Yesus dibangkitkan karena taat kepada Bapa.
Ibrani 5 : 7
Yesus memiliki gairah kuat untuk menang dan menaklukkan maut.
Kita harus membuat membara membakar diri agar memiliki gairah kita seperti Yesus.
Kesetiaan ketaatan Tuhan Yesus kepada Bapa di Surga, itu yang membuat Dia menang.
Jadi kemenangan harus diperjuangkan tidak otomatis.
Kalau kita tidak berjuang, tidak akan masuk Surga.
Solagracia tidak boleh menghilangkan perjuangan.
Tuhan sendiri yang berkata : - Berjuanglah, jalan sempit.
- Hitung dulu anggarannya.
Harus Kehilangan segala sesuatu untuk menggiring Yesus.
Filipi 2 : 5 - 7
Yesus mengosongkan diri, kita juga harus mengosongkan diri.
Kita harus berjuang maksud orisinil ayat itu adalah menangkap maknanya dan mengenakannya dalam hidup kita.
Orang percaya ke gereja, tetapi tidak ibadah kepada Yesus.
Ibrani 5 : 8
Yesus tidak memiliki benih dosa seperti kita, tetapi Kesempurnaan yang diperoleh Yesus tidak mudah, Dia memperjuangkannya.
Ibrani 5 : 9
Dia belajar taat, dia menjadi penggubah orang yang taat kepadaNya.
Taat kepada Yesus artinya kita taat seperti Dia.
Tetapi orang percaya sekarang habis untuk kesenangan sendiri.
Tekad hasrat kita ditujukan kepada Tuhan.
Menjadi Kristen harus mengikuti Yesus hidup.
Kita harus fokus dan orientasi seperti Yesus.
Semua kita adalah utusan Tuhan, maka harus belajar.
Fanatik kita mengasihi Dia, yaitu hidup seperti dia hidup.
Kemenangan Yesus tidak otomatis membuat kita menang.
Kemenangannya memberi potensi kita menang.
Sekaligus hidupnya menjadi teladan bagi kita.
Kita dipilih Tuhan itu istimewa, tetapi harus hidup seperti Dia hidup.
Ikut Yesus fokusnya untuk kehidupan yang akan datang.
Sebab hidup kita 70 - 80 th dibanding kekekalan tidak ada artinya.
1 Petrus 1 : 17
Jangan karena Tuhan baik, kita hidup sembarangan.
Kita harus melihat keagungan pribadiNya, di mana kita harus menaklukkan diri, dan berkata : " Bapa, perintahkan apa yang harus kulakukan untukMu ? "
Dalam segala hal Yesus berkata : "Bukan kehendakku tetapi kehendakMu yang jadi ".
Seluruhnya untuk Tuhan atau tidak usah sama sekali.
Penderitaan itu memuat didikan.
Kita harus belajar dari yang kita derita, lewat peristiwa hidup.
Proses penderitaan yang kita alami itu mendewasakan kita.
Getsemani itu tempat peremukkan.
Kita harus diremukkan dan digosok.
Kapan berhenti digosok ? Ketika yang menggosok menemukan wajahnya di bejananya.
Sampai wajah Tuhan ditemukan diwajahmu.
Dan Tuhan tahu bagaimana mendidik kita, itu berkat abadi.
Kalau kita tidak bentuk tidak dewasa.
Taat kepada Yesus itu yaitu seluruh hidupNya yang kita teladani.
Mestinya Adam, tetapi Adam gagal.
Kebaikan kita berdasarkan pikiran Tuhan apa yang dirasakan.
Maka kita harus memiliki pikiran Yesus.
Bapa mendidik PutraNya, dan PutraNya taat.
Orang percaya mau ikut Tuhan Yesus, tetapi ada bagian yang tidak mau disentuh Tuhan.
Kita harus berlelah untuk Tuhan, supaya bisa masuk kebahagiaanNya.
Ketika kita hidup bersih, Tuhan semakin kelihatan, langit terbuka, surga makin nyata.
Ketika Tuhan mengambil seluruh hidup kita, kita berkata :
"Masuklah seluruh ruang hidupku."
JBU 🌷
Tidak ada komentar:
Posting Komentar