Rabu, 27 Juni 2018

Sunday Bible Teaching SBT, 24 Juni 2018 Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Penebusan Yesus atas kita di mana kita harus mengenakan kehidupan Yesus πŸ’— dalam hidup kita, jika tidak itu berarti menolak kasih karunia.
Semua kita harus sampai tingkat hidupku bukan aku lagi, tapi Kristus yang hidup dalam aku.

Ternyata monster yang dimiliki lebih kuat dari apa yang kita duga.
Monster itulah yang dapat dijinakkan hukum tapi bisa dimatikan.
Tetapi dalam kekristenan
harus dimatikan dan diganti Yesus dalam diri kita.

Jemaat πŸ‘₯ harus memiliki kemandirian, sebab kita, tidak perlu pengantara siapapun.
Pengantara kita hanyalah Tuhan Yesus Kristus.

Selama kita hidup dalam dominasi tokoh seakan - akan pendeta menjadi pengantara kita dengan Tuhan πŸ’—, kita tidak pernah punya kemandirian memiliki hubungan eksklusif dengan Tuhan.

Setiap orang harus memiliki hubungan eksklusif ini yang satu dengan yang lain berbeda.
Dan itu satu kebenaran yang bisa dinikmati, bukan hanya dirasakan di dalam pikiran sebagai pengetahuan, tetapi dirasakan seluruh jiwa kita.

Jangan membiasakan merasakan apa yang kamu yakini tetapi rasakan apa yang kamu alam
Hubungan yang eksklusif
itu sesuatu yang sangat indah, itu tidak bisa diungkapkan.
Memang sudah saatnya kita disapih dari manusia.

Dalam pencaharian hadirat Tuhan πŸ’— secara pribadi
Seakan - akan kita tidak membutuhkan siapapun, artinya : tidak membutuhkan pendeta.

Walaupun tentu kita membutuhkan mentor.
Maka seorang mentor harus berjalan lebih dulu, dan dia memiliki pengalaman berjalan dengan Tuhan πŸ’—
Mengerti apa yang disebut
hubungan eksklusif dengan Tuhan tersebut.
Baru dia bisa membagi kepada orang lain.

Tetapi Kalau tidak, dia hanya berbicara doktrin apa yang dia pelajari di bangku sekolah Teologia yang dikemukakan tetapi tidak mendarat dalam kehidupan dan jiwa jemaat.

Apalagi yang tidak memiliki doktrin yang benar, belajar Alkitab πŸ“š dengan tidak benar - benar
Pengalaman pribadinya menjadi miskin.
Karena tidak bertumbuh dalam Tuhan.

Ada yang pengarang lagu rohani yang bagus kenapa dia melakukan perbuatan yang melakukan seperti ini ?
Kenapa rumah tangganya hancur apapun alasannya, itu salah.
Tapi kita πŸ‘₯ tidak boleh menghukum dan menghakimi.
Dalam situasi itu dia tidak sanggup menghadapi pencobaan, godaan, kenikmatan yang tersedia di depannya.

Jadi tidak heran orang - orang yang menciptakan lagu - lagu bagus memberkati orang, tetapi hari ini dia menyesatkan orang.
Karena dia tidak bertumbuh dalam kebenaran, itu sangat mungkin.

Pendeta yang miskin pengalaman dengan Tuhan karena tidak bertumbuh,  maka dia tidak mengajarkan kebenaran, dan menjadi sesat.
Pasti dia arahnya ke kemakmuran jasmani,  mukjizat, hanya memuji dan menyembah Allah πŸ’— saja.

Allah kita, bukan Allah yang senang disembah dengan nyanyian dan pujian semata - mata.
Menyembah Tuhan πŸ’—dengan Roh dan kebenaran adalah :
Sebuah tindakan yang terus menerus menyenangkan Dia, bukan sikap tubuh sesaat secara seremonial.

Makanya kalau orang memiliki kehidupan menyenangkan setiap saat, doanya, nyanyiannya pasti berbeda getar suaranya ketika berbicara dengan Tuhan πŸ’—, ketika menyembah pasti tidak sama yang lain dan
dan itu tidak bisa dibuat - buat.

Doa Kita akan berbeda bila :
- Mengerti arah menjalani hidup
- Bergaul dengan Tuhan setiap hari
- Menghormati Tuhan secara patut setiap hari.
- Punya kemandirian hubungan eksklusif dengan Tuhan.

Sebab waktu kita mati kita tidak membutuhkan siapapun, kecuali Tuhan yang menjadi sahabat kita.
Jangan kita tidak mempunyai hubungan eksklusif dengan Tuhan

Roma 14 : 4
2 kor 5 : 9 - 10
Kita harus belajar cari Tuhan sendiri.
Kemandirian kita dimulai
dari doa, pribadi saat teduh ( sate )
Di situ ada perjumpaan pribadi dengan Tuhan πŸ’—
Kalau Tuhan itu nyata, kita harus alami.

Kita harus tanya Tuhan,
- Pendeta mana yang menjadi jurubicara Tuhan?
- Gereja πŸ’’ mana memang distributor resmi Tuhan ?

Jangan kita sombong.
Kesombongan adalah salah satu gejala dari orang yang tidak pernah berjumpa dengan Tuhan.
Kalau orang berjumpa secara kesinambungan secara terus menerus, dia tidak akan sombong.
Kalaupun sombong makin hari makin rendah hati.

Ada orang kaya sombong karena dia belum kenal Bapa yang punya langit dan bumi.
Apalagi sudah miskin, sombong lagi.

Ketika harus punya hubungan eksklusif dengan Tuhan bergaul dengan Tuhan πŸ’—
sampai kecanduan, di Alkitab disebut itu haus dan lapar akan Tuhan.
Dia akan mencari Tuhan terus.

Ketika di ujung maut dia tidak perlu mencari rohaniwan, sebab dia sudah siap menghadapi kematiannya
Bahkan merindukan kematian untuk mengadakan perjumpaan dengan Tuhan.

Asap = Aku Sudah Akan Pulang
Prinsip Asap ini bisa berlaku untuk siapapun.
Ketika kita punya prinsip ini, kita tidak cari apa - apa lagi.

Persiapannya harus jelas.
Membangun hubungan eksklusif dengan Tuhan lewat doa pribadi.
Kita tidak akan bertumbuh tanpa doa pribadi.
Kita harus ada niat untuk berdoa, minimum 30 menit
Eksklusifitas hubungan dengan Tuhan harus ada dasar doa yang benar.

Doa menjadi primetime kita.
Di manapun kita πŸ‘₯ bisa berdoa setiap saat,  berdialog dengan Tuhan terus menerus.
Karena kita haus dan lapar akan Tuhan, maka, doa 30 menit tidak terasa lama.

Kalau orang jarang berdoa
Buahnya
- Kesombongan
- Keangkuhan
- Gampang jatuh dalam dosa, karena kita tidak bergaul dengan Tuhan.
Bergaul saja tidak gampang lulus hidup suci, jatuh bangun, apalagi tidak.

Jadi ekskusifitas, itu dasar doa harus benar.
Sebab ada orang berdoa lama, tapi ngajarnya tidak ngawur, alam roh, makin berdoa, makin ngeroh.
Bangganya dia bisa lama berdoanya.

Harus ada landasan Alkitab πŸ’’ yang benar.
Agar kita bisa menyeimbangkan antara pikiran dan perasaan.
Kalau hanya perasaan saja kita tenggelam dan sesat di situ.
Kalau hanya dengan pikiran biasanya orang yang berlogika, dia memang seorang Teolog
dia tidak punya rasa, dia juga sesat di situ.
Harus bareng....

Jadi kita harus
- Doa minimum 30 menit
- Dengar cd khotbah
- Baca buku rohani
- Belajar Teologi yang benar baca bahasa aslinya, lihat latar belakang AlkitabπŸ“š, strickly dalam konteks.
Semua harus benar.

Kita harus belajar baca buku πŸ“‘ rohani.
Kalau makan kita isi perut kita.
Kalau baca kita isi pikiran kita.

Sekarang apakah kita punya minat diubah Tuhan?
Kalau minatnya perut kenyang ya susah....
Minatnya mata senang ya susah.
Bisa nonton TV berjam - jam, tapi tidak bisa buku 15 sd 20 menit, 1 bab setiap hari, sampai kita terlatih suka membaca buku.
Karena buku - buku rohani itu memandu kita kepada Tuhan.

Kalau doa tidak dilandasi pengertian akan menjadi mistisis, mistik.
Jadi ada 2 kutub :
- Mistik satu pihak menekankan perasaan.
Menyukai hal - hal spektakuler, sedikit - sedikit Tuhan berbicara dan korbannya sudah banyak.
- Rasionalis satu pihak menekankan pikiran.

Jangan lagi kita ditipu lagi dengan orang - orang seperti itu yang memalukan hamba - hamba Tuhan.

Jika kita belajar kan Alkitab πŸ“š kita bisa menggabungkan pikiran ( rasionalis ) dan perasaan ( mistis)
Kita bisa merasakan kebenaran yang murni pada saat kita berdoa.

Dan kalau kita bergaul dengan Tuhan πŸ’— kita bisa membedakan khotbah pendeta yang benar dan tidak benar.

Tuhan ingin kita bertumbuh dan ratio yang diolah terus.
Allah πŸ’— itu cerdas, Dia memberikan ratio kepada kita agar kita cerdas.
Kalau kita belajar Alkitab dengan benar, agar kita dapat mengimbangi Allah yang cerdas.

JBU 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar