Jumat, 01 Juni 2018

RH Truth Daily Enlightenment “ALAT PEMBUKTIAN” Pdt. Dr. Erastus Sabdono   2 Juni 2018

Dalam Roma 7:13 tertulis: Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.

Kalimat-kalimat ini kalau tidak dipahami dengan benar, seseorang bisamenjadi sesat dalam pemikirannya. Kalimat “adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku”, maksudnya adalah apakah hukum dan peraturan mendatangkan kematian bagiku? Jawabnya:sekali-kali tidak! Hukum dan peraturan tidak dirancang untuk mendatangkan kematian.

Dengan demikian, seseorang atau siapa pun tidak dapat mempersalahkan hukum atau peraturan, dan Tuhan 💗 yang memberikan hukum atau peraturan tersebut.
 Kesalahan terdapat pada manusia itu sendiri. Kesalahan juga bukan karena Allah merancang kejatuhan manusia kedalam dosa.

Paulus menyatakan: Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.
Kalimat “ia adalah dosa” maksudnya bahwa suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum atau peraturan adalah tidak sesuai dengan kehendak Allah.

Hal ini berarti hukum atau peraturan memverifikasi atau menunjukkan atau membuktikan bahwa suatu perbuatan dapat diklasifikasikan benar atau salah.
Jika tidak ada hukum atau peraturan, maka tidak ada alat pembuktian kesalahan tersebut.

Hal ini bukan bermaksud untuk menjerat manusia 👥, tetapi untuk menyadarkan manusia atas perilakunya.
Selanjutnya Paulus mengatakan: dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.

Dari pernyataan Paulus ini, dijelaskan sesungguhnya hukum dan peraturan menunjukkan atau memberi kesadaran kepada manusia 👥, bahwa di dalam dirinya terdapat kodrat dosa, yang membuat seseorang terbelenggu di dalam keadaan tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan kehendak Allah dengan benar atau secara sempurna.

Sekaligus dalam hal ini, dosa menjadi nyata dalam kehidupan seseorang. Dengan demikian, ada dua hal penting yang harus dimengerti :
Pertama, kesadaran terhadap adanya kodrat dosa di dalam diri setiap manusia.
Kedua, dosa itu sendiri yang begitunyata dalam kehidupan manusia.

Dengan kesadaran terhadap adanya kodrat dosa dan fakta dosa yang nyata dalam kehidupan manusia, maka orang percaya 👥 dipanggil untuk keluar dari belenggu kodrat dosa di dalam dirinya, serta menyadari setiap tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Memenuhi panggilan ini, berarti meresponi keselamatan dengan benar.

Inilah yang dimaksud dengan tindakan percaya itu.
Dari hal ini, maka orang percaya disadarkan untuk memenuhi perintah Tuhan Yesus 💗, bahwa kita harus sempurna seperti Bapa (Mat. 5:48).
Tuhan Yesus telah memperagakan kehidupan yang sempurna seperti Bapa, dengan demikian semua orang percaya harus berjuang untuk ini.

Kesadaran adanya kodrat dosa, membangkitkan gairah untuk memadamkan kodrat tersebut dan menggantikannya dengan kodrat baru.
Dalam hal ini, sempurna seperti Bapa artinya berkeadaan kudus seperti kekudusan Bapa.
Ini panggilan wajib setiap orang percaya, sebab Allah Bapa yang berfirman: Kuduslah kamu sebab Aku kudus (1Ptr. 1:16)

Menjadi orang percaya yang berkeadaan kudus seperti Bapa sama artinya dengan mengambil bagian dalam kekudusan Allah (Ibr. 12:9-11).
Inilah pendidikan yang Bapa 💗 berikan kepada orang percaya yang berani mengikuti perlombaan yang diwajibkan bagi setiap umat pilihan (Ibr. 12:1-10).

Mengambil bagian dalam kekudusan Bapa, sama dengan yang dimaksud oleh Petrus sebagai: mengenakan kodrat Ilahi (2Ptr. 1:3-4).
Dalam hal ini, semua orang percaya dipanggil untuk mengikuti perlombaan tersebut.
Perlombaan untuk mengubah kodrat, dari kodrat manusia menjadi kodrat Ilahi.

Jika orang percaya 👥 tidak bersedia mengikuti perlombaan tersebut, berarti ia tidak bersedia percaya kepada Tuhan Yesus.
Percaya berarti menyerahkan diri kepada obyek yang dipercayai. Dalam hal ini, obyek yang dipercayai adalah Tuhan sendiri.
Tuhan berkata agar kita mengikut Dia.

Mengikut Yesus berarti mengikuti jejak-Nya atau meneladani seluruh gaya hidup-Nya.
Mengikut Dia, tidak cukup hanya menjadi orang yang beragama Kristen, tetapi tidak menjadi orang Kristen.
Orang Kristen 👥 adalah orang-orang yang semakin serupa dengan “Kristus”.

Orang percaya bukan saja dipanggil untuk melawan atau menentangtindakan yang berlawanan dengan hukum dan peraturan, tetapi juga dipanggil untuk mengubah kodrat di dalam dirinya.Itulah sebabnya ketika Paulus berbicara mengenai dosa, makaia bukan hanya berbicara mengenai pelanggaran terhadap hukum atau peraturan, tetapi juga mengenai kodrat di dalam diri manusia, dimana terdapat ketidakberdayaan untuk melakukan hukum dengan sempurna.

Oleh sebab itu, kodrat dosa harus terus menerus ditundukkan dan digantikan dengan kodrat Ilahi.
Dengan demikian, kalau Paulus berbicara mengenai hukum dan peraturan serta ketidakberdayaan manusia 👥 melakukan hukum, dimaksudkanagar manusia diarahkan untuk menerima anugerah keselamatan dengan benar.

JBU

https://overcast.fm/+IqODnt-fI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar