Sabtu, 02 Maret 2019

Kebaktian Wanita Gabungan Waski Rabu, 27 Februari 2019 "Wajah Terakhir " Pdt. DR. Erastus Sabdono

Matius 4 : 4
Manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap fiman yang keluar dari mulut Allah.
Dari pernyataan Tuhan Yesus secara tidak langsung menunjuk kepada kita adanya 2 jenis manusia di dalam diri kita
- Manusia Jasmaniah / manusia lahiriah
- Manusia batiniah / manusia rohani

Manusia Jasmaniah kita membutuhkan konsumsi untuk menghidupkan fisik paling tidak untuk melestarikannya.

Tapi manusia batiniah membutuhkan konsumsi nutrisi Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah, sesuatu yang tertuang dari hati Tuhan.

Kalau sesuatu tertuang dari mulut manusia bisa munafik, apa yang diucapkan tidak sesuai hatinya.
Hipokrites / munafik adalah orang yang memainkan peranan.
Penampilan lahiriahnya tidak sesuai batiniahnya.

Manusia jasmaniah bisa hidup kalau ditopang makanan fisik, nasi, jagung, roti itu karbonya dan berbagai macam jenis makanan fisik.
Manusia batiniah kita yang ditopang dihidupkan dan ditumbuhkan Firman Tuhan ( Rhema ) bukan logos.

Logos pengetahuan mengenai Tuhan yang hanya
dipahami koqnitif.
Itu belum tentu benar, sebab biasanya ditangkap oleh telinga, dicerna pikiran oleh apa yang diutarakan manusia.

Kalau yang diutarakan tidak sesuai Alkitab itu meracuni pikiran.
Kalau Rhema yag diucapkan Tuhan oleh Roh Kudus dalam diri kita tidak mungkin salah.
Tetapi masalahnya adalah logos seseorang sudah salah tidak mungkin dapat Rhema yang benar, kecuali orang tersebut memiliki nurani yang baik ketika mendengar logos atau pengetahuan tentang yang disampaikan pengkhotbah atau yang ditulis dalam buku yang salah, nuraninya menolak, dan ini bisa menyelamatkan.
Tidak semua pembicara menjadi juru bicara Tuhan.

Kita harus memiliki waktu untuk perjumpaan dengan Tuhan supaya nurani kita bisa diasah, sehingga bisa membedakan roh.
Seseorang tidak bisa bertumbuh dengan benar tanpa ada persekutuan yang nyata dan konkrit dengan   Tuhan.
Tuhan akan memberi hikmat melalui firmanNya.
Setiap kita memiliki hak untuk bisa bertemu dengan Tuhan.

Kejadian 1
Banyak pohon di Taman Eden, tetapi ada 2 pohon di tengah taman :
- Pohon Kehidupan
- Pohon Pengetahuan yang baik dan yang jahat.

Ada pohon yang memang konsumsi fisik dan pohon yang menjadi konsumsi pikiran.
Pengetahuan bukan di perut,  tapi ada di dalam pikiran.
Manusia yang jatuh dalam dosa, manusia yang tidak mengenal dirinya sehingga tertuju pada perkara dunia.
Padahal manusia lahiriah yang dimiliki itu tidak abadi.

Kejadian 3
Dunia yang diciptakan maha baik ini sudah terhukum, terkutuk.
Manusia yang rusak tidak mungkin dapat menikmati ciptaan Allah yang sempurna
Maka bumipun terhukum karena manusianya memberontak.
Bumi menumbuhkan onak dan duri.
 Jadi dunia ini tidak lagi menjadi hunian yang ideal.

Itulah sebabnya dalam Yohanes 14  Tuhan Yesus menjanjikan tempat yang baru.
Kita orang percaya harus tahu bahwa hidup kita untuk mempersiapkan kehidupan yang akan datang.

Hidup kita ini adalah hidup hanya untuk berkemas - kemas, wajah terakhir
Hidup kita ini untuk berhias.

Kita dipilih untuk menjadi mempelai Tuhan yang tidak cacat tidak bercela.
Kita diperkenankan memiliki hubungan dengan eksklusif dengan Tuhan.

2 korintus  11 : 2
Jangan sampai mati tidak layak menjadi mempelai Tuhan.
Kita dihindarkan dari kecelakaan tersebut.
Manusia berdosa fokusnya hanya kebutuhan jasmani.
Pikirannya hanya tertuju kepada perkara - perkara duniawi.
Sebagian kita sudah diracuni dunia, fokusnya perkara - perkara duniawi.
Padahal kita diberi kesempatan menjadi mempelai Tuhan.

Perjuangan demi perjuangan kita demi memiliki Wajah terakhir.
Wajah terakhir adalah : hasil wajah terakhir kita bertumbuh dalam kesempurnaan.

Kita lebih memperhatikan wajah fisik dari pada wajah batiniah.
Tapi orang yang sudah cantik ingin tampil lebih cantik lagi.

Hamba Tuhan yang benar itu cemburu, dia ingin jemaatnya bertumbuh dan tidak ingin jemaatnya binasa.
Perawan suci artinya tidak bercacat tidak bercela :
1. Memiliki Keagungan manusia batiniah yang cantik
2.Tidak mencintai dunia
3. Hidup hanya mengabdi kepada Tuhan.

Waktu di ujung maut kita tidak perlu lagi mencari wajah Tuhan, karena Tuhan sudah mendampingi kita.

Kita harusnya :
- Jangan sombong
- Jangan mencari nilai diri
- Jangan bengis dan galak

Manusia batiniah
1 Petrus 3 : 3 - 4
Kekayaan apa yang lebih dari selain kita berharga di mata Tuhan.

Wajah terakhir kita harus cantik sebelum menutup mata.
Jangan pertimbangkan penilaian atau pujian orang.
Karena pujian itu bisa menyesatkan.

1 Petrus 3 : 3 - 4
Kepantasan dan nilai diri itu beda tipis.
Intinya jangan mencari
Kita mau cantik
Berdoa kita bercermin kepada Tuhan Yesus.
Kalau kita bercermin kepada
Seringkali kita cari kesalahan orang lain tapi mencari salahnya sendiri.

1 Petrus 3 : 4
Polesan Tuhan melalui persoalan masalah.
Tuhan gosok kita sampai wajahNya kelihatan.
Kalau digosok Tuhan jangan marah.

JBU 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar