Kalau Alkitab mengatakan bahwa Allah tidak pernah gagal ( jatuh atau dari, hanyut, kandas, kalah, gagal, melemah ) dan dikaitkan dengan kehidupan bangsa Israel, maka maksudnya adalah bahwa Allah π bukan penyebab kegagalan bangsa Israel sebagai umat pilihan abadi (umat pilihan Perjanjian Baru).
Mereka menjadi umat pilihan secara darah daging hanya untuk untuk sarana dilahirkannya Mesias dari bangsa tersebut.
Sebenarnya, umat pilihan yang dimaksudkan oleh Tuhan π yang juga menjadi umat pilihan abadi adalah mereka yang memiliki iman seperti Abraham.
Untuk menjadi umat pilihan Perjanjian Baru, seseorang harus memberi respon yang memadai terhadap karya keselamatan Kristus π di kayu salib.
Jika tidak, walaupun ia adalah seorang yang berdarah Israel dengan segala hak istimewa, tidak akan pernah menjadi umat pilihan tanpa menerima Yesus sebagai Mesias.
Dalam hal ini nyata sekali, bahwa kehendak bebas yang dimiliki manusia untuk meresponi anugerah Allah π menentukan keselamatannya.
Selanjutnya Firman Tuhan mengatakan: … dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: “Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.”
Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.
Mengapa ditulis demikian:…dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: “Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu. Hal ini perlu ditulis atau dinyatakan, sebab selain Ishak ada anak Abraham lainnya dari budaknya, yaitu Hagar yang melahirkan Ismael.
Keturunan Ismael juga akan diberkati dan menjadi bangsa yang besar, tetapi keselamatan atau Mesias datang dari bangsa Yahudi, keturunan Abraham dari Ishak (Yoh. 4:22).
Memasuki zaman Perjanjian Baru, bukan keturunan secara darah daging dari Abraham yang menjadi umat pilihan, tetapi anak-anak Perjanjian, yaitu mereka yang memiliki iman seperti Abraham.
Dalam tulisannya, Paulus menunjukkan bahwa sesungguhnya yang disebut sebagai umat pilihan adalah mereka yang menjadi anak-anak Abraham karena iman, yang bukan hanya berasal dari bangsa Yahudi, tetapi juga mereka yang berasal dari bangsa-bangsa lain atau non Yahudi (Rm. 9:25-30).
Penjelasan ini sejajar atau paralel dengan tulisan Paulus di Galatia 4:22-25, bahwa Abraham memiliki dua anak, yang satu anak Perjanjian dan yang lain anak perhambaan.
Dalam Roma 9:9 tertulis Sebab firman ini mengandung janji: “Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki”.
Dalam tulisannya ini, Paulus menunjukkan bahwa umat pilihan hanya berasal dari satu orang wanita, yaitu Sara istri Abraham.
Allah tidak pernah menjanjikan Ismael sebagai anak Perjanjian. Kepada Sara Allah menjanjikan anak, tetapi kepada Hagar Allah π tidak menjanjikan anak.
Hal ini menekankan bahwa pada akhirnya umat pilihan hanya satu, yaitu yang berasal dari keturunan Sara.
Hal ini juga menegaskan bahwa tidak ada keselamatan yang datang dari bangsa di luar bangsa Israel.
Pernyataan ini juga sekaligus meneguhkan bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus π (Kis. 4:12; Yoh. 4:6). Tentu keselamatan disini maksudnya dikembalikannya manusia ke rancangan Allah semula, yaitu segambar dan serupa dengan Yesus.
Roma 9:9 sebagai penegasan bahwa bangsa Israel walaupun keturunan Abraham secara darah daging akan ditolak; sementara bangsa-bangsa lain yang bukan keturunan Abraham secara darah daging akan menjadi umat pilihan oleh karena iman.
Bangsa-bangsa lain karena percaya, maka mereka dibenarkan.
Mereka yang dibenarkan karena iman akan terhisap sebagai anak Abraham atau berasal dari satu perempuan, yaitu Sara. Semua ini menggenapi janji Allah kepada Abraham bahwa dari keturunannya (dengan Sara) maka semua bangsa di muka bumi π ini akan diberkati (Kej. 12:1-3).
Dalam hal ini Tuhan tidak diskriminatif, sasaran atau obyek penerima berkat adalah semua manusia, bukan hanya Israel secara lahiriah atau secara daging.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBKIzVA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar