Sabtu, 30 Maret 2019

Truth Daily Enlightenment 30 Maret 2019 BUKAN DARI DUNIA INI

     Karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka bumi makin rusak dan tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk dihuni. Tuhan Yesus menyatakan bahwa dunia ini bukan rumah kita. Rasul-rasul menyatakan bahwa kita adalah pendatang di bumi ini. Tuhan menyatakan bahwa kita bukan berasal dari dunia ini, sama seperti Dia bukan berasal dari dunia ini (Yoh. 17:16). Firdaus pertama telah rusak dan harus ditinggalkan. Tuhan menyediakan Firdaus yang baru. Banyak orang Kristen yang sebenarnya belum mengerti maksud Tuhan Yesus bahwa orang percaya berasal dari atas, bukan dari dunia ini. Mengapa Tuhan menyatakan bahwa orang percaya bukan berasal dari dunia ini seperti Dia juga yang bukan berasal dari dunia ini (Yoh. 17:15-16)? Pernyataan Tuhan Yesus ini hendak menunjukkan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan sepenanggungan dengan Dia adalah orang-orang yang terhisap sebagai warga Kerajaan Surga. Mereka hidup di bumi ini hanya sebagai persiapan untuk menetap di sana. Ini berarti orang percaya bukan milik dunia dan kuasa kegelapan lagi, tetapi dipersiapkan untuk menjadi milik Tuhan.

     Sementara orang percaya masih tinggal di dunia ini, Tuhan Yesus mohon kepada Bapa agar Bapa melindungi dari yang jahat (Yoh. 17:9-15). Melindungi dari yang jahat maksudnya agar orang percaya terhindar dari cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa, tetapi bergaya hidup sebagai warga Kerajaan Surga. Tentu saja permohonan tersebut dikabulkan oleh Bapa. Ini berarti orang percaya dimungkinkan untuk memiliki keadaan diri yang berbeda dengan orang yang bukan warga Kerajaan Surga. Orang percaya bisa menjadi “manusia lain.” Perlindungan itu akan membuat orang percaya mampu hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah secara mutlak dan dalam kedaulatan-Nya secara absolut, asalkan mau belajar atau dimuridkan.

     Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang percaya bukan berasal dari dunia ini seperti Dia juga bukan berasal dari dunia ini (Yoh. 17:15-16), juga menunjuk bahwa orang percaya bukan bagian dari dunia ini. Dunia ini akan dihancurkan sesuai dengan apa yang dikatakan Petrus dalam suratnya bahwa langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya (2Ptr. 3:1-13). Orang percaya akan diungsikan Tuhan, dibawa ke tempat di mana tidak ada kejahatan. Firman Tuhan menyatakan bahwa orang percaya yang hidup -yang masih tinggal- akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah orang percaya akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (1Tes. 4:17).

     Orang percaya adalah orang-orang yang akan dibawa keluar dari dunia ini ke kota yang memiliki dasar yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri. Itulah kota yang dirindukan oleh Abraham (Ibr. 11:10). Kerinduannya terhadap kota itu mendorong Abraham meninggalkan Ur-Kasdim dan tidak pernah berniat kembali ke negerinya, walaupun sampai akhir hidupnya Abraham meninggal dan tidak menemukan negeri itu. Ia hanya melihat dari jauh dan melambai-lambaikan tangannya. Hal ini menunjukkan kerinduannya yang sangat kuat untuk sampai ke negeri itu (Ibr. 11:13-16).

     Ini suatu hal yang mengagumkan, yaitu walaupun Abraham hidup di zaman Perjanjian Lama, tetapi ia sudah menghayati betapa tidak bernilainya hidup di bumi ini kalau hanya menikmati kesenangan fana. Itulah sebabnya ia merindukan tempat lain. Abraham tidak menghargai dunia ini lebih dari Tuhan. Ia rela meninggalkan negerinya dan tidak menikmati kehidupan seperti orang lain. Ia juga berani mempersembahkan anaknya Ishak tanpa ragu-ragu demi Tuhan yang dihormati dan dihargainya lebih dari segala hal. Jiwa kemusafiran Abraham inilah yang menunjukkan imannya kepada Allah. Seharusnya kehidupan iman Abraham seperti ini yang harus juga orang percaya teladani sepenuhnya. Harus diingat bahwa orang-orang yang dinyatakan beriman sebagai anak-anak Abraham mestinya memiliki kehidupan seperti Abraham.

     Oleh sebab itu, kalau mau menjadi seorang yang berasal dari atas, kita harus meninggalkan percintaan dengan dunia ini. Percintaan dunia artinya hasrat menikmati hidup di bumi sama seperti orang-orang pada umumnya. Harus diingat bahwa orang percaya tidak berkewajiban memiliki segala sarana yang ada di dunia ini. Sesungguhnya yang penting adalah melayani Tuhan dengan segala sesuatu yang Tuhan percayakan kepada orang percaya. Jadi kalau orang percaya studi, berkarir, bekerja, berumah tangga, dan melakukan segala kegiatan, semua itu diperuntukkan bagi kepentingan persiapan memasuki Kerajaan Surga, bukan untuk membangun surga di bumi ini.


https://overcast.fm/+IqOBnVUW4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar