Sebenarnya Musa dan Harun menghadapi Firaun dengan maksud agar umat Israel diperbolehkan oleh penguasa Mesir ini untuk dapat beribadah kepada Elohim Yahwe.
Hal tersebut dikatakan Musa sebagai kehendak Tuhan.
Tetapi Firaun sengaja mengada-ada dengan menuduh mandor-mandor Israel yang mau pergi. Sehingga pengerah-pengerah Mesir memukuli mandor-mandor Israel, dan membuat beban yang lebih berat kepada bangsa Israel (Kel. 5).
Diplomasi licik yang dilakukan Firaun tersebut dimaksudkan agar bangsa Israel menyalahkan Musa dan menolak untuk diajak keluar dari Mesir.
Ini baru satu dari sekian banyak watak jahat Firaun tersebut.
Itulah sebabnya sosok penguasa ini sudah saatnya dihukum Tuhan Inilah alasan yang sudah cukup jelas, mengapa Firaun dikeraskan hatinya.
Cara Tuhan πmengeraskan hati Firaun bukan masuk ke dalam jiwa Firaun dan membuat hati Firaun menjadi keras secara mistis atau secara supranatural.
Kalau Tuhan masuk ke dalam jiwa Firaun dan membuat hatinya keras, maka Allah melanggar hakikat-Nya dan melanggar hakikat manusia.
Tuhan π mengizinkan situasi dan kejadian-kejadian yang membuat hati Firaun menjadi keras.
Tindakan Tuhan mengeraskan hati Firaun melalui kejadian-kejadian yang Tuhan π izinkan terjadi di Mesir, yaitu melalui tanda ajaib yang dilakukan Musa dan tulah yang Allah turunkan.
Dalam hal ini kita memperoleh pelajaran, bahwa mestinya (idealnya) tidak harus menunggu nanti di surga, ketika semua pengetahuan menjadi sempurna, kita baru mengerti alasan Tuhan mengeraskan hati seseorang.
Sekarang di bumi ini, seharusnya kita sudah bisa menemukan alasan mengapa hati seseorang dikeraskan.
Sebab tindakan Tuhan π tersebut menjadi pelajaran rohani atau tuntunan bagi kita, agar tidak mengalami keadaan seperti yang dialami oleh Firaun.
Tindakan-tindakan Tuhan yang dicatat Allah kitab dimaksudkan agar memberi pelajaran bagi kita.
Sama seperti bangsa Israel yang sebagaian besar tewas di padang gurun dalam perjalanan ke Mesir. Alkitab π mengatakan bahwa semuaitu menjadi contoh bagi kita (1Kor. 10:1-13)
Hendaknya, jangan karena memiliki premis bahwa Allah menentukan keselamatan individu secara absolut dan sepihak, maka mereka membuat kesimpulan bahwa tindakan Tuhan mengeraskan hati Firaun adalah kebijaksanaan-Nya yang tidak bisa, tidak boleh dan tidak perlu dimengerti oleh manusia.
Dengan alasan bahwa itu adalah tindakan Allah π yang transenden, maka orang percaya tidak perlu menggali kebenaran untuk menemukan alasannya. Mestinya, dari sepak terjang Firaun, dan dari wataknya yang sangat jahat, sudah cukup membuat kita mengerti mengapa Tuhan mengeraskan hatinya.
Dari kejadian ini kita memperoleh pelajaran rohani, agar kita menjaga hati agar tidak menjadi jahat seperti Firaun.
Alkitab menyatakan dengan sangat jelas, bahwa Tuhan π mengasihi semua umat manusia, tentu saja juga termasuk Firaun.
Tuhan tidak memiliki hati yang kejam dan kebencian terhadap siapa pun tanpa alasan.
Sebagai contohnya Tuhan juga mengasihi Firaun pada zaman Abraham, hal ini terbukti dengan tindakan Tuhan π memperingatkan Firaun agar tidak mengambil Sara istri Abraham (Kej. 12).
Tuhan tidak langsung membunuh Firaun karena mengambil istri Abraham, sahabat-Nya.
Tuhan memberi peringatan agar Firaun terhindar dari hukuman yang lebih fatal dari Tuhan.
Firaun yang kafir tersebut, ternyata juga dikasihi oleh Tuhan.
Tentu Tuhan tidak pilih kasih, mengasihi Firaun yang satu dan membenci Firaun yang lain tanpa alasan.
Seandainya Firaun yang dikisahkan pada zaman Abraham tersebut masih berkeras hati mengambil Sara sebagai istrinya, maka Tuhan π pasti bertindak lain.
Firman Tuhan mengatakan : Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu (Kej. 12:17).
Tidak jelas isi atau bentuk tulah tersebut, tetapi tulah tersebut sudah cukup menyadarkan Firaun, sehingga Firaun tidak meneruskan niatnya untuk mengambil Sara sebagai istrinya.
Hal ini membuat seisi istananya serta rakyatnya bisa dihindarkan dari bencana.
Hal tersebut jelas-jelas menunjukkan, bahwa Tuhan π masih mengasihi Firaun ini.
Tentu saja selama Firaun masih bisa menyadari kesalahannya dan bertobat dengan benar, Tuhan menghindarkannya dari bahaya.
Tulah hebat yang didatangkan Tuhan atas Firaun zaman Abraham tersebut adalah peringatan dari Tuhan untuk menyelamatkan Firaun, seisi istana dan rakyat Mesir pada waktu itu.
Alkitab π menyebut tulah yang didatangkan atas Firaun adalah tulah hebat. Dalam teks aslinya negayim gadolim (ΧΧΧִΧֹΧְּ ΧΧΧ’ִΧָΧ ְ).
Tulah itu ternyata bisa menyadarkan Firaun, sehingga Firaun tersebut tidak dibinasakan.
Tuhan tidak perlu mengeraskan hati Firaun zaman Abraham tersebut.
Mengapa Tuhan tidak bertindak kepada Firaun zaman Musa, seperti yang dilakukan Tuhan kepada Firaun zaman Abraham, sehingga Firaun zaman Musa bisa sadar sehingga dirinya, seisi istana dan masyarakatnya tidak mengalami tulah? Tentu tidak, karena Firaun zaman Musa adalah Firaun yang jahat dan kejam, sudah dalam kondisi tidak bisa diubah.
Tuhan π sudah menyatakan, bahwa Firaun ini tidak akan melepaskan bangsa Israel dari perbudakan.
Firaun zaman musa ini adalah Firaun yang sudah sepantasnya dihukum. Itulah sebabnya hatinya dikeraskan. Dikeraskan artinya tidak diberi kesempatan bertobat lagi.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBBBcQk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar