Senin, 18 Juni 2018

RH Truth Daily Enlightenment “PEMILIHAN BANGSA ISRAEL” Pdt. Dr. Erastus Sabdono  18 Jun 2018

Mengawali bab ini perlu diperkarakan: Mengapa yang menjadi umat pilihan adalah bangsa Israel, mengapa bukan orang Jepang, Afrika, Cina, dan lain sebagainya?

Jawabnya adalah bahwa pemilihan ini hanya didasarkan keputusan dari kedaulatan Allah, bukan karena perbuatan atau faktor lainnya dari pihak bangsa Israel atau nenek moyang mereka.

Pemilihan bangsa Israel sebagai umat pilihan, berangkat atau dimulai dari pilihan Allah atas Yakub, nenek moyang bangsa Israel. Karena Allah menghendaki demikian. Tentu yang dilakukan oleh Allah didasarkan pada kebijaksanaan Allah 💗atau tatanan yang ada pada Diri Allah yang Maha Bijaksana dan Mahacerdas.

Kebijaksanaan dan tatanan tersebut pasti sudah sangat permanen ada di dalam Diri Allah 💗 dari kekal sampai kekal.
Kalau dipertanyakan, pertimbangan apakah yang Allah miliki sehingga memilih bangsa Israel sebagai umat pilihan, mengapa bukan bangsa lain?

Maka jawabannya hanya ada di pikiran dan hati Allah 💗 yang sampai selamanya mungkin tidak pernah terjawab.
Dengan hormat, kita hanya bisa menerima dan mengakui kebijaksanaan-Nya yang melampaui segala akal pikiran.

Tulisan Paulus dalam surat Roma mengenai pemilihan bangsa Israel berdasarkan kedaulatan Allah tersebut, dimaksudkan agar mereka tidak menjadi congkak karena keberadaan mereka sebagai umat pilihan Allah.
Hal tersebut dimaksudkan, agar mereka tidak sombong dan merasa sebagai orang-orang yang memiliki Taurat dan dengan tekun melakukan

Taurat tersebut serta beranggap bahwa semua itu sudah cukup melayakkan mereka menjadi umat yang terpilih selamanya atau secara permanen.

Abraham sendiri dipilih Allah juga bukan berdasarkan perbuatan, tetapi karena kasih karunia Allah (Rm. 4:1-13). Tetapi apakah Abraham menuruti panggilan tersebut atau tidak, hal ini tergantung sikap dan respon Abraham terhadap panggilan tersebut.

Dalam kaitannya dengan hal ini, harus ditambahkan pula bahwa panggilan Allah atas Abraham tidak hanya menyangkut Allah atas bangsa Israel sebagai umat pilihan, tetapi menyangkut berkat Allah yang akan diberikan kepada semua bangsa di dunia ini (Kej. 12:1-3).

Demikian pula pada waktu Allah menunjuk Yakub menjadi nenek moyang Mesias.
Allah memilih dan menentukan berdasarkan kedaulatan-Nya.
Paulus menjelaskan dengan tulisan (Rm. 9:11-13)

sebagai berikut : Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat,  supaya rencana Allah 💗 tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya dikatakan kepada Ribka: “Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,” seperti ada tertulis: “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.”

Dengan tulisannya tersebut Paulus membungkam kecongkakan orang-orang Yahudi yang berusaha dibenarkan karena perbuatan (yang didasarkan pada Taurat).

Firman Tuhan menunjukkan bahwa ketika Esau dan Yakub masih ada dalam kandungan, mereka belum mengerti dan melakukan apa yang baik atau jahat, Tuhan 💗  sudah menunjuk Yakub sebagai orang yang terpanggil untuk penerima berkat Perjanjian.

Sangatlah jelas bahwa rencana Allah tentang pemilihan-Nya (dimana Israel menjadi umat pilihan) bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya.
 Pemilihan Allah atas Yakub atau bangsa Israel bukan karena perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan.

 Dalam hal ini Allah dalam kedaulatan yang tidak didominasi dan disburdinasi oleh siapa pun, bebas melakukan suatu pilihan dan penetapan-Nya untuk memanggil seseorang menjadi umat-Nya.
Kalimat “– supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya” harus dicermati.

 Yakub yang menjadi nenek moyang bangsa Israel dipilih bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya. Kalimat “berdasarkan penggilan-Nya” sangat penting untuk dipahami maksudnya.
Tidak ditulis berdasarkan “kedaulatan Allah”, tetapi berdasarkan “panggilan-Nya”.

Pilihan atas bangsa Israel sebagai umat yang menerima panggilan memang terjadi berdasarkan kedaulatan Allah , tetapi apakah mereka tetap menjadi umat pilihan atau tidak tergantung masing-masing individu bangsa tersebut, bukan berdasarkan kedaulatan Allah.

Jadi, setelah Allah memilih Yakub sebagai nenek moyang Israel, selanjutnya bagaimana sikap Yakub atau bangsa Israel meresponi pilihan Allah 💗 yang menentukan apakah mereka tetap menjadi umat pilihan dan masuk dalam rencana-Nya, tergantung kepada masing-masing individu bangsa tersebut.

Kesalahan banyak teolog yang melahirkan ajaran predestinasi -yang tidak sesuai dengan kebenaran Allah- adalah konteks pemilihan yang dibicarakan dalam Roma 9 mereka asumsikan bagi semua manusia, padahal konteksnya adalah hanya untuk bangsa Israel.

JBU

https://overcast.fm/+IqOD5Kr-0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar