Salah satu yang merusak kehidupan Kekristenan yang sejati adalah ajaran yang mengatakan bahwa Kelahiran Baru dapat terjadi secara spektakuler, mistis, sekejap atau instant dan ajaib di luar kesadaran seseorang. Dalam hal tersebut seakan-akan secara sepihak tanpa respon individu, kelahiran baru bisa terjadi atau berlangsung. Pandangan yang keliru ini biasanya lahir dari teolog-teolog yang memiliki premis bahwa Allah memilih dan menentukan keselamatan orang-orang tertentu. Dengan premis ini maka tidak bisa tidak terbangun pemikiran bahwa kelahiran baru juga terjadi oleh tindakan Tuhan secara sepihak, tanpa melibatkan respon manusia secara individu.
Banyak orang merasa sudah mengalami kelahiran baru, karena merasa sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ketika mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat serta mengaku berdosa, kemudian memohon pengampunan, maka secara spektakuler terjadi kelahiran baru dalam hidupnya. Apalagi kalau mereka merasa sudah bermoral menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya -dari tidak ke gereja kemudian rajin datang ke gereja, dari jahat menjadi baik- maka mereka semakin yakin sudah mengalami kelahiran baru. Sebenarnya kelahiran baru yang mereka yakini telah mereka alami hanyalah sebuah fantasi dalam pikiran. Orang-orang seperti ini tidak lagi berjuang untuk mengalami kelahiran baru yang sesungguhnya. Kalau Alkitab menyebut fenomena perubahan hidup dengan kelahiran baru, maka pastilah fenomena ini paralel dengan proses kelahiran secara umum. Kelahiran secara umum membutuhkan waktu dalam proses yang harus berlangsung.
Sejatinya, kelahiran baru bukanlah proses mendadak atau terjadi dalam sekejap. Kelahiran baru tidak mungkin terjadi dalam sekejap secara ajaib atau mukjizat, tetapi melalui proses yang bertahap dengan ketat dan secara natural. Secara natural artinya bisa dipahami secara logis, yaitu perubahan cara berpikir yang berkesinambungan sampai mengubah seluruh gaya hidup seseorang. Orang tidak bisa berstatus sebagai seorang yang lahir baru secara mistis. Sangatlah keliru, kalau seseorang berpandangan bahwa seseorang bisa mengalami kelahiran baru secara ajaib. Pengertian salah ini membuat orang Kristen tidak bertanggung jawab untuk merespon anugerah keselamatan dengan benar, sehingga mereka tidak mengalami kelahiran baru. Kelahiran baru adalah keadaan baru dari sebuah proses perubahan secara bertahap dari kodrat dosa ke kodrat Ilahi yang ditandai semakin seperti Kristus.
Kelahiran baru pada dasarnya adalah kesadaran baru dimana seseorang mengalami perubahan dalam cara pandang terhadap hidup ini. Hidup seseorang yang benar-benar mengalami kelahiran baru semakin tidak bercacat dan tidak bercela. Standar kesuciannya adalah kesucian Tuhan. Orang seperti ini bukan hanya tidak berbuat dosa, tetapi tidak dapat berbuat dosa lagi. Hatinya tidak tertarik terhadap keindahan dunia sama sekali dengan segala hiburannya. Jiwanya tidak lagi dapat dibahagiakan oleh dunia ini. Orang yang mengalami kelahiran baru, hari demi hari semakin dapat menghayati bahwa dunia ini bukan rumahnya. Kerinduannya adalah langit baru dan bumi yang baru. Seluruh kegiatan hidupnya hanya diarahkan bagi pekerjaan Tuhan. Sehingga dalam hidup ini, tidak ada kepentingan apa pun kecuali melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Inilah ciri-ciri dari seseorang yang benar-benar telah mengalami kelahiran baru.
Proses kelahiran baru tidak mungkin dapat dipisahkan dari hidup dalam pimpinan Roh Kudus dan hidup menurut roh. Proses “kelahiran” dapat terjadi, ketika seseorang mendengar Firman Tuhan melalui pemberitaan firman (Logos), kemudian melalui pengalaman konkret ia mendengar suara Roh Kudus atau firman dalam arti rhema (Rm. 10:17). Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan (Rm. 1:16). Melalui segala kejadian Allah bekerja demi merubah kehidupan orang-orang yang mengasihi Dia (Rm. 8:28-29). Dalam hal ini kelahiran baru hanya terjadi atas orang yang mengasihi Dia. Di sini nampak respon setiap individu sangat menentukan apakah seseorang bisa mengalami kelahiran baru atau tidak. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada Nikodemus: “Kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh. 3:7).
Kelahiran baru dikerjakan oleh Roh Kudus atas orang yang memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus. Hasil dari proses tersebut seseorang memperoleh roh yang memiliki spirit, gairah, dan hasrat yang sama dengan Roh Kudus, yang sama pula dengan roh Kristus. Kalau seseorang hidup menurut roh tersebut, ia mengalami pembaharuan roh. Pembaharuan roh sama dengan cara berpikir yang diubah total sehingga memiliki spirit baru. Orang yang mengalami kelahiran baru sudah benar-benar berhenti dari hidup menurut keinginan daging. Keinginan daging artinya kodrat manusia (human nature). Orang yang sudah lahir baru berarti orang yang sudah tidak mengenakan kodrat manusia, tetapi mengenakan kodrat Ilahi. Ini adalah perubahan secara permanen.
https://overcast.fm/+IqOAWKXrI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar