Banyak orang lupa bahwa suatu saat jantungnya akan berhenti berdetak, nadinya akan berhenti berdenyut. Suatu hari setiap insan tidak akan lagi dapat menikmati fajar pagi yang merekah di ufuk timur. Suatu saat setiap insan tidak akan dapat lagi menikmati manisnya madu dibumi ini, indahnya pemandangan alam, lezatnya makanan, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan fakta kehidupan yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Banyak orang melupakan realitas ini, sehingga mereka berperilaku seakan-akan masih akan dapat hidup seribu tahun atau bahkan lebih. Mereka berperilaku seakan-akan tidak akan pernah mengalami kematian. Orang-orang seperti ini tidak memiliki sikap berjaga-jaga untuk menghadapi pengadilan Tuhan.
Harus diingat bahwa bagaimanapun, setiap kata yang diucapkan, setiap keputusan dan pilihan, serta segala tindakan harus diperhadapkan dihadapan pengadilan Kristus (2Kor. 5:10). Kebenaran ini harus digoreskan didalam jiwa dan pikiran setiap orang percaya bahwa setiap insan pasti akan sampai pada ujung perjalanan hidup ini. Tidak ada seorangpun tahu kapan akhir perjalanan hidupnya;bisa kapan saja. Bukan tidak mungkin tinggal beberapa jam ke depan. Pastinya, tidak seorangpun tahu kapan ujung hari hidup masing-masing.
Baru-baru di berbagai media media cetak dan media elektronik memuat berita mengenai kecelakaan pesawat komersial dengan hampir 200 korban jiwa melayang. Mereka yangada di dalam pesawat tersebut, pasti tidak pernah memikirkan atau membayangkan bahwa perjalanan mereka kali itu adalah perjalanan yang terakhir. Biasanya yang mereka pikirkan dan bayangkan adalah perjalanan yang menyenangkan dan mereka dapat selamat sampai tempat tujuan. Tetapi ternyata mereka tidak pernah sampai tempat tujuan, bahkan sebagian jasad mereka belum ditemukan atau tidak akan pernah ditemukan.
Harus disadari bahwa tempat pembaringan terakhir dimana seseorang mengakhiri hidupnya berbeda-beda. Tempat pembaringan terakhir bisa ada di rumah, bisa ada di kursi pesawat,bisa di aspal jalanan, di rumah sakit, dan lain sebagainya. Tidak seorangpun tahu dimana tempat akhir seseorang menghembuskan nafas. Tidak ada orang yang dapat memilih pembaringan terakhirnya, kecuali mereka yang bunuh diri.
Tetapi sebenarnya, tempat akhir perjalanan hidup seseorang bukanlah di pembaringan di tempat tidur rumah, bukan di kursi pesawat, juga bukan di aspal jalanan, juga bukan di rumah sakit. Pembaringan terakhir tersebut hanya akhir perjalanan fisik tubuh jasmani. Kehidupan dan kesadaran seseorang tidak berakhir di kuburan di bumi ini, tetapi sejatinya ada kelanjutan kehidupan di balik kubur. Tempat akhir perjalanan hidup seseorang adalah surga kekal atau neraka kekal.
Kalau seseorang menyadari bahwa perjalanan hidup ini ada ujungnya, maka ia akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyongsong kekekalannya. Oleh sebab itu selagi masih hidup di bumi, hendaknya orang percaya berusaha hidup berkenan di hadapan-Nya. Sehingga ketika menghadaptakhta pengadilan Kristus, iadapat dilayakkan masuk ke dalam keluarga Kerajaan Surga; di mana orang percaya memperoleh kebahagiaan abadi yang tiada dapat dibayangkan sekarang. Kalau seseorang tidak menghayati bahwa perjalanan hidup ini ada ujungnya, kemudian semena-mena dalam menjalani hidup ini; sombong, serakah, dan melakukan berbagai kejahatan tanpa memiliki perasaan takut kepada Tuhan yang hidup, tentu saja akan terbuang ke dalam api kekal. Orang yang tidak menghayati bahwa perjalanan hidup ini ada ujungnya, pasti tidak akan mempersiapkan diri dengan baik untuk kekekalannya.
Solagracia 🙏🏻
https://overcast.fm/+IqOBvT1GM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar