Ketika Tuhan mendatangkan tulah dalam bentuk penyakit barah ke atas Mesir, anehnya Firaun sendiri tidak mengalami penyakit barah tersebut, padahal ahli-ahli sihir dan semua rakyat Mesir mengalaminya (Kel. 9:9-11). Mengapa demikian? Inilah cara Tuhan π mengeraskan hati Firaun.
Seandainya Tuhan juga mendatangkan barah atas tubuh Firaun, maka bisa jadi Firaun bersikap lain. Tuhan π tidak memberi penyakit barah atas Firaun, sehingga ia merasa mampu menanggulangi tulah-tulah tersebut, dan hal ini membuat hatinya menjadi semakin keras.
Dari hal ini, kita memperoleh pelajaran bahwa orang yang berkeadaan sehat belum tentu karena berkat Tuhan untuk kebaikannya.
Tuhan π membiarkan orang jahat tetap sehat untuk maksud-maksud-Nya.
Pemazmur juga menyinggung mengenai hal ini (Mzm. 73:3-5, Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka π₯ tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain). Tetapi sebaliknya, kalau Tuhan menaruh “duri dalam daging” bukan berarti Tuhan mendatangkan bencana.
Juga dalam kasus tulah penyakit sampar yang didatangkan Tuhan atas Mesir, terdapat pelajaran rohani yang dapat dipetik. Firman Tuhan berkata: Bukankah sudah lama Aku dapat mengacungkan tangan-Ku untuk membunuh engkau dan rakyatmu dengan penyakit sampar, sehingga engkau terhapus dari atas bumi; akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.
Engkau masih selalu menghalangi umat-Ku, sehingga engkau tidak membiarkan mereka pergi (Kel. 9:15-17).
Tuhan π tidak segera membunuh Firaun, karena Tuhan hendak mengeraskan hatinya untuk mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya. Satu pelajaran mahal yang dapat dipetik dari kasus ini adalah bahwa bagaimanapun keadaan manusia dan dunia ini, nama Tuhan tidak pernah dapat dipermalukan.
Ada orang-orang Kristen yang sekilas mempermalukan nama Tuhan, tetapi pada waktunya akan nyata bahwa Tuhan tetap dipermuliakan, dan orang itu dipermalukan.
Jadi, kalau ada orang Kristen yang seakan-akan bisa mempermalukan Tuhan, dan Tuhan tidak menghukum atau seakan-akan Tuhan π berdiam Diri, bukan berarti tidak ada perhitungannya.
Suatu hari pasti ada perhitungannya.
Dalam konteks bahasan kita ini, Tuhan π sengaja membuat Firaun tetap hidup supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan, sebab Firaun pernah mengatakan bahwa ia tidak mengenal Elohim Israel.
Dengan berbagai tindakan Tuhan yang dahsyat, tidak bisa tidak, mulutnya terbungkam (Kel. 5:12).
Akhirnya, Tuhan benar-benar mengeraskan hati Firaun, artinya hati Firaun menjadi keras tatkala ia tidak lagi mau bertemu dengan Musa dan Harun. Hal itu terjadi setelah tulah dimana seluruh tanah Mesir menjadi gelap.
Kemudian sampai puncaknya, anak sulung orang Mesir ditulahi Tuhan π sehingga meninggal dunia.
Kematian anak-anak sulung Mesir tersebut membuat rakyat Mesir menjerit, sehingga menggerakkan mereka mendesak Firaun untuk melepaskan bangsa Israel keluar dari Mesir (Kel. 12:29:36).
Ternyata, tulah demi tulah yang didatangkan Tuhan π atas tanah Mesir dan rakyatnya, sampai puncak penderitaan yang dialami bangsa Mesir, yaitu kematian anak sulung bangsa Mesir, mempersiapkan hati orang Mesir bisa bermurah hati memberikan emas dan perak kepada bangsa Israel.
Apakah selama ini bangsa Mesir bermurah hati kepada orang Israel? Tentu tidak.
Dalam Keluaran 12:33, tertulis : Orang Mesir juga mendesak dengan keras kepada bangsa itu, menyuruh bangsa itu pergi dengan segera dari negeri itu, sebab kata mereka:
“Nanti kami mati semuanya.”
Tulah demi tulah sampai pada kematian anak sulung mempersiapkan hati bangsa Mesir menjadi murah, sehingga memberikan emas dan perak, tentu dengan harapan yaitu bangsa Israel dapat segera meninggalkan Mesir.
Tuhan membuat bangsa Mesir bermurah hati tidak secara mistis atau ajaib, tetapi melalui tangan Tuhan π yang teracung (mendatangkan tulah-tulah), maka barulah mereka menghendaki bangsa Israel keluar dari Mesir (Kel. 3:21-22).
Dari penjelasan di atas ini nampak jelas bagaimana Tuhan π mengeraskan hati Firaun, dan bersamaan dengan itu pula bagaimana Tuhan membuat bangsa Mesir bermurah hati kepada bangsa Israel, sehingga mereka memberikan perhiasan emas dan perak kepada bangsa Israel.
Faktor lain mengapa mereka memberi emas dan perak kepada bangsa Israel, sebab Musa memang orang terpandang di Mesir (Kel. 11:1-3). Dalam mengubah hati manusia π₯ apakah dikeraskan atau dibuat bermurah hati dan lain sebagainya, Tuhan tidak berintervensi atau masuk ke dalam jiwa manusia, karena hal tersebut melanggar tatanan Tuhan sendiri.
Tetapi Tuhan mengadakan banyak kejadian atau peristiwa.
Melalui peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut, Tuhan π mengubah hati manusia. Hati bisa menjadi keras, atau sebaliknya.
Dalam hal ini tidak ada pemaksaan dari pihak Tuhan atas manusia untuk mengambil keputusan atau bertindak.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAYX3-0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar