Rabu, 16 Januari 2019

RH Truth Daily Enlightenment Januari 2019 15. KETEKUNAN DI AKHIR ZAMAN

Bisa dibayangkan betapa konyolnya para pengikut Yesus mula-mula, yaitu para murid-Nya dan orang-orang Kristen gereja awal- di mata orang-orang pada zaman itu. Para pengikut Yesus menaruh percaya kepada seorang yang mengaku Anak Allah, yang menurut berita resmi pemerintah sebagai penjahat di mata pemerintah Roma dan di mata bangsa-Nya sendiri sebagai penghujat Allah. Jelas-jelas mati di depan mata semua orang, tetapi kemudian diyakini oleh murid-murid-Nya sebagai telah bangkit. Mereka mempertaruhkan segenap hidup mereka demi menyambut kedatangan Raja mereka yang mereka yakini akan hadir pada zaman itu. Itulah sebabnya mereka tidak takut kehilangan segala sesuatu, aniaya, bahkan kematian.Bahkan mereka memberitakan tentang keselamatan dalam Yesus Kristus dan mengajak orang-orang untuk mengikuti jejak mereka.

Keadaan itu sama dengan keadaan ketika Nuh mengajak orang-orang masuk bahtera berhubung akan adanya penghukuman atas manusia yang sudah meleset dari kesucian Allah.Tidak ada yang mau mengikut Nuh, sebab apa yang dikemukakan tidak bisa dimengerti sehingga tidak mudah diterima. Tetapi Nuh dan keluarganya tetap teguh pada keyakinan mereka, sehingga mereka tidak terpengaruhi oleh keadaan masyarakat sekitar mereka. Hal ini yang menyelamatkan mereka. Dari dua contoh keadaan di atas ada satu hal yang harus orang percaya miliki, yaitu ketekunan dalam mempertahankan iman dan integritas sebagai umat pilihan. Terkait dengan hal ini, Tuhan Yesus menyatakan: “… jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk. 18:8). Dalam terjemahan sehari-hari diterjemahkan: “Tetapi apabila Anak Manusia datang, apakah masih ditemukan orang yang percaya kepada-Nya di bumi ini?” Maksud perkataan ini adalah apakah masih ada orang yang benar-benar setia sebagai orang percaya di mata Allah. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya mempertahankan iman yang murni di dunia hari ini yang sangat fasik.

Dalam pikiran banyak orang Kristen hari ini terdapat pandangan bahwa kalau menjadi Kristen yang sejati, maka di mana pun akan selalu mudah diterima orang, sehingga akan sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan. Mereka berpikir Tuhan Yesus mengajarkan demikian. Faktanya sebenarnya tidak. Tuhan Yesus mengatakan bahwa musuh orang bisa seisi rumahnya. Jangankan orang lain, seisi rumahnya pun bisa memusuhinya. Mengapa demikian? Sebab pengajaran yang diberikan oleh Tuhan Yesus di dalam Injil banyak yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh dunia. Kehidupan Tuhan Yesus sendiri adalah kehidupan yang dianggap bertentangan dengan kehidupan manusia di sekitar-Nya. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus menyatakan pernyataan ini: Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus (Gal. 1:10). Orang yang menuruti Injil yang sejati bisa tidak diperkenan manusia.

Dunia yang semakin fasik ini semakin membuat pemisahan, apakah seseorang benar-benar menjadi pengikut Yesus sejati dengan mengikuti jejak-Nya atau memilih dunia dengan segala kesenangan dan keindahannya. Hal ini akan semakin membuat perbedaan yang mencolok antara orang percaya yang benar dengan mereka yang tidak termasuk orang percaya. Hal ini bukan hanya antara orang Kristen dan orang non-Kristen, tetapi orang Kristen yang hidup dalam kebenaran dengan orang Kristen yang tidak mengenal kebenaran, atau orang Kristen yang sebenarnya bukan Kristen. Harus dicatat di sini, bahwa jumlah orang Kristen palsu ternyata lebih banyak daripada yang menjadi pengikut Yesus yang sejati. Dalam hal ini, jumlah tidak boleh menjadi ukuran bahwa mereka yang berjumlah banyak lebih baik dari komunitas yang berjumlah sedikit.

Pengikut Yesus yang sejati pasti memiliki kehidupan yang meneladani kehidupan Tuhan Yesus, tanpa kompromi dengan siapa pun. Dalam hal ini bisa terjadi benturan antara orang percaya yang sungguh-sungguh hendak mengikut jejak Tuhan Yesus dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk orang-orang Kristen palsu yang mengikuti jalan dunia. Selalu saja akan ditemukan benturan yang terjadi antara konsep hidup pengikut Yesus sejati dengan pengikut Yesus palsu dan orang-orang di luar Kristen. Tetapi yang paling menyakitkan justru dari orang-orang Kristen yang tidak memahami integritas sebagai pengikut Yesus. Mereka tidak memiliki integritas tersebut disebabkan karena mereka tidak mengenal Yesus yang sejati dan mereka telah terkena tipu daya kekayaan. Sehingga mereka lebih tertarik dunia ini daripada Kerajaan Allah.

Namun demikian, orang-orang Kristen palsu ini masih ke gereja dengan rajin dan giat dalam kegiatan pelayanan gerejani. Biasanya mereka menjadi mangsa empuk para hamba Tuhan yang melayani hanya karena kebesaran nama pribadi, nama gereja, dana, keuntungan materi. Malangnya mereka tidak menyadari keadaan mereka yang sangat berbahaya tersebut. Biasanya mereka sudah merasa ada di jalur Kekristenan yang benar. Mereka memuji dan menyembah Tuhan dan merasa sedang menyenangkan hati Tuhan dengan kebaktian-kebaktian yang mereka selenggarakan, padahal yang menyenangkan hati Tuhan adalah kehidupan yang serupa dengan Yesus. Kiranya orang percaya disadarkan dengan memahami kebenaran ini.

https://overcast.fm/+IqOChgoAQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar