Sabtu, 19 Januari 2019

RH Truth Daily Enlightenment Januari 2019 19. TELITI DARI HAL KECIL

Harus diketahui bahwa perjalanan 10 kilometer diawali dari langkah 1 meter. Hal ini bisa memberi pelajaran rohani yang baik. Orang percaya tidak akan bisa meraih hal-hal besar jika tidak dimulai dari hal-hal kecil atau hal-hal yang sederhana. Demikian pula hal menyenangkan hati Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus, harus dimulai dari perkara-perkara kecil atau hal-hal sederhana dalam kehidupan ini. Hendaknya orang percaya tidak berpikir bahwa untuk menyenangkan hati Bapa harus dimulai dari hal-hal yang menurut pandangan mata manusia pada umumnya sebagai hal-hal besar, seperti misalnya memberi uang dalam jumlah besar ke gereja atau yayasan sosial, menjadi majelis gereja, menjadi pendeta dan lain sebagainya. Kalau di kalangan para pendeta hal-hal besar adalah menjadi pendeta yang memiliki anggota gereja dalam jumlah besar, gedung yang besar, berkhotbah di depan ribuan masa, menjadi ketua sinode dan lain sebagainya.

Menyenangkan hati Bapa di mulai dari hal-hal kecil atau sederhana, untuk itu orang percaya harus teliti terhadap segala hal yang terjadi dan berlangsung di dalam hidup ini. Hal-hal sederhana tersebut dari setiap kata yang diucapkan, renungan hati dan semua tindakan yang dilakukan. Dari setiap kata yang diucapkan, bukan hanya kepada orang-orang yang dianggap besar atau terhormat, tetapi juga kepada orang-orang yang dianggap lebih rendah seperti pegawai-pegawai bawahan, asisten atau pembantu rumah tangga, sopir dan lain sebagainya. Hendaknya orang percaya tidak menganggap sepele hal-hal sederhana tersebut. Firman Tuhan mengatakan bahwa setiap kata yang diucapkan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Jadi, kalau Alkitab berkata bahwa setiap kata yang diucapkan harus dipertanggungjawabkan itu berarti orang percaya harus serius dan teliti dari hal-hal kecil atau hal-hal sederhana.

Banyak orang Kristen ceroboh atau tidak berhati hati dalam melangkah. Mereka berpikir, karena hal-hal sederhana atau hal-hal kecil, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi perasaan Tuhan. Mereka berpikir bahwa dalam berurusan dengan orang percaya, Tuhan hanya mau berurusan dengan hal-hal besar. Pemikiran ini sangat keliru. Sejatinya dalam segala hal Tuhan ikut berperkara. Itulah sebabnya seharusnya dari hal-hal sederhana atau hal-hal kecil, orang percaya teliti dan berhati-hati. Hal ini dimaksudkan agar orang percaya tidak melukai hati Tuhan. Kalau orang percaya setia dalam perkara-perkara kecil atau hal-hal sederhana, maka ia juga setia dalam perkara-perkara besar atau hal-hal besar.

Hal-hal kecil atau hal sederhana menjadi sarana untuk berlatih melakukan segala sesuatu yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Seperti seorang atlet lompat tinggi, ia tidak akan bisa melompat setinggi 1,6 meter kalau tidak dimulai dari 1meter. Seorang pemain musik profesional tidak dalam waktu singkat bisa memainkan alat musik secara profesional kalau tidak dimulai latihan dari hal-hal sederhana atau hal-hal kecil. Demikian pula dengan seorang komposer. Ia akan mulai merangkai 2-3 nada kemudian merangkai belasan bahkan puluhan nada sampai ratusan nada, sehingga tercipta sebuah simphoni yang indah.

Demikian pula dengan kehidupan di hadapan Tuhan, dimulai dari memperhatikan setiap gerak pikiran dan perasaan, setiap kata yang diucapkan, setiap keputusan dan pilihan yang kelihatannya sepele, tetapi merupakan landasan dari keputusan-keputusan besar yang mengarahkan seluruh perjalanan hidup seseorang. Harus diingat, pintu-pintu besar yang beratnya puluhan bahkan ratusan kilo ternyata digerakkan oleh engsel-engsel kecil. Dari belokkan-belokkan kecil yang hanya beberapa derajat dapat mengarahkan ke arah lebih dari 100 derajat. Keputusan-keputusan yang dipandang sepele ternyata bisa mengarahkan seseorang kepada keadaan yang menentukan nasib kekalnya.

Dengan penjelasan di atas ini, orang percaya dipanggil untuk benar-benar bersikap sangat teliti dalam segala hal. Bila orang percaya benar-benar menghormati Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus, maka dalam segala hal akan memperhatikan perasaan Tuhan; yaitu ketika berpikir, merenung, mengucapkan kata, dan segala perilakunya. Orang percaya yang benar tidak memperhitungkan untung atau rugi dan senang atau tidak senang dalam bertindak, baginya yang penting adalah apakah yang dilakukan menyenangkan hati Allah Bapa dan Tuhan Yesus atau tidak.

Dengan sikap seperti ini, sesungguhnya orang percaya baru benar-benar menyembah dan memuliakan Dia. Inilah sejatinya penyembahan yang benar kepada Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Pujian dengan iringan alat musik sebaik atau seindah apa pun tidak ada artinya tanpa sikap menghormati Bapa dan Tuhan Yesus dalam kehidupan setiap hari, serta dalam segala hal. Sesungguhnya sikap hidup kepada Tuhan inilah yang merangkai penyembahan dalam Roh dan kebenaran.

https://overcast.fm/+IqOBX36XA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar