Efesus 2 : 8 - 9
Ayat 8 dan 9 pasti terkait dengan ayat sebelumnya.
Kata mati bukan berarti mati secara fisik, juga bukan berarti manusia memiliki kemampuan untuk merespon anugerah Tuhan.
Jadi jangan memaksakan premis, doktrin, asumsi bahwa orang itu bisa selamat karena intervensi Allah π secara mutlak atas individu sehingga orang itu bisa selamat dan tidak atas orang yang tidak dipilih selamat.
Premis itu dipaksakan.
Mati di situ berarti manusia tidak memiliki kesempatan dan kemungkinan untuk dikembalikan ke rancangan semula.
Ketika manusia π₯ jatuh ke dalam dosa, manusia masuk ke area jahat atau baik, tidak bisa masuk ke area sempurna.
Sempurna ini yang ideal, ini rancangan Allah.
Manusia sudah mati, sehingga tidak dapat masuk ke area sempurna.
Jadi Ketika Tuhan Yesus π mati di kayu salib menebus kita, kita bisa menjadi bisa milik Tuhan.
Dalam tatanan Allah, Allah bisa menaruh Roh KudusNya ke dalam diri kita atau dimeteraikan.
Efesus 1: 13
Di sini manusia diberi kesempatan kemungkinan untuk itu.
Jadi tidak secara mistis, gaib, spektakuler manusia dihidupkan.
Mati di situ manusia tidak memiliki kemungkinan posibility untuk dikembalikan ke rancangan semula, untuk sempurna seperti Bapa π atau segambar serupa dengan Tuhan.
Ini penting sekali.
Efesus 2 : 2 - 5
Kami disini adalah Paulus.
Paulus bukan orang durhaka atau orang jahat
Paulus menyatakan bahwa secara moral hukum dia tidak bercacat.
Dia termasuk ada di area jahat dan baik, tidak masuk di area sempurna.
Paulus seperti orang - orang π₯ yang dimurkai.
Kasih karunia atau anugerah tidak otomatis membuat kita ini menjadi baik.
Tidak otomatis kita dikembalikan ke rancangan semula.
Kasih karunia itu membuka pintu menuju sempurna.
Masalahnya adalah orang tidak mengganggap ini luar biasa.
Sehingga Kasih karunia yang begitu besar, anugerah yang besar
tidak dipandang tidak dirasakan sebagai Kasih karunia yang besar.
Itu masalahnya.
Orang tidak tertarik.
Jadi orang Kristen π₯hanya beragama Kristen tapi tidak mendapat pencerahan dalam pikirannya, tidak mendapat pencerahan dan dalam batinnya kekayaan kemuliaan Allah.
Tidak memandang ini sesuatu yang luar biasa.
Maka tidak ada perjuangan mencapai kesempurnaan yang Tuhan kehendaki.
Efesus 2 : 6
Yang menulis ini adalah orang yang alam pikirannya diubah Tuhan.
Kalau kita tidak memahami alam pikiran Paulus sulit
Makanya teolog - teolog yang membangun doktrinnya berdasarkan buku perbuku di perpustakaan, tetapi tidak memahami hidup ini, tidak merasakan betapa pedihnya hidup, pencarian nafkah, dan lain sebagainya.
Dia tidak bisa menterjemahkan Firman ini secara benar.
Paulus menulis ini sebagai orang yang hidup di masyarakat Kristen, masyarakat luar, masyarakat umum di tengah aniaya yang begitu hebat.
Paulus seorang yang meninggalkan semau kegemerlapan hidup.
Keagungannya sebagai anggota sanhedrin. kehormatannya sebagai pemimpin agama.
Bagaimana ia mempertaruhkan hidupnya untuk Tuhan π
Maka alam pikiran Paulus tidak mudah dijajaki, dipahami orang pada umumnya.
Jadi kita bisa mengerti seorang pembicara, seorang penggali Alkitab π masih mencintai dunia.
Dia tidak akan bisa mengerti pikiran Paulus.
Masalahnya orang tidak mengganggap mencapai kesempurnaan untuk dihidupkan bersama Kristus sesuatu yang agung bernilai.
Paulus berkata kami ini termasuk orang - orang durhaka.
Dia tidak menghargai lagi keagungan moral yang dia miliki.
Jika dibanding dengan Kasih karunia yang membawa dia ke kesempurnaan.
Efesus 1 : 4 - 5
Kalau kita bisa jadi orang kristen itu Kasih karunia, artinya orang yang terpilih.
Kita π₯ dipilih, hargai pilihan ini.
Ditentukan jadi anak Allah bukan hanya status, tapi keberadaan untuk pantas disebut anak Allah.
Kita kita tidak mengenai. Kristus kita tidak bisa disebut anak Allah.
Kesimpulannya :
- Yang namanya beriman itu makin seperti Kristus.
- Yang namanya beriman hidup tidak bercacat dan tidak bercela.
Jika tidak demikian Kekristenan tidak beda dengan agama lain.
Kalau beriman itu dipahami hanya percaya Allah π, melakukan perbuatan baik secara hukum, sembahyang, pergi ke rumah ibadah, itu beriman.
Tetapi kekristenan menjadi seperti Yesus, bermoral ilahi.
Tidak ada yang bisa lawan.
Ini yang baru orisinil.
Kita ditentukan untuk itu.
Jadi jangan heran Paulus meninggalkan segala sesuatu dan mengganggapnya sampah, karena panggilan ini mahal.
Roma 8 : 28 - 29
Harus ada perjuangan.
Kata turut teks aslinya
tidak ada.
Sehingga Allah π memakai semua sarana untuk mengubah kita.
Maka Roh Kudus harus dimeteraikan Efesus 1:13
Supaya Roh Kudus itu
menuntun kita ke seluruh kebenaran.
Makanya orang yang menjadi umat tebusan, agendanya hanya satu menjadi serupa dengan Yesus.
Kalau kita tidak punya agenda ini, kita tidak mungkin jadi orang Kristen π₯ yang benar.
Beragama Kristen tapi bukan Kristen.
Agenda kita hanya satu,
- Bagaimana mengenakan kodrat ilahi.
- Bagaimana kita bisa hidup serupa Tuhan Yesus.
Itu namanya beriman.
Jangankan gembala memaksa tertarik.
Tuhanpun tidak memaksa kita untuk tertarik hal ini.
Mungkin kita tidak berkata tidak tertarik, tetapi di dalam jiwa kita, syaraf - syaraf kita sudah mengalir percintaan dunia π sehingga tidak mampu mendalami perasaan Paulus yang menulis itu.
Jadi kita bisa mengerti Tuhan Yesus π berkata perkataanKu itu Roh dan kehidupan.
Kalau kita menilai mengasumsikan secara lahiriah secara duniawi tidak bisa.
Jadi kita bisa mengerti pembicara - pembicara pada penganut teori kemakmuran tidak berani memungut ayat perjanjian baru, biasanya perjanjian lama, cerita - cerita Daud, Bangsa Israel.
Kita disamakan dengan Bangsa Israel.
Doa Bapa kami jadi Doa Yabes.
Kalau kita tidak fokus, banyak hal yang lewat.
Maka Tuhan π berkata kita harus meninggalkan segala sesuatu, maksudnya supaya kita fokus menemukan kapan, bagaimana cara Aku mengubah kita.
Kita sekolah, kuliah, bisnis, berumahtangga, apapun itu hanya support tujuannya bagaimana serupa dengan Tuhan Yesus.
Karena itu perkataan Tuhan π, kita harus taat, berjuang menyangkal diri.
Hidup kita singkat.
Kita harus mempersiapkan diri untuk pengadilan Tuhan.
Roma 8 : 29
Kita jadikan ini beban atau jadikan ini berkat.
Tinggal perspektif kita, sudut pandang kita bagaimana.
Ditentukan untuk serupa dengan Yesus π
Sekarang tergantung respon kita.
Bagi orang yang tertarik dunia akan berkata "Yah"
Bagi orang yang merespon anugerah Tuhan akan berkata "Yes" walaupun mahal.
Prestasi tertinggi dalam hidup ini melakukan kehendak Bapa, dan itu serupa dengan Tuhan Yesus π
Di sini diperlukan integritas.
Kita dipilih bukan hanya jadi orang baik, tapi sempurna.
Dipilih sebelum dunia π dijadikan.
Dipilih bukan berarti lulus.
Tidak semua orang π₯ punya kesempatan seperti kita.
Dipilih bukan berarti sudah selamat.
Kita dipanggil, artinya punya kesempatan.
Yang dipanggil itu dibenarkan.
1. Dipanggil benar walaupun belum benar.
2.Dipanggil benar bila sungguh - sungguh.
Harus sungguh - sungguh benar dulu.
Tidak mungkin Tuhan mengakui benar walau dia tidak benar.
Tuhan π memberi peluang untuk serupa dengan Dia oleh Kasih karunia itu.
Tapi kalau kita berkata, semua hanya anugerah, mati dia di situ.
Tidak sungguh - sungguh memperkarakan dengan umur rohani dengan kualitas rohani seperti ini.
Jadi ada umur rohani yang diperhatikan supaya pembenaran itu akhirnya diakui benar, karena benar - benar benar.
Roma 8 : 30
Tidak mungkin orang yang tidak benar dimuliakan.
Sekarang masalahnya apakah kita tertarik dengan hal ini ?
Kalau kita sudah terikat dengan percintaan dunia π, dengan kemewahan, harga diri, sudah susah.
Tapi kita bisa keluar dari keadaan itu kalau kita sungguh - sungguh.
Jadi mati di situ bukan berarti kita tidak mampu merespon Tuhan.
Anugerah itu potensi untuk mencapai kesempurnaan.
Dengan mencapai kesempurnaan serupa Yesus π, kita diakui benar artinya benar - benar benar lalu kita bisa dimuliakan.
Selama ini Kita tidak punya target karena merasa sudah dianggap benar.
Meskinya yang menagih kita hidup berkenan, mengerti firman Tuhan.
Kita belajar Firman supaya hidup kita berubah.
Amin...π·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar