut serta dalam kegiatan gereja.
Konsep pelayanan yang tidak tepat ini membatasi pelayanan secara utuh dan lengkap yang seharusnya dilakukan setiap orang percaya bagi Tuhan.
Harus diingat, bahwa menyembah Allah harus dalam Roh dan kebenaran, artinya ibadah yang tidak dibatasi oleh ruangan dan waktu serta sistem yang dibuat manusia (Yoh. 4:24). Konsep yang salah mengenai pelayanan menutup peluang banyak anak Allah untuk melayani pekerjaan-Nya, sehingga banyak orang-orang yang tidak pernah melayani Tuhan sepanjang umur hidupnya.
Selama ini tanpa disadari telah bertahun-tahun terbangun “kerajaan manusia di dalam gereja” yang menjurus kepada “game” atau permainan manusia bukan pekerjaan Tuhan.
Kegiatan orang Kristen hanya diakui telah mewakili pemerintahan Tuhan, apabila melakukan pekerjaan Tuhan π di dalam gereja.
Hal ini mengesankan bahwa tidak ada kegiatan di luar gereja yang merupakan kegiatan perwujudan pemerintahan Tuhan π dalam kehidupan orang percaya.
Dalam sejarah gereja telah tercatat kesalahan ini (Mat. 23:15).
Para pejabat gereja mengambil keuntungan materi dan non materi dari konsep yang salah tersebut.
Mereka π₯ menjadi sangat berkuasa mendominasi kehidupan umat dan memanipulasi kehidupan umat untuk kepentingan pribadi dan institusi dengan menggunakan nama Tuhan.
Sebagai akibatnya, terbentuk strata dalam gereja, strata pelayan Tuhan dan bukan pelayan Tuhan.
Timbul konsep pekerjaan gereja dan pekerjaan dunia, imam dan awam.
Hari ini kesalahan tersebut terulang.
Dengan munculnya nabi-nabi palsu yang mengatasnamakan Tuhan, mengajarkan ajaran-ajaran yang sebenarnya tidak Alkitabiah mempengaruhi umat untuk tenggelam dengan kegiatan gereja, seolah-olah itulah yang disebut sebagai mencari dan melayani Tuhan π untuk menjadi umat yang berkenan kepada-Nya guna meraih berkat jasmani dan sorga.
Padahal kenyataannya tidaklah demikian, kegiatan gereja baru sebagian dari usaha untuk mencari dan melayani Tuhan.
Kerajaan manusia di dalam gereja π harus diganti menjadi Kerajaan Tuhan, artinya bahwa pemerintahan Tuhan harus terselenggara dalam kehidupan orang percaya dalam seluruh kegiatannya, bukan hanya dalam lingkungan gereja.
Pelayanan yang benar adalah pelayanan tanpa batas.
Pelayanan tanpa batas artinya usaha yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan π sehingga memuaskan dan menyenangkan hati-Nya (Gal. 1:10).
Ini adalah pelayanan yang tidak dibatasi oleh ruangan, berarti bukan hanya di lingkungan gereja dan lembaga-lembaga Kristen.
Tempat pelayanan orang percaya π₯ adalah seluruh wilayah di mana mereka dapat menyelenggarakan hidup bagi kepentingan sesama.
Dalam hal ini, kita harus belajar apa yang dimaksud dengan ibadah.
Ibadah atau yang di lingkungan gereja π juga sering disebut sebagai kebaktian bukan hanya terselenggara di gereja, tetapi di manapun orang percaya berada harus beribadah atau berbakti kepada Tuhan.
Dalam Roma 12:1, ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah π
Ini berarti ketika seseorang menggunakan seluruh potensi dalam kehidupannya untuk kepentingan Tuhan berarti itulah ibadahnya.
Untuk Tuhan bukan berarti hanya ditujukan bagi kegiatan gereja π, tetapi ditujukan juga untuk kepentingan sesama manusia. Kata “ibadah” dalam Roma 12:1 ini adalah “latreia” yang lebih tepat diterjemahkan “service”, melayani.
Jadi kalau selama ini banyak orang π₯ berpikir bahwa pelayanan adalah kegiatan gereja semata-mata, maka ini adalah suatu kebodohan yang sangat merugikan.
Dengan pemahaman pelayanan seperti ini, maka tidak akan mungkin terjadi praktik menjual nama Yesus.
JBU
Rabu, 27 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MELAYANI DARI HATI TUHAN" 28 December 2017
Harus dengan rendah hati kita kembali merumuskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan pelayanan itu? Untuk menemukan rumusannya kita harus terlebih dahulu memperkarakan : Apakah rencana Allah π dalam dunia ini, bagaimana turut mewujudkan rencana tersebut, dan kualifikasi apakah yang harus dimiliki seorang pelayan Tuhan.
Sesungguhnya, rencana Allah pada dasarnya adalah mempersiapkan suatu umat yang akan mengelola alam ciptaan-Nya di langit dan bumi π yang baru.
Hal ini merupakan pemenuhan maksud penciptaan alam semesta. Tuhan menciptakan langit dan bumi yang pertama dengan sempurna.
Tuhan juga akan menciptakan langit dan bumi yang baru dengan sempurna, tempat di mana kita akan bersama dengan Tuhan π selama-lamanya.
Pelayanan adalah proyeksi persiapan memerintah bersama dengan Kristus. Umat yang dipersiapkan adalah umat yang hendak dibentuk atau diproses menjadi seperti yang Tuhan kehendaki, yaitu manusia yang sempurna. Tentu, masing-masing individu di sini memiliki tempatnya masing-masing (Mat. 20:23).
Sehingga sebenarnya sejak dilahirkan, setiap orang telah memiliki tempat yang dipersiapkan Allah π baginya untuk mengabdi.
Jadi, pelayanan adalah usaha untuk menempatkan setiap orang pada tempatnya.
Untuk ini Tuhan sudah memberikan Roh-Nya dan Firman sebagai penuntun. Roh dan Firman tersebut adalah kuasa atau hak (Yun. exousia) supaya menjadi anak-anak Allah. Kuasa itu juga menuntun orang percaya bagaimana dapat melayani Bapa π dengan benar.
Setiap orang Kristen harus ada di dalam pelayanan. Sebab, amanat agung Tuhan Yesus tidak hanya ditujukan kepada sekelompok orang saja. Respon terhadap tanggung jawab hidup itu, kita memiliki panggilan masing-masing di tempat di mana kita harus berada. Dalam hal ini, semua orang π₯ percaya adalah utusan Tuhan.
Adapun panggilan menunjuk kepada fungsi orang percaya dalam pelayanan tersebut. Karena, setiap orang memiliki fungsi berbeda. Hal ini dinyatakan oleh Paulus mengenai satu tubuh tetapi banyak anggota (1Kor. 12:12-18). Orang percaya harus menemukan tempat di mana ia dapat berkarya bagi Tuhan π sebagai responnya.
Untuk menggenapi rencana-Nya, Tuhan π menempatkan masing-masing individu pada tempat yang khusus. Itulah panggilan tersebut. Masing-masing orang percaya pasti memiliki panggilan yang khas, khusus, dan benar-benar spesifik.
Dengan demikian, yang bertanggung jawab dalam pelayanan atau hidup dalam misi Bapa bukan hanya para rohaniwan.
Ketika Tuhan Yesus π mengajak Matius pemungut cukai untuk mengikut Dia, Matius harus meninggalkan rumah cukainya (Mrk. 2:13-17), tetapi dalam Lukas 19:1-10, Zakheus yang menerima tawaran mengikut Yesus tidak harus meninggalkan rumah cukainya, ia tetap menjadi pemungut cukai. Tentu praktik-praktik fasik atau segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan dalam pekerjaannya harus ditanggalkan.
Di sisi lain ketika orang gila di Gadara hendak mengikut Yesus π menjadi seperti murid-murid yang lain, Tuhan Yesus melarangnya. Mengapa? Sebab setiap orang memiliki tempat yang berbeda (Luk. 8:39).
Itulah sebabnya suatu pekerjaan dikategorikan sebagai pekerjaan duniawi atau rohani bukan tergantung jenis pekerjaan tersebut tetapi motivasi dan tendensi pekerjaan itu diselenggarakan.
Jadi, ladang Tuhan itu bukan hanya menyangkut pekerjaan-pekerjaan yang berada di lingkungan gereja π tetapi segala sesuatu yang mendukung pelebaran Kerajaan Allah atau bernuansa misi Bapa adalah ladang Tuhan.
Dengan demikian, setiap orang percaya dengan yakin melakukan pekerjaan masing-masing sebagai karyawan swasta, pegawai negeri, dokter, kontraktor, suster, dan lain-lain untuk kemuliaan Allah π
Adapun seorang yang disebut penginjil yang menjadi utusan Injil dapat dikategorikan sebagai panggilan khusus.
Bagi kita yang mendapat beban pelayanan di gereja harus fokus di pelayanan ini dan mengembangkannya secara maksimal.
Jika setiap orang percaya π₯ memahami rencana Allah yang agung ini dan keterlibatannya dalam pelayanan, maka tidak pernah ada usaha manipulatif dalam pelayanan.
Hal ini sama artinya tidak mungkin seseorang yang mengerti panggilannya untuk melayani Tuhan, menjual nama Tuhan itu sendiri.
Hal menemukan panggilan khusus Allah π dalam kehidupan ini harus benar-benar dipahami oleh semua orang percaya. Sehingga setiap orang percaya tanpa pamrih, dengan motivasi yang benar menemukan tempatnya untuk mengabdi kepada Tuhan, dan benar-benar melayani Tuhan sampai akhir hidupnya.
Dengan demikian seseorang dapat melayani dari hati Tuhan.
JBU
Sesungguhnya, rencana Allah pada dasarnya adalah mempersiapkan suatu umat yang akan mengelola alam ciptaan-Nya di langit dan bumi π yang baru.
Hal ini merupakan pemenuhan maksud penciptaan alam semesta. Tuhan menciptakan langit dan bumi yang pertama dengan sempurna.
Tuhan juga akan menciptakan langit dan bumi yang baru dengan sempurna, tempat di mana kita akan bersama dengan Tuhan π selama-lamanya.
Pelayanan adalah proyeksi persiapan memerintah bersama dengan Kristus. Umat yang dipersiapkan adalah umat yang hendak dibentuk atau diproses menjadi seperti yang Tuhan kehendaki, yaitu manusia yang sempurna. Tentu, masing-masing individu di sini memiliki tempatnya masing-masing (Mat. 20:23).
Sehingga sebenarnya sejak dilahirkan, setiap orang telah memiliki tempat yang dipersiapkan Allah π baginya untuk mengabdi.
Jadi, pelayanan adalah usaha untuk menempatkan setiap orang pada tempatnya.
Untuk ini Tuhan sudah memberikan Roh-Nya dan Firman sebagai penuntun. Roh dan Firman tersebut adalah kuasa atau hak (Yun. exousia) supaya menjadi anak-anak Allah. Kuasa itu juga menuntun orang percaya bagaimana dapat melayani Bapa π dengan benar.
Setiap orang Kristen harus ada di dalam pelayanan. Sebab, amanat agung Tuhan Yesus tidak hanya ditujukan kepada sekelompok orang saja. Respon terhadap tanggung jawab hidup itu, kita memiliki panggilan masing-masing di tempat di mana kita harus berada. Dalam hal ini, semua orang π₯ percaya adalah utusan Tuhan.
Adapun panggilan menunjuk kepada fungsi orang percaya dalam pelayanan tersebut. Karena, setiap orang memiliki fungsi berbeda. Hal ini dinyatakan oleh Paulus mengenai satu tubuh tetapi banyak anggota (1Kor. 12:12-18). Orang percaya harus menemukan tempat di mana ia dapat berkarya bagi Tuhan π sebagai responnya.
Untuk menggenapi rencana-Nya, Tuhan π menempatkan masing-masing individu pada tempat yang khusus. Itulah panggilan tersebut. Masing-masing orang percaya pasti memiliki panggilan yang khas, khusus, dan benar-benar spesifik.
Dengan demikian, yang bertanggung jawab dalam pelayanan atau hidup dalam misi Bapa bukan hanya para rohaniwan.
Ketika Tuhan Yesus π mengajak Matius pemungut cukai untuk mengikut Dia, Matius harus meninggalkan rumah cukainya (Mrk. 2:13-17), tetapi dalam Lukas 19:1-10, Zakheus yang menerima tawaran mengikut Yesus tidak harus meninggalkan rumah cukainya, ia tetap menjadi pemungut cukai. Tentu praktik-praktik fasik atau segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan dalam pekerjaannya harus ditanggalkan.
Di sisi lain ketika orang gila di Gadara hendak mengikut Yesus π menjadi seperti murid-murid yang lain, Tuhan Yesus melarangnya. Mengapa? Sebab setiap orang memiliki tempat yang berbeda (Luk. 8:39).
Itulah sebabnya suatu pekerjaan dikategorikan sebagai pekerjaan duniawi atau rohani bukan tergantung jenis pekerjaan tersebut tetapi motivasi dan tendensi pekerjaan itu diselenggarakan.
Jadi, ladang Tuhan itu bukan hanya menyangkut pekerjaan-pekerjaan yang berada di lingkungan gereja π tetapi segala sesuatu yang mendukung pelebaran Kerajaan Allah atau bernuansa misi Bapa adalah ladang Tuhan.
Dengan demikian, setiap orang percaya dengan yakin melakukan pekerjaan masing-masing sebagai karyawan swasta, pegawai negeri, dokter, kontraktor, suster, dan lain-lain untuk kemuliaan Allah π
Adapun seorang yang disebut penginjil yang menjadi utusan Injil dapat dikategorikan sebagai panggilan khusus.
Bagi kita yang mendapat beban pelayanan di gereja harus fokus di pelayanan ini dan mengembangkannya secara maksimal.
Jika setiap orang percaya π₯ memahami rencana Allah yang agung ini dan keterlibatannya dalam pelayanan, maka tidak pernah ada usaha manipulatif dalam pelayanan.
Hal ini sama artinya tidak mungkin seseorang yang mengerti panggilannya untuk melayani Tuhan, menjual nama Tuhan itu sendiri.
Hal menemukan panggilan khusus Allah π dalam kehidupan ini harus benar-benar dipahami oleh semua orang percaya. Sehingga setiap orang percaya tanpa pamrih, dengan motivasi yang benar menemukan tempatnya untuk mengabdi kepada Tuhan, dan benar-benar melayani Tuhan sampai akhir hidupnya.
Dengan demikian seseorang dapat melayani dari hati Tuhan.
JBU
Selasa, 26 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MOTIVASI" 27-12-2017 DR. Erastus Sabdono
Selama ini kita sering menyebut-nyebut kata “motivasi”. Biasanya, kata “motivasi” dalam lingkungan gereja π dikaitkan dengan pelayanan atau pengiringan kepada Tuhan Yesus.
Kita harus membahas hal kemurnian motivasi pelayanan, sebab hal ini sangat terkait dengan hal menjual nama Yesus.
Motivasi berasal dari kata dalam bahasa latin “movere” yang artinya bergerak.
Kata “movere” memberikan kesan yang jelas atau menunjuk sesuatu yang aktif, dinamis, dan juga bisa menunjukkan sesuatu yang berkembang atau progresif.
Secara etimologis (asal usul kata); kata ”motivasi” berasal dari kata motif, yang artinya dorongan, kehendak alasan atau kemauan.
Maka motivasi adalah dorongan-dorongan (forces) yang membangkitkan dan menggerakkan kelakuan individu.
Motivasi bukanlah tingkah laku, melainkan kondisi internal yang kompleks dan tidak dapat diamati secara langsung.
Akan tetapi, motivasi mempengaruhi tingkah laku seseorang. Itulah sebabnya, kita dapat melihat motivasi seseorang berdasarkan tingkah lakunya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dideskripsikan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang π€ secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Deskripsi ini memiliki kesamaan dengan pengertian motivasi di atas bila ditinjau dari etimologinya, yaitu movere.
Dengan penjelasan di atas ini dapatlah ditarik konklusi bahwa motivasi menunjuk kepada sikap hati yang menghasilkan suatu dorongan untuk berbuat sesuatu secara konkret.
Itulah sebabnya, bisa dikatakan bahwa motivasi menentukan kuat-lemahnya tingkah laku atau gerakan untuk mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Pada dasarnya, motivasi timbul karena dilandaskan pada kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.
Seorang penulis buku mengenai motivasi mengatakan mengenai motivasi sebagai berikut: Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota π€ organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka mencapai tujuan.
Sejajar dengan ungkapan pernyataan di atas, penulis lain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Motif yang dimaksud ialah daya dalam diri seseorang π€ yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Dalam ungkapannya tersebut hendak menekankan bahwa motivasi merupakan proses yang menggerakkan sebuah kegiatan atau proyek, demi tercapainya sebuah tujuan tertentu dengan melahirkan atau menciptakan motif-motif lain sebagai pendukungnya.
Berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam motivasi, seorang penulis buku lain mengenai motivasi dari Barat mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang π€ yang ditandai dengan munculnya rasa dan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa motivasi sangat berkorelasi dengan tujuan. Jika tidak ada motivasi, maka tujuannya pun menjadi tidak jelas.
Di sini, nyatalah bahwa motivasi adalah daya penggerak seseorang mencapai tujuan.
Fenomena ini ditegaskan oleh pendapat tokoh pemikir yang bernama Callahan dan Clark bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Jadi berbicara mengenai kemurnian motivasi, maka hendak dijabarkan mengenai motivasi yang seharusnya dimiliki seorang anak Tuhan dan pelayan Tuhan π dalam gereja Tuhan.
Tidak ada motivasi lain dalam hidup kita kecuali mengenal Dia untuk mengabdi kepada-Nya secara tak terbatas.
Di luar hal ini berarti pemberontakan dan menuju kebinasaan dalam api kekal.
Untuk memiliki motivasi yang benar seseorang harus memiliki gambaran yang utuh dan lengkap mengenai kebenaran Tuhan π
Gambaran yang lengkap dan utuh tersebut membangun cara berpikirnya.
Cara berpikir inilah yang menjadi penentu isi motivasi hidup seseorang. Tidak ada motivasi yang benar dalam kehidupan ini selain menyembah Tuhan π dan hanya kepada Dia saja kita berbakti (Luk. 4:5-8). Definisi ini juga sejajar dengan pernyataan Tuhan Yesus yang lain dalam Yoh. 4:34: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”.
JBU
Kita harus membahas hal kemurnian motivasi pelayanan, sebab hal ini sangat terkait dengan hal menjual nama Yesus.
Motivasi berasal dari kata dalam bahasa latin “movere” yang artinya bergerak.
Kata “movere” memberikan kesan yang jelas atau menunjuk sesuatu yang aktif, dinamis, dan juga bisa menunjukkan sesuatu yang berkembang atau progresif.
Secara etimologis (asal usul kata); kata ”motivasi” berasal dari kata motif, yang artinya dorongan, kehendak alasan atau kemauan.
Maka motivasi adalah dorongan-dorongan (forces) yang membangkitkan dan menggerakkan kelakuan individu.
Motivasi bukanlah tingkah laku, melainkan kondisi internal yang kompleks dan tidak dapat diamati secara langsung.
Akan tetapi, motivasi mempengaruhi tingkah laku seseorang. Itulah sebabnya, kita dapat melihat motivasi seseorang berdasarkan tingkah lakunya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dideskripsikan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang π€ secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Deskripsi ini memiliki kesamaan dengan pengertian motivasi di atas bila ditinjau dari etimologinya, yaitu movere.
Dengan penjelasan di atas ini dapatlah ditarik konklusi bahwa motivasi menunjuk kepada sikap hati yang menghasilkan suatu dorongan untuk berbuat sesuatu secara konkret.
Itulah sebabnya, bisa dikatakan bahwa motivasi menentukan kuat-lemahnya tingkah laku atau gerakan untuk mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Pada dasarnya, motivasi timbul karena dilandaskan pada kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.
Seorang penulis buku mengenai motivasi mengatakan mengenai motivasi sebagai berikut: Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota π€ organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka mencapai tujuan.
Sejajar dengan ungkapan pernyataan di atas, penulis lain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Motif yang dimaksud ialah daya dalam diri seseorang π€ yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Dalam ungkapannya tersebut hendak menekankan bahwa motivasi merupakan proses yang menggerakkan sebuah kegiatan atau proyek, demi tercapainya sebuah tujuan tertentu dengan melahirkan atau menciptakan motif-motif lain sebagai pendukungnya.
Berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam motivasi, seorang penulis buku lain mengenai motivasi dari Barat mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang π€ yang ditandai dengan munculnya rasa dan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa motivasi sangat berkorelasi dengan tujuan. Jika tidak ada motivasi, maka tujuannya pun menjadi tidak jelas.
Di sini, nyatalah bahwa motivasi adalah daya penggerak seseorang mencapai tujuan.
Fenomena ini ditegaskan oleh pendapat tokoh pemikir yang bernama Callahan dan Clark bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Jadi berbicara mengenai kemurnian motivasi, maka hendak dijabarkan mengenai motivasi yang seharusnya dimiliki seorang anak Tuhan dan pelayan Tuhan π dalam gereja Tuhan.
Tidak ada motivasi lain dalam hidup kita kecuali mengenal Dia untuk mengabdi kepada-Nya secara tak terbatas.
Di luar hal ini berarti pemberontakan dan menuju kebinasaan dalam api kekal.
Untuk memiliki motivasi yang benar seseorang harus memiliki gambaran yang utuh dan lengkap mengenai kebenaran Tuhan π
Gambaran yang lengkap dan utuh tersebut membangun cara berpikirnya.
Cara berpikir inilah yang menjadi penentu isi motivasi hidup seseorang. Tidak ada motivasi yang benar dalam kehidupan ini selain menyembah Tuhan π dan hanya kepada Dia saja kita berbakti (Luk. 4:5-8). Definisi ini juga sejajar dengan pernyataan Tuhan Yesus yang lain dalam Yoh. 4:34: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”.
JBU
Senin, 25 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment " MELAYANI ADALAH SUATU KEHORMATAN" 26 December 2017
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kehormatan itu? Kata kehormatan sejajar dengan kata mulia.
Kehormatan berarti dihargai, dijunjung tinggi, dipandang luhur. Dalam bahasa Yunani kata hormat adalah tima, kata ini dalam bahasa Inggris diterjemahkan honour, value.
Pengertian kehormatan bisa relatif, sebab perspektif masing-masing orang terhadap pengertian tinggi, luhur, mulia, dan agung berbeda-berbeda. Hal ini tergantung konsep hidup atau filosofinya mengenai hidup.
Kehormatan sebenarnya tidak bisa relatif kalau kita menggunakan parameter sudut pandang Tuhan π, sebab ukuran inilah yang mutlak dan absolut.
Kehormatan seorang hamba menunjuk kepada keluhuran, kemuliaan dan keagungan seorang hamba, dalam kedudukan, pangkat, dan martabat. Masalahnya adalah apakah seorang hamba dapat dikatakan terhomat? Jawabnya adalah bisa, bila ukuran yang digunakan adalah perspektif Tuhan π atau cara memandang Tuhan.
Dalam Alkitab π kita sering dapati bahwa perspektif atau cara Tuhan memandang paradoks dengan perspektif manusia, misalnya dalam Lukas 22:26-27: Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Sebab siapakah yang lebih besar : yang duduk makan, atau yang melayani ? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Dalam kesempatan lain, Tuhan Yesus π berkata: Barangsiapa yang meninggikan diri ia akan direndahkan, tetapi barangsiapa yang merendahkan diri akan ditinggikan.
Dalam hal ini, keangkuhan hidup adalah musuh besar seorang pelayan Tuhan.
Inilah bahaya yang telah menjerumuskan banyak hamba Tuhan, yaitu pride atau harga diri.
Untuk ini, seseorang harus benar-benar merasa tidak bernilai, kecuali di hadapan Tuhan π
Untuk menjadi percaya yang benar tidak boleh mencari hormat (Yoh. 5:44).
Tuhan Yesus menjadi prototype Pribadi yang patut disebut terhormat, yaitu ketika Ia menjadi hamba.
Prinsip penghambaan Tuhan Yesus dirumuskan dalam Filipi 2:5-8: Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Berita utama yang terdapat dalam ayat-ayat ini adalah kesediaan Tuhan Yesus π “melepaskan hak”.
Ini adalah rahasia bagaimana seseorang menjadi hamba yang memiliki kehormatan dalam perspektif Allah. Demi pekerjaan Bapa π, yaitu penyelesaian tugas kemesiasan-Nya, Tuhan Yesus melepaskan segala hak-Nya.
Melepaskan hak artinya “rela” tidak menikmati apa yang menjadi bagian atau haknya atau “rela” melepaskan apa yang menjadi miliknya demi kepentingan kerajaan Allah.
Hak-hak tersebut antara lain hak untuk dihormati, dikasihi, diperlakukan adil, menikmati milik sendiri, dan lain sebagainya.
Orang π€ yang rela melepaskan hak adalah adalah orang yang melayani Tuhan.
Sebenarnya setiap orang percaya harus sudah kehilangan hak.
Sebab penebusan oleh Tuhan Yesus π di satu aspek berarti dosa-dosa kita diampuni, pelanggaran kita dihapus, dan surga disediakan.
Tetapi di aspek lain, penebusan oleh Tuhan Yesus berarti menandakan kita menjadi milik-Nya. Oleh karena kita menjadi milik-Nya, kita kehilangan kedaulatan hidup dan kehilangan segala hak. Oleh penebusan kita menjadi milik Tuhan π sepenuhnya; kita bukan milik kita sendiri (1Kor. 6:19-20).
Sebagai pengikut Kristus π kita harus mengikuti jejak-Nya.
Sebagaimana Ia melepaskan hak-Nya, maka kita pun harus melepaskan hak-hak kita demi Kerajaan Surga.
Melepaskan hak juga berarti tidak lagi berkuasa mengatur diri sendiri.
Dalam kehidupan sebagai anak tebusan, hidup kita berada dalam pengaturan Tuhan π yang membuat kita sungguh-sungguh dapat memuliakan Tuhan (Yoh. 21:18-19). Peragaan melepaskan hak ditunjukkan Tuhan dalam Yohanes 13:5, 12-14 melalui mencuci kaki murid-murid-Nya.
Maksud tindakan Tuhan π mencuci kaki murid-murid-Nya tersebut adalah agar kita melepaskan hak seperti Dia.
Dengan demikian, Tuhan dapat mengisi diri kita dengan kepenuhan-Nya (Ef. 1:23;4:13). Sehingga sebagai akibatnya, Ia dapat tampil di gelanggang dunia memuliakan Bapa melalui hidup kita.
Tuhan π mengajar kita untuk dapat menyatakan kehidupan yang dikalimatkan oleh Paulus sebagai hidupku bukan aku lagi (Gal. 2:20).
Kalau pelayanan didasarkan pada sikap hati ini, maka tidak akan pernah menjual nama Yesus.
JBU
Kehormatan berarti dihargai, dijunjung tinggi, dipandang luhur. Dalam bahasa Yunani kata hormat adalah tima, kata ini dalam bahasa Inggris diterjemahkan honour, value.
Pengertian kehormatan bisa relatif, sebab perspektif masing-masing orang terhadap pengertian tinggi, luhur, mulia, dan agung berbeda-berbeda. Hal ini tergantung konsep hidup atau filosofinya mengenai hidup.
Kehormatan sebenarnya tidak bisa relatif kalau kita menggunakan parameter sudut pandang Tuhan π, sebab ukuran inilah yang mutlak dan absolut.
Kehormatan seorang hamba menunjuk kepada keluhuran, kemuliaan dan keagungan seorang hamba, dalam kedudukan, pangkat, dan martabat. Masalahnya adalah apakah seorang hamba dapat dikatakan terhomat? Jawabnya adalah bisa, bila ukuran yang digunakan adalah perspektif Tuhan π atau cara memandang Tuhan.
Dalam Alkitab π kita sering dapati bahwa perspektif atau cara Tuhan memandang paradoks dengan perspektif manusia, misalnya dalam Lukas 22:26-27: Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Sebab siapakah yang lebih besar : yang duduk makan, atau yang melayani ? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Dalam kesempatan lain, Tuhan Yesus π berkata: Barangsiapa yang meninggikan diri ia akan direndahkan, tetapi barangsiapa yang merendahkan diri akan ditinggikan.
Dalam hal ini, keangkuhan hidup adalah musuh besar seorang pelayan Tuhan.
Inilah bahaya yang telah menjerumuskan banyak hamba Tuhan, yaitu pride atau harga diri.
Untuk ini, seseorang harus benar-benar merasa tidak bernilai, kecuali di hadapan Tuhan π
Untuk menjadi percaya yang benar tidak boleh mencari hormat (Yoh. 5:44).
Tuhan Yesus menjadi prototype Pribadi yang patut disebut terhormat, yaitu ketika Ia menjadi hamba.
Prinsip penghambaan Tuhan Yesus dirumuskan dalam Filipi 2:5-8: Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Berita utama yang terdapat dalam ayat-ayat ini adalah kesediaan Tuhan Yesus π “melepaskan hak”.
Ini adalah rahasia bagaimana seseorang menjadi hamba yang memiliki kehormatan dalam perspektif Allah. Demi pekerjaan Bapa π, yaitu penyelesaian tugas kemesiasan-Nya, Tuhan Yesus melepaskan segala hak-Nya.
Melepaskan hak artinya “rela” tidak menikmati apa yang menjadi bagian atau haknya atau “rela” melepaskan apa yang menjadi miliknya demi kepentingan kerajaan Allah.
Hak-hak tersebut antara lain hak untuk dihormati, dikasihi, diperlakukan adil, menikmati milik sendiri, dan lain sebagainya.
Orang π€ yang rela melepaskan hak adalah adalah orang yang melayani Tuhan.
Sebenarnya setiap orang percaya harus sudah kehilangan hak.
Sebab penebusan oleh Tuhan Yesus π di satu aspek berarti dosa-dosa kita diampuni, pelanggaran kita dihapus, dan surga disediakan.
Tetapi di aspek lain, penebusan oleh Tuhan Yesus berarti menandakan kita menjadi milik-Nya. Oleh karena kita menjadi milik-Nya, kita kehilangan kedaulatan hidup dan kehilangan segala hak. Oleh penebusan kita menjadi milik Tuhan π sepenuhnya; kita bukan milik kita sendiri (1Kor. 6:19-20).
Sebagai pengikut Kristus π kita harus mengikuti jejak-Nya.
Sebagaimana Ia melepaskan hak-Nya, maka kita pun harus melepaskan hak-hak kita demi Kerajaan Surga.
Melepaskan hak juga berarti tidak lagi berkuasa mengatur diri sendiri.
Dalam kehidupan sebagai anak tebusan, hidup kita berada dalam pengaturan Tuhan π yang membuat kita sungguh-sungguh dapat memuliakan Tuhan (Yoh. 21:18-19). Peragaan melepaskan hak ditunjukkan Tuhan dalam Yohanes 13:5, 12-14 melalui mencuci kaki murid-murid-Nya.
Maksud tindakan Tuhan π mencuci kaki murid-murid-Nya tersebut adalah agar kita melepaskan hak seperti Dia.
Dengan demikian, Tuhan dapat mengisi diri kita dengan kepenuhan-Nya (Ef. 1:23;4:13). Sehingga sebagai akibatnya, Ia dapat tampil di gelanggang dunia memuliakan Bapa melalui hidup kita.
Tuhan π mengajar kita untuk dapat menyatakan kehidupan yang dikalimatkan oleh Paulus sebagai hidupku bukan aku lagi (Gal. 2:20).
Kalau pelayanan didasarkan pada sikap hati ini, maka tidak akan pernah menjual nama Yesus.
JBU
Minggu, 24 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "KEHILANGAN SEGALA SESUATU" 25 December 2017
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa mengikut Tuhan Yesus π berarti mengikuti jejak-Nya. Untuk mengerti jejak-Nya, seseorang harus belajar secara mendalam dan lengkap apa yang ditulis di dalam Injil; semua yang diajarkan Tuhan Yesus dan tulisan para rasul.
Tidak memahami Injil-Nya dengan benar berarti tidak pernah mengikut Dia, berarti pula tidak pernah menjadi orang percaya yang benar.
Orang-orang Kristen π₯ seperti ini tidak pernah memiliki keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus.
Mencapai model manusia seperti Tuhan Yesus Kristus π harus melalui pergumulan berat yang menyita seluruh hidup dan perhatian kita.
Hal ini akan menciptakan “dunia sendiri” yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Bila orang Kristen mencapai level mengenakan gaya hidupnya Tuhan Yesus, maka inilah stadium memuaskan hati Bapa.
Jarang sekali orang menggumuli hal ini dan berhasil mencapainya. Kalau pun mereka π₯ menggumuli hal-hal yang bertalian dengan karakter, karena mereka mau mencapai karakter yang baik di mata manusia, bukan sempurna seperti Bapa.
Untuk proses menjadi sempurna seseorang harus mempertaruhkan segenap hidup.
Tidak bisa setengah-setengah.
Tuhan Yesus πmengatakan apabila seseorang hendak mengikut Dia, harus rela melepaskan diri dari segala miliknya (Luk. 14:33). Melepaskan diri dari segala milik artinya : bersedia meninggalkan segala pola berpikir dan filosofinya.
Tanpa keberanian ini, seseorang tidak akan pernah menjadi orang Kristen yang sejati. Oleh sebab itu,
kalau seseorang menyatakan menjadi orang Kristen harus mempertaruhkan segenap hidupnya, atau tidak sama sekali.
Untuk mengembangkan diri agar siap kehilangan apapun dan siapapun, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah seseorang π€ harus mengerti benar apakah hidup itu sesungguhnya.
Jika seseorang tidak mengerti maka ia tidak akan rela kehilangan apa yang dia pikir adalah haknya.
Padahal, ketika seseorang ditebus oleh darah Tuhan π maka segala sesuatu adalah milik Tuhan (1Kor. 6:19-20).
Belajar mengenai kebenaran hidup akan membawa kita kepada kesadaran bahwa hidup ini singkat dan kita tercipta hanya untuk Tuhan, bahkan kekosongan jiwa kita hanya bisa diisi oleh Tuhan, dan lain sebagainya.
Inilah yang membuat kita rela melepaskan genggaman kita atas segala sesuatu.
Tuhan Yesus π berfirman bahwa dengan mengerti kebenaran seseorang dapat dimerdekakan.
Banyak orang yang tidak mengambil keputusan atau mungkin menundanya. Hidup mereka dihanyutkan dengan banyak perkara.
Disibukkan dengan banyak kesenangan hidup ini. Di antara mereka ada yang berpikir bahwa suatu hari nanti akan memilih, padahal seiring dengan perjalanan waktu, hati mereka menjadi keras dan tidak akan sanggup memilih untuk dimiliki oleh Tuhan π
Kalau seseorang mau dimiliki Tuhan, ia harus masuk proses penyaliban daging dengan segala hawa nafsunya (Gal. 5:24-25).
Menyalibkan daging dengan segala hawa nafsunya berarti meninggalkan pola pikir yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan π
Ingat bahwa pikiran seseorang yang mengontrol orang tersebut.
Tuhan mau memiliki dan menguasai kita (karena kita memang milik-Nya), tetapi Tuhan tidak bisa memiliki kita karena kita mau memiliki diri sendiri. Untuk itu, kita π₯ harus belajar prinsip-prinsip kebenaran Injil.
Pikiran yang dipenuhi kebenaran Injil akan membelenggu seseorang. Belenggu itu membuat seseorang dimiliki Tuhan. Sebaliknya, ketika pikiran seseorang dipenuhi dengan berbagai kesenangan dan filosofi dunia, maka ia dibelenggu oleh pikirannya tersebut sehingga dimiliki kuasa kegelapan.
Sebenarnya, setiap orang percaya harus sudah kehilangan hak.
Sebab penebusan oleh Tuhan Yesus π di satu aspek berarti dosa-dosa kita diampuni, pelanggaran kita dihapus, dan surga disediakan.
Tetapi di aspek lain, penebusan oleh Tuhan Yesus berarti kita menjadi miliknya.
Kita kehilangan segala hak hidup sendiri (1Kor. 6:19-20). Sama seperti seorang budak yang dibeli oleh seorang tuan, maka tuan ini yang berhak penuh atas budak tersebut. Seorang budak tidak berhak atas dirinya. Dengan orang percaya rela kehilangan hak, maka Tuhan π dapat menggarap setiap individu untuk menjadi seperti diri-Nya.
Kekristenan yang benar seperti yang dijelaskan di atas ini adalah kekristenan yang “tidak memberi tetapi menuntut”. Kekristenan seperti ini “tidak memberi“, ini bukan berarti orang percaya tidak memperoleh apa-apa.
Jelas bahwa keselamatan membuka akses manusia π bisa menjumpai Bapa.
Selain itu, orang percaya juga memiliki kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.
Dengan anugerah yang begitu besar, seharusnya orang percaya π₯ tidak perlu lagi meminta apa pun, maka kekristenan yang benar tidak lagi menjanjikan apa pun selain menuntut orang percaya untuk “mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar” dan memikul salib.
Jika kekristenan yang benar diajarkan atau ditawarkan, maka tidak ada peluang sama sekali menjual nama Yesus dengan alasan apapun.
JBU
Tidak memahami Injil-Nya dengan benar berarti tidak pernah mengikut Dia, berarti pula tidak pernah menjadi orang percaya yang benar.
Orang-orang Kristen π₯ seperti ini tidak pernah memiliki keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus.
Mencapai model manusia seperti Tuhan Yesus Kristus π harus melalui pergumulan berat yang menyita seluruh hidup dan perhatian kita.
Hal ini akan menciptakan “dunia sendiri” yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Bila orang Kristen mencapai level mengenakan gaya hidupnya Tuhan Yesus, maka inilah stadium memuaskan hati Bapa.
Jarang sekali orang menggumuli hal ini dan berhasil mencapainya. Kalau pun mereka π₯ menggumuli hal-hal yang bertalian dengan karakter, karena mereka mau mencapai karakter yang baik di mata manusia, bukan sempurna seperti Bapa.
Untuk proses menjadi sempurna seseorang harus mempertaruhkan segenap hidup.
Tidak bisa setengah-setengah.
Tuhan Yesus πmengatakan apabila seseorang hendak mengikut Dia, harus rela melepaskan diri dari segala miliknya (Luk. 14:33). Melepaskan diri dari segala milik artinya : bersedia meninggalkan segala pola berpikir dan filosofinya.
Tanpa keberanian ini, seseorang tidak akan pernah menjadi orang Kristen yang sejati. Oleh sebab itu,
kalau seseorang menyatakan menjadi orang Kristen harus mempertaruhkan segenap hidupnya, atau tidak sama sekali.
Untuk mengembangkan diri agar siap kehilangan apapun dan siapapun, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah seseorang π€ harus mengerti benar apakah hidup itu sesungguhnya.
Jika seseorang tidak mengerti maka ia tidak akan rela kehilangan apa yang dia pikir adalah haknya.
Padahal, ketika seseorang ditebus oleh darah Tuhan π maka segala sesuatu adalah milik Tuhan (1Kor. 6:19-20).
Belajar mengenai kebenaran hidup akan membawa kita kepada kesadaran bahwa hidup ini singkat dan kita tercipta hanya untuk Tuhan, bahkan kekosongan jiwa kita hanya bisa diisi oleh Tuhan, dan lain sebagainya.
Inilah yang membuat kita rela melepaskan genggaman kita atas segala sesuatu.
Tuhan Yesus π berfirman bahwa dengan mengerti kebenaran seseorang dapat dimerdekakan.
Banyak orang yang tidak mengambil keputusan atau mungkin menundanya. Hidup mereka dihanyutkan dengan banyak perkara.
Disibukkan dengan banyak kesenangan hidup ini. Di antara mereka ada yang berpikir bahwa suatu hari nanti akan memilih, padahal seiring dengan perjalanan waktu, hati mereka menjadi keras dan tidak akan sanggup memilih untuk dimiliki oleh Tuhan π
Kalau seseorang mau dimiliki Tuhan, ia harus masuk proses penyaliban daging dengan segala hawa nafsunya (Gal. 5:24-25).
Menyalibkan daging dengan segala hawa nafsunya berarti meninggalkan pola pikir yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan π
Ingat bahwa pikiran seseorang yang mengontrol orang tersebut.
Tuhan mau memiliki dan menguasai kita (karena kita memang milik-Nya), tetapi Tuhan tidak bisa memiliki kita karena kita mau memiliki diri sendiri. Untuk itu, kita π₯ harus belajar prinsip-prinsip kebenaran Injil.
Pikiran yang dipenuhi kebenaran Injil akan membelenggu seseorang. Belenggu itu membuat seseorang dimiliki Tuhan. Sebaliknya, ketika pikiran seseorang dipenuhi dengan berbagai kesenangan dan filosofi dunia, maka ia dibelenggu oleh pikirannya tersebut sehingga dimiliki kuasa kegelapan.
Sebenarnya, setiap orang percaya harus sudah kehilangan hak.
Sebab penebusan oleh Tuhan Yesus π di satu aspek berarti dosa-dosa kita diampuni, pelanggaran kita dihapus, dan surga disediakan.
Tetapi di aspek lain, penebusan oleh Tuhan Yesus berarti kita menjadi miliknya.
Kita kehilangan segala hak hidup sendiri (1Kor. 6:19-20). Sama seperti seorang budak yang dibeli oleh seorang tuan, maka tuan ini yang berhak penuh atas budak tersebut. Seorang budak tidak berhak atas dirinya. Dengan orang percaya rela kehilangan hak, maka Tuhan π dapat menggarap setiap individu untuk menjadi seperti diri-Nya.
Kekristenan yang benar seperti yang dijelaskan di atas ini adalah kekristenan yang “tidak memberi tetapi menuntut”. Kekristenan seperti ini “tidak memberi“, ini bukan berarti orang percaya tidak memperoleh apa-apa.
Jelas bahwa keselamatan membuka akses manusia π bisa menjumpai Bapa.
Selain itu, orang percaya juga memiliki kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.
Dengan anugerah yang begitu besar, seharusnya orang percaya π₯ tidak perlu lagi meminta apa pun, maka kekristenan yang benar tidak lagi menjanjikan apa pun selain menuntut orang percaya untuk “mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar” dan memikul salib.
Jika kekristenan yang benar diajarkan atau ditawarkan, maka tidak ada peluang sama sekali menjual nama Yesus dengan alasan apapun.
JBU
Sabtu, 23 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "TIDAK DIMINATI BANYAK ORANG" 24 December 2017
Ketika kekristenan diajarkan sebagai jalan yang mudah, maka nama Yesus π dapat dijual untuk kepentingan peribadi.
Mereka yang sesat tersebut mengajarkan bahwa Yesus datang untuk menyembuhkan penyakit, menyelesaikan masalah ekonomi, memberi sukses (orang-orang Kristen yang adalah anak-anak Allah dapat menjadi kepala, bukan ekor), membuka rahim yang mandul, dan lain sebagainya.
Dengan hal ini nama Yesus dapat dijual, sebab mereka dapat menawarkan berkat-berkat jasmani dengan menggunakan nama Yesus.
Hal ini sudah menjadi standar bertahun-tahun bahkan berabad-abad dalam banyak pelayanan gereja π
Pada dasarnya, mereka membuka “lapak jasa” bagi jemaat dengan menggunakan kuasa mukjizat milik Tuhan Yesus.
Biasanya, semboyan yang digunakan adalah “Tuhan Yesus baik dan Dia tidak berubah”.
Pada dasarnya, mereka menjual nama Yesus π dalam kegiatan rohani. Mereka tidak memahami apa dan bagaimana yang baik dalam diri Tuhan Yesus tersebut.
Mereka juga tidak tahu hal apa yang tidak berubah dalam diri Allah Anak tersebut.
Jemaat π₯ harus disadarkan bahwa kekristenan adalah proses kehidupan untuk menjadi seperti Tuhan Yesus atau mengenakan gaya hidup-Nya.
Ini berarti orang percaya harus memiliki karakter seperti Anak Tunggal Bapa ini.
Untuk memiliki karakter Tuhan Yesus π adalah sesuatu yang sangat sukar, bahkan mustahil. Tetapi yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Allah.
Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa kekristenan bukanlah agama tetapi jalan hidup. Di dalam kekristenan, yang penting bukanlah liturgi seremonial seperti yang ditekankan oleh banyak agama, tetapi menyelenggarakan suatu gaya hidup yang pernah dikenakan oleh Tuhan Yesus π ketika Ia mengenakan tubuh daging seperti manusia di bumi ini dua ribu tahun yang lalu.
Hampir semua manusia menjalani hidupnya hanya untuk memiliki sebuah kehidupan seperti yang diinginkan.
Kehidupan yang diinginkan adalah gaya hidup yang telah diwarisi dari orang tua dan pengaruh manusia π₯ di sekitarnya.
Sebuah gaya hidup standar yang dikenakan hampir semua manusia.
Banyak orang menjalani hari hidup hanya untuk sebuah gaya hidup yang berstandar demikian. Mereka π₯memperjuangkan mati-matian tanpa batas untuk meraih dan mempertahankan eksistensinya.
Untuk meraih gaya hidup wajar di atas dan mempertahankan eksistensinya, manusia memeluk suatu agama.
Sejatinya, orang-orang π₯ yang disebut di atas hanya beragama guna berurusan dengan “yang dipercaya sebagai pelindung” demi gaya hidup tersebut, dan mempertahankan eksistensi kehidupan di bumi menurut standar manusia yang telah kehilangan maksud dirinya diciptakan oleh Allah.
Orang-orang seperti ini berurusan dengan Tuhanπ bukan karena urusan Tuhan sendiri, bukan untuk kehendak dan rencana Tuhan, tetapi urusannya sendiri atau kemuliaannya sendiri. Apabila seseorang berurusan dengan Tuhan, yang harus dipersoalkan adalah maksud Tuhan menciptakan manusia.
Manusia diciptakan Tuhan untuk mengabdi kepada-Nya.
Jadi, orang mencari dan berurusan dengan Tuhan haruslah didasarkan pada azas devosi (mengabdi dan beribadah).
Hal ini juga merupakan sebagai persiapan untuk hidup kekalnya nanti di langit baru dan bumi πyang baru, bukan hidup di bumi hari ini saja.
Orang yang tidak mengabdi kepada Tuhan π di bumi ini, tidak akan pernah mengabdi selamanya kepada Tuhan.
Banyak hamba Tuhan dan pendeta yang mengajarkan Injil sebagai jalan mudah untuk mengarungi kehidupan di bumi ini.
Tuhan Yesus π dikampanyekan sebagai penawar segala kesulitan hidup bagi mereka yang ada dalam masalah ekonomi, kesehatan, rumah tangga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Dijanjikan bahwa Tuhan akan memberi jalan keluar dengan gampang dengan dasar bahwa Tuhan baik dan berkuasa.
Mata mereka buta terhadap hal yang lebih besar dari sekedar pemenuhan kebutuhan jasmani yang fana di bumi π ini.
Mereka tidak mengerti maksud utama kedatangan Tuhan Yesus di bumi. Dalam kebodohan ini, mereka sangat besar berpotensi menjual nama Yesus.
Kalau kekristenan diajarkan dengan benar, yaitu jalan yang tidak mudah.
Kekristenan adalah jalan yang sangat berat, sebab harus mengikuti jejak gaya hidup Yesus π yang di dalamnya termasuk memikul salib, maka kekristenan tidak dapat dijual dengan harga murah. Sulit menjual nama Yesus dengan alasan apa pun. Sebab kekristenan yang sejati adalah kekristenan yang pasti tidak diminati oleh sebagian besar orang.
JBU
Mereka yang sesat tersebut mengajarkan bahwa Yesus datang untuk menyembuhkan penyakit, menyelesaikan masalah ekonomi, memberi sukses (orang-orang Kristen yang adalah anak-anak Allah dapat menjadi kepala, bukan ekor), membuka rahim yang mandul, dan lain sebagainya.
Dengan hal ini nama Yesus dapat dijual, sebab mereka dapat menawarkan berkat-berkat jasmani dengan menggunakan nama Yesus.
Hal ini sudah menjadi standar bertahun-tahun bahkan berabad-abad dalam banyak pelayanan gereja π
Pada dasarnya, mereka membuka “lapak jasa” bagi jemaat dengan menggunakan kuasa mukjizat milik Tuhan Yesus.
Biasanya, semboyan yang digunakan adalah “Tuhan Yesus baik dan Dia tidak berubah”.
Pada dasarnya, mereka menjual nama Yesus π dalam kegiatan rohani. Mereka tidak memahami apa dan bagaimana yang baik dalam diri Tuhan Yesus tersebut.
Mereka juga tidak tahu hal apa yang tidak berubah dalam diri Allah Anak tersebut.
Jemaat π₯ harus disadarkan bahwa kekristenan adalah proses kehidupan untuk menjadi seperti Tuhan Yesus atau mengenakan gaya hidup-Nya.
Ini berarti orang percaya harus memiliki karakter seperti Anak Tunggal Bapa ini.
Untuk memiliki karakter Tuhan Yesus π adalah sesuatu yang sangat sukar, bahkan mustahil. Tetapi yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Allah.
Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa kekristenan bukanlah agama tetapi jalan hidup. Di dalam kekristenan, yang penting bukanlah liturgi seremonial seperti yang ditekankan oleh banyak agama, tetapi menyelenggarakan suatu gaya hidup yang pernah dikenakan oleh Tuhan Yesus π ketika Ia mengenakan tubuh daging seperti manusia di bumi ini dua ribu tahun yang lalu.
Hampir semua manusia menjalani hidupnya hanya untuk memiliki sebuah kehidupan seperti yang diinginkan.
Kehidupan yang diinginkan adalah gaya hidup yang telah diwarisi dari orang tua dan pengaruh manusia π₯ di sekitarnya.
Sebuah gaya hidup standar yang dikenakan hampir semua manusia.
Banyak orang menjalani hari hidup hanya untuk sebuah gaya hidup yang berstandar demikian. Mereka π₯memperjuangkan mati-matian tanpa batas untuk meraih dan mempertahankan eksistensinya.
Untuk meraih gaya hidup wajar di atas dan mempertahankan eksistensinya, manusia memeluk suatu agama.
Sejatinya, orang-orang π₯ yang disebut di atas hanya beragama guna berurusan dengan “yang dipercaya sebagai pelindung” demi gaya hidup tersebut, dan mempertahankan eksistensi kehidupan di bumi menurut standar manusia yang telah kehilangan maksud dirinya diciptakan oleh Allah.
Orang-orang seperti ini berurusan dengan Tuhanπ bukan karena urusan Tuhan sendiri, bukan untuk kehendak dan rencana Tuhan, tetapi urusannya sendiri atau kemuliaannya sendiri. Apabila seseorang berurusan dengan Tuhan, yang harus dipersoalkan adalah maksud Tuhan menciptakan manusia.
Manusia diciptakan Tuhan untuk mengabdi kepada-Nya.
Jadi, orang mencari dan berurusan dengan Tuhan haruslah didasarkan pada azas devosi (mengabdi dan beribadah).
Hal ini juga merupakan sebagai persiapan untuk hidup kekalnya nanti di langit baru dan bumi πyang baru, bukan hidup di bumi hari ini saja.
Orang yang tidak mengabdi kepada Tuhan π di bumi ini, tidak akan pernah mengabdi selamanya kepada Tuhan.
Banyak hamba Tuhan dan pendeta yang mengajarkan Injil sebagai jalan mudah untuk mengarungi kehidupan di bumi ini.
Tuhan Yesus π dikampanyekan sebagai penawar segala kesulitan hidup bagi mereka yang ada dalam masalah ekonomi, kesehatan, rumah tangga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Dijanjikan bahwa Tuhan akan memberi jalan keluar dengan gampang dengan dasar bahwa Tuhan baik dan berkuasa.
Mata mereka buta terhadap hal yang lebih besar dari sekedar pemenuhan kebutuhan jasmani yang fana di bumi π ini.
Mereka tidak mengerti maksud utama kedatangan Tuhan Yesus di bumi. Dalam kebodohan ini, mereka sangat besar berpotensi menjual nama Yesus.
Kalau kekristenan diajarkan dengan benar, yaitu jalan yang tidak mudah.
Kekristenan adalah jalan yang sangat berat, sebab harus mengikuti jejak gaya hidup Yesus π yang di dalamnya termasuk memikul salib, maka kekristenan tidak dapat dijual dengan harga murah. Sulit menjual nama Yesus dengan alasan apa pun. Sebab kekristenan yang sejati adalah kekristenan yang pasti tidak diminati oleh sebagian besar orang.
JBU
Jumat, 22 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment " MENJUAL NAMA YESUS DENGAN MENJANJIKAN SURGA" 23 December 2017
Adalah indah kalau seorang hamba Tuhan atau seorang pendeta menjanjikan surga kepada jemaat dengan atau melalui pengajaran Firman Tuhan, agar jemaat π₯ hidup di dalam kebenaran yang diajarkan tersebut. Sebenarnya, bukan hamba Tuhan atau pendeta tersebut yang menyediakan surga dan berhak memberi janji membawa jemaat ke surga.
Tetapi, janji membawa jemaat ke surga berarti hamba Tuhan atau pendeta tersebut benar-benar berusaha untuk memahami kebenaran secara progresif dan mengajarkan kepada jemaat π₯
Selain itu, hamba Tuhan atau pendeta tersebut bersedia berubah terus untuk menjadi seperti Yesus guna dapat dijadikan teladan bagi umat Tuhan.
Umat dapat menemukan sosok atau profil dari “manusia Allah” (man of God) yang layak menjadi anak-anak Allah.
Seorang hamba Tuhan atau pendeta harus berani berkata “ikutilah teladanku, sama seperti aku mengikuti teladan Yesus”. Akhirnya, seorang hamba Tuhan atau pendeta yang baik dapat dan berani berkata bahwa seandainya Yesus π hidup pada zaman sekarang, maka keberadaan Yesus seperti dirinya.
Dirinya menjadi model pribadi Yesus π yang bangkit di zaman ini.
Dengan demikian, seorang hamba Tuhan atau pendeta bisa berkata “hidupku bukannya aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”. Pelayanan pendeta seperti ini juga bisa menargetkan, bahwa setelah seseorang menjadi anggota jemaat gereja yang dilayani dan mengikuti jejak hidupnya, maka karakternya diubah seratus delapan puluh derajat.
Tidak sedikit hamba Tuhan atau pendeta yang menjanjikan jemaat dibawa ke surga.
Tetapi, ia tidak mengajarkan kebenaran yang dapat mengubah hidup jemaat π₯
Pemberitaan Firmannya hanya sekitar mukjizat dan kesembuhan ilahi.
Bisa dipastikan pemberitaan Firmannya tidak progresif.
Kalau ia memperkenalkan dirinya, maka yang diperkenalkan adalah kelebihan-kelebihannya secara lahiriah, sukses atau keberhasilannya dalam dunia π sekuler. Secara tidak langsung, ia mau mengatakan bahwa kalau jemaat mengikuti dirinya, maka jemaat itu akan sukses dan terhormat seperti dirinya.
Pelayanan pendeta seperti di atas ini, tidak pernah bisa menargetkan bahwa setelah seseorang menjadi anggota jemaat π₯ gereja yang dilayani dan mengikuti jejak hidupnya, maka karakternya dapat diubah seratus delapan puluh derajat.
Tetapi, yang ditargetkan atau dijanjikan adalah para jemaat mendapatkan jodoh yang selama ini dinanti, bagi jemaat π₯ yang mandul akan dapat keturunan, yang tidak memiliki rumah dapat memiliki rumah, yang penghasilannya rendah akan mendapat penghasilan yang lebih banyak (sebab kutuk kemiskinan dipatahkan), sepanjang umur hidupnya tidak akan pernah mengalami pisau operasi, bisa memiliki panjang umur, berhasil dan berprestasi dalam studi, dan lain sebagainya.
Semua targetnya pasti berkutat pada berkat jasmani.
Kalaupun berbicara mengenai kekudusan, maka kekudusan yang dimaksud hanya sekitar kejujuran, tidak berzinah secara umum, dan standar kekudusan umum lainnya. Padahal, Tuhan π menghendaki agar orang percaya menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus.
Kalau gereja π tidak sungguh-sungguh mengajarkan kebenaran dan tidak ada contoh bagaimana profil anak Allah itu, maka sulitlah pelayanan itu diselenggarakan dengan motif yang murni.
Pasti ujung-ujungnya atau motifnya juga adalah uang. Mereka menjual nama Yesus dengan menjanjikan surga.
Padahal, tidak mudah untuk bisa masuk surga.
Tuhan Yesus π mengatakan bahwa untuk masuk surga atau diselamatkan harus masuk pintu yang sesak.
Sebab banyak yang berusaha masuk tetapi tidak dapat (Luk. 13:23-24). Mereka yang tidak mengerti kebenaran ini akan mengesankan bahwa masuk surga itu mudah.
Sebaliknya, yang menjadi fokus masalah adalah kebutuhan hari ini seperti mandul, persoalan ekonomi, sakit penyakit, karir, dan lain sebagainya. Padahal, semua masalah yang Tuhan π ijinkan terjadi dalam hidup kita ditujukan bagi kebaikan kita agar kita serupa dengan Yesus.
Pelayanan yang menekankan kebutuhan jasmani yang biasanya menggunakan sarana kuasa mukjizat, secara tidak langsung pelayanan tersebut sedang memarkir jemaat di dunia π, bukan di surga.
Jadi, janji membawa ke surga sebenarnya hanya sebatas retorika semata-mata demi eksis dirinya di mata jemaat.
Tentu saja dalam hal ini, Tuhan π saja yang mengetahuinya.
Oleh sebab itu, sebagai pelayan Tuhan kita harus memahami tugas pelayanan. Bukan hanya “omong besar” membawa jemaat ke surga, tetapi menunjukkan bukti bahwa dirinya sedang menuju ke surga dengan perubahan karakter secara signifikan dan permanen.
JBU
Tetapi, janji membawa jemaat ke surga berarti hamba Tuhan atau pendeta tersebut benar-benar berusaha untuk memahami kebenaran secara progresif dan mengajarkan kepada jemaat π₯
Selain itu, hamba Tuhan atau pendeta tersebut bersedia berubah terus untuk menjadi seperti Yesus guna dapat dijadikan teladan bagi umat Tuhan.
Umat dapat menemukan sosok atau profil dari “manusia Allah” (man of God) yang layak menjadi anak-anak Allah.
Seorang hamba Tuhan atau pendeta harus berani berkata “ikutilah teladanku, sama seperti aku mengikuti teladan Yesus”. Akhirnya, seorang hamba Tuhan atau pendeta yang baik dapat dan berani berkata bahwa seandainya Yesus π hidup pada zaman sekarang, maka keberadaan Yesus seperti dirinya.
Dirinya menjadi model pribadi Yesus π yang bangkit di zaman ini.
Dengan demikian, seorang hamba Tuhan atau pendeta bisa berkata “hidupku bukannya aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”. Pelayanan pendeta seperti ini juga bisa menargetkan, bahwa setelah seseorang menjadi anggota jemaat gereja yang dilayani dan mengikuti jejak hidupnya, maka karakternya diubah seratus delapan puluh derajat.
Tidak sedikit hamba Tuhan atau pendeta yang menjanjikan jemaat dibawa ke surga.
Tetapi, ia tidak mengajarkan kebenaran yang dapat mengubah hidup jemaat π₯
Pemberitaan Firmannya hanya sekitar mukjizat dan kesembuhan ilahi.
Bisa dipastikan pemberitaan Firmannya tidak progresif.
Kalau ia memperkenalkan dirinya, maka yang diperkenalkan adalah kelebihan-kelebihannya secara lahiriah, sukses atau keberhasilannya dalam dunia π sekuler. Secara tidak langsung, ia mau mengatakan bahwa kalau jemaat mengikuti dirinya, maka jemaat itu akan sukses dan terhormat seperti dirinya.
Pelayanan pendeta seperti di atas ini, tidak pernah bisa menargetkan bahwa setelah seseorang menjadi anggota jemaat π₯ gereja yang dilayani dan mengikuti jejak hidupnya, maka karakternya dapat diubah seratus delapan puluh derajat.
Tetapi, yang ditargetkan atau dijanjikan adalah para jemaat mendapatkan jodoh yang selama ini dinanti, bagi jemaat π₯ yang mandul akan dapat keturunan, yang tidak memiliki rumah dapat memiliki rumah, yang penghasilannya rendah akan mendapat penghasilan yang lebih banyak (sebab kutuk kemiskinan dipatahkan), sepanjang umur hidupnya tidak akan pernah mengalami pisau operasi, bisa memiliki panjang umur, berhasil dan berprestasi dalam studi, dan lain sebagainya.
Semua targetnya pasti berkutat pada berkat jasmani.
Kalaupun berbicara mengenai kekudusan, maka kekudusan yang dimaksud hanya sekitar kejujuran, tidak berzinah secara umum, dan standar kekudusan umum lainnya. Padahal, Tuhan π menghendaki agar orang percaya menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus.
Kalau gereja π tidak sungguh-sungguh mengajarkan kebenaran dan tidak ada contoh bagaimana profil anak Allah itu, maka sulitlah pelayanan itu diselenggarakan dengan motif yang murni.
Pasti ujung-ujungnya atau motifnya juga adalah uang. Mereka menjual nama Yesus dengan menjanjikan surga.
Padahal, tidak mudah untuk bisa masuk surga.
Tuhan Yesus π mengatakan bahwa untuk masuk surga atau diselamatkan harus masuk pintu yang sesak.
Sebab banyak yang berusaha masuk tetapi tidak dapat (Luk. 13:23-24). Mereka yang tidak mengerti kebenaran ini akan mengesankan bahwa masuk surga itu mudah.
Sebaliknya, yang menjadi fokus masalah adalah kebutuhan hari ini seperti mandul, persoalan ekonomi, sakit penyakit, karir, dan lain sebagainya. Padahal, semua masalah yang Tuhan π ijinkan terjadi dalam hidup kita ditujukan bagi kebaikan kita agar kita serupa dengan Yesus.
Pelayanan yang menekankan kebutuhan jasmani yang biasanya menggunakan sarana kuasa mukjizat, secara tidak langsung pelayanan tersebut sedang memarkir jemaat di dunia π, bukan di surga.
Jadi, janji membawa ke surga sebenarnya hanya sebatas retorika semata-mata demi eksis dirinya di mata jemaat.
Tentu saja dalam hal ini, Tuhan π saja yang mengetahuinya.
Oleh sebab itu, sebagai pelayan Tuhan kita harus memahami tugas pelayanan. Bukan hanya “omong besar” membawa jemaat ke surga, tetapi menunjukkan bukti bahwa dirinya sedang menuju ke surga dengan perubahan karakter secara signifikan dan permanen.
JBU
Kamis, 21 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL NAMA YESUS DENGAN PERSEPULUHAN" 22 December 2017
Di kalangan gereja-gereja π Kharismatik dan Pentakosta, persembahan persepuluhan merupakan pilar penting untuk menopang pelayanan.
Oleh sebab itu, dengan segala cara gereja dan para pembicaranya (hamba Tuhan atau pendeta) memodifikasi khotbah dan pengajaran mengenai persepuluhan agar jemaat menyerahkan persepuluhan sebagai kewajiban yang tidak boleh tidak dilakukan setiap bulan.
Pernyataan ini bukan bermaksud menentang persepuluhan.
Tetapi, kita π₯ harus menempatkan persepuluhan secara proporsional dalam kehidupan umat pilihan Perjanjian Baru.
Untuk ini secara sekilas kita memahami apa sebenarnya persepuluhan itu.
Persepuluhan yang dipraktikkan di Israel adalah praktik yang diselenggarakan pada masyarakat “theokrasi”,
di mana hukum Taurat yang ketat diselenggarakan dalam hidup umat Israel.
Hukum Taurat mengatur hidup bukan hanya umat, tetapi juga para imam.
Penyelenggaraan atau pengelolaan persembahan persepuluhan dilaksanakan dengan aturan yang jelas, tentu juga transparan berdasarkan Taurat Yahudi yang sangat kompleks. Persepuluhan yang mereka bawa kepada Tuhan π adalah hasil bumi mereka untuk berbagai objek yang menerima persepuluhan itu antara lain: persepuluhan untuk Bait Suci, untuk orang Lewi, untuk pesta pondok Daud, untuk anak yatim piatu, dan orang asing yang tidak mampu.
Ketika bangsa Israel menaklukkan Kanaan, Tuhan π membagi tanah-tanah taklukan itu untuk semua suku Israel, kecuali suku Lewi (Ul. 14:27-29; Bil. 18:24; Ibr. 7:5). Suku ini diberi perlakuan berbeda oleh Tuhan. Mereka dijadikan pelayan-pelayan di Bait Allah dan menyelenggarakan ritual dalam rumah Tuhan. Sehingga, mereka tidak bekerja seperti suku-suku lainnya.
Kehidupan mereka ditopang oleh persepuluhan yang diberikan suku-suku Israel lainnya yang bekerja dalam sektor agraria dan peternakan.
Ini sebuah “keadilan sosial” bagi seluruh bangsa Israel.
Tuhan π sangat bijaksana mengatur keadilan sosial tersebut.
Dalam kehidupan gereja Tuhan yang tidak theokrasi, yaitu ketika seorang rohaniwan terjerat oleh percintaan dunia π, persepuluhan menjadi senjata Iblis membunuh kehidupan iman, yaitu kehidupan iman rohaniwan tersebut.
Hal ini harus disadari oleh para rohaniwan yang merasa memiliki hak mutlak mengelola persepuluhan tanpa kontrol siapapun.
Oleh karena tidak ada peraturan yang jelas dalam pengelolaan persembahan persepuluhan ini di gereja π, maka beberapa pemimpin jemaat dengan semena-mena menggunakan berdasarkan “manajemen pribadi”.
Akibatnya, tujuan persembahan jemaat menjadi meleset.
Hal ini sangat merugikan perkembangan pekerjaan Tuhan dan kehidupan rohani.
Tentu, untuk pengumpulannya mereka menggunakan nama Tuhan π agar jemaat “gentar” kalau tidak membayarnya.
Di pihak lain, bisa terjadi kemungkinan keluarga pendeta tergoda untuk menggunakan persepuluhan sembarangan.
Seakan-akan gereja πadalah sebuah kerajaan dan gembala sidang sebagai rajanya serta keluarga pendeta adalah keluarga kerajaan. Seolah-olah semua kekayaan kerajaan berhak mereka nikmati secara mutlak. Padahal, seharusnya penggunaan persepuluhan harus dalam kontrol beberapa atau banyak hamba Tuhan yang dapat dipercayai Tuhan dengan sistem audit yang tertib dan jujur.
Ini yang membuat keluarga pendeta menjadi jutawan atau milyarder, sementara kepentingan pekerjaan Tuhan π dapat terabaikan. Kepentingan pekerjaan Tuhan antara lain pelebaran penginjilan, bantuan kepada kaum miskin, dan lain sebagainya.
Sangat tidak adil kalau seorang pendeta mengklaim bahwa persepuluhan adalah haknya.
Atas dasar apakah tuntutan tersebut kalau bukan atas dasar keserakahan dan naluriah “dilayani”, bukan melayani. Kalau mereka beralasan bahwa seorang rohaniwan adalah seorang imam atau semacam golongan Lewi yang berhak menerima persepuluhan, benarkah hal ini? Bukankah semua orang percaya π₯ adalah imamat-imamat yang rajani (1Ptr. 2:9).
Dalam Perjanjian Baru, tidak ada lagi sistem jabatan imam seperti dalam Perjanjian Lama. Jadi, persepuluhan yang menjadi bagian dari sistem korban dan persembahan yang dihubungkan dengan jabatan keimaman juga sudah berubah sama sekali pada zaman Perjanjian Baru.
Demikian pula dalam hal memberi persepuluhan, jemaat harus menyadari bahwa mereka mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan π untuk kepentingan-Nya semata-mata.
Hendaknya jemaat tidak memberi sepersepuluh yang diakui sebagai milik Tuhan, sedangkan yang lain (90%) diakui sebagai milik pribadi bukan milik Tuhan.
Kalau ada pertanyaan: apakah perlu memberi persepuluhan? Maka jawabnya adalah mutlak “ya”. Tetapi harus dengan pengertian bahwa persepuluhan adalah milik Tuhan, demikian juga yang sembilan puluh persen. Kalau ada angka sepersepuluh dalam Alkitab π, baiklah kita menggunakan itu untuk belajar mengembalikan sebagian kecil milik Tuhan.
JBU
Oleh sebab itu, dengan segala cara gereja dan para pembicaranya (hamba Tuhan atau pendeta) memodifikasi khotbah dan pengajaran mengenai persepuluhan agar jemaat menyerahkan persepuluhan sebagai kewajiban yang tidak boleh tidak dilakukan setiap bulan.
Pernyataan ini bukan bermaksud menentang persepuluhan.
Tetapi, kita π₯ harus menempatkan persepuluhan secara proporsional dalam kehidupan umat pilihan Perjanjian Baru.
Untuk ini secara sekilas kita memahami apa sebenarnya persepuluhan itu.
Persepuluhan yang dipraktikkan di Israel adalah praktik yang diselenggarakan pada masyarakat “theokrasi”,
di mana hukum Taurat yang ketat diselenggarakan dalam hidup umat Israel.
Hukum Taurat mengatur hidup bukan hanya umat, tetapi juga para imam.
Penyelenggaraan atau pengelolaan persembahan persepuluhan dilaksanakan dengan aturan yang jelas, tentu juga transparan berdasarkan Taurat Yahudi yang sangat kompleks. Persepuluhan yang mereka bawa kepada Tuhan π adalah hasil bumi mereka untuk berbagai objek yang menerima persepuluhan itu antara lain: persepuluhan untuk Bait Suci, untuk orang Lewi, untuk pesta pondok Daud, untuk anak yatim piatu, dan orang asing yang tidak mampu.
Ketika bangsa Israel menaklukkan Kanaan, Tuhan π membagi tanah-tanah taklukan itu untuk semua suku Israel, kecuali suku Lewi (Ul. 14:27-29; Bil. 18:24; Ibr. 7:5). Suku ini diberi perlakuan berbeda oleh Tuhan. Mereka dijadikan pelayan-pelayan di Bait Allah dan menyelenggarakan ritual dalam rumah Tuhan. Sehingga, mereka tidak bekerja seperti suku-suku lainnya.
Kehidupan mereka ditopang oleh persepuluhan yang diberikan suku-suku Israel lainnya yang bekerja dalam sektor agraria dan peternakan.
Ini sebuah “keadilan sosial” bagi seluruh bangsa Israel.
Tuhan π sangat bijaksana mengatur keadilan sosial tersebut.
Dalam kehidupan gereja Tuhan yang tidak theokrasi, yaitu ketika seorang rohaniwan terjerat oleh percintaan dunia π, persepuluhan menjadi senjata Iblis membunuh kehidupan iman, yaitu kehidupan iman rohaniwan tersebut.
Hal ini harus disadari oleh para rohaniwan yang merasa memiliki hak mutlak mengelola persepuluhan tanpa kontrol siapapun.
Oleh karena tidak ada peraturan yang jelas dalam pengelolaan persembahan persepuluhan ini di gereja π, maka beberapa pemimpin jemaat dengan semena-mena menggunakan berdasarkan “manajemen pribadi”.
Akibatnya, tujuan persembahan jemaat menjadi meleset.
Hal ini sangat merugikan perkembangan pekerjaan Tuhan dan kehidupan rohani.
Tentu, untuk pengumpulannya mereka menggunakan nama Tuhan π agar jemaat “gentar” kalau tidak membayarnya.
Di pihak lain, bisa terjadi kemungkinan keluarga pendeta tergoda untuk menggunakan persepuluhan sembarangan.
Seakan-akan gereja πadalah sebuah kerajaan dan gembala sidang sebagai rajanya serta keluarga pendeta adalah keluarga kerajaan. Seolah-olah semua kekayaan kerajaan berhak mereka nikmati secara mutlak. Padahal, seharusnya penggunaan persepuluhan harus dalam kontrol beberapa atau banyak hamba Tuhan yang dapat dipercayai Tuhan dengan sistem audit yang tertib dan jujur.
Ini yang membuat keluarga pendeta menjadi jutawan atau milyarder, sementara kepentingan pekerjaan Tuhan π dapat terabaikan. Kepentingan pekerjaan Tuhan antara lain pelebaran penginjilan, bantuan kepada kaum miskin, dan lain sebagainya.
Sangat tidak adil kalau seorang pendeta mengklaim bahwa persepuluhan adalah haknya.
Atas dasar apakah tuntutan tersebut kalau bukan atas dasar keserakahan dan naluriah “dilayani”, bukan melayani. Kalau mereka beralasan bahwa seorang rohaniwan adalah seorang imam atau semacam golongan Lewi yang berhak menerima persepuluhan, benarkah hal ini? Bukankah semua orang percaya π₯ adalah imamat-imamat yang rajani (1Ptr. 2:9).
Dalam Perjanjian Baru, tidak ada lagi sistem jabatan imam seperti dalam Perjanjian Lama. Jadi, persepuluhan yang menjadi bagian dari sistem korban dan persembahan yang dihubungkan dengan jabatan keimaman juga sudah berubah sama sekali pada zaman Perjanjian Baru.
Demikian pula dalam hal memberi persepuluhan, jemaat harus menyadari bahwa mereka mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan π untuk kepentingan-Nya semata-mata.
Hendaknya jemaat tidak memberi sepersepuluh yang diakui sebagai milik Tuhan, sedangkan yang lain (90%) diakui sebagai milik pribadi bukan milik Tuhan.
Kalau ada pertanyaan: apakah perlu memberi persepuluhan? Maka jawabnya adalah mutlak “ya”. Tetapi harus dengan pengertian bahwa persepuluhan adalah milik Tuhan, demikian juga yang sembilan puluh persen. Kalau ada angka sepersepuluh dalam Alkitab π, baiklah kita menggunakan itu untuk belajar mengembalikan sebagian kecil milik Tuhan.
JBU
SBT ( Sunday Bible Teaching ) , 17 Des 2017 Pdt Dr Erastus Sabdono
Himpunan sidang - sidang ini menjadi menjadi sidang yang sangat terhormat, karena sidang ini menjadi sidang ilahi.
Di mana Tuhan π berkenan kepada hambanya sebagai juru bicara, agar kita sebagai anak - anak Allah dipersiapkan layak dipermuliakan bersama - sama dengan Tuhan Yesus.
Sebagaimana menjadi pelayanan, Kita π₯ sungguh - sungguh melayani dengan murni sesuai dengan kehendak Allah sepenuhnya.
Sama dengan kalau sidang ini kita mempunyai kerinduan mendengar nasehat dan
Komitmen yang bulat untuk menjadi pelaku kebenaran guna menjadi pribadi - pribadi yang sesuai kehendak Allah.
Gembala mempersiapkan khotbah untuk kita.
Dan kita π₯ harus mempersiapkan hati sungguh - sungguh menerima nasehat itu.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengerti kehendak Bapa.
Ada pribadi agung yang hidup yang Rohnya
melingkupi jagat raya yang tak terbatas, yang kita panggil Bapa π
Dan Tuhan Yesus Tuhan kita yang melalui Roh Kudus yang menasehati kita mengisi hari hidup seperti Dia pernah mengisi hari hidup.
Jadi kita briefing sekolah kehidupan di gereja.
Efesus 17 - 18
Setiap kita harus menjadi theolog yang handle.
Bicara theolog bukan mereka yang sekolah Alkitab π dan memiliki gelar Sarjana Theologi, master Theologi.
Semua kita harus setinggi - tingginya memahami kebenaran.
Soal gelar itu ukuran manusia π₯
Itu parameter akademis.
Tetapi ukuran dan parameter irani, kita benar - benar mengenal Tuhan oleh pimpinan Roh hikmat dan wahyu yang pada akhirnya kita bisa melakukan kehendak Allah π dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Jika tidak, setinggi apapun gelar teologia yang disandang seseorang percuma memalukan.
Oleh sebab itu kita mendengar pengajaran - pengajaran setiap minggu oleh Roh hikmat dan wahyu :
- Kita bertumbuh dalam kehidupan setiap hari
- Membaca buku rohani π
- Mendengar cd khotbah.
- Jam doa yang terus konsisten.
- Perjalanan hidup bersama dengan Tuhan.
Sebab yang namanya persekutuan dengan Tuhan π itu perjumpaan dua pribadi kebersamaan setiap waktu, di segala tempat dalam memenuhi segala kegiatan secara harmoni.
Jadi tidak ada jam di mana kita tidak berjalan dengan Tuhan π
Jalanin hidup semacam ini.
Jangan hanya memiliki teori dan fantasi
Jalani dan alami.
Theolog itu Theos dan logos.
Theos artinya : Tuhan
Logos itu ilmu pengetahuan, study, understanding, knowledge
Theologi pengenalan mengenai Tuhan.
Setiap Kita π₯ punya keadaan yang berbeda.
Bagaimana dari perspektif kita masing - masing.
Perspektif kita sebagai pedagang, praktisi hukum, sebagai ibu rumah tangga, tenaga medis dalam memahami Tuhan.
Mengenal Tuhan di duniamu, di kondisi kongkrit hidup kita.
Itulah sebabnya ajaran yang disampaikan gembala harus memiliki implikasi kongkrit dan implimentasi yang kongkrit yang pas untuk hidup kita masing - masing.
Kita tidak dibawa hanya satu peranan pengertian tentang Allah π yang didebatkan didiskripsikan hanya menjadi senjata - dalam argumentasi, amunisi - amunisi perdebatan.
Tapi pengetahuan yang mendarat secara kongkrit dan kita bisa mengalami Tuhan π
Sehingga yang disebut Theolog itu sebenarnya relatif tergantung situasi hidup masing - masing individu.
Kita π₯ harus jadi Theolog - theolog handle :
- Di tempatmu
- Di duniamu
- Di masalah - masalahmu
- Di lingkunganmu.
Jadi jangan berpikir ada orang - orang π₯ vyang punya ilmu tentang Tuhan.
Seakan - akan hanya orang - orang itu yang bisa mengenal Allah.
Dia punya ilmu tentang Allah lebih banyak dari otak manusia yang ditulis dalam buku π, yang tumpuk dalam perpustakaan.
Belum tentu mengenal Tuhan.
Gembala jemaat harus mengerti benar pesan Tuhan yang disampaikan di depan jemaat, karena beliau sebagai Juru bicara Tuhan.
Kita π₯ harus memperoleh manfaat kongkrit.
Oleh sebab itu Roh hikmat dan wahyu tidak bisa diberikan oleh professor, doktor manapun.
Hanya Tuhan yang bisa memberikan bagi kita
yang haus dan lapar akan kebenaran.
Kalau kita memiliki fokus dan orientasi hidup itu perkara - perkara dunia, kita tidak layak menjadi milik Tuhan π
Banyak orang melepaskan diri dari segala ikatan, yang layak yang bisa dinasehati.
Sudah bisa dikatakan kesalahan yang fatal ketika orang berpikir bahwa sekolah Theologi bisa jadi lokomotif jemaat.
Lokomotif kita itu Tuhan Yesus π, bukan pendeta.
Oleh kuasa Roh kudus.
Pendeta - pendeta itu hanya mentor - mentor yang sangat terbatas.
Pada dasarnya kita harus menggantungkan hidup kita nyantol kepada Tuhan dan kerajaanNya.
Mintalah Roh hikmat dan wahyu.
Jangan berhenti belajar mengenai Tuhan.
Kita boleh cakap dalam segala bidang, itu harus, sesuai dengan bidang yang kita geluti.
Tetapi Theologia harus digeluti setiap individu π€ sesuai dengan wilayah dunia persoalan pergumulan hidup masing - masing individu.
Jangan berhenti.
Banyak orang tidak mengenal kebenaran sesuai Alkitab π
Pengajaran Tuhan yang dimiliki hanya resapan ajaran agama di sekitarnya, bukan dari Alkitab.
Ini kemiskinan banyak orang π₯ melihat bagaimana orang - orang ini memiliki kualitas hidup ?
Kualitas hidup yang tidak membuat dia menjadi saksi Kristus.
Menjadi saksi Kristus itu luar biasa.
Sehingga keberagamaan sehebat apapun tidak ada artinya dibandingkan dengan pengenalan Kristus.
Kita tidak bisa jadi manusia π₯ unggul tanpa mengerti Theologia.
Dan Theologia yang benar harus digumuli setiap hari setiap individu.
Kita harus memburu ini lebih dari seorang penambang emas.
Kebenaran yang kita cari yang bisa kita miliki lebih dari emas tua.
Ikuti terus, pertaruhkan pikiran, Konsentrasi waktumu ⌚
Jika kita mengikuti ini baru sesuai dengan firman Tuhan ayat 18.
( Efesus 1 : 18 )
Supaya mata hati kita menjadi terang.
Jadi secara teori kita mendengar ada kerajaan Surga, langit baru bumi π baru, tapi mata hati kita belum terang.
Matius 6
Mata adalah pelita tubuh.
Terkait dengan kumpulkan harta di Surga.
Kamu belum melihat surga karena kamu belum berusaha mengumpulkan harta.
Supaya kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan itu, betapa kayanya bagian yang ditentukanNya bagi orang - orang π₯ kudus.
Dengan penyataan Paulus ini, hendaknya menunjukkan kepada kitaπ₯ bahwa Kekayaan Kemuliaan yang ditentukan bagi orang - orang kudus sangat luar biasa.
Ini tidak untuk semua kita.
Tetapi kita yang terhisap, yang dinilai, yang termasuk, yang
terkualifikasi orang - orang kudus.
Kalau kita diajar hidup kudus, itu kita sedang mengumpulkan harta yang tidak ternilai.
Tapi orang lebih senang mengumpulkan harga diri, martabat, kekayaan dari pada kesucian.
Kesucian itu harus diperjuangkan step by step.
Ada orang yang cakap bicara, tapi tidak tulus.
Tidak setulus -tulusnya, tidak mengasihi orang sedalam - dalamnya.
Pemahaman mengenai hal ini harus bertumbuh terus.
Bagi mereka yang mengerti akan lebih mengasihi Tuhan π, tetapi yang tidak akan semakin mengasihi dunia.
Sekarang kita harus periksa diri.
Makin mengasihi Tuhan atau makin mengasihi dunia ?
Kerajaan Allah makin kelihatan atau masih pudar, tidak jelas.
Surga itu bukan tempat pembuangan yang nyaman.
Surga itu tujuan kita π₯
Tidak ada orang yang mau masuk neraka, tapi tidak menjadikan surga sebagai tujuan.
Kalau tidak menjadikan surga sebagai tujuan pasti tidak bergumul dalam hidup berurusan dengan Tuhan.
Ajaran yang merusak banyak orang Kristen π₯ adalah : ketika diajarkan masuk Surga itu mudah.
Asal percaya Tuhan Yesus masuk surga.
Percaya bagaimana ia tidak tahu, selamat itu apa ? dia tidak belajar, apalagi kalau sudah dikunci dengan pernyataan kamu dipilih untuk selamat, dia tidak, lebih rusak lagi.
Ini yang membuat gereja - gereja π Eropa sedih, ditinggalkan oleh jemaat.
Dan jemaat jadi kafir, Atheismis, Sekuleristis, jadi duniawi.
Kita harus memahami apa yang dimaksud Paulus kalimat betapa kayanya bagian Kemuliaan yang ditentukan bagi orang - orang kudus.
Di dalam teks aslinya ada satu kata bagian yang ditentukan itu, yang diwarisi (Cleronomia )
Ini kata yang akan membawa kita ke
Roma 8 : 17
Jadi kita seperti bermimpi, seperti bercumbu dengan bayang - bayang. Sebenarnya itu fakta, kita akan lihat sebagaimana Tuhan π itu nyata bertemu muka dengan muka.
Demikian pula kerajaanNya.
Dunia ini akan gonjang - ganjing, akan rusak.
Tapi kita tidak berharap dunia π ini bertambah baik.
Kita jalani saja.
Sementara itu kita menyongsong Kerajaan Tuhan Yesus.
Kita bukan orang - orang putus asa, kecewa, karena gagal hidup.
Tapi kita memang mengingini kerajaan surga.
Ke gereja π itu kita belajar berkemas - kemas.
Kita tidak lagi menjadi orang Kristen seperti dulu kebaktian, nyanyi.
Kalau kita ke gereja untuk belajar.
Kebaktian itu hidup tiap hari kita.
Kebaktian itu tiap hari.
Ini yang dikemas hati dan batinnya.
Mati itu pasti.
Kita jangan sombong.
Dunia π bisa dibawa ke kondisi ekstrim.
Kita harus siap - siap menghadapi kondisi ini.
Sebenarnya ayat ini membuka mata kita melihat apa itu
kristologi ?
Yesus π itu benar - benar anak.
Anak yang akan menerima warisan.
Seperti penglihatan dalam kitab Daniel, menyerahkan kekuasaan kepada anak manusia.
Tenyata Kemuliaan bukan hanya bagi Tuhan Yesus, tapi juga orang - orang π₯ yang menderita bersama Dia.
Bagaimana kita bisa memiliki pikiran atau mata yang terang terhadap kemuliaan yang diwariskan kalau pengertian kita masih dangkal ?
Pemahaman pengalaman kita dalam berinteraksi kita dengan Tuhan π masih miskin.
Agenda kita satu - satunya adalah mengenal Allah.
Apapun yang kita lakukan hari ini harus menjadi support untuk itu.
Supaya kita π₯ bisa cleronomia ( mewarisi )
Ini luar biasa tak terbayangkan.
Roma 8: 18
Suatu hari Allah π akan secara terbuka mendeklarasikan, to declare, " Ini anakku "
Tentunya orang - orang yang serupa dengan Tuhan Yesus.
Maka kita mesti berkejar - kejaran dengan waktu ⌚ untuk menjadi manusia Allah yang layak disebut anak Allah.
Jangan curiga kepada Tuhan π
- Bicara kerajaan surga.
- Hidup di bumi
- Tidak menoleh ke bekakang.
- Meninggalkan kesenangan
Bukan berarti kita kehilangan kemanusiaan.
Manusia tetap jadi manusia π₯ sampai kapanpun.
- Dan membutuhkan makan minum.
- Dan kita juga menikmati manisnya buah.
- Lezatnya makanan π
- Kita punya jiwa yang memiliki nilai - nilai estetika yang menikmati
Keindahan lukisan, pemandangan alam.
- Kita memiliki nilai - nilai seni di mana kita menikmati musik πΆ bagus.
- Kita perlu teman hidup,
sahabat dekat untuk mengisi hidup kita.
Tuhan tidak menghendaki kita menjadi pertapa di tengah hutan yang berkumpul dengan
monyet π dan babi hutanπ
- Kita pakai pakaian π yang pantas dan dandan yang pantas.
Sampai kapanpun begitu manusia.
Dunia π yang akan datang manusia tetap menjadi manusia seperti :
- Manusia yang ada pada kita yang punya nilai estetika.
- Bisa menikmati keindahan, seni, musik πΉ
- Menikmati makan π minum.
Sebab Tuhan berkata dalam injil
Matius 26, 29
Bahwa Dia tidak akan makan minum anggur sampai kerajaanNya.
Berpesta makan juga.
Dan Tuhan Yesus π ketika mengenakan tubuh jasmani setelah kebangkitanNya itu.
Dia menunjukkan bukti nyata sebuah peragaan tubuh kebangkitan.
Kisah 1 : 3 - 4
Berminggu - minggu bersama murid - murid sebelum dia naik ke surga.
Manusia π₯ tidak berubah bentuk, jadi binatang lain atau berbeda.
Tetap sama, karena manusia inilah yang diciptakan Tuhan π dan design dinilai sungguh amat baik.
Jadi kalau kita mati itu hanya transisi sementara untuk kemudian kita mengenakan tubuh kehidupan yang sama di dunia lain.
Kalau kita mendengar firman kita π₯ harus
meninggalkan dunia dengan segala kesenangannya artinya : jangan terikat.
Jangan berpikir lalu kita sekarang,
- Tidak boleh jalan - jalan
- Tidak menikmati musik
- Tidak boleh nonton film
Kita juga boleh :
- Nonton film.
Film itu bagian dari seni. Ada juga film yang bagus
- Mendengar musik πΌ, main musik.
- Pergi melihat pemandangan yang Tuhan π lukis kita bisa melihat lukisan Tuhan yang sempurna.
Kita tidak kehilangan kemanusiaan.
Di dunia kita bisa menikmati semua, tapi kita tidak terikat.
Nanti di kerajaan surga semua kebutuhan hidup disediakan untuk manusia.
Selama di bumi π kita tidak boleh terikat dan dibatasi kesenangan dunia.
Kita hidup di bumi hanya untuk menyenangkan Tuhan π
Irama hidup kita harus terus menyenangkan Tuhan.
Masuklah dalam perhentianmu, artinya :
Berhentilah dari kelelahanmu.
Itulah sebabnya orang percaya π₯ harus menahan diri bukan berarti membunuh kodrat kemanusiaanmu, kita hanya menunda.
Maka Tuhan berkata di Matius 19 : 29
Kalau yang ditinggalkan. Kesenangan - kesenangan dunia π nanti ada kesenangan - kesenangan yang sama tapi tidak membuat kita berdosa.
Jadi Tuhan menambahkan berlipat ganda.
Kita π₯ akan dibangkitkan di dunia yang
- Tidak ada krisis
- Tidak ada perang
- Tidak ada huru hara
- Tidak ada badai
- Tidak ada tsunami
- Ada kesulitan, tapi tidak seperti kesulitaan di bumi.
Itu kreasi yang luar biasa.
Lukas 12 : 32.
Allah berkenan memberikan kerajaan itu kepada kita.
Jadi mata hati kita harus dibuat terang oleh Roh hikmat dan wahyu
Kalau secara teori kita tahu, tapi mata hati kita belum terang.
Ini membuat kita π₯ tidak punya geliat yang sungguh - sungguh untuk menyongsong kedatanganNya.
Tuhan π tahu kebutuhan kita.
Allah yang menciptakan jagat raya ini ingin membahagiakan kita.
Bumi ini produk gagal, karena manusia telah jatuh dalam dosa.
Jangan terikat di sini.
Ada kekayaan yang tiada ternilai dalam kerajaan surga nanti.
Itu yang mestinya jadi kesukaan kita.
Kita jangan punya pilihan lain.
Tuhan π menciptakan kita dengan metabolisme tubuh ini dengan nilai - nilai estetika, seni, dan lain sebagainya.
Ini memang harus diaplikasikan dalam kehidupan kongkrit dalam fasilitas yang Allah sediakan.
Do re mi fa sol la si do, Tuhan π ciptakan itu.
Di kerajaan nanti sempurna sekali.
Jadi Kita hanya menundanya mestinya. Kita tidak keberatan.
Hanya menunda, bukan membatalkan.
Banyak orang Kristen berpikir Tuhan π membatalkan, tidak
Yang dibatalkan bumi ini akan menjadi lautan api.
Tapi di dunia yang akan datang di langit baru bumi π baru, Tuhan akan memberikan, menyiapkan ciptaannya yang baru dan kita akan menikmatinya.
Tuhan yang ngomong di mana Dia ada kita ada.
Kita akan bersama - sama Tuhan.
Dia Allah yang hidup, bukan Allah orang mati.
Kalau Allah orang hidup manusia berdaging
Hantu tidak berdaging.
Tuhan π bisa dipegang berarti hidup.
Kita percaya yang dikatakan Tuhan.
Kita harus serius bersama gembala ke surga.
Itu yang kita nantikan, kita harus terus berjuang πͺuntuk memindahkan hati kita ke surga.
Amin.... π·
Di mana Tuhan π berkenan kepada hambanya sebagai juru bicara, agar kita sebagai anak - anak Allah dipersiapkan layak dipermuliakan bersama - sama dengan Tuhan Yesus.
Sebagaimana menjadi pelayanan, Kita π₯ sungguh - sungguh melayani dengan murni sesuai dengan kehendak Allah sepenuhnya.
Sama dengan kalau sidang ini kita mempunyai kerinduan mendengar nasehat dan
Komitmen yang bulat untuk menjadi pelaku kebenaran guna menjadi pribadi - pribadi yang sesuai kehendak Allah.
Gembala mempersiapkan khotbah untuk kita.
Dan kita π₯ harus mempersiapkan hati sungguh - sungguh menerima nasehat itu.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengerti kehendak Bapa.
Ada pribadi agung yang hidup yang Rohnya
melingkupi jagat raya yang tak terbatas, yang kita panggil Bapa π
Dan Tuhan Yesus Tuhan kita yang melalui Roh Kudus yang menasehati kita mengisi hari hidup seperti Dia pernah mengisi hari hidup.
Jadi kita briefing sekolah kehidupan di gereja.
Efesus 17 - 18
Setiap kita harus menjadi theolog yang handle.
Bicara theolog bukan mereka yang sekolah Alkitab π dan memiliki gelar Sarjana Theologi, master Theologi.
Semua kita harus setinggi - tingginya memahami kebenaran.
Soal gelar itu ukuran manusia π₯
Itu parameter akademis.
Tetapi ukuran dan parameter irani, kita benar - benar mengenal Tuhan oleh pimpinan Roh hikmat dan wahyu yang pada akhirnya kita bisa melakukan kehendak Allah π dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Jika tidak, setinggi apapun gelar teologia yang disandang seseorang percuma memalukan.
Oleh sebab itu kita mendengar pengajaran - pengajaran setiap minggu oleh Roh hikmat dan wahyu :
- Kita bertumbuh dalam kehidupan setiap hari
- Membaca buku rohani π
- Mendengar cd khotbah.
- Jam doa yang terus konsisten.
- Perjalanan hidup bersama dengan Tuhan.
Sebab yang namanya persekutuan dengan Tuhan π itu perjumpaan dua pribadi kebersamaan setiap waktu, di segala tempat dalam memenuhi segala kegiatan secara harmoni.
Jadi tidak ada jam di mana kita tidak berjalan dengan Tuhan π
Jalanin hidup semacam ini.
Jangan hanya memiliki teori dan fantasi
Jalani dan alami.
Theolog itu Theos dan logos.
Theos artinya : Tuhan
Logos itu ilmu pengetahuan, study, understanding, knowledge
Theologi pengenalan mengenai Tuhan.
Setiap Kita π₯ punya keadaan yang berbeda.
Bagaimana dari perspektif kita masing - masing.
Perspektif kita sebagai pedagang, praktisi hukum, sebagai ibu rumah tangga, tenaga medis dalam memahami Tuhan.
Mengenal Tuhan di duniamu, di kondisi kongkrit hidup kita.
Itulah sebabnya ajaran yang disampaikan gembala harus memiliki implikasi kongkrit dan implimentasi yang kongkrit yang pas untuk hidup kita masing - masing.
Kita tidak dibawa hanya satu peranan pengertian tentang Allah π yang didebatkan didiskripsikan hanya menjadi senjata - dalam argumentasi, amunisi - amunisi perdebatan.
Tapi pengetahuan yang mendarat secara kongkrit dan kita bisa mengalami Tuhan π
Sehingga yang disebut Theolog itu sebenarnya relatif tergantung situasi hidup masing - masing individu.
Kita π₯ harus jadi Theolog - theolog handle :
- Di tempatmu
- Di duniamu
- Di masalah - masalahmu
- Di lingkunganmu.
Jadi jangan berpikir ada orang - orang π₯ vyang punya ilmu tentang Tuhan.
Seakan - akan hanya orang - orang itu yang bisa mengenal Allah.
Dia punya ilmu tentang Allah lebih banyak dari otak manusia yang ditulis dalam buku π, yang tumpuk dalam perpustakaan.
Belum tentu mengenal Tuhan.
Gembala jemaat harus mengerti benar pesan Tuhan yang disampaikan di depan jemaat, karena beliau sebagai Juru bicara Tuhan.
Kita π₯ harus memperoleh manfaat kongkrit.
Oleh sebab itu Roh hikmat dan wahyu tidak bisa diberikan oleh professor, doktor manapun.
Hanya Tuhan yang bisa memberikan bagi kita
yang haus dan lapar akan kebenaran.
Kalau kita memiliki fokus dan orientasi hidup itu perkara - perkara dunia, kita tidak layak menjadi milik Tuhan π
Banyak orang melepaskan diri dari segala ikatan, yang layak yang bisa dinasehati.
Sudah bisa dikatakan kesalahan yang fatal ketika orang berpikir bahwa sekolah Theologi bisa jadi lokomotif jemaat.
Lokomotif kita itu Tuhan Yesus π, bukan pendeta.
Oleh kuasa Roh kudus.
Pendeta - pendeta itu hanya mentor - mentor yang sangat terbatas.
Pada dasarnya kita harus menggantungkan hidup kita nyantol kepada Tuhan dan kerajaanNya.
Mintalah Roh hikmat dan wahyu.
Jangan berhenti belajar mengenai Tuhan.
Kita boleh cakap dalam segala bidang, itu harus, sesuai dengan bidang yang kita geluti.
Tetapi Theologia harus digeluti setiap individu π€ sesuai dengan wilayah dunia persoalan pergumulan hidup masing - masing individu.
Jangan berhenti.
Banyak orang tidak mengenal kebenaran sesuai Alkitab π
Pengajaran Tuhan yang dimiliki hanya resapan ajaran agama di sekitarnya, bukan dari Alkitab.
Ini kemiskinan banyak orang π₯ melihat bagaimana orang - orang ini memiliki kualitas hidup ?
Kualitas hidup yang tidak membuat dia menjadi saksi Kristus.
Menjadi saksi Kristus itu luar biasa.
Sehingga keberagamaan sehebat apapun tidak ada artinya dibandingkan dengan pengenalan Kristus.
Kita tidak bisa jadi manusia π₯ unggul tanpa mengerti Theologia.
Dan Theologia yang benar harus digumuli setiap hari setiap individu.
Kita harus memburu ini lebih dari seorang penambang emas.
Kebenaran yang kita cari yang bisa kita miliki lebih dari emas tua.
Ikuti terus, pertaruhkan pikiran, Konsentrasi waktumu ⌚
Jika kita mengikuti ini baru sesuai dengan firman Tuhan ayat 18.
( Efesus 1 : 18 )
Supaya mata hati kita menjadi terang.
Jadi secara teori kita mendengar ada kerajaan Surga, langit baru bumi π baru, tapi mata hati kita belum terang.
Matius 6
Mata adalah pelita tubuh.
Terkait dengan kumpulkan harta di Surga.
Kamu belum melihat surga karena kamu belum berusaha mengumpulkan harta.
Supaya kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan itu, betapa kayanya bagian yang ditentukanNya bagi orang - orang π₯ kudus.
Dengan penyataan Paulus ini, hendaknya menunjukkan kepada kitaπ₯ bahwa Kekayaan Kemuliaan yang ditentukan bagi orang - orang kudus sangat luar biasa.
Ini tidak untuk semua kita.
Tetapi kita yang terhisap, yang dinilai, yang termasuk, yang
terkualifikasi orang - orang kudus.
Kalau kita diajar hidup kudus, itu kita sedang mengumpulkan harta yang tidak ternilai.
Tapi orang lebih senang mengumpulkan harga diri, martabat, kekayaan dari pada kesucian.
Kesucian itu harus diperjuangkan step by step.
Ada orang yang cakap bicara, tapi tidak tulus.
Tidak setulus -tulusnya, tidak mengasihi orang sedalam - dalamnya.
Pemahaman mengenai hal ini harus bertumbuh terus.
Bagi mereka yang mengerti akan lebih mengasihi Tuhan π, tetapi yang tidak akan semakin mengasihi dunia.
Sekarang kita harus periksa diri.
Makin mengasihi Tuhan atau makin mengasihi dunia ?
Kerajaan Allah makin kelihatan atau masih pudar, tidak jelas.
Surga itu bukan tempat pembuangan yang nyaman.
Surga itu tujuan kita π₯
Tidak ada orang yang mau masuk neraka, tapi tidak menjadikan surga sebagai tujuan.
Kalau tidak menjadikan surga sebagai tujuan pasti tidak bergumul dalam hidup berurusan dengan Tuhan.
Ajaran yang merusak banyak orang Kristen π₯ adalah : ketika diajarkan masuk Surga itu mudah.
Asal percaya Tuhan Yesus masuk surga.
Percaya bagaimana ia tidak tahu, selamat itu apa ? dia tidak belajar, apalagi kalau sudah dikunci dengan pernyataan kamu dipilih untuk selamat, dia tidak, lebih rusak lagi.
Ini yang membuat gereja - gereja π Eropa sedih, ditinggalkan oleh jemaat.
Dan jemaat jadi kafir, Atheismis, Sekuleristis, jadi duniawi.
Kita harus memahami apa yang dimaksud Paulus kalimat betapa kayanya bagian Kemuliaan yang ditentukan bagi orang - orang kudus.
Di dalam teks aslinya ada satu kata bagian yang ditentukan itu, yang diwarisi (Cleronomia )
Ini kata yang akan membawa kita ke
Roma 8 : 17
Jadi kita seperti bermimpi, seperti bercumbu dengan bayang - bayang. Sebenarnya itu fakta, kita akan lihat sebagaimana Tuhan π itu nyata bertemu muka dengan muka.
Demikian pula kerajaanNya.
Dunia ini akan gonjang - ganjing, akan rusak.
Tapi kita tidak berharap dunia π ini bertambah baik.
Kita jalani saja.
Sementara itu kita menyongsong Kerajaan Tuhan Yesus.
Kita bukan orang - orang putus asa, kecewa, karena gagal hidup.
Tapi kita memang mengingini kerajaan surga.
Ke gereja π itu kita belajar berkemas - kemas.
Kita tidak lagi menjadi orang Kristen seperti dulu kebaktian, nyanyi.
Kalau kita ke gereja untuk belajar.
Kebaktian itu hidup tiap hari kita.
Kebaktian itu tiap hari.
Ini yang dikemas hati dan batinnya.
Mati itu pasti.
Kita jangan sombong.
Dunia π bisa dibawa ke kondisi ekstrim.
Kita harus siap - siap menghadapi kondisi ini.
Sebenarnya ayat ini membuka mata kita melihat apa itu
kristologi ?
Yesus π itu benar - benar anak.
Anak yang akan menerima warisan.
Seperti penglihatan dalam kitab Daniel, menyerahkan kekuasaan kepada anak manusia.
Tenyata Kemuliaan bukan hanya bagi Tuhan Yesus, tapi juga orang - orang π₯ yang menderita bersama Dia.
Bagaimana kita bisa memiliki pikiran atau mata yang terang terhadap kemuliaan yang diwariskan kalau pengertian kita masih dangkal ?
Pemahaman pengalaman kita dalam berinteraksi kita dengan Tuhan π masih miskin.
Agenda kita satu - satunya adalah mengenal Allah.
Apapun yang kita lakukan hari ini harus menjadi support untuk itu.
Supaya kita π₯ bisa cleronomia ( mewarisi )
Ini luar biasa tak terbayangkan.
Roma 8: 18
Suatu hari Allah π akan secara terbuka mendeklarasikan, to declare, " Ini anakku "
Tentunya orang - orang yang serupa dengan Tuhan Yesus.
Maka kita mesti berkejar - kejaran dengan waktu ⌚ untuk menjadi manusia Allah yang layak disebut anak Allah.
Jangan curiga kepada Tuhan π
- Bicara kerajaan surga.
- Hidup di bumi
- Tidak menoleh ke bekakang.
- Meninggalkan kesenangan
Bukan berarti kita kehilangan kemanusiaan.
Manusia tetap jadi manusia π₯ sampai kapanpun.
- Dan membutuhkan makan minum.
- Dan kita juga menikmati manisnya buah.
- Lezatnya makanan π
- Kita punya jiwa yang memiliki nilai - nilai estetika yang menikmati
Keindahan lukisan, pemandangan alam.
- Kita memiliki nilai - nilai seni di mana kita menikmati musik πΆ bagus.
- Kita perlu teman hidup,
sahabat dekat untuk mengisi hidup kita.
Tuhan tidak menghendaki kita menjadi pertapa di tengah hutan yang berkumpul dengan
monyet π dan babi hutanπ
- Kita pakai pakaian π yang pantas dan dandan yang pantas.
Sampai kapanpun begitu manusia.
Dunia π yang akan datang manusia tetap menjadi manusia seperti :
- Manusia yang ada pada kita yang punya nilai estetika.
- Bisa menikmati keindahan, seni, musik πΉ
- Menikmati makan π minum.
Sebab Tuhan berkata dalam injil
Matius 26, 29
Bahwa Dia tidak akan makan minum anggur sampai kerajaanNya.
Berpesta makan juga.
Dan Tuhan Yesus π ketika mengenakan tubuh jasmani setelah kebangkitanNya itu.
Dia menunjukkan bukti nyata sebuah peragaan tubuh kebangkitan.
Kisah 1 : 3 - 4
Berminggu - minggu bersama murid - murid sebelum dia naik ke surga.
Manusia π₯ tidak berubah bentuk, jadi binatang lain atau berbeda.
Tetap sama, karena manusia inilah yang diciptakan Tuhan π dan design dinilai sungguh amat baik.
Jadi kalau kita mati itu hanya transisi sementara untuk kemudian kita mengenakan tubuh kehidupan yang sama di dunia lain.
Kalau kita mendengar firman kita π₯ harus
meninggalkan dunia dengan segala kesenangannya artinya : jangan terikat.
Jangan berpikir lalu kita sekarang,
- Tidak boleh jalan - jalan
- Tidak menikmati musik
- Tidak boleh nonton film
Kita juga boleh :
- Nonton film.
Film itu bagian dari seni. Ada juga film yang bagus
- Mendengar musik πΌ, main musik.
- Pergi melihat pemandangan yang Tuhan π lukis kita bisa melihat lukisan Tuhan yang sempurna.
Kita tidak kehilangan kemanusiaan.
Di dunia kita bisa menikmati semua, tapi kita tidak terikat.
Nanti di kerajaan surga semua kebutuhan hidup disediakan untuk manusia.
Selama di bumi π kita tidak boleh terikat dan dibatasi kesenangan dunia.
Kita hidup di bumi hanya untuk menyenangkan Tuhan π
Irama hidup kita harus terus menyenangkan Tuhan.
Masuklah dalam perhentianmu, artinya :
Berhentilah dari kelelahanmu.
Itulah sebabnya orang percaya π₯ harus menahan diri bukan berarti membunuh kodrat kemanusiaanmu, kita hanya menunda.
Maka Tuhan berkata di Matius 19 : 29
Kalau yang ditinggalkan. Kesenangan - kesenangan dunia π nanti ada kesenangan - kesenangan yang sama tapi tidak membuat kita berdosa.
Jadi Tuhan menambahkan berlipat ganda.
Kita π₯ akan dibangkitkan di dunia yang
- Tidak ada krisis
- Tidak ada perang
- Tidak ada huru hara
- Tidak ada badai
- Tidak ada tsunami
- Ada kesulitan, tapi tidak seperti kesulitaan di bumi.
Itu kreasi yang luar biasa.
Lukas 12 : 32.
Allah berkenan memberikan kerajaan itu kepada kita.
Jadi mata hati kita harus dibuat terang oleh Roh hikmat dan wahyu
Kalau secara teori kita tahu, tapi mata hati kita belum terang.
Ini membuat kita π₯ tidak punya geliat yang sungguh - sungguh untuk menyongsong kedatanganNya.
Tuhan π tahu kebutuhan kita.
Allah yang menciptakan jagat raya ini ingin membahagiakan kita.
Bumi ini produk gagal, karena manusia telah jatuh dalam dosa.
Jangan terikat di sini.
Ada kekayaan yang tiada ternilai dalam kerajaan surga nanti.
Itu yang mestinya jadi kesukaan kita.
Kita jangan punya pilihan lain.
Tuhan π menciptakan kita dengan metabolisme tubuh ini dengan nilai - nilai estetika, seni, dan lain sebagainya.
Ini memang harus diaplikasikan dalam kehidupan kongkrit dalam fasilitas yang Allah sediakan.
Do re mi fa sol la si do, Tuhan π ciptakan itu.
Di kerajaan nanti sempurna sekali.
Jadi Kita hanya menundanya mestinya. Kita tidak keberatan.
Hanya menunda, bukan membatalkan.
Banyak orang Kristen berpikir Tuhan π membatalkan, tidak
Yang dibatalkan bumi ini akan menjadi lautan api.
Tapi di dunia yang akan datang di langit baru bumi π baru, Tuhan akan memberikan, menyiapkan ciptaannya yang baru dan kita akan menikmatinya.
Tuhan yang ngomong di mana Dia ada kita ada.
Kita akan bersama - sama Tuhan.
Dia Allah yang hidup, bukan Allah orang mati.
Kalau Allah orang hidup manusia berdaging
Hantu tidak berdaging.
Tuhan π bisa dipegang berarti hidup.
Kita percaya yang dikatakan Tuhan.
Kita harus serius bersama gembala ke surga.
Itu yang kita nantikan, kita harus terus berjuang πͺuntuk memindahkan hati kita ke surga.
Amin.... π·
Rabu, 20 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL NAMA YESUS DENGAN PERSEMBAHAN" 21 December 2017
Kita mengerti bahwa gerejaπ dengan segala bentuk pelayanannya, membutuhkan banyak dana.
Tentu saja, jemaat harus bertanggung jawab atas segala kebutuhan gereja. Kalau bukan jemaat siapa lagi? Itulah sebabnya, gereja harus menyuarakan beban kebutuhan gereja kepada jemaat, mengajar serta mengarahkan jemaat untuk memberi persembahan.
Tetapi, satu hal yang harus dicatat baik-baik, bahwa jemaat harus terlebih dahulu diajar memahami mengapa mereka π₯ harus memberi.
Harus diajarkan kepada jemaat bahwa segenap hidup kita adalah milik Tuhan.
Umat Perjanjian Baru adalah umat yang harus masuk kepada wilayah hidup “tidak memiliki diri sendiri”.
Kebenaran ini terdapat dalam berbagai bagian dalam Alkitab π (Luk. 14:33; 1Kor. 6:19-20; 2Kor. 5:14-15).
Kalau kita sudah mulai bermain hanya di wilayah “memberi sebagian uang kecil”, kita tidak akan pernah menemukan kehidupan yang “sepenuhnya” diserahkan kepada Tuhan π
Sebab dengan bermain di wilayah ini saja, kita akan terjerumus pada pembagian kavling, di mana ada kavling yang disebut kavlingnya Tuhan dan kavling kita.
Di sini, jemaat Tuhan terdidik menjadi bukan saja pencuri, tetapi juga “pemberontak” di hadapan Tuhan.
Sejatinya, kita sudah tidak memiliki kavling lagi.
Bagi anak-anak Tuhan memberikan persembahan untuk pekerjaan Tuhanπ berapa besarnya, berupa apa pun, bukanlah berdasarkan keinginannya sendiri, tetapi harus dilandasi kasih dan komando Roh Kudus.
Kasih lebih mulia (luhur) dari hukum Taurat (1Kor. 13:3 dan Rm. 12:8). Bagi umat Perjanjian Baru, segenap hidupnya adalah milik Tuhan yang harus dipersembahkan bagi kepentingan Tuhan (Rm. 1:1-2).
Kita harus dalam suatu kesadaran bahwa kita adalah kasir Tuhan π yang dipercayakan mengelola milik-Nya.
We are not the owner, but we are just a manager.
Jadi, kita harus bersedia menyerahkan apa pun dan berapa pun yang Tuhan π kehendaki untuk diserahkan.
Dalam lingkungan anak-anak Tuhan, pengertian persembahan harus dipahami dengan tepat. Persembahan bukanlah memberi, tetapi mengembalikan.
Kebenaran ini dapat kita peroleh melalui pernyataan Paulus dalam surat 1 Korintus 6:19-20, bahwa kita π₯ bukan milik kita sendiri.
Kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus dengan harga yang lunas dibayar, yaitu dengan darah-Nya.
Kita sama sekali tidak berhak atas diri kita.
Apa pun yang kita miliki adalah milik Tuhan.
Gereja harus mengajar bukan memberi bagi Tuhan tetapi mengembalikan milik Tuhan.
Banyak gereja π karena takut kekurangan dana, melakukan intimidasi kepada jemaat agar mereka memberi persembahan secara patut menurut ukuran pendeta.
Intimidasi tersebut berupa ancaman seperti adanya belalang pelahap yang akan merusak bisnis dan usaha mereka π₯ kalau tidak memberi persembahan.
Intimidasi tersebut sampai tingkat pernyataan bahwa jemaat bisa dikutuk kalau tidak memberi persembahan.
Di pihak lain, hamba Tuhan atau pendeta “mengiming-imingi” berkat yang lebih berlimpah kalau mereka π₯ memberi persembahan. Persembahan dipandang sebagai usaha untuk melipatgandakan berkat materi atau uang dari Tuhan.
Perumpamaan benih dalam Matius 12:1-23 yang berlipat ganda menjadi tiga puluh, enam puluh, bahkan seratus kali lipat, dikenakan untuk persembahan ini.
Jadi, kalau jemaat memberi sejumlah uang π° tertentu, maka mereka akan memperoleh kembali berlipat ganda.
Hal ini sangat keliru sebab perumpamaan tersebut tidak berbicara mengenai uang, tetapi benih Firman.
Dengan berbagai cara dan trik, banyak pendeta berusaha agar jemaat π₯ memberi persembahan. Tentu dalam hal ini, nama Tuhan yang digunakan oleh mereka.
Hal ini sama dengan menjual nama Yesus. Seharusnya jemaat π₯diajar kebenaran sehingga bertumbuh dan memahami bagaimana hidup sebagai anak tebusan yang “tidak bermilik lagi”.
Sebab segala sesuatu yang ada pada kita adalah milik Tuhan.
Sehingga, mereka dengan sukacita memberi bukan karena merasa “memberi atau menyumbang”, tetapi mengembalikan milik Tuhan.
Gereja π tidak perlu harus menaruh kotak di depan dekat mimbar agar jemaat memberi satu per satu maju ke depan dilihat semua orang.
Hal ini juga merupakan intimidasi, sebab bagi mereka yang tidak memiliki uang akan malu, dan terpaksa maju.
Juga bagi mereka yang mau mengembalikan milik Tuhan π tanpa diketahui orang, menjadi kesulitan. Seharusnya persembahan juga tidak perlu diedarkan berulang-ulang, sebab yang penting jemaat memikul semua beban pelayanan.
JBU
Tentu saja, jemaat harus bertanggung jawab atas segala kebutuhan gereja. Kalau bukan jemaat siapa lagi? Itulah sebabnya, gereja harus menyuarakan beban kebutuhan gereja kepada jemaat, mengajar serta mengarahkan jemaat untuk memberi persembahan.
Tetapi, satu hal yang harus dicatat baik-baik, bahwa jemaat harus terlebih dahulu diajar memahami mengapa mereka π₯ harus memberi.
Harus diajarkan kepada jemaat bahwa segenap hidup kita adalah milik Tuhan.
Umat Perjanjian Baru adalah umat yang harus masuk kepada wilayah hidup “tidak memiliki diri sendiri”.
Kebenaran ini terdapat dalam berbagai bagian dalam Alkitab π (Luk. 14:33; 1Kor. 6:19-20; 2Kor. 5:14-15).
Kalau kita sudah mulai bermain hanya di wilayah “memberi sebagian uang kecil”, kita tidak akan pernah menemukan kehidupan yang “sepenuhnya” diserahkan kepada Tuhan π
Sebab dengan bermain di wilayah ini saja, kita akan terjerumus pada pembagian kavling, di mana ada kavling yang disebut kavlingnya Tuhan dan kavling kita.
Di sini, jemaat Tuhan terdidik menjadi bukan saja pencuri, tetapi juga “pemberontak” di hadapan Tuhan.
Sejatinya, kita sudah tidak memiliki kavling lagi.
Bagi anak-anak Tuhan memberikan persembahan untuk pekerjaan Tuhanπ berapa besarnya, berupa apa pun, bukanlah berdasarkan keinginannya sendiri, tetapi harus dilandasi kasih dan komando Roh Kudus.
Kasih lebih mulia (luhur) dari hukum Taurat (1Kor. 13:3 dan Rm. 12:8). Bagi umat Perjanjian Baru, segenap hidupnya adalah milik Tuhan yang harus dipersembahkan bagi kepentingan Tuhan (Rm. 1:1-2).
Kita harus dalam suatu kesadaran bahwa kita adalah kasir Tuhan π yang dipercayakan mengelola milik-Nya.
We are not the owner, but we are just a manager.
Jadi, kita harus bersedia menyerahkan apa pun dan berapa pun yang Tuhan π kehendaki untuk diserahkan.
Dalam lingkungan anak-anak Tuhan, pengertian persembahan harus dipahami dengan tepat. Persembahan bukanlah memberi, tetapi mengembalikan.
Kebenaran ini dapat kita peroleh melalui pernyataan Paulus dalam surat 1 Korintus 6:19-20, bahwa kita π₯ bukan milik kita sendiri.
Kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus dengan harga yang lunas dibayar, yaitu dengan darah-Nya.
Kita sama sekali tidak berhak atas diri kita.
Apa pun yang kita miliki adalah milik Tuhan.
Gereja harus mengajar bukan memberi bagi Tuhan tetapi mengembalikan milik Tuhan.
Banyak gereja π karena takut kekurangan dana, melakukan intimidasi kepada jemaat agar mereka memberi persembahan secara patut menurut ukuran pendeta.
Intimidasi tersebut berupa ancaman seperti adanya belalang pelahap yang akan merusak bisnis dan usaha mereka π₯ kalau tidak memberi persembahan.
Intimidasi tersebut sampai tingkat pernyataan bahwa jemaat bisa dikutuk kalau tidak memberi persembahan.
Di pihak lain, hamba Tuhan atau pendeta “mengiming-imingi” berkat yang lebih berlimpah kalau mereka π₯ memberi persembahan. Persembahan dipandang sebagai usaha untuk melipatgandakan berkat materi atau uang dari Tuhan.
Perumpamaan benih dalam Matius 12:1-23 yang berlipat ganda menjadi tiga puluh, enam puluh, bahkan seratus kali lipat, dikenakan untuk persembahan ini.
Jadi, kalau jemaat memberi sejumlah uang π° tertentu, maka mereka akan memperoleh kembali berlipat ganda.
Hal ini sangat keliru sebab perumpamaan tersebut tidak berbicara mengenai uang, tetapi benih Firman.
Dengan berbagai cara dan trik, banyak pendeta berusaha agar jemaat π₯ memberi persembahan. Tentu dalam hal ini, nama Tuhan yang digunakan oleh mereka.
Hal ini sama dengan menjual nama Yesus. Seharusnya jemaat π₯diajar kebenaran sehingga bertumbuh dan memahami bagaimana hidup sebagai anak tebusan yang “tidak bermilik lagi”.
Sebab segala sesuatu yang ada pada kita adalah milik Tuhan.
Sehingga, mereka dengan sukacita memberi bukan karena merasa “memberi atau menyumbang”, tetapi mengembalikan milik Tuhan.
Gereja π tidak perlu harus menaruh kotak di depan dekat mimbar agar jemaat memberi satu per satu maju ke depan dilihat semua orang.
Hal ini juga merupakan intimidasi, sebab bagi mereka yang tidak memiliki uang akan malu, dan terpaksa maju.
Juga bagi mereka yang mau mengembalikan milik Tuhan π tanpa diketahui orang, menjadi kesulitan. Seharusnya persembahan juga tidak perlu diedarkan berulang-ulang, sebab yang penting jemaat memikul semua beban pelayanan.
JBU
Selasa, 19 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL NAMA YESUS DENGAN KEGIATAN HARI RAYA KRISTEN" 20 December 2017
Hari Natal adalah hari raya yang tidak pernah mau dilewatkan oleh sebagian besar orang Kristen π₯ atau hampir semua orang Kristen.
Pada hari Natal, ada usaha untuk merayakan semegah-megahnya, semeriah-meriahnya, dan sebesar-besarnya.
Seakan-akan tanpa melakukan hal itu, maka terasa kurang menghargai Natal yang juga dianggap sejajar dengan sikapnya menghargai Tuhan π sendiri.
Beberapa tahun lalu, ada pendeta yang menyatakan bahwa dirinya mendapat pesan atau perintah dari Tuhan untuk merayakan Natal sebesar-besarnya.
Itu berarti dalam merayakan Natal harus dilakukan semegah-megahnya.
Hal ini tanpa disadari juga telah menjadi prinsip banyak pendeta dan gereja π
Tidak heran kalau pada bulan Desember, menyongsong perayaan Natal gereja menggeliat mencari dana guna merayakan Natal tersebut.
Banyak gereja π yang tidak memperhitungkan berapa pun dana yang dianggarkan guna merayakan Natal.
Demi memenuhi kebutuhan dana untuk merayakan Natal, maka gereja mengedarkan proposal permintaan dana. Proposal tersebut bukan hanya diedarkan di kalangan jemaat sendiri, tetapi juga jemaat gereja lain.
Bahkan, diedarkan di komunitas orang-orang yang bukan Kristen. Proposal tersebut juga diedarkan di kalangan para pengusaha dan perusahaan.
Ironinya, proposal permintaan dana juga diedarkan di perusahaan-perusahaan yang produknya dikecam di mimbar pada hari-hari Kebaktian Minggu, dan hari-hari lain dalam pemberitaan Firman.
Tentu saja dalam proporsal tersebut tercantum nama Tuhan yang kelahiran-Nya akan dirayakan.
Dengan tindakan ini, sebenarnya mereka menjual nama Yesus.
Pertanyaan penting yang harus diperkarakan adalah: Apakah kita harus merayakan Natal besar-besaran? Sebenarnya kalau kita jujur, kita tahu bahwa kelahiran Tuhan Yesus π belum tentu jatuh pada bulan Desember.
Justru sangat besar kemungkinan tidak pada bulan Desember.
Dalam agama-agama pada umumnya, yang ditekankan adalah hari penting suatu “saat” yang bertalian dengan tokoh agama mereka. Waktu yang tepat, bulan apa, tanggal berapa. Kelahiran Tuhan Yesus π tidak pernah diketahui dengan tepat.
Jangankan tanggalnya, tahunnya pun tidak diketahui dengan tepat. Sebenarnya, Kristus tidak lahir pada tahun satu.
Ini sebuah kesalahan penanggalan kuno.
Yesus π lahir beberapa tahun sebelum Masehi. Sedangkan, Herodes Agung wafat pada tahun 4SM.
Herodes inilah yang ditemui orang-orang Majus.
Sensus yang terjadi pada zaman itu, tercatat di dalam arsip Kerajaan Romawi berlangsung sekitar tahun 5-6 SM. Bulan Desember dijadikan bulan Natal dan tanggal 25 Desember dianggap hari kelahiran Yesus π sebenarnya memiliki sejarah singkat demikian: Natal bahasa latinnya Natus.
Pesta ini dirayakan dalam gereja π sejak abad ke empat pada tanggal 25 Desember untuk menggeser pesta kafir tentang “kelahiran dewa Matahari”. Dari Roma, budaya ini menyebar di seluruh dunia.
Sedangkan di pihak lain, menurut tradisi Armenia, Natal dirayakan pada tanggal 6 Januari. Sehingga dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat penanggalan pasti berkaitan dengan tanggal kelahiran Yesus π yang sebenarnya.
Seperti yang telah kita saksikan, dalam merayakan Natal kita cenderung mempertaruhkan begitu banyak dana untuk hal-hal yang kadang tidak membawa iman kita π₯ kepada kesempurnaan. Dana yang sebenarnya dapat digunakan untuk menolong orang miskin, mendukung penginjilan di daerah, dan lain sebagainya yang dampaknya memiliki gema panjang bahkan sampai keabadian.
Melalui pelayanan kita, yaitu uang yang kita pertaruhkan harus bermuara sampai jiwa-jiwa dapat dipindahkan ke dalam Kerajaan Surga.
Ini bukan berarti kita tidak perlu mendukung dana untuk perayaan Natal.
Kita π₯ harus merayakan Natal dengan sikap yang bijaksana.
Natal bukan arena jorjoran atau kompetisi antargereja, yaitu untuk menunjukkan gereja π yang merayakan Natal paling megah, pohon terangnya paling tinggi, pestanya paling meriah, dan lain-lain.
Kita harus merayakan Natal dengan mengedepankan pesan ilahi yang diperdengarkan di dalamnya, yang tentunya dapat membangun iman.
Mari kita merayakan Natal dengan mengumandangkan kasih Allah π dan visi-Nya, yaitu keselamatan jiwa manusia yang esensinya adalah dikembalikannya manusia kepada rancangan semula. Kegiatan Natal yang sungguh-sungguh mengumandangkan kasih Allah dan visi-Nya, dapat berguna bagi pendewasaan orang percaya guna mempersiapkan mereka masuk kerajaan Bapa.
Jika demikian, maka kita tidak akan menjual nama Yesus π demi sebuah perayaan yang tidak berdaya guna mendewasakan iman.
JBU
Pada hari Natal, ada usaha untuk merayakan semegah-megahnya, semeriah-meriahnya, dan sebesar-besarnya.
Seakan-akan tanpa melakukan hal itu, maka terasa kurang menghargai Natal yang juga dianggap sejajar dengan sikapnya menghargai Tuhan π sendiri.
Beberapa tahun lalu, ada pendeta yang menyatakan bahwa dirinya mendapat pesan atau perintah dari Tuhan untuk merayakan Natal sebesar-besarnya.
Itu berarti dalam merayakan Natal harus dilakukan semegah-megahnya.
Hal ini tanpa disadari juga telah menjadi prinsip banyak pendeta dan gereja π
Tidak heran kalau pada bulan Desember, menyongsong perayaan Natal gereja menggeliat mencari dana guna merayakan Natal tersebut.
Banyak gereja π yang tidak memperhitungkan berapa pun dana yang dianggarkan guna merayakan Natal.
Demi memenuhi kebutuhan dana untuk merayakan Natal, maka gereja mengedarkan proposal permintaan dana. Proposal tersebut bukan hanya diedarkan di kalangan jemaat sendiri, tetapi juga jemaat gereja lain.
Bahkan, diedarkan di komunitas orang-orang yang bukan Kristen. Proposal tersebut juga diedarkan di kalangan para pengusaha dan perusahaan.
Ironinya, proposal permintaan dana juga diedarkan di perusahaan-perusahaan yang produknya dikecam di mimbar pada hari-hari Kebaktian Minggu, dan hari-hari lain dalam pemberitaan Firman.
Tentu saja dalam proporsal tersebut tercantum nama Tuhan yang kelahiran-Nya akan dirayakan.
Dengan tindakan ini, sebenarnya mereka menjual nama Yesus.
Pertanyaan penting yang harus diperkarakan adalah: Apakah kita harus merayakan Natal besar-besaran? Sebenarnya kalau kita jujur, kita tahu bahwa kelahiran Tuhan Yesus π belum tentu jatuh pada bulan Desember.
Justru sangat besar kemungkinan tidak pada bulan Desember.
Dalam agama-agama pada umumnya, yang ditekankan adalah hari penting suatu “saat” yang bertalian dengan tokoh agama mereka. Waktu yang tepat, bulan apa, tanggal berapa. Kelahiran Tuhan Yesus π tidak pernah diketahui dengan tepat.
Jangankan tanggalnya, tahunnya pun tidak diketahui dengan tepat. Sebenarnya, Kristus tidak lahir pada tahun satu.
Ini sebuah kesalahan penanggalan kuno.
Yesus π lahir beberapa tahun sebelum Masehi. Sedangkan, Herodes Agung wafat pada tahun 4SM.
Herodes inilah yang ditemui orang-orang Majus.
Sensus yang terjadi pada zaman itu, tercatat di dalam arsip Kerajaan Romawi berlangsung sekitar tahun 5-6 SM. Bulan Desember dijadikan bulan Natal dan tanggal 25 Desember dianggap hari kelahiran Yesus π sebenarnya memiliki sejarah singkat demikian: Natal bahasa latinnya Natus.
Pesta ini dirayakan dalam gereja π sejak abad ke empat pada tanggal 25 Desember untuk menggeser pesta kafir tentang “kelahiran dewa Matahari”. Dari Roma, budaya ini menyebar di seluruh dunia.
Sedangkan di pihak lain, menurut tradisi Armenia, Natal dirayakan pada tanggal 6 Januari. Sehingga dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat penanggalan pasti berkaitan dengan tanggal kelahiran Yesus π yang sebenarnya.
Seperti yang telah kita saksikan, dalam merayakan Natal kita cenderung mempertaruhkan begitu banyak dana untuk hal-hal yang kadang tidak membawa iman kita π₯ kepada kesempurnaan. Dana yang sebenarnya dapat digunakan untuk menolong orang miskin, mendukung penginjilan di daerah, dan lain sebagainya yang dampaknya memiliki gema panjang bahkan sampai keabadian.
Melalui pelayanan kita, yaitu uang yang kita pertaruhkan harus bermuara sampai jiwa-jiwa dapat dipindahkan ke dalam Kerajaan Surga.
Ini bukan berarti kita tidak perlu mendukung dana untuk perayaan Natal.
Kita π₯ harus merayakan Natal dengan sikap yang bijaksana.
Natal bukan arena jorjoran atau kompetisi antargereja, yaitu untuk menunjukkan gereja π yang merayakan Natal paling megah, pohon terangnya paling tinggi, pestanya paling meriah, dan lain-lain.
Kita harus merayakan Natal dengan mengedepankan pesan ilahi yang diperdengarkan di dalamnya, yang tentunya dapat membangun iman.
Mari kita merayakan Natal dengan mengumandangkan kasih Allah π dan visi-Nya, yaitu keselamatan jiwa manusia yang esensinya adalah dikembalikannya manusia kepada rancangan semula. Kegiatan Natal yang sungguh-sungguh mengumandangkan kasih Allah dan visi-Nya, dapat berguna bagi pendewasaan orang percaya guna mempersiapkan mereka masuk kerajaan Bapa.
Jika demikian, maka kita tidak akan menjual nama Yesus π demi sebuah perayaan yang tidak berdaya guna mendewasakan iman.
JBU
Senin, 18 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL NAMA YESUS DENGAN KHOTBA 19 December 2017
Di gereja-gereja π “mainstream”, gaji seorang pendeta sudah dipatok secara permanen sehingga penghasilannya tidak bisa fluktuatif.
Biasanya juga, jumlah gajinya hanya cukup dari hari ke hari dan dari bulan ke bulan.
Jarang mereka dapat menjadi kaya, bisa membeli mobil, atau rumah besar.
Irama hidup seperti itu, sudah terbiasa dimiliki para pendeta atau hamba Tuhan gereja-gereja “mainstream”.
Berbeda dengan gereja-gereja π aliran Kharismatik dan Pentakosta atau gereja-gereja baru yang sekarang bermunculan.
Di mana penghasilan pendetanya tidak tetap. Hal tersebut tergantung dari hasil pelayanannya.
Hasil pelayanan di sini maksudnya adalah jumlah jemaat yang dilayani, status atau tingkat ekonominya, dengan siapa ia bergaul dan bersentuhan, dan khotbah-khotbah yang disampaikan
Jumlah jemaat π₯ bisa menentukan penghasilan seorang pendeta yang menerima persepuluhan dari jemaat.
Semakin besar jumlah jemaat, maka semakin besar penghasilannya. Apalagi, kalau anggota jemaatnya π₯ memiliki status dana tingkat ekonomi yang baik dan tinggi, maka jumlah persepuluhannya juga besar.
Dalam hal ini, tidak ada keseragaman penghasilan di antara pendeta kalangan Pentakosta atau Kharismatik.
Ada pendeta yang sangat berkekurangan karena jumlah jemaatnya π₯ kecil dan anggotanya adalah orang-orang yang tidak mampu.
Tetapi sebaliknya, ada pendeta yang berkelimpahan secara materi karena jumlah jemaatnya π₯ besar serta anggota-anggotanya memiliki status dan tingkat sosial yang baik dan tinggi.
Fenomena yang terjadi sekarang, ada gereja-gereja π yang kecil semakin kehabisan anggota karena berpindah ke gereja yang memiliki fasilitas lebih baik dalam menyelenggarakan kebaktian.
Gereja yang besar bertambah besar tetapi yang kecil bertambah kecil.
Tanpa disadari, terjadi kapitalisme di dalam gereja.
Dari hal ini, bisa dimengerti kalau gereja π berlomba-lomba menarik jemaat lain masuk gerejanya dengan berbagai cara. Tentu, nama Yesus yang digunakan untuk “jualannya”.
Penghasilan pendeta juga bisa ditentukan oleh dengan siapa ia bergaul.
Kalau pergaulannya dengan orang-orang π₯ yang memiliki status dan tingkat ekonomi yang baik dan tinggi, maka kemungkinan “kecipratan” atau kebagian dari sebagian harta atau uang orang-orang tersebut, lebih besar.
Tidak jarang, pendeta memperoleh mobil mewah dengan mudah, memperoleh rumah besar, dan berbagai fasilitas lainnya.
Tetapi, kalau pendeta tersebut hanya bergaul dengan orang-orang π₯ yang tidak mampu, maka keadaan ekonominya pun juga tidak bertambah lebih baik.
Dalam hal ini, ada godaan besar menggunakan nama Tuhan π untuk memperoleh sesuatu dari orang-orang “kaya” tersebut. Kalau hal ini terjadi, maka berarti pendeta tersebut menjual nama Yesus.
Penghasilan seorang hamba Tuhan π€ atau pendeta yang berpeluang lebih permanen dan besar adalah melalui berkhotbah. Seorang hamba Tuhan atau pendeta yang memiliki kemampuan berkhotbah yang baik, dapat memperoleh penghasilan yang besar dari pelayanan mimbarnya.
Tidak heran, hal ini menjadi “mata pencaharian” banyak pembicara-pembicara, yaitu khususnya mereka yang tidak menggembalakan jemaat, tetapi menjadi “pengkhotbah keliling”. Mereka bisa berkhotbah dari satu gereja ke gerejaπ lain, dari satu persekutuan doa ke persekutuan doa yang lain.
Dari banyaknya menjadi pembicara tersebut, ia dapat memperoleh penghasilan yang jumlahnya dapat terbilang besar.
Apalagi, kalau seorang pembicara dianggap sebagai “pembicara papan atas”, yang biasanya berkhotbah di tempat-tempat yang dikunjungi banyak orang atau gereja-gereja π besar, maka jumlah “persembahan kasih” (PK)-nya juga besar.
Dari hal ini, ada pendeta atau hamba Tuhan π€ yang mulai “pasang tarif”. Biasanya yang berbicara kepada yang mengundang adalah sekretarisnya. Tentu saja, “pendeta-pendeta besar” ini sudah tidak bisa lagi berkhotbah di sembarangan tempat.
Ada habitat yang dibangunnya, di mana ia merasa pantas berkhotbah.
Sebenarnya, tidak salah kalau seorang hamba Tuhan menerima “persembahan kasih” (PK), tetapi hendaknya hal ini tidak menjadi tujuan pelayanan dalam pemberitaan Firman.
Tujuan pelayanan pemberitaan Firman adalah menyampaikan suara kebenaran untuk dapat mengubah jemaat menjadi kudus dan tak bercacat atau sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus, semakin terlepas dari ikatan percintaan dunia π, dan semakin merindukan langit baru dan bumi yang baru.
Pemberitaan Firman yang benar, tidak dapat diimbali dengan uang atau apa pun juga, sebab kebenaran adalah harta yang tidak ternilai dari Bapa.
JBU
Biasanya juga, jumlah gajinya hanya cukup dari hari ke hari dan dari bulan ke bulan.
Jarang mereka dapat menjadi kaya, bisa membeli mobil, atau rumah besar.
Irama hidup seperti itu, sudah terbiasa dimiliki para pendeta atau hamba Tuhan gereja-gereja “mainstream”.
Berbeda dengan gereja-gereja π aliran Kharismatik dan Pentakosta atau gereja-gereja baru yang sekarang bermunculan.
Di mana penghasilan pendetanya tidak tetap. Hal tersebut tergantung dari hasil pelayanannya.
Hasil pelayanan di sini maksudnya adalah jumlah jemaat yang dilayani, status atau tingkat ekonominya, dengan siapa ia bergaul dan bersentuhan, dan khotbah-khotbah yang disampaikan
Jumlah jemaat π₯ bisa menentukan penghasilan seorang pendeta yang menerima persepuluhan dari jemaat.
Semakin besar jumlah jemaat, maka semakin besar penghasilannya. Apalagi, kalau anggota jemaatnya π₯ memiliki status dana tingkat ekonomi yang baik dan tinggi, maka jumlah persepuluhannya juga besar.
Dalam hal ini, tidak ada keseragaman penghasilan di antara pendeta kalangan Pentakosta atau Kharismatik.
Ada pendeta yang sangat berkekurangan karena jumlah jemaatnya π₯ kecil dan anggotanya adalah orang-orang yang tidak mampu.
Tetapi sebaliknya, ada pendeta yang berkelimpahan secara materi karena jumlah jemaatnya π₯ besar serta anggota-anggotanya memiliki status dan tingkat sosial yang baik dan tinggi.
Fenomena yang terjadi sekarang, ada gereja-gereja π yang kecil semakin kehabisan anggota karena berpindah ke gereja yang memiliki fasilitas lebih baik dalam menyelenggarakan kebaktian.
Gereja yang besar bertambah besar tetapi yang kecil bertambah kecil.
Tanpa disadari, terjadi kapitalisme di dalam gereja.
Dari hal ini, bisa dimengerti kalau gereja π berlomba-lomba menarik jemaat lain masuk gerejanya dengan berbagai cara. Tentu, nama Yesus yang digunakan untuk “jualannya”.
Penghasilan pendeta juga bisa ditentukan oleh dengan siapa ia bergaul.
Kalau pergaulannya dengan orang-orang π₯ yang memiliki status dan tingkat ekonomi yang baik dan tinggi, maka kemungkinan “kecipratan” atau kebagian dari sebagian harta atau uang orang-orang tersebut, lebih besar.
Tidak jarang, pendeta memperoleh mobil mewah dengan mudah, memperoleh rumah besar, dan berbagai fasilitas lainnya.
Tetapi, kalau pendeta tersebut hanya bergaul dengan orang-orang π₯ yang tidak mampu, maka keadaan ekonominya pun juga tidak bertambah lebih baik.
Dalam hal ini, ada godaan besar menggunakan nama Tuhan π untuk memperoleh sesuatu dari orang-orang “kaya” tersebut. Kalau hal ini terjadi, maka berarti pendeta tersebut menjual nama Yesus.
Penghasilan seorang hamba Tuhan π€ atau pendeta yang berpeluang lebih permanen dan besar adalah melalui berkhotbah. Seorang hamba Tuhan atau pendeta yang memiliki kemampuan berkhotbah yang baik, dapat memperoleh penghasilan yang besar dari pelayanan mimbarnya.
Tidak heran, hal ini menjadi “mata pencaharian” banyak pembicara-pembicara, yaitu khususnya mereka yang tidak menggembalakan jemaat, tetapi menjadi “pengkhotbah keliling”. Mereka bisa berkhotbah dari satu gereja ke gerejaπ lain, dari satu persekutuan doa ke persekutuan doa yang lain.
Dari banyaknya menjadi pembicara tersebut, ia dapat memperoleh penghasilan yang jumlahnya dapat terbilang besar.
Apalagi, kalau seorang pembicara dianggap sebagai “pembicara papan atas”, yang biasanya berkhotbah di tempat-tempat yang dikunjungi banyak orang atau gereja-gereja π besar, maka jumlah “persembahan kasih” (PK)-nya juga besar.
Dari hal ini, ada pendeta atau hamba Tuhan π€ yang mulai “pasang tarif”. Biasanya yang berbicara kepada yang mengundang adalah sekretarisnya. Tentu saja, “pendeta-pendeta besar” ini sudah tidak bisa lagi berkhotbah di sembarangan tempat.
Ada habitat yang dibangunnya, di mana ia merasa pantas berkhotbah.
Sebenarnya, tidak salah kalau seorang hamba Tuhan menerima “persembahan kasih” (PK), tetapi hendaknya hal ini tidak menjadi tujuan pelayanan dalam pemberitaan Firman.
Tujuan pelayanan pemberitaan Firman adalah menyampaikan suara kebenaran untuk dapat mengubah jemaat menjadi kudus dan tak bercacat atau sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus, semakin terlepas dari ikatan percintaan dunia π, dan semakin merindukan langit baru dan bumi yang baru.
Pemberitaan Firman yang benar, tidak dapat diimbali dengan uang atau apa pun juga, sebab kebenaran adalah harta yang tidak ternilai dari Bapa.
JBU
Minggu, 17 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL NAMA YESUS DENGAN KESAKSIAN" 18 December 2017
Dalam liturgi di gereja-gereja π tertentu, kesaksian menjadi salah satu isi liturgi yang dianggap penting.
Dalam pertemuan bersama atau kebaktian, ada ruangan yang disebut sebagai “ruang kesaksian”. Pada ruangan ini, sering kita jumpai orang-orang yang menyaksikan kesaksian-kesaksian yang tidak murni untuk membangun orang lain.
Tetapi sebaliknya, mereka mau memperoleh penghormatan, simpati, bahkan keuntungan materi atau uang.
Apalagi, kalau kesaksian yang dimilikinya luar biasa, maka ia bukan hanya bersaksi di gereja π lokal di mana ia berbakti.
Tetapi, ia juga bisa menjadi orang yang diundang ke banyak gereja, persekutuan doa, dan komunitas Kristen lainnya untuk bersaksi.
Hal ini bukan suatu kesalahan, tetapi kalau maksud bersaksi demi memperoleh “amplop yang berisi uang” atau persembahan kasih, maka ia memperdagangkan kesaksian tersebut atau menjual nama Tuhan Yesus π dengan kesaksian.
Dalam kenyataan hidup bergereja, ada orang-orang yang memiliki nama besar baik sebagai artis, aktor, mantan penjahat, mantan dukun, pengusaha sukses, pejabat atau anggota keluarga pejabat, putra bangsawan, dan lain sebagainya yang memiliki kesaksian bagaimana menjadi orang percaya π₯ atau bagaimana mulai serius mengikut Yesus.
Berbekal nama besarnya, ia bisa menjadi orang yang “laris” diundang ke banyak gereja dan komunitas Kristen lainnya. Mereka bisa menjadi “kondang” lebih dari pendeta yang berkhotbah.
Kalau mereka π₯ tidak berhati-hati, bisa jatuh bukan saja pada kesombongan tetapi juga menjual nama Yesus dengan kesaksian.
Mereka yang bersaksi ini tidak salah kalau menerima persembahan kasih berupa uang atau sesuatu yang lain, tetapi kalau motivasinya adalah materi, maka ia bersalah kepada Tuhan π yang memberi kesaksian tersebut.
Ada juga orang-orang yang berasal dari agama lain kemudian beralih menjadi orang Kristen, kemudian bersaksi di gereja-gereja π
Orang-orang seperti ini biasanya sangat digemari oleh jemaat Kristen. Sebab, selama ini orang-orang Kristen lebih banyak mendengar dari berbagai media secara terbuka dan terang-terangan kesaksian orang-orang Kristen yang pindah ke agama lain.
Kalau kemudian orang-orang Kristen melihat orang beragama lain masuk agama Kristen, maka hal ini tentunya sangat menarik.
Biasanya orang-orang π₯yang bersaksi pindah agama ini menjadi favorit di banyak gereja dan komunitas Kristen.
Tidak jarang penyambutan orang Kristen π₯ terhadap mereka berlebihan, sehingga hal ini berpotensi membuat mereka menjadi “jatuh”.
Pengertian “jatuh” tersebut adalah mereka menjadi orang yang merasa tersanjung sehingga mereka menjadi sombong.
Mereka merasa bahwa perpindahan agama mereka sudah merupakan prestasi puncak sebagai orang Kristen.
Padahal itu barulah permulaan dari sebuah perjalanan panjang sebagai anak Allah.
Tidak sedikit mereka π₯ yang akhirnya jatuh dalam berbagai dosa.
Selain uang, juga ada yang jatuh dalam pelanggaran seks.
Hal itu terjadi karena watak mereka belum terbentuk sama sekali.
Mereka π₯ hanya berpindah agama, tetapi mereka belum bertumbuh dalam karakter menjadi seperti Yesus.
Hal ini terjadi karena kesalahan orang-orang Kristen π₯ itu sendiri.
Tidak jarang kesaksian mereka mencela dan menciderai agama lamanya, nabi-nabinya, atau bahkan kitab sucinya. Semakin mencela keyakinan sebelumnya, maka mereka merasa lebih mantap berpindah agama.
Celaan tersebut seakan sebagai legalitas bahwa mereka benar-benar berpindah agama.
Hal ini sangat tidak terpuji dalam kehidupan di masyarakat yang majemuk.
Mimbar gereja π menjadi tempat di mana mereka mencela dan merendahkan agama lain.
Hal ini harus dihindari oleh orang Kristen secara pribadi dan gereja secara komunitas.
Ketika setiap memberi kesaksian mereka memperoleh uang dalam jumlah yang tidak pernah mereka dapatkan dengan mudah sebelum masuk agama Kristen, maka mereka π₯ menjadikan itu “mata pencaharian”.
Biasanya, orang-orang ini semakin berani membicarakan kekurangan, kelemahan, atau cacat agama lamanya.
Dengan cara ini, mereka menjual Yesus πdengan kesaksian.
Kita harus berhati-hati karena tidak semua kesaksian mereka benar dan dapat dipercaya.
Pola seperti ini juga dilakukan oleh hamba Tuhan atau pendeta yang memiliki kesaksian istimewa.
Di mana-mana, ia menyaksikan kesaksian tersebut untuk menarik simpati dan perhatian jemaat.
Di balik semua itu, ada motif mencari keuntungan materi.
Dengan tindakan ini, hamba Tuhan atau pendeta tersebut menjual nama Yesus π dengan kesaksian.
JBU
Dalam pertemuan bersama atau kebaktian, ada ruangan yang disebut sebagai “ruang kesaksian”. Pada ruangan ini, sering kita jumpai orang-orang yang menyaksikan kesaksian-kesaksian yang tidak murni untuk membangun orang lain.
Tetapi sebaliknya, mereka mau memperoleh penghormatan, simpati, bahkan keuntungan materi atau uang.
Apalagi, kalau kesaksian yang dimilikinya luar biasa, maka ia bukan hanya bersaksi di gereja π lokal di mana ia berbakti.
Tetapi, ia juga bisa menjadi orang yang diundang ke banyak gereja, persekutuan doa, dan komunitas Kristen lainnya untuk bersaksi.
Hal ini bukan suatu kesalahan, tetapi kalau maksud bersaksi demi memperoleh “amplop yang berisi uang” atau persembahan kasih, maka ia memperdagangkan kesaksian tersebut atau menjual nama Tuhan Yesus π dengan kesaksian.
Dalam kenyataan hidup bergereja, ada orang-orang yang memiliki nama besar baik sebagai artis, aktor, mantan penjahat, mantan dukun, pengusaha sukses, pejabat atau anggota keluarga pejabat, putra bangsawan, dan lain sebagainya yang memiliki kesaksian bagaimana menjadi orang percaya π₯ atau bagaimana mulai serius mengikut Yesus.
Berbekal nama besarnya, ia bisa menjadi orang yang “laris” diundang ke banyak gereja dan komunitas Kristen lainnya. Mereka bisa menjadi “kondang” lebih dari pendeta yang berkhotbah.
Kalau mereka π₯ tidak berhati-hati, bisa jatuh bukan saja pada kesombongan tetapi juga menjual nama Yesus dengan kesaksian.
Mereka yang bersaksi ini tidak salah kalau menerima persembahan kasih berupa uang atau sesuatu yang lain, tetapi kalau motivasinya adalah materi, maka ia bersalah kepada Tuhan π yang memberi kesaksian tersebut.
Ada juga orang-orang yang berasal dari agama lain kemudian beralih menjadi orang Kristen, kemudian bersaksi di gereja-gereja π
Orang-orang seperti ini biasanya sangat digemari oleh jemaat Kristen. Sebab, selama ini orang-orang Kristen lebih banyak mendengar dari berbagai media secara terbuka dan terang-terangan kesaksian orang-orang Kristen yang pindah ke agama lain.
Kalau kemudian orang-orang Kristen melihat orang beragama lain masuk agama Kristen, maka hal ini tentunya sangat menarik.
Biasanya orang-orang π₯yang bersaksi pindah agama ini menjadi favorit di banyak gereja dan komunitas Kristen.
Tidak jarang penyambutan orang Kristen π₯ terhadap mereka berlebihan, sehingga hal ini berpotensi membuat mereka menjadi “jatuh”.
Pengertian “jatuh” tersebut adalah mereka menjadi orang yang merasa tersanjung sehingga mereka menjadi sombong.
Mereka merasa bahwa perpindahan agama mereka sudah merupakan prestasi puncak sebagai orang Kristen.
Padahal itu barulah permulaan dari sebuah perjalanan panjang sebagai anak Allah.
Tidak sedikit mereka π₯ yang akhirnya jatuh dalam berbagai dosa.
Selain uang, juga ada yang jatuh dalam pelanggaran seks.
Hal itu terjadi karena watak mereka belum terbentuk sama sekali.
Mereka π₯ hanya berpindah agama, tetapi mereka belum bertumbuh dalam karakter menjadi seperti Yesus.
Hal ini terjadi karena kesalahan orang-orang Kristen π₯ itu sendiri.
Tidak jarang kesaksian mereka mencela dan menciderai agama lamanya, nabi-nabinya, atau bahkan kitab sucinya. Semakin mencela keyakinan sebelumnya, maka mereka merasa lebih mantap berpindah agama.
Celaan tersebut seakan sebagai legalitas bahwa mereka benar-benar berpindah agama.
Hal ini sangat tidak terpuji dalam kehidupan di masyarakat yang majemuk.
Mimbar gereja π menjadi tempat di mana mereka mencela dan merendahkan agama lain.
Hal ini harus dihindari oleh orang Kristen secara pribadi dan gereja secara komunitas.
Ketika setiap memberi kesaksian mereka memperoleh uang dalam jumlah yang tidak pernah mereka dapatkan dengan mudah sebelum masuk agama Kristen, maka mereka π₯ menjadikan itu “mata pencaharian”.
Biasanya, orang-orang ini semakin berani membicarakan kekurangan, kelemahan, atau cacat agama lamanya.
Dengan cara ini, mereka menjual Yesus πdengan kesaksian.
Kita harus berhati-hati karena tidak semua kesaksian mereka benar dan dapat dipercaya.
Pola seperti ini juga dilakukan oleh hamba Tuhan atau pendeta yang memiliki kesaksian istimewa.
Di mana-mana, ia menyaksikan kesaksian tersebut untuk menarik simpati dan perhatian jemaat.
Di balik semua itu, ada motif mencari keuntungan materi.
Dengan tindakan ini, hamba Tuhan atau pendeta tersebut menjual nama Yesus π dengan kesaksian.
JBU
SBT ( Sunday Bible Teaching ) Minggu, 10 Des 2017 Pdt Dr Erastus Sabdono
Efesus 1
Dipersatukannya apa yang di surga dan apa yang di bumi ini menunjuk
Pemerintahan Allah yang tunggal tidak ada dualisme penguasa.
Tidak ada penguasa lain selain Yesus Kristus.
Ketika Tuhan Yesus πsudah berhasil taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
Kebangkitan itu menunjukkan kemenanganNya ketaatan kepada Bapa di surga.
Alkitab π mengatakan karena KesalehanNya Dia dibangkitkan.
Jika Tuhan Yesus tidak saleh Dia tidak dibangkitkan.
Kareana kebangkitan itu predikat Kristus π yang diurapi menjadi sah.
Sebab dengan kemenanganNya tersebut, maka Bapa mempercayakan segala kuasa di surga dan di bumi.
Bahwa kuasa kemuliaan kerajaan ini hanya dimiliki satu pribadi yaitu : Bapa πdi surga.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita Doa Bapa Kami yang di dalam Doa Bapa Kami tersebut termuat kalimat
Engkaulah yang mempunyai kuasa kerajaan kemuliaan.
Dan Tuhan Yesus π setelah sah menjadi Kristus, segala kuasa di tanganNya.
Jadi sebelumnya tidak Dia tidak berhak.
Tetapi pentahbisan Tuhan Yesus jadi raja nanti bisa terjadi atau berlangsung ketika bagi orang percaya menggenapi rencana Allah.
Roma 8 : 17
Seperti Tuhan Yesus π berkata, makananku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Kita juga punya prinsip yang sama ", Makananku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya."
Tuhan Yesus π sudah
melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Sekarang giliran kita yang harus mengisi seluruh hari minggu bulan tahun hidup kita dengan melakukan kehendak Bapa π dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Seperti Tuhan Yesus menjadi Corpus Delicti dan menunjukkan dan membuktikan kesalahan lusifer.
Kita π₯ juga menunjukkan kesalahan lusifer dengan kehidupan serupa dengan Tuhan Yesus.
Dengan perjuangan yang benar serupa dengan Tuhan Yesus π melalui ketaatan seperti ketaatan Tuhan Yesus memiliki terhadap Bapa, memiliki kehormatan kepada Bapa seperti yang Tuhan Yesus miliki dan lakukan.
Sehingga kita π₯ orang - orang yang menjadi quota jumlah Corpus Delicti dan kitalah yang mempercepat kedatangan Tuhan Yesus.
Dengan quota yang dipenuhi tersebut,
Wahyu 6 : 11, maka kekuasaan iblis bisa dihentikan.
Tapi aspek lain yang luar biasa.
Tuhan Yesus ditahbiskan untuk menerima segala kemuliaan menjadi Raja.
Jadi kalau kita melayani Tuhan Yesus π bukan menjadi pengkhotbah,, pendeta, bahkan bukan menjadi penginjil atau menyumbangkan uang π° kita untuk misi.
Bukan itu yang utama.
Yang terutama : -
Bagaimana kita membangun hidup rohani kita untuk memiliki wajah anak Allah.
Ini sesungguhnya yang benar.
- Kalau kita membela Tuhan Yesus π yang sudah membela kita.
- Kalau kita mau membalas kebaikan yang Tuhan sudah berbuat baik kepada Kita, layani Tuhan.
Bukan mengambil bagian kegiatan gereja π semata - mata.
Jangan dikamuflase.
Jangan menipu dan Tuhan dan sesama dengan cara demikian.
Sesungguhnya pelayanan Tuhan adalah : usaha untuk memiliki kualitas hidup yang dimiliki Tuhan Yesus.
- Jabatan pendeta omong kosong percuma.
- Status aktivis gereja omong kosong percuma. - Bahkan jabatan ketua sinode tidak ada artinya.
- Jabatan rohaniwan, rahim padri atau apapun
tidak ada artinya.
Sebab yang berarti adalah : kualitas hidup seseorang π€ yang meneladani kehidupan Yesus.
Orang - orang yang bisa berkata hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.
- Jangan ada kebanggaan apapun.
- Jangan mencapai atau memiliki pencapaian - pencapaian yanag menurut kita memberi nilai diri.
Nilai diri kita bukan pada gelar pangkat, yang, kedudukan, kekuasaan.
Tetapi bagaimana kita π₯ menyelenggarakan hidup seperti yang diselenggarakan Tuhan Yesus.
Dan Tuhan π berjanji Aku akan mengajar dan memuridkan, tetapi lepaskan dirimu dari segala sesuatu.
Jangan punya agenda lain dalam hidup ini.
Ini kekristenan yang sejati.
Kekristenan yang telah hilang yang harus kembali kita temukan.
Sebab Roh kudus itu powerfull kuasa yang dasyat bisa menuntun kita kepada seluruh kebenaran.
Dialah penolong atau pendamping seperti yang dikatakan dalam
Yoh 16 : 13
Tidak ada masa di mana Roh kudus π berkenan dijadikan meterai seperti yang dikatakan di dalam firman Tuhan.
Efesus 11,12,13,14
Kita memiliki meterai, Roh Kudus itu powerfull, jangan sia - siakan kesempatan ini.
Roh Kudus π akan sangat berdayaguna ketika :
- Fokus kita tidak bercabang.
- Ketika kita bersedia tidak memiliki Keasyikan - keasyikan menikmati sesuatu yang lain.
Kita akan menikmati Tuhan.
Itu menjadi asyik ketika kita berusaha untuk mengerti kehendak Allahπ untuk memberi kepekaan untuk mengerti kehendak Allah dan hidup dalam kehendakNya tersebut.
Harus berani mempertaruhkan hidup kita tanpa batas.
Walaupun kita mungkin belum sanggup melakukan, baru mengucapkan,
Kita sangat terseok - seok melakukannya, percayalah bahwa Tuhan Yesus πyang pernah terseok - seok melakukannya dan sukses di dalam memenuhi tugas kemesiasanNya akan mengajar kita bagaimana memenuhi kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Jangan melihat dunia π Jangan punya standar dunia.
Goreskan kebenaran ini dalam hatimu kalau sebentar pulang, goreskan dalam jiwamu.
Tidak ada sesuatu yang menarik dalam hidup ini.
Tidak ada yang bernilai dan indah, berharga, selain menjadi seorang yang melakukan kehendak Bapa.
Jangan punya pencapaian lain.
Melakukan kehendak Bapa, kita menjadi serupa dengan Tuhan Yesus, menambah quota Corpus Delicti.
Itu Kita π₯ mengangkat Yesus sebagai Raja.
Sebelum kesempatan ini berlalu.
Semua kita nyaris terlambat, nyaris kehilangan kesempatan.
Kalau kita π₯ menemukan
Kebenaran ini, kita tidak mau kehilangan kesempatan.
Cakrawala hidup kita akan sangat berbeda dan berubah, waktu kita masuk dalam proyek ini.
Kita akan mengalami Tuhan.
Dan kesaksian hidup yang kita alami, kita terima, miliki, membuktikan
keberadaan Tuhan π yang tidak bisa diungkapkan kepada orang lain.
Lalu kebenaran firman yang kita pelajari dengan mendengar cd khotbah, baca buku rohani, lewat pengalaman hidup, kita akan memiliki jejak - jejak Tuhan π kita akan memiliki kesaksian dalam batin.
Kita harus memperkarakan hal ini dengan serius.
Apakah kita sungguh - sungguh telah menjadi anggur tercurah dan roti yang terpecah ?
Demi kepentingan dan kesenangan
Kita tidak boleh menghitung berapa banyak yang kita persembahkan kepada Tuhan π yang mulia.
Tetapi yang dilihat adalah apakah masih ada sisa ?
Harus jelas kepada siapa kita mengabdi.
Tuhan Yesus π berkata kamu tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.
Percayalah kepada Tuhan Yesus yang mulia, kalau hadir di mimbar ini dan meja ini,
Tuhan Yesus π akan berkata kalimat yang sama, seperti yang Tuhan Yesus pernah katakan dalam Matius 6 : 24
Kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.
Kita bisa menipu Tuhan.
Seakan - akan Tuhan tidak tahu engkau memiliki.
Kita bisa pura - pura, seakan - akan Tuhan tidak membuat perhitungan tetapi Tuhan π mau nuranimu yang harus hidup, jujur, dan melihat dengan jelas kepada siapa dan untuk siapa engkau hidup ?
Sebab suatu hari nanti pasti ada perhitungan.
Apakah tahun - tahun untuk hidupmu sungguh - sungguh Kita mempersembankan bagi Tuhan π atau ternyata
kita hanya untuk diri kita sendiri, keluarga kita dan untuk orang - orang yang kita cintai, yang di dalamnya punya agendamu sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan Tuhan.
Kalau Kita dengan wajah tanpa dosa, lalu seakan - akan aman - aman saja, kita tidak perkarakan hal ini tanpa memikirkan perasaan Tuhan π
Tanpa merasa Krisis.
Kita harus periksa diri.
Kita harus perkarakan
Kepada siapa kita mengabdi ?
Tuhan itu sering :
- Seakan - akan tidak ada.
- Seakan - akan tidak kuat.
- Seakan - akan tidak berdaya.
- Seakan - akan tidak hidup.
Itulah sebabnya apakah Dia hidup atau Dia mati itu tergantung kita π₯ menghidupkan diriNya atau mengganggap diriNya tidak ada.
Makanya kita sendiri yang harus sengaja menaruh Tuhan π di mata kita.
Menghidupkan Dia.
Kita harus berusaha berjuang, karena warna dunia sudah mencemari kita.
Temukan Tuhan dalam hidupmu, alami Tuhan.
Jadikan Dia sebagai Tuhan dalam hidupmu.
Kita sudah berkata masuklah di hatiku sebagai Tuhan, lalu
lalu kita merasa sudah bertuhan ?
Banyak orang Kristen yang ikut Yesus Tuhan π dan menghormati Dia sebagai standarnya, sebenarnya bukan standar Tuhan.
Banyak manipulasi kamuflase dan bohong.
Kita harus berubah.
Efesus 1 : 17
Jangan sia - siakan.
Mulai dari perkara kecil, perkataan - perkataan, tindakan, keputusan,
pilihan - pilihan kita. Jangan ada yang salah.
Roh Kudus π akan berbicara menuntun kita, agar kita haus dan lapar akan kebenaran sehingga kita
mengingini kehidupan melakukan kehendak Bapa.
Haus dan lapar akan kebenaran yaitu : ingin
sering datang ke gereja,
bukan seribu satu motivasi.
Haus dan lapar akan kebenaran intinya mempunyai keinginan yang kuat bagaimana hidup melakukan kehendak Tuhan π
Ini mestinya yang harus kita miliki.
Ini untuk jemaat Efesus bukan untuk orang yang sekolah Teologia.
Ini doa untuk jemaat Allah.
Kata awan sehingga tidak patut.
Awan itu berarti : tidak menguasai bidang.
Seseorang π€ boleh saja tidak menguasai suatu bidang tertentu, misalnya bidang medis, atau bidang dagang dll
Tetapi Kita tidak boleh tidak tahu mengenal Dia. Kita harus mengenal Dia dengan benar.
Maka dibutuhkan
Roh hikmat Dan wahyu.
Sebenarnya ini doa kita untuk minta Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Tuhan π
Tapi kita tidak pernah minta.
Banyak orang tidak mengganggap mengenal Tuhan π itu penting
Kamu memandang banyak hal penting, tetapi mengganggap mengenal Tuhan itu tidak penting.
Roh hikmat itu kecerdasan yang Roh Kudus π berikan untuk memahami Tuhan.
Seperti Abraham menjumpai Yahwe.
Jadi ada saluran yang tidak bisa dipelajari di sekolah Alkitab π
Kita tidak harus di sekolah Alkitab.
Roh kudus akan memberi hikmat kepada orang yang haus dan lapar kebenaran, semacam pewahyuan.
Jadi kita bisa mengerti nanti.
Hamba Tuhan - hamba Tuhan yang punya pewahyuan yang khotbahnya kelihatan sederhana biasa tetapi kuat.
Hal - hal yang akan membuat kita berkata
Bagaimana dia bisa mengerti rahasia ini ?
Itu Roh hikmat dan wahyu
Roh hikmat dan wahyu tidak menggunakan
terminologi - terminologi yang ruwet cara memahami kebenaran untuk mengenal Allah.
Maka jemaat π₯ yang menerima Roh hikmat dan wahyu dan berjalan dengan Tuhan, maka ketika mendengar khotbah seorang, ia berkata mestinya tidak begini khotbahnya.
Tidak semua pendeta mengaku hamba Tuhan ada Roh hikmat dan wahyu.
Paulus berkata Tuhan Yesus π ( Theos ) artinya : Bapa di surga untuk minta hikmat dan wahyu.
Ini sama dengan Paulus berkata, " Ini yang saya minta untukmu, kamu juga harus mengganggap ini penting umtuk kamu miliki."
Kita harus berkata, "Tuhan, aku mau mengenal Engkau."
Rasakan kehadiran Tuhan :
- Di dalam pertemuan
dengan Tuhan π
- Melalui buku - buku rohani π
- Melalui khotbah
- Ikut PA ( Pemahaman Alkitab π )
- Ikut SBT ( Sunday Bible Teaching )
Supaya kita tidak liar dan mistis.
Harus ada kolidornya yang baik.
Jangan ketemu Tuhan π lalu jadi mistik.
Logik harus dipakai maksimal.
Ini kabar baik, setiap Kita π₯ bisa mendapat pencerahan - pencerahan itu.
pencerahan - pencerahan itu harud didapat dari pendeta atau gembala sidang.
Perhatikan Roh hikmat dan wahyunya yang diperoleh itu akan menstimulasi jemaat π₯ memiliki Roh hikmat dan wahyu sesuai dengan disituasi hidup yang kita alami.
Jad bagaimana mengimplikasikan kebenaran ini dalam hidup masing - masing itu bisa luar biasa yang tidak sama.
Tetapi kalau hanya doktrin, kajian Teologi itu hanya seperti daging mentah dan busuk, kadang - kadang.
bahkan bisa jadi racun.
Jadi kebenaran yang betul - betul buah dari Roh hikmat dan wahyu dari seorang pembicara dalam hidup kita, jika betul - betul berbicara melalui Roh hikmat dan wahyu oleh Roh Kudus π
Nanti pengenaannya Implimentasi dalam hidup kita masing - masing berbeda dan aplikasi penerapannya itu berbeda.
Dan pasti tidak kebetulan pada saat kebaktian lalu menangkap firman, dan berkata, " Ini yang kucari ".
Tadinya ingin berkonseling, tetapi sekarang sudah terjawab.
Jangan sia - siakan Kesempatan ini.
Uang π° bisa dicari, tapi kesempatan tidak bisa terulang.
Dipersatukannya apa yang di surga dan apa yang di bumi ini menunjuk
Pemerintahan Allah yang tunggal tidak ada dualisme penguasa.
Tidak ada penguasa lain selain Yesus Kristus.
Ketika Tuhan Yesus πsudah berhasil taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
Kebangkitan itu menunjukkan kemenanganNya ketaatan kepada Bapa di surga.
Alkitab π mengatakan karena KesalehanNya Dia dibangkitkan.
Jika Tuhan Yesus tidak saleh Dia tidak dibangkitkan.
Kareana kebangkitan itu predikat Kristus π yang diurapi menjadi sah.
Sebab dengan kemenanganNya tersebut, maka Bapa mempercayakan segala kuasa di surga dan di bumi.
Bahwa kuasa kemuliaan kerajaan ini hanya dimiliki satu pribadi yaitu : Bapa πdi surga.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita Doa Bapa Kami yang di dalam Doa Bapa Kami tersebut termuat kalimat
Engkaulah yang mempunyai kuasa kerajaan kemuliaan.
Dan Tuhan Yesus π setelah sah menjadi Kristus, segala kuasa di tanganNya.
Jadi sebelumnya tidak Dia tidak berhak.
Tetapi pentahbisan Tuhan Yesus jadi raja nanti bisa terjadi atau berlangsung ketika bagi orang percaya menggenapi rencana Allah.
Roma 8 : 17
Seperti Tuhan Yesus π berkata, makananku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Kita juga punya prinsip yang sama ", Makananku melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya."
Tuhan Yesus π sudah
melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Sekarang giliran kita yang harus mengisi seluruh hari minggu bulan tahun hidup kita dengan melakukan kehendak Bapa π dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Seperti Tuhan Yesus menjadi Corpus Delicti dan menunjukkan dan membuktikan kesalahan lusifer.
Kita π₯ juga menunjukkan kesalahan lusifer dengan kehidupan serupa dengan Tuhan Yesus.
Dengan perjuangan yang benar serupa dengan Tuhan Yesus π melalui ketaatan seperti ketaatan Tuhan Yesus memiliki terhadap Bapa, memiliki kehormatan kepada Bapa seperti yang Tuhan Yesus miliki dan lakukan.
Sehingga kita π₯ orang - orang yang menjadi quota jumlah Corpus Delicti dan kitalah yang mempercepat kedatangan Tuhan Yesus.
Dengan quota yang dipenuhi tersebut,
Wahyu 6 : 11, maka kekuasaan iblis bisa dihentikan.
Tapi aspek lain yang luar biasa.
Tuhan Yesus ditahbiskan untuk menerima segala kemuliaan menjadi Raja.
Jadi kalau kita melayani Tuhan Yesus π bukan menjadi pengkhotbah,, pendeta, bahkan bukan menjadi penginjil atau menyumbangkan uang π° kita untuk misi.
Bukan itu yang utama.
Yang terutama : -
Bagaimana kita membangun hidup rohani kita untuk memiliki wajah anak Allah.
Ini sesungguhnya yang benar.
- Kalau kita membela Tuhan Yesus π yang sudah membela kita.
- Kalau kita mau membalas kebaikan yang Tuhan sudah berbuat baik kepada Kita, layani Tuhan.
Bukan mengambil bagian kegiatan gereja π semata - mata.
Jangan dikamuflase.
Jangan menipu dan Tuhan dan sesama dengan cara demikian.
Sesungguhnya pelayanan Tuhan adalah : usaha untuk memiliki kualitas hidup yang dimiliki Tuhan Yesus.
- Jabatan pendeta omong kosong percuma.
- Status aktivis gereja omong kosong percuma. - Bahkan jabatan ketua sinode tidak ada artinya.
- Jabatan rohaniwan, rahim padri atau apapun
tidak ada artinya.
Sebab yang berarti adalah : kualitas hidup seseorang π€ yang meneladani kehidupan Yesus.
Orang - orang yang bisa berkata hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.
- Jangan ada kebanggaan apapun.
- Jangan mencapai atau memiliki pencapaian - pencapaian yanag menurut kita memberi nilai diri.
Nilai diri kita bukan pada gelar pangkat, yang, kedudukan, kekuasaan.
Tetapi bagaimana kita π₯ menyelenggarakan hidup seperti yang diselenggarakan Tuhan Yesus.
Dan Tuhan π berjanji Aku akan mengajar dan memuridkan, tetapi lepaskan dirimu dari segala sesuatu.
Jangan punya agenda lain dalam hidup ini.
Ini kekristenan yang sejati.
Kekristenan yang telah hilang yang harus kembali kita temukan.
Sebab Roh kudus itu powerfull kuasa yang dasyat bisa menuntun kita kepada seluruh kebenaran.
Dialah penolong atau pendamping seperti yang dikatakan dalam
Yoh 16 : 13
Tidak ada masa di mana Roh kudus π berkenan dijadikan meterai seperti yang dikatakan di dalam firman Tuhan.
Efesus 11,12,13,14
Kita memiliki meterai, Roh Kudus itu powerfull, jangan sia - siakan kesempatan ini.
Roh Kudus π akan sangat berdayaguna ketika :
- Fokus kita tidak bercabang.
- Ketika kita bersedia tidak memiliki Keasyikan - keasyikan menikmati sesuatu yang lain.
Kita akan menikmati Tuhan.
Itu menjadi asyik ketika kita berusaha untuk mengerti kehendak Allahπ untuk memberi kepekaan untuk mengerti kehendak Allah dan hidup dalam kehendakNya tersebut.
Harus berani mempertaruhkan hidup kita tanpa batas.
Walaupun kita mungkin belum sanggup melakukan, baru mengucapkan,
Kita sangat terseok - seok melakukannya, percayalah bahwa Tuhan Yesus πyang pernah terseok - seok melakukannya dan sukses di dalam memenuhi tugas kemesiasanNya akan mengajar kita bagaimana memenuhi kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.
Jangan melihat dunia π Jangan punya standar dunia.
Goreskan kebenaran ini dalam hatimu kalau sebentar pulang, goreskan dalam jiwamu.
Tidak ada sesuatu yang menarik dalam hidup ini.
Tidak ada yang bernilai dan indah, berharga, selain menjadi seorang yang melakukan kehendak Bapa.
Jangan punya pencapaian lain.
Melakukan kehendak Bapa, kita menjadi serupa dengan Tuhan Yesus, menambah quota Corpus Delicti.
Itu Kita π₯ mengangkat Yesus sebagai Raja.
Sebelum kesempatan ini berlalu.
Semua kita nyaris terlambat, nyaris kehilangan kesempatan.
Kalau kita π₯ menemukan
Kebenaran ini, kita tidak mau kehilangan kesempatan.
Cakrawala hidup kita akan sangat berbeda dan berubah, waktu kita masuk dalam proyek ini.
Kita akan mengalami Tuhan.
Dan kesaksian hidup yang kita alami, kita terima, miliki, membuktikan
keberadaan Tuhan π yang tidak bisa diungkapkan kepada orang lain.
Lalu kebenaran firman yang kita pelajari dengan mendengar cd khotbah, baca buku rohani, lewat pengalaman hidup, kita akan memiliki jejak - jejak Tuhan π kita akan memiliki kesaksian dalam batin.
Kita harus memperkarakan hal ini dengan serius.
Apakah kita sungguh - sungguh telah menjadi anggur tercurah dan roti yang terpecah ?
Demi kepentingan dan kesenangan
Kita tidak boleh menghitung berapa banyak yang kita persembahkan kepada Tuhan π yang mulia.
Tetapi yang dilihat adalah apakah masih ada sisa ?
Harus jelas kepada siapa kita mengabdi.
Tuhan Yesus π berkata kamu tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.
Percayalah kepada Tuhan Yesus yang mulia, kalau hadir di mimbar ini dan meja ini,
Tuhan Yesus π akan berkata kalimat yang sama, seperti yang Tuhan Yesus pernah katakan dalam Matius 6 : 24
Kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.
Kita bisa menipu Tuhan.
Seakan - akan Tuhan tidak tahu engkau memiliki.
Kita bisa pura - pura, seakan - akan Tuhan tidak membuat perhitungan tetapi Tuhan π mau nuranimu yang harus hidup, jujur, dan melihat dengan jelas kepada siapa dan untuk siapa engkau hidup ?
Sebab suatu hari nanti pasti ada perhitungan.
Apakah tahun - tahun untuk hidupmu sungguh - sungguh Kita mempersembankan bagi Tuhan π atau ternyata
kita hanya untuk diri kita sendiri, keluarga kita dan untuk orang - orang yang kita cintai, yang di dalamnya punya agendamu sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan Tuhan.
Kalau Kita dengan wajah tanpa dosa, lalu seakan - akan aman - aman saja, kita tidak perkarakan hal ini tanpa memikirkan perasaan Tuhan π
Tanpa merasa Krisis.
Kita harus periksa diri.
Kita harus perkarakan
Kepada siapa kita mengabdi ?
Tuhan itu sering :
- Seakan - akan tidak ada.
- Seakan - akan tidak kuat.
- Seakan - akan tidak berdaya.
- Seakan - akan tidak hidup.
Itulah sebabnya apakah Dia hidup atau Dia mati itu tergantung kita π₯ menghidupkan diriNya atau mengganggap diriNya tidak ada.
Makanya kita sendiri yang harus sengaja menaruh Tuhan π di mata kita.
Menghidupkan Dia.
Kita harus berusaha berjuang, karena warna dunia sudah mencemari kita.
Temukan Tuhan dalam hidupmu, alami Tuhan.
Jadikan Dia sebagai Tuhan dalam hidupmu.
Kita sudah berkata masuklah di hatiku sebagai Tuhan, lalu
lalu kita merasa sudah bertuhan ?
Banyak orang Kristen yang ikut Yesus Tuhan π dan menghormati Dia sebagai standarnya, sebenarnya bukan standar Tuhan.
Banyak manipulasi kamuflase dan bohong.
Kita harus berubah.
Efesus 1 : 17
Jangan sia - siakan.
Mulai dari perkara kecil, perkataan - perkataan, tindakan, keputusan,
pilihan - pilihan kita. Jangan ada yang salah.
Roh Kudus π akan berbicara menuntun kita, agar kita haus dan lapar akan kebenaran sehingga kita
mengingini kehidupan melakukan kehendak Bapa.
Haus dan lapar akan kebenaran yaitu : ingin
sering datang ke gereja,
bukan seribu satu motivasi.
Haus dan lapar akan kebenaran intinya mempunyai keinginan yang kuat bagaimana hidup melakukan kehendak Tuhan π
Ini mestinya yang harus kita miliki.
Ini untuk jemaat Efesus bukan untuk orang yang sekolah Teologia.
Ini doa untuk jemaat Allah.
Kata awan sehingga tidak patut.
Awan itu berarti : tidak menguasai bidang.
Seseorang π€ boleh saja tidak menguasai suatu bidang tertentu, misalnya bidang medis, atau bidang dagang dll
Tetapi Kita tidak boleh tidak tahu mengenal Dia. Kita harus mengenal Dia dengan benar.
Maka dibutuhkan
Roh hikmat Dan wahyu.
Sebenarnya ini doa kita untuk minta Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Tuhan π
Tapi kita tidak pernah minta.
Banyak orang tidak mengganggap mengenal Tuhan π itu penting
Kamu memandang banyak hal penting, tetapi mengganggap mengenal Tuhan itu tidak penting.
Roh hikmat itu kecerdasan yang Roh Kudus π berikan untuk memahami Tuhan.
Seperti Abraham menjumpai Yahwe.
Jadi ada saluran yang tidak bisa dipelajari di sekolah Alkitab π
Kita tidak harus di sekolah Alkitab.
Roh kudus akan memberi hikmat kepada orang yang haus dan lapar kebenaran, semacam pewahyuan.
Jadi kita bisa mengerti nanti.
Hamba Tuhan - hamba Tuhan yang punya pewahyuan yang khotbahnya kelihatan sederhana biasa tetapi kuat.
Hal - hal yang akan membuat kita berkata
Bagaimana dia bisa mengerti rahasia ini ?
Itu Roh hikmat dan wahyu
Roh hikmat dan wahyu tidak menggunakan
terminologi - terminologi yang ruwet cara memahami kebenaran untuk mengenal Allah.
Maka jemaat π₯ yang menerima Roh hikmat dan wahyu dan berjalan dengan Tuhan, maka ketika mendengar khotbah seorang, ia berkata mestinya tidak begini khotbahnya.
Tidak semua pendeta mengaku hamba Tuhan ada Roh hikmat dan wahyu.
Paulus berkata Tuhan Yesus π ( Theos ) artinya : Bapa di surga untuk minta hikmat dan wahyu.
Ini sama dengan Paulus berkata, " Ini yang saya minta untukmu, kamu juga harus mengganggap ini penting umtuk kamu miliki."
Kita harus berkata, "Tuhan, aku mau mengenal Engkau."
Rasakan kehadiran Tuhan :
- Di dalam pertemuan
dengan Tuhan π
- Melalui buku - buku rohani π
- Melalui khotbah
- Ikut PA ( Pemahaman Alkitab π )
- Ikut SBT ( Sunday Bible Teaching )
Supaya kita tidak liar dan mistis.
Harus ada kolidornya yang baik.
Jangan ketemu Tuhan π lalu jadi mistik.
Logik harus dipakai maksimal.
Ini kabar baik, setiap Kita π₯ bisa mendapat pencerahan - pencerahan itu.
pencerahan - pencerahan itu harud didapat dari pendeta atau gembala sidang.
Perhatikan Roh hikmat dan wahyunya yang diperoleh itu akan menstimulasi jemaat π₯ memiliki Roh hikmat dan wahyu sesuai dengan disituasi hidup yang kita alami.
Jad bagaimana mengimplikasikan kebenaran ini dalam hidup masing - masing itu bisa luar biasa yang tidak sama.
Tetapi kalau hanya doktrin, kajian Teologi itu hanya seperti daging mentah dan busuk, kadang - kadang.
bahkan bisa jadi racun.
Jadi kebenaran yang betul - betul buah dari Roh hikmat dan wahyu dari seorang pembicara dalam hidup kita, jika betul - betul berbicara melalui Roh hikmat dan wahyu oleh Roh Kudus π
Nanti pengenaannya Implimentasi dalam hidup kita masing - masing berbeda dan aplikasi penerapannya itu berbeda.
Dan pasti tidak kebetulan pada saat kebaktian lalu menangkap firman, dan berkata, " Ini yang kucari ".
Tadinya ingin berkonseling, tetapi sekarang sudah terjawab.
Jangan sia - siakan Kesempatan ini.
Uang π° bisa dicari, tapi kesempatan tidak bisa terulang.
Sabtu, 16 Desember 2017
RH Truth Daily Enlightenment "MENJUAL NAMA YESUS DENGAN DOA" 17 December 2017
Dalam masyarakat yang agamawi seperti Indonesia, tokoh agama atau rohaniwan sangat dihormati dan dijunjung tinggi.
Karena pemahaman banyak orang, termasuk banyak orang Kristen, bahwa rohaniwan adalah wakil Tuhan π di dunia ini.
Melalui mereka, umat dapat memperoleh berkat, pertolongan, dan perlindungan Tuhan π
Di masyarakat seperti ini, tidak heran kalau mereka memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Karena kuatnya pengaruh mereka, maka politisi melirik mereka π₯ menjadi kendaraan dan alat untuk mencari pengikut dan simpati.
Kalau para rohaniwan sudah terlibat dalam gelanggang politik, maka agama menjadi komoditas politik.
Hal ini akan merusak kesatuan dan persatuan bangsa serta berpotensi memecah belah bangsa. Para rohaniwan π€ juga dipakai sebagai iklan-iklan di beberapa media untuk memperkenalkan dan menawarkan produk-produknya.
Stasiun televisi pun menggunakan pengaruh mereka untuk menaikkan “rating”-nya. Demikianlah pengaruh dan peran rohaniwan di masyarakat yang agamawi.
Pada umumnya, disadari atau tidak, umat berpendirian bahwa rohaniwan seperti pendeta atau yang mengaku hamba Tuhan di lingkungan komunitas Kristen, memiliki doa yang dianggap lebih “mujarab”. Seakan-akan Tuhan lebih mendengar doa pendeta daripada doa mereka yang bukan pendeta. Itulah sebabnya pada umumnya rohaniwan dijadikan “broker” (perantara) untuk dapat menjangkau Tuhan π guna menyampaikan permintaan-permintaan.
Dalam hal ini, pemahaman banyak umat mengenai doa, bahwa doa itu adalah permintaan.
Umat meminta bantuan pendeta π€ atau yang mengaku hamba Tuhan untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan.
Kondisi masyarakat seperti ini, dimanfaatkan oleh para rohaniwan yang tidak mengenal kebenaran dan tidak memiliki nurani yang baik.
Mereka π₯ berusaha mengesankan bahwa mereka adalah wakil Tuhan di bumi.
Mereka juga mengesankan bahwa mereka dekat dengan Tuhan π
Dengan demikian, mereka dapat “dipakai” oleh umat sebagai akses untuk menjangkau Tuhan
Tidak heran kalau di kalangan Kristen ada hamba Tuhan atau pendeta, yang terus-menerus menyaksikan bahwa dirinya bisa berdialog dengan Tuhan dan bahwa dirinya istimewa di hadapan Tuhan lebih dari pendeta lain. Bodohnya, banyak masyarakat Kristen dengan mudah memercayainya, sehingga mereka menjadi korban dari nabi-nabi dan nabiah-nabiah palsu.
Suatu hari kita dapat membuktikan bahwa mereka adalah serigala.
Kondisi masyarakat yang agamawi tersebut, termasuk dalam komunitas orang-orang Kristen membuka celah dan potensi penyalahgunaan wewenang rohani oleh orang-orang π₯ tertentu yang mengaku hamba Tuhan atau pendeta.
Wewenang rohani artinya hak atau kepercayaan untuk berbicara atas nama Tuhan π, guna menyampaikan kehendak-Nya kepada umat. Seharusnya, jabatan rohaniwan yang di dalamnya Tuhan memberi wewenang rohani, dipakai untuk menuntun umat mengenal Allah dan membangun karakter mereka agar menjadi manusia yang saleh.
Tetapi, wewenang rohani itu disalahgunakan atau dimanipulasi untuk kepentingan pribadi demi memperoleh materi atau uang dan kehormatan.
Ada hamba-hamba Tuhan atau pendeta π€ yang secara implisit atau secara tidak langsung menjanjikan bahwa jika ia mendoakan umat, maka umat yang didoakan kemungkinan besar akan mendapat jawaban doa.
Bahkan, ada pendeta yang menjanjikan puasa dan' doa semalam suntuk untuk persoalan jemaat tersebut. Hal ini mengesankan bahwa Tuhan π bisa didesak atau disuap dengan cara doa demikian. Di balik doa yang dijanjikan dan dilakukan oleh seorang hamba Tuhan atau pendeta, mereka “mencari nafkah” untuk kebutuhan jasmaninya.
Hal ini bukan bermaksud mengatakan bahwa kalau jemaat membagi miliknya kepada seorang pelayan Tuhan π€ berarti salah. Pernyataan ini bermaksud agar doa tidak menjadi sarana menjual nama Yesus.
Doa adalah dialog, bukan sekedar permintaan.
Cara-cara ini membuat jemaat tidak berperkara sendiri dengan Tuhan π
Hal ini sangat merugikan perkembangan atau pertumbuhan rohani jemaat.
Setiap individu harus berurusan secara pribadi dengan Tuhan untuk menemukan dan mengerti kehendak-Nya.
Tuhan mau berurusan dengan setiap individu secara eksklusif dan intim, tidak melalui pengantara siapa pun.
Sebab, Yesus π adalah satu-satunya pengantara orang percaya.
Sudah saatnya para hamba Tuhan dan pendeta mendorong umat untuk berurusan langsung dengan Tuhan, bukan menjual nama Yesus dengan doa.
JBU
Karena pemahaman banyak orang, termasuk banyak orang Kristen, bahwa rohaniwan adalah wakil Tuhan π di dunia ini.
Melalui mereka, umat dapat memperoleh berkat, pertolongan, dan perlindungan Tuhan π
Di masyarakat seperti ini, tidak heran kalau mereka memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Karena kuatnya pengaruh mereka, maka politisi melirik mereka π₯ menjadi kendaraan dan alat untuk mencari pengikut dan simpati.
Kalau para rohaniwan sudah terlibat dalam gelanggang politik, maka agama menjadi komoditas politik.
Hal ini akan merusak kesatuan dan persatuan bangsa serta berpotensi memecah belah bangsa. Para rohaniwan π€ juga dipakai sebagai iklan-iklan di beberapa media untuk memperkenalkan dan menawarkan produk-produknya.
Stasiun televisi pun menggunakan pengaruh mereka untuk menaikkan “rating”-nya. Demikianlah pengaruh dan peran rohaniwan di masyarakat yang agamawi.
Pada umumnya, disadari atau tidak, umat berpendirian bahwa rohaniwan seperti pendeta atau yang mengaku hamba Tuhan di lingkungan komunitas Kristen, memiliki doa yang dianggap lebih “mujarab”. Seakan-akan Tuhan lebih mendengar doa pendeta daripada doa mereka yang bukan pendeta. Itulah sebabnya pada umumnya rohaniwan dijadikan “broker” (perantara) untuk dapat menjangkau Tuhan π guna menyampaikan permintaan-permintaan.
Dalam hal ini, pemahaman banyak umat mengenai doa, bahwa doa itu adalah permintaan.
Umat meminta bantuan pendeta π€ atau yang mengaku hamba Tuhan untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan.
Kondisi masyarakat seperti ini, dimanfaatkan oleh para rohaniwan yang tidak mengenal kebenaran dan tidak memiliki nurani yang baik.
Mereka π₯ berusaha mengesankan bahwa mereka adalah wakil Tuhan di bumi.
Mereka juga mengesankan bahwa mereka dekat dengan Tuhan π
Dengan demikian, mereka dapat “dipakai” oleh umat sebagai akses untuk menjangkau Tuhan
Tidak heran kalau di kalangan Kristen ada hamba Tuhan atau pendeta, yang terus-menerus menyaksikan bahwa dirinya bisa berdialog dengan Tuhan dan bahwa dirinya istimewa di hadapan Tuhan lebih dari pendeta lain. Bodohnya, banyak masyarakat Kristen dengan mudah memercayainya, sehingga mereka menjadi korban dari nabi-nabi dan nabiah-nabiah palsu.
Suatu hari kita dapat membuktikan bahwa mereka adalah serigala.
Kondisi masyarakat yang agamawi tersebut, termasuk dalam komunitas orang-orang Kristen membuka celah dan potensi penyalahgunaan wewenang rohani oleh orang-orang π₯ tertentu yang mengaku hamba Tuhan atau pendeta.
Wewenang rohani artinya hak atau kepercayaan untuk berbicara atas nama Tuhan π, guna menyampaikan kehendak-Nya kepada umat. Seharusnya, jabatan rohaniwan yang di dalamnya Tuhan memberi wewenang rohani, dipakai untuk menuntun umat mengenal Allah dan membangun karakter mereka agar menjadi manusia yang saleh.
Tetapi, wewenang rohani itu disalahgunakan atau dimanipulasi untuk kepentingan pribadi demi memperoleh materi atau uang dan kehormatan.
Ada hamba-hamba Tuhan atau pendeta π€ yang secara implisit atau secara tidak langsung menjanjikan bahwa jika ia mendoakan umat, maka umat yang didoakan kemungkinan besar akan mendapat jawaban doa.
Bahkan, ada pendeta yang menjanjikan puasa dan' doa semalam suntuk untuk persoalan jemaat tersebut. Hal ini mengesankan bahwa Tuhan π bisa didesak atau disuap dengan cara doa demikian. Di balik doa yang dijanjikan dan dilakukan oleh seorang hamba Tuhan atau pendeta, mereka “mencari nafkah” untuk kebutuhan jasmaninya.
Hal ini bukan bermaksud mengatakan bahwa kalau jemaat membagi miliknya kepada seorang pelayan Tuhan π€ berarti salah. Pernyataan ini bermaksud agar doa tidak menjadi sarana menjual nama Yesus.
Doa adalah dialog, bukan sekedar permintaan.
Cara-cara ini membuat jemaat tidak berperkara sendiri dengan Tuhan π
Hal ini sangat merugikan perkembangan atau pertumbuhan rohani jemaat.
Setiap individu harus berurusan secara pribadi dengan Tuhan untuk menemukan dan mengerti kehendak-Nya.
Tuhan mau berurusan dengan setiap individu secara eksklusif dan intim, tidak melalui pengantara siapa pun.
Sebab, Yesus π adalah satu-satunya pengantara orang percaya.
Sudah saatnya para hamba Tuhan dan pendeta mendorong umat untuk berurusan langsung dengan Tuhan, bukan menjual nama Yesus dengan doa.
JBU
Langganan:
Postingan (Atom)