Jumat, 04 Januari 2019

RH Truth Daily Enlightenment Januari 2019 5. PARKIR DI BUMI

Banyak orang Kristen yang tidak menyadari, bahwa sebenarnya mereka sedang diparkir oleh kuasa kegelapan di bumi ini dengan cara memberi hidup yang senyaman-nyamannya. Selama ini orang berpikir bahwa Iblis selalu membuat hidup ini tidak bahagia. Iblis selalu membuat hidup ini tidak nyaman. Menurut banyak orang, hidup manusia dibuat oleh Iblis tidak mengalami kemakmuran atau kelimpahan. Tetapi sebenarnya justru sebaliknya, sering Iblis menempatkan banyak orang kepada keadaan nyaman, merasa aman dan bahagia, serta tercukupi dalam segala kebutuhan jasmaninya. Hal itu dimaksudkan agar seseorang tidak membutuhkan dunia lain yang akan datang, tidak membutuhkan siapa pun, bahkan tidak membutuhkan Tuhan sendiri.

Dalam hal tersebut orang percaya harus sangat berhati-hati dan waspada terhadap manuver kuasa kegelapan ini. Iblis dapat membuat dunia ini senyaman-nyamannya untuk dihuni supaya manusia tidak membutuhkan dunia lain, tidak membutuhkan siapa pun, bahkan tidak membutuhkan Tuhan sendiri. Itulah sebabnya di dalam kitab Wahyu tertulis mengenai meterai yang dibuka oleh Tuhan Yesus, kemudian muncul kuda-kuda dengan beragam warna. Kuda-kuda tersebut tersebut menunjuk kepada pergolakan-pergolakan yang terjadi di bumi ini.Ketika Singa dari Yehuda- yaitu Tuhan Yesus- membuka meterai dari gulungan-gulungan kitab, maka berdampak atas dunia ini secara menyeluruh (Why. 6-8).

Kuda putih di mana penunggangnya memegang busur (bukan anak panah) menunjuk pada kemenangan orang percaya yang berhasil memasehikan atau meng-Kristen-kan seluruh Eropa tanpa senjata. Ada pun kuda-kuda yang lain, menunjukkan gerakan-gerakan yang terjadi di bumi; antara lain krisis ekonomi, perang, dan berbagai bencana lainnya. Dengan munculnya kuda-kuda tersebut, keadaan dunia menjadi tidak nyaman lagi untuk dihuni. Semua pergolakan tersebut harus terjadi sebelum zaman baru atau Kerajaan Tuhan Yesus dibangun (Mat. 24:8). Semua pergolakan terjadi atau berlangsung karena Tuhan Yesus yang melegalisir atau mensahkan. Jadi Tuhan Yesus yang memungkinkan semua itu terjadi atau berlangsung.

Demikianlah kenyataannya, bahwa Tuhan Yesus datang membawa pedang dan melemparkan api. Ternyata bukan Iblis yang menyebabkan semua pergolakan di bumi ini terjadi, tetapi Tuhan Yesus sendiri.Secara fisik, Iblis dapat membuat suasana dunia menjadi tenang, tetapi Tuhan Yesuslah yang memulai adanya pergolakan-pergolakan. Jadi, bisa dimengerti kalau Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia datang bukan membawa damai, tetapi pedang dan api. Pedang dan api berbicara mengenai pergolakan-pergolakan yang mendatangkan penderitaan bagi manusia yang menghuni bumi ini.

Dengan pergolakan-pergolakan yang terjadi tersebut, kiranya dapat membuka mata pengertian dan kesadaran manusia terhadap kebutuhan dunia lain yang lebih baik dan melihat kekekalan. Hal tersebut dapat dimaksudkan dapat memicu banyak orang untuk mencari perkara-perkara yang di atas. Hari ini, harus jujur diakui, sedikit sekali- hampir tidak ada- orang yang benar-benar mempersoalkan kekekalan. Hampir semua orang hanya mengupayakan bagaimana menikmati keindahan bumi ini dengan segala kesenangannya.

Tuhan Yesus membuat pergolakan-pergolakan supaya mata pengertian manusia disadarkan bahwa bumi ini bukanlah hunian yang baik. Bumi adalah hunian sementara. Orang percaya harus menyadari bahwa kenyamanan dan ketenangan hidup bisa membahayakan bagi keselamatan kekal. Ini bukan berarti sebuah kesalahan kalau orang percaya tidak mengalami kesulitan hidup. Kalau orang percaya tidak memiliki kesulitan hidup, berarti ia harus mencari kesulitan, yaitu salib yang harus dipikul demi keselamatan sesamanya. Inilah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk dilayani, tapi melayani dan menyerahkan Diri untuk korban penghapus dosa manusia. Tuhan Yesus memberi teladan yang sangat jelas mengenai hal ini. Ia datang membuat kesulitan bagi Diri-Nya sendiri demi berkat keselamatan bagi orang lain. Dalam pengakuan-Nya, Tuhan Yesus menyatakan bahwa serigala memiliki liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Dia yang kaya menjadi miskin, supaya manusia yang miskin dapat dijadikan kaya. Tentu hal ini tidak berbicara mengenai materi, tetapi berkat kekekalan, yaitu manusia batiniah yang diubah, dari kodrat dosa ke kodrat Ilahi.

Menyadari kebenaran di atas ini, maka orang percaya harus meneladani hidup Tuhan Yesus sebagai musafir. Petrus dalam suratnya menyatakan bahwa orang percaya adalah orang yang menumpang di bumi (1Ptr. 1:17). Dengan sikap hati dan pengertian yang benar ini orang percaya tidak dapat berparkir atau diparkir di bumi. Hatinya dapat dipindahkan ke surga, sebab di mana hati seseorang berada di sana hartanya berada (Mat. 6:21).



https://overcast.fm/+IqOC63NK8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar