Sabtu, 04 Mei 2019

Truth Daily Enlightenment 04 Mei 2019 MAKSUD MENGERJAKAN KESELAMATAN

     Dalam Filipi 2:12, Paulus mengemukakan kebenaran bahwa orang percaya harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Dengan takut dan gentar menunjukkan pergumulan yang tidak ringan. Bila direlasikan dengan ayat sebelumnya (Flp. 2:5-7), mengerjakan keselamatan berarti panggilan untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Jadi, keselamatan adalah usaha untuk menjadi manusia yang memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Tuhan Yesus Kristuslah model manusia yang dikehendaki oleh Bapa. Itulah sebabnya orang percaya disebut sebagai Kristen, yang artinya “seperti Kristus”. Orang Kristen yang tidak semakin seperti Kristus adalah palsu.

     Perjuangan untuk mencapai keberadaan serupa dengan Yesus -yaitu iman yang sempurna atau ketaatan yang penuh kepada Bapa- ini dianalogikan dengan perjuangan Tuhan Yesus dalam menyelesaikan tugas kemesiasan-Nya (Ibr. 12:2-4). Dalam kitab Ibrani dikatakan: “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah” (Ibr. 12:3-4). Nasihat ini menunjukkan bahwa kalau Tuhan Yesus sudah bergumul begitu berat untuk manusia agar bisa dibebaskan dari kuasa dosa, maka orang percaya harus mengimbangi perjuangan Tuhan tersebut dengan perjuangan yang benar agar sungguh-sungguh bisa dimerdekakan dari dosa, artinya agar dosa tidak lagi berkuasa atas kehidupan orang percaya.

     Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan semula. Rancangan semula Allah adalah menciptakan manusia yang memiliki moral atau kesucian Allah sendiri. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan dengan tegas bahwa kita harus sempurna seperti Bapa (Mat. 5:48). Orang Kristen yang tidak menujukan hidupnya pada tujuan keselamatan ini berarti ia tidak bersedia diselamatkan atau menyia-nyiakan keselamatan yang Tuhan sediakan (Ibr. 2:1-3). Iblis berusaha menyibukkan manusia -juga banyak orang Kristen- dengan berbagai kesenangan dan hiburan dunia, sehingga mereka terperangkap oleh percintaan dunia atau semangat materialisme. Sebagai akibatnya mereka tidak memberi perhatian yang semestinya pada proses keselamatan yang harus diperjuangkan. Dengan sembarangan mereka menggunakan waktu, sehingga mereka tidak mengalami pertumbuhan kesempurnaan seperti yang dikehendaki oleh Allah.

     Orang percaya harus berjuang untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Itulah standar kesucian Allah. Sayang dan malang sekali, banyak orang Kristen tidak memahami hal ini dengan benar. Mereka sudah merasa puas dengan keberadaan moral yang mereka miliki dan tidak berusaha keluar dari standar yang ada. Malahan tidak sedikit orang Kristen yang moral umumnya saja tidak lebih baik dari orang non-Kristen, tetapi jiwanya tidak merasa terganggu. Salah satu penyebab keadaan ini adalah pemahaman yang tidak tepat mengenai ayat Efesus 2:8-9 bahwa keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus diperoleh bukan karena berbuat baik.

     Mereka juga berpikir bahwa kalau sudah menjadi orang yang dipilih oleh Allah, bagaimanapun akhirnya akan selamat, sedangkan mereka tidak memahami apa maksud atau isi keselamatan itu. Mereka hanya berpikir bahwa pada intinya bahwa selamat itu artinya terhindar dari neraka dan diperkenan masuk surga. Mereka juga belum memahami apa surga itu. Mereka hanya berpikir bahwa surga tempat yang nyaman di mana orang hanya bernyanyi-nyanyi memuji Tuhan dan menyembah Dia. Tidak heran kalau mereka tidak memiliki ketegangan dalam perjuangan untuk mengerti kehendak Allah, yaitu apa yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna.

     Ternyata kata “pikiran” dalam Filipi 2:5 dalam teks aslinya bukan kata benda tetapi bentuk perintah (imperative), yaitu phroneisto (φρονείσθω). Dalam Bahasa Yunani kata ini memiliki kasus imperative present passive third person singular dari akar kata phroneo (φρονέω). Kalau diterjemahkan bebas bisa berbunyi: berpikirlah atau bersikaplah seperti Yesus Kristus. Dalam Bahasa Inggris ada yang menerjemahkan sebagai berikut: Have this attitude in yourselves which was also in Christ Jesus. Kalau Firman Tuhan memerintahkan agar kita berpikir atau bersikap seperti Kristus, maka berarti kita sendiri yang harus menggerakkan atau mengarahkan pikiran dan sikap kita. Hal ini tidak bisa terjadi atau berlangsung oleh pihak lain. Kita sendiri yang harus mengendalikan pikiran dan hidup kita.

     Dalam hal tersebut, Tuhan tidak akan berintervensi, sebab pikiran seseorang -yang merupakan pusat kemudi kehidupan- adalah hak dan wewenang masing-masing individu. Itulah sebabnya kepada Kain Tuhan hanya bisa memperingatkan bahwa dosa sudah mengintip di depan pintu, sangat menggoda. Tetapi Kain harus berkuasa atasnya (Kej. 4:7). Dalam hal ini jelas sekali bahwa Tuhan hanya bisa mengarahkan pikiran seseorang, tetapi tidak akan mengambil alih kemudi hidup atau pikiran seseorang. Iblis pun juga tidak bisa mengambil alih kemudi hidup atau pikiran seseorang, tetapi Iblis bisa memengaruhi sehingga seseorang mengarahkan kemudi hidupnya kepada arah tertentu.


https://overcast.fm/+IqOD4cAIg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar