Sabtu, 24 Agustus 2019

( Sunday Bible Teaching ) SBT, 11 Agustus 2019 "Kualitas Mengalami Tuhan" Pdt.Dr. Erastus Sabdono

Bagaimana seseorang dianggap serius dalam hidup ini ?
Masing - masing orang memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai hal ini.

Ada orang yang memandang orang yang serius dalam hidup adalah mereka yang bekerja keras untuk dapat meraih apa yang orang lain dapat raih, karena itu standar umum.
Dan itu pasti ukuran keseriusan hidup.

Tetapi sebagai orang percaya, keseriusan hidup kita diukur dari seberapa kita bisa mengalami Tuhan.
Ini kalau dilihat dari sudut pandang orang - orang yang tidak bertuhan.

Maksud tidak bertuhan bukan tidak beragama.
Bisa beragama, tetapi tidak bertuhan dengan benar.

Jadi dipandang dari sudut orang - orang yang tidak bertuhan keseriusan dari sudut pandang ini dianggap bukan keseriusan.

Kita mau memilih area ini. wilayah ini.
Kita mau serius dengan Tuhan dan keseriusan kita ditandai dengan seberapa kita sungguh - sungguh mencari Tuhan, mengerti kehendakNya, melakukan kehendakNya, mengalami Tuhan.

Kalau meminjam kalimat Alkitab 📚 berjalan dengan Tuhan, seperti Henokh bergaul dengan Tuhan.
Setiap kita memiliki porsi untuk mengalami Tuhan.

Memang yang diberi banyak dituntut banyak, yang diberi sedikit dituntut sedikit.
Tetapi apa yang disediakan Allah itu pasti limpah.
Sayang sekali kalau kita hanya memperolehnya hanya sedikit.

Kita harus mengalami Tuhan secara limpah, padahal Tuhan menyediakan porsiNya secara limpah.

Jadi kalau seseorang serius dengan Tuhan, dia tidak mempersoalkan, walaupun tentu secara psikologi mempengaruhi apakah menikah atau tidak, kaya atau miskin, berkedudukan tinggi atau tidak, tidak terlalu mengganggu hidupnya karena itu bukan tujuan hidupnya.

Tentu saja kita harus berprestasi dalam studi, dalam karier, karena prestasi kita di dalam kesungguhan kita memaksimalkan potensi tanggung jawab hidup itu adalah bagian pertanggung jawaban kita kepada Tuhan yang memberi hidup.

Tetapi kita melakukan semua itu sebagai dukungan, support untuk bisa menemukan Tuhan dan mengalamiNya.

Kita itu bukan binatang yang tidak memiki ruangan, tidak memiliki kesempatan umtuk berinterakasi dengan Allah, untuk memiliki hubungan interpersonal dengan Tuhan.

Tuhan itu seperti tidak ada, bahkan mati untuk orang yang tidak menghargai Dia.
Tuhan itu sepertinya membiarkan orang masuk neraka.
Banyak orang seperti tenggelam dalam pesta, tenggelam dengan segala kesenangan.

Untuk mempersiapkan pernikahan yang hanya dua jam bisa 1 tahun.
Tetapi untuk kekekalan berapa persiapannya ?
70 th umur hidup kita sebenarnya tidak seimbang dengan kekekalan.

Untuk kekekalan hanya 70 th saja kita tidak serius dengan Tuhan.
Ketika kita ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus kita hanya boleh memiliki satu agenda yaitu bertumbuh dalam kesempurnaan, menjadi anak - anak Allah yang berkeadaan seperti Anak - anak Allah.

Jika kita bisa mencapai keberkenanan di hadapan Tuhan.
Kita harus serius dengan Tuhan, dan selalu menyenangkan Bapa.

Orang - orang Yahudi gagal menerima Yesus sebagai juruselamat,
Karena orientasi berpikirnya tidak sama dengan yang Tuhan Yesus ajarkan.
Mereka mengharapkan  juruselamat dunia,  juruselamat politik, Yesus Juruselamat dari dosa.
KerajaanNya bukan dari dunia 🌎 ini.

Jadi kalau Tuhan Yesus tebus kita hari ini agendanya cuma satu bagaimana kita menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan ?
Bagaimana kita serius memperkarakan ini ?

Pasti kita semua punya persoalan, tetapi tidak boleh lebih besar dari hal berkenan kepada Tuhan.

Mungkin kita banyak persoalan tetapi
1. Terimalah persoalan itu karena sangat besar kenungkinan kesalahan kita, terimalah tuaian ini karena kita telah menabur.
2. Walaupun tuain itu menyakitkan, tetapi Allah bisa menjadikan sarana untuk mendewasakan kita.
3. Pasti akan selesai pada waktunya ketika kita membawa diri kita kepada Tuhan untuk dibentuk.

Yang menjadi persoalan kita hari ini adalah :
- Mengapa kita belum bisa menyenangkan Bapa ?
- Mengapa belum bisa berkenan Bapa ?

Ketika seseorang serius dengan Tuhan dalam durasi waktu hidup yang singkat ini, maka yang terjadi adalah citra rasa jiwa, interest batinmu berubah.
Jadi tidak mengingini barang dunia bukan karena tidak bisa membeli.

Kita serius dengan dunia tetapi tidak serius dengan  Tuhan.
Mencari Tuhan harus 100 %, dan tidak boleh mengharapkan kebahagiaan dunia.
Kesenangan dunia 🌍 tidak boleh menjadi kenikmatan kita.
Tuhan tidak mau diduakan.

Kita orang - orang istimewa di hadapan Tuhan, maka
berkeadaanlah sebagai anak - anak Allah.

JBU 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar