Kamis, 03 Januari 2019

RH Truth Daily Enlightenment 3.Januari BUKAN HANYA DI SINI

Hampir semua orang berpikir dalam penghayatan yang penuh bahwa hidup manusia hanya dimiliki di bumi ini. Seakan-akan tidak akan ada dunia lain atau kehidupan lain selain di bumi ini. Mereka berpikir bahwa hidup di bumi ini adalah satu-satunya kehidupan atau satu-satunya kesempatan untuk menikmati kehidupan dengan segala fasilitasnya. Inilah pikiran orang orang yang sesat dan hampir semua orang dalam hal ini menjadi sesat. Sehingga filosofi hidup yang dikenakan oleh mereka adalah “marilah kita makan dan minum sebab besok kita mati”. Dengan filosofi tersebut manusia menjadi seperti hewan, yang hari ini hidup dan jika besok mati, semua sudah selesai.

Sejatinya, hidup yang sesungguhnya justru bukan di sini (sekarang di bumi ini), tetapi hidup yang sesungguhnya adalah nanti di dunia yang akan datang. Dunia yang dihuni manusia hari ini adalah dunia atau hunian yang telah rusak; sebuah produk yang gagal. Sesembahan yang benar, Allah semesta alam yang menciptakan langit dan bumi -Elohim Yahweh- tidak merancang dunia seperti ini; dunia di mana ada perang, sakit penyakit, penindasan, kemiskinan, berbagai bencana dan krisis, serta yang paling tragis adalah kematian. Dunia seperti ini bukanlah dunia yang dirancang dan dikehendaki oleh Allah Tritunggal yang Mahaagung.

Kerusakan bumi ini disebabkan oleh manusia memberontak kepada Penciptanya. Sebagai akibatnya, bumi ini tidak lagi dapat menjadi hunian yang ideal. Itulah sebabnya Tuhan semesta alam yang penuh kasih berkenan merancang dunia lain yang lebih baik; dunia lain yang sempurna, yang karenanya Tuhan Yesus berkata bahwa Dia pergi menyediakan tempat bagi orang percaya. Kalau Tuhan Yesus sudah pergi menyediakan tempat, maka Ia akan datang kembali, supaya ditempati dimana Dia ada orang percaya juga ada (Yoh. 14:1-3). Itulah dunia yang sempurna, hunian sempurna yang disediakan oleh Tuhan Yesus. Oleh sebab itu orang percaya harus menyadari bahwa dunia ini bukan rumahnya.

Terkait dengan hal di atas, Tuhan Yesus berkata bahwa orang percaya bukan berasal atau bukan bagian dari dunia ini (Yoh. 17:16). Dengan pernyataan ini dimaksudkan agar orang percaya tidak terjebak seperti manusia pada umumnya, yaitu membangun kenikmatan kenyamanan atau Firdaus dibumi. Orang percaya harus mempersiapkan diri hanya untuk menyongsong kedatangan Tuhan Yesus yang akan membawanya ke Kerajaan-Nya. Bagi orang percaya yang secara finansial lemah atau kurang, hendaknya tidak merasa miskin kemudian menjadi rendah diri. Sebaliknya orang percaya yang secara finansial lebih atau tergolong kaya, hendaknya tidak merasa lebih mulia dan berharga dibanding mereka yang dipandang dunia sebagai “miskin”.

Sebenarnya ukuran atau parameter terhadap pengertian kaya atau miskin bukan materi, tetapi keadaan batin. Keadaan batin seseorang yang indah seperti atau serupa dengan Yesus sangat berharga dimata Allah Bapa (Theos). Rasul Petrus mengatakan bahwa perhiasan yang berharga dimata Allah yang juga sebagai perhiasan abadi yang akan dibawa sampai kekekalan adalah manusia batiniah kita. (Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah – 1Ptr. 3:4).

Diingatkan kepada orang-orang kaya secara materi bahwa setelah menjadi anak bagi Bapa di surga, maka segala sesuatu yang dimiliki adalah milik Tuhan. Orang percaya bukan milik mereka sendiri. Setelah menjadi anak tebusan, maka orang percaya menjadi lebih miskin daripada orang miskin, karena semiskin-miskinnya seseorang, ia masih merasa memiliki hak, sekecil apa pun hak tersebut. Tetapi kalau seseorang ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus, maka segala sesuatu yang dimilikinya menjadi milik Tuhan. Dengan demikian orang percaya dalam menggunakan kekayaannya tidak hidup sesuka sendiri, tetapi menggunakan semuanya bagi kepentingan Kerajaan Allah. Kalau ia melepaskan harta yang ada padanya, ia tidak merasa memberi sebab semua adalah milik Tuhan. Orang percaya harus menyadari dan menerima bahwa dirinya bukan lagi “pemilik” (the owner), tetapi hanya seorang “pengelola” (manager).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar