Selasa, 20 Agustus 2019

Renungan Harian 18 Agustus 2019 MENERIMA KASIH KARUNIA DENGAN TANGGUNG JAWAB

     Terkait dengan hukum tabur tuai yang merupakan tatanan Allah, tidak bisa tidak kita harus juga mempersoalkan tanggung jawab dalam menerima anugerah. Ini adalah tatanan Allah. Tanggung jawab artinya melakukan tugas atau memenuhi suatu kewajiban dan memikul akibat suatu tindakan keputusan dan pilihan. Kalau kita memerhatikan apa yang dikemukakan Alkitab sejak manusia pertama diciptakan, begitu manusia tercipta dan “mulai membuka mata” Tuhan sudah menunjukkan tanggung jawab kepada manusia. Tuhan memerintahkan manusia untuk berkembang biak dan beranak cucu. Ini adalah tugas atau mandat prokreasi. Tuhan bukan tidak sanggup menggandakan manusia dalam sekejap menjadi banyak, tetapi Tuhan menjadikan manusia kawan sekerja-Nya untuk penggandaan atau multiplikasinya. Selanjutnya Tuhan juga memerintahkan manusia untuk menaklukkan bumi dan menguasainya (Kej. 1:28-29). Manusia juga harus mengusahakan dan memelihara taman atau bumi indah yang Tuhan ciptakan (Kej. 2:15). Dalam hal ini bukan berarti Tuhan tidak sanggup mengelola bumi dan mendandaninya, tetapi Tuhan memercayakan tugas ini kepada manusia. Pengelolaan bumi merupakan tugas yang harus dilakukan dan kewajiban yang harus dipenuhi.

     Manusia juga menerima suatu realitas, diperhadapkan antara hidup dan mati. Ketaatan akan membawa manusia kepada kelimpahan Tuhan, hidup dalam persekutuan dengan Tuhan di Taman Eden atau pemberontakan yang akan membawa manusia kepada kematian (Kej. 2:16-17). Ini adalah tanggung jawab. Manusia akan memikul akibat tindakan, keputusan, dan pilihannya. Di sini manusia menjadi makhluk yang beresiko tinggi. Manusia harus menghadapi surga kekal atau neraka kekal. Fakta ini harus membuka mata kita semua terhadap realitas hidup ini. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dengan tanggung jawab ini manusia harus mengerti tugas apa yang dipercayakan kepadanya atau kewajiban yang harus dipenuhi, dan manusia harus memikul akibat tindakan, keputusan, dan pilihannya. Tanpa mengerti apa arti tanggung jawab, manusia tidak menjadi manusia seperti yang Tuhan inginkan. Tanggung jawab inilah yang membuat manusia bernilai.

     Kesadaran terhadap tanggung jawab ini akan membuat seseorang menjadi pribadi yang agung, berprestasi, dan pasti berguna bagi sesamanya. Pribadi seperti inilah pribadi yang dapat menjadi pelayan Tuhan yang efektif. Tidak ada manusia yang tidak bertanggung jawab bisa melayani Tuhan. Tuhan tidak akan memercayakan pelayanan pekerjaan-Nya yang besar dan kudus kepada manusia yang tidak memiliki sikap bertanggung jawab. Oleh sebab itu, hal hidup bertanggung jawab harus diajarkan kepada umat Tuhan sejak mereka masih kanak-kanak. Sejak kanak-kanak harus diajarkan bahwa menyikapi kasih karunia atau anugerah yang Tuhan berikan harus pula dengan tanggung jawab. Menerima kasih karunia pun harus dengan tanggung jawab.

     Kesalahan fatal yang terjadi dalam berteologi dan menjadi sumber kekacauan teologi adalah adanya teolog-teolog yang salah dalam merelasikan antara kasih karunia dengan kehendak bebas. Pada umumnya mereka membenturkan kasih karunia dengan kehendak bebas dari perspektif yang keliru. Kekeliruan tersebut disebabkan pengertian yang salah mengenai kasih karunia itu sendiri dan kedaulatan Allah. Mereka memandang kasih karunia adalah tindakan sepihak Tuhan secara absolut dan mutlak dalam menentukan manusia yang dipilih untuk menerima berkat keselamatan dan segala sesuatu yang baik. Hal ini mereka yakini sebab mereka mengakui kedaulatan Allah yang mutlak dalam menentukan siapa yang selamat atau dimungkinkan menerima kasih karunia.

     Kelompok ini juga meyakini bahwa mereka yang ditentukan untuk diberkati dan dikasihi oleh Tuhan tersebut tidak bisa menghindarkan diri dari pemberian kasih karunia tersebut. Mereka meyakini bahwa ada orang-orang yang ditentukan secara sepihak oleh Tuhan dapat memperoleh kasih karunia, maka di pihak lain secara konsekuensi logisnya ada orang-orang yang tidak bisa menerima kasih karunia. Fair-nya atau kalau jujur -tidak bisa dibantah- kalau Tuhan menentukan ada orang-orang yang tidak bisa menolak kasih karunia, berarti dalam kekuasaan Tuhan yang melingkupi segala sesuatu, Ia juga menentukan orang binasa, artinya ditentukan tidak bisa menerima kasih karunia. Dalam hal ini Tuhan tidak bisa atau tidak boleh menghindar bila dipersalahkan membinasakan sekelompok orang yang dibuat tidak bisa menerima kasih karunia.

https://overcast.fm/+IqOD1VJ3Y

Tidak ada komentar:

Posting Komentar