Rabu, 01 Mei 2019

Truth Daily Enlightenment 01 Mei 2019 PENGERTIAN KESELAMATAN

     Biasanya orang yang berpandangan bahwa Allah memilih dan menentukan atau menetapkan secara sepihak mengenai keselamatan seseorang, mereka memandang keselamatan secara dangkal, tidak tepat, atau tidak utuh. Ketika seseorang merumuskan keselamatan secara salah, maka Kekristenannya pun juga salah. Kekristenannya menjadi tidak atau kurang berkualitas, sebab pasti tidak sampai kepada tujuan keselamatan itu. Oleh mereka, keselamatan hanya dipahami sekadar terhindar dari neraka dan diperkenankan masuk surga. Dengan pengertian yang dangkal ini banyak orang Kristen merasa cukup berbekal “percaya saja bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat” maka nanti kalau mati bisa masuk surga. Ditambah lagi dengan pemahaman keliru akan pengertian sola gratia (hanya oleh anugerah) dan sola fide (hanya oleh iman) membuat mereka terjebak dalam pasivitas rohani yang tidak membawa mereka kepada pengalaman keselamatan yang sejati. Mereka tidak memahami bahwa keselamatan adalah perjuangan yang menyita seluruh kehidupan.

     Prinsip sola gratia atau hanya oleh anugerah, bahwa perbuatan baik tidak menyelamatkan, sudah dipahami secara tidak tepat. Memang keselamatan hanya di dalam Yesus dan oleh anugerah-Nya. Tetapi isi anugerah-Nya adalah manusia dikembalikan ke rancangan Allah semula agar menjadi kudus seperti Allah yang kudus, mengenakan kodrat Ilahi, atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah. Untuk ini harus ada usaha individu untuk mencapai hal tersebut. Anugerah salib Kristus memperdamaikan kita dengan Allah (Ho Theos atau Bapa). Dengan pendamaian tersebut kita dapat diterima oleh Bapa tanpa mempersoalkan keadaan “keberdosaan” kita. Bapa memberikan Roh Kudus untuk menuntun kita kepada seluruh kebenaran dengan sarana Injil (Rm. 1:16-17), dan melalui semua peristiwa yang terjadi dalam hidup ini (Rm. 8:28-29). Untuk ini kita harus memahami keselamatan dari tiga dimensi.

     Dimensi pertama dari keselamatan adalah keselamatan ditinjau dari sudut masa lalu (past tense). Keselamatan yang ditinjau dari masa lalu adalah memandang karya atau pekerjaan keselamatan yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus dua ribu tahun yang lalu sebagai telah selesai atau sudah genap (Ibr. 2:1-3). Tuhan Yesus mati untuk semua manusia, dari manusia pertama Adam sampai manusia terakhir nanti (Yoh. 1:29). Tuhan Yesus telah menyelesaikan tugas penyelamatan itu sehingga tidak perlu lagi usaha untuk melengkapi karya Tuhan Yesus yang sudah sempurna tersebut. Ini adalah harga mati, bahwa tidak ada keselamatan di luar Yesus (Kis. 4:12). Banyak orang Kristen hanya berhenti sampai di dimensi ini, mereka merasa sudah ditentukan selamat oleh korban Yesus tersebut.

     Dimensi kedua dari keselamatan adalah keselamatan ditinjau dari masa sekarang atau kekinian (present). Keselamatan yang ditinjau dari masa sekarang adalah pergumulan orang percaya dalam merespon keselamatan. Inilah pergumulan untuk menjalankan hidup baru yang Tuhan berikan. Orang percaya harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Flp. 2:12). Mengerjakan keselamatan adalah belajar bertumbuh mengenakan pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-7). Jelas sekali bahwa keselamatan adalah usaha Allah mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya dan manusia harus meresponnya dengan respon yang benar. Tanpa respon yang benar berarti tidak beriman dengan benar. Iman tanpa perbuatan seperti tubuh tanpa roh (Yak. 2:20-26).

     Keselamatan harus dikerjakan supaya keselamatan menjadi milik yang pasti (Ibr. 6:9-11; 2Ptr. 1:10-11). Menjadi milik yang pasti atau memiliki hak penuh masuk Kerajaan Surga artinya kalau seseorang menyambut keselamatan dengan sikap yang benar, maka tidak mungkin ia sampai binasa. Di sini barulah berlaku pernyataan “sekali selamat tetap selamat.” Status “sekali selamat tetap selamat” tidak bisa dikenakan kepada semua orang Kristen, tetapi untuk mereka yang bertumbuh dalam kesempurnaan seperti Bapa atau serupa dengan Yesus; melakukan kehendak Bapa. Hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa inilah yang benar-benar mengalami keselamatan yaitu mereka diperkenan masuk surga sebagai anak-anak Allah.

     Dimensi ketiga dari keselamatan adalah keselamatan ditinjau dari masa yang akan datang (Rm. 8:24). Keselamatan ditinjau dari masa yang akan datang adalah keseluruhan keselamatan yang diterima orang percaya. Ketika orang percaya memasuki negeri yang tak berzaman, yaitu Kerajaan Tuhan Yesus Kristus, maka barulah genap atau selesai sempurna seluruh proyek penyelamatan Allah. Dalam memandang keselamatan dari dimensi kedua, terdapat fakta adanya pergumulan untuk menerima anugerah keselamatan, yaitu dikembalikan ke rancangan Allah semula atau serupa dengan Yesus. Dengan kehendak bebasnya, manusia memilih untuk hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah atau tidak. Orang yang tidak berjuang untuk menjadi semakin seperti Yesus tidak berhak meyakini dirinya akan diterima di rumah Bapa.


https://overcast.fm/+IqOCam9n0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar