Roma 4:10 “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.”
Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami 👥katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.
Paulus menjelaskan bahwa Abraham dibenarkan pada waktu ia belum disunat.
Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya sunat tidak memiliki peran sama sekali dalam proses pembenaran dari Allah atas diri Abraham.
Tetapi yang menjadi persoalan adalah mengapa sunat diberikan bahkan diharuskan kepada bangsa Israel keturunan Abraham pada tahun 1440 sebelum Masehi atau sekitar 1500 tahun sebelum ada agama Kristen atau 2100 tahun sebelum ada agama Islam? Apa fungsi dan peran sunat tersebut sebenarnya?
Sunat diberikan sebagai tanda bahwa bangsa Israel atau orang Yahudi adalah keturunan Abraham dari Ishak dan Yakub (nenek moyang Israel) merupakan umat pilihan.
Mereka adalah umat pilihan yang dikhususkan bagi Allah (Yahweh).
Hal ini dimaksudkan agar mereka selalu menyadari dan menghayati bahwa mereka 👥 adalah umat pilihan yang tidak sama dengan bangsa lain.
Umat pilihan di sini adalah umat yang harus memikul tanggung jawab, yaitu:
Untuk menyimpan warisan pengenalan akan Allah; siapa dan bagaimana Allah 💗 yang benar itu.
Sekaligus hal itu untuk membuktikan bahwa di dunia ini, Allah yang benar adalah Allah Israel.
Maksud yang lain yang sangat penting juga adalah agar bangsa Israel menjaga eksistensi mereka sebagai umat pilihan, sebab dari bangsa Israel akan dilahirkan Mesias; Juruselamat dunia.
Hal tersebut menggenapi janji Allah 💗 kepada Abraham, bahwa dari keturunannya semua bangsa di dunia akan diberkati (Kej. 12:1-3).
Bangsa Israel membutuhkan tanda secara fisik sebagai pengesahan bahwa mereka berbeda dengan bangsa-bangsa lain.
Tanda fisik sebagai pengesahan tersebut adalah sunat.
Bangsa Israel sangat bangga dengan tanda sunat yang mereka miliki, tanda yang tidak dimiliki oleh bangsa lain pada waktu itu. Kalimat “pada waktu itu” menunjukkan bahwa sekarang tidak lagi menjadi tanda yang eksklusif pada bangsa Israel, sebab orang-orang Islam juga melakukan sunat ini.
Sejatinya, sebelum ada agama Kristen dan agama Islam, tanda sunat sudah dilakukan oleh orang-orang Israel.
Dalam keangkuhan bangsa Israel, mereka menganggap bahwa bangsa yang tidak bersunat adalah bangsa yang tidak berharga, seperti mereka yang berharga di hadapan Allah 💗 (Elohim Yahweh).
Mereka merasa lebih diperlakukan istimewa oleh Allah.
Menurut pemahaman orang-orang Israel, bangsa yang tidak disunat pantas disebut sebagai kafir. Itulah sebabnya mereka menganggap bahwa hanya mereka sebagai umat pilihan Allah (Elohim Yahweh) yang berhak memiliki tanda sunat.
Dalam tulisan Paulus tersebut (Rm. 4:10), Paulus menunjukkan bahwa tanda sunat tidak memiliki nilai keselamatan dalam kehidupan manusia 👥
Sunat hanya menandai bahwa mereka adalah keturunan Abraham yang sah sebagai umat pilihan untuk mewarisi segala berkat jasmani yang Allah janjikan, di antaranya adalah tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.
Bisa dimengerti kalau bangsa Israel atau orang Yahudi merasa berhak atas wilayah tanah Kanaan dari Libanon, sebagian Yordan sampai sebagian wilayah Mesir.
Jika tanda sunat diberikan setelah pembenaran atas Abraham, maka berarti bukan karena sunat itu Abraham dibenarkan, tetapi karena tindakan Abraham dalam menuruti kehendak Allah 💗 yang merupakan ekspresi imannya.
Dengan demikian sangat jelas bahwa karena tindakan Abraham menuruti kehendak Allah 💗 maka ia dibenarkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Yakobus (Yak. 2:21-24 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah 💗 memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.”
Jadi kamu lihat, bahwa manusia 👥 dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman).
Dalam tulisan Paulus, sunat tidak menandai dan menunjukkan hidup keberimanan orang Kristen.
Dengan demikian sunat tidak memiliki nilai keselamatan atau nilai kerohanian sama sekali. Sunat hanya tanda bagi keturunan Abraham dari Ishak dan Yakub.
Pada waktu keselamatan melalui korban Kristus 💗belum dinyatakan, hal ini tidak dipahami oleh bangsa Israel.
Ketika Kekristenan dihadirkan, maka tanda sunat sudah tidak diperlukan sama sekali, sebab sunat yang dikehendaki oleh Allah 💗 adalah sunat hati. Kekristenan mengajarkan kebenaran yang bersifat batiniah.
Tanda-tanda lahiriah sudah harus ditinggalkan, bahkan zaman keberagamaan sudah harus diakhiri, sebab kebenaran hanya melalui dan di dalam Yesus Kristus 💗
Kebenaran melalui dan di dalam Yesus Kristus artinya bahwa manusia bisa dibenarkan di hadapan Allah hanya oleh karena korban Yesus di kayu salib, dan selanjutnya orang percaya harus memiliki kebenaran hidup atau moral yang tidak lagi didasarkan pada hukum, tetapi pada Pribadi Yesus Kristus atau serupa dengan Yesus.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar