Di pembaringan terakhir seseorang bisa mengingat ketika ia menolak untuk belajar Firman Tuhan. Pada waktu masih memiliki kesempatan, menganggap datang ke Pendalaman Alkitab terlalu sulit, jarak jauh, macet, banjir, dan seribu satu alasan bisa dibuat. Padahal pada intinya ia malas karena tidak berminat belajar Firman Tuhan. Banyak orang lebih sibuk dengan hobi daripada belajar kebenaran dan berdoa. Mereka juga tenggelam dengan sinetron atau film seri daripada belajar kebenaran melalui majalah rohani dan renungan harian yang membangun iman. Orang-orang seperti ini pada dasarnya adalah orang-orang yang tidak menghormati Firman Tuhan. Orang yang tidak berminat belajar kebenaran Firman Tuhan, tidak mungkin memiliki sikap hati yang menghormati Bapa dan Tuhan Yesus.
Ketika di pembaringan terakhir, banyak orang Kristen baru sadar betapa selama ini sejatinya ia masih berkesempatan melayani Tuhan, tetapi bersikap pelit untuk berkorban bagi pekerjaan Tuhan. Pada waktu masih memiliki kesempatan memenangkan jiwa-jiwa, namun ia tidak bertanggung jawab atas keselamatan banyak jiwa yang sedang menuju kegelapan. Ya tentu saja, sebab jangankan bertanggung jawab atas keselamatan jiwa orang lain, keselamatan jiwa sendiri saja diabaikan. Sekarang sudah terlambat. Malaikat maut akan menjemput, jangankan menyelamatkan jiwa orang lain, jiwanya sendiri tidak selamat.
Tuhan tidak memaksa orang berbuat sesuatu, sebab itu sangat bertentangan dengan hakikat-Nya. Tuhan
memberi kebebasan kepada setiap individu. Nasib kekal seseorang ditentukan oleh diri mereka sendiri. Apakah mereka menerima atau menolak anugerah, sangat tergantung dari diri mereka sendiri. Tuhan yang agung dan bermartabat mulia tidak memaksa seseorang menerima atau menolak anugerah keselamatan yang disediakan-Nya. Dengan demikian, maka keadaan seseorang di pembaringan terakhir adalah hasil akumulasi dari langkah-langkah hidupnya yang panjang.
Ada baiknya kita merenungkan kenyataan yang pasti akan kita alami, yaitu suatu hari nanti setiap kita akan masuk ke dalam peti mati. Menjadi persoalan adalah apa yang telah kita lakukan di singkatnya hidup kita selama ini? Semua yang telah diperjuangkan dengan mengerahkan seluruh tenaga, pikiran, dan waktu kita akhirnya harus dilepaskan. Apakah kita telah menggunakan tenaga, pikiran, dan waktu yang pernah ada di genggaman kita untuk keselamatan jiwa orang lain? Persoalan yang kita harus anggap krusial adalah apakah kita telah menggunakan semua yang Tuhan percayakan di tangan kita untuk menyukakan hati Tuhan; Pribadi Agung yang kepada-Nya kita harus mempertanggungjawabkan perjalanan hidup ini? Sebab ternyata manusia bukanlah makhluk gratis yang diberi kehidupan hanya untuk dirinya sendiri. Kehidupan yang sangat mahal yang tidak terbeli ini diberikan hanya untuk kepentingan Pemberinya.
Suatu hari nanti setiap kita akan berdiri berbaris antri di satu barisan yang sangat panjang, di mana semua kita sedang menghadap takhta pengadilan Allah. Situasi tersebut sangat dahsyat, sekarang kita tidak sanggup membayangkan keadaan tersebut. Kita sama sekali tidak pernah berpikir bahwa ada keadaan seperti itu. Pada waktu masih hidup, bila mendengar orang berbicara mengenai kekekalan -langit baru dan bumi yang baru- ada yang menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berarti. Banyak orang melecehkannya, sebab mereka berpikir seakan-akan dunia hari ini adalah dunia satu-satunya yang dimiliki manusia. Seakan-akan tidak ada kesenangan lain selain dunia hari ini. Itulah sebabnya mereka berusaha untuk meraih sebanyak-banyaknya yang diberikan dunia.
Setiap kita harus menghadapi pengadilan Allah. Suasana kengerian yang tidak pernah dialami dan dirasakan setiap orang yang selama hidupnya tidak belajar melakukan kehendak Tuhan. Mereka tidak lagi berkesempatan bertobat dan memperbaiki diri. Di hadapan pengadilan Tuhan setiap orang akan merasakan keagungan Tuhan yang tiada tara. Keagungan dan kemuliaan yang sangat menakutkan bagi mereka yang tidak berjalan dengan Tuhan selama hidup di dunia. Setiap orang akan merasa begitu kecil, sangat kecil, dan bukan siapa-siapa di hadapan Tuhan. Bagi mereka yang tidak takut akan Tuhan selama hidup di dunia, saat itu mereka akan merasakan ketakutan yang luar biasa terhadap Tuhan. Orang yang takut Tuhan di bumi ini tidak lagi takut saat berada di kekekalan; tetapi orang yang tidak takut Tuhan saat di dunia akan ketakutan di kekekalan.
Tentu bagi mereka yang selama di dunia sungguh-sungguh mengagungkan Tuhan, keagungan dan kemuliaan Tuhan adalah kebahagiaan yang tiada tara. Mereka sudah akrab dengan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Mereka bukan saja mampu berdoa, tetapi juga bercengkerama dan bersahabat dengan Tuhan. Itulah hari yang mereka nantikan. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak menghargai Tuhan secara pantas, hari Pengadilan Allah adalah hari yang sangat mengerikan.
https://overcast.fm/+IqODOayUQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar