Selanjutnya kita masuk dalam bahasan penting yaitu Roma 3:4, tertulis: … Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: “Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi”.
Penting sekali untuk membahas ayat ini dengan tepat, sebab selama ini Roma 3:4 dijadikan landasan oleh banyak pemikir Kristen bahwa semua manusia 👥 telah rusak. Kalimat “semua manusia pembohong” dalam ayat ini dimengerti bahwa semua manusia sudah rusak sama sekali, juga dipahami sebagai tidak ada baiknya sama sekali pula.
Dari pengertian tersebut dibangun landasan untuk membangun premis teologi yang salah. Kemudian membedakan kerusakan total dan kerusakan mutlak yang sebenarnya makin membingungkan. Kesalahan tersebut bisa merusak pengajaran mengenai keselamatan.
Kata ‘pembohong’ dalam Roma 3:4 dipahami oleh banyak teolog bahwa keadaan manusia 👥 sungguh-sungguh sangat rusak.
Mereka memandang bahwa semua manusia dipandang tidak memiliki kebaikan sama sekali. Dengan pandangan ini, maka mudahlah membangun teologi bahwa manusia tidak dapat meresponi keselamatan sama sekali. Dengan demikian kelompok teolog tertentu dapat membangun premis yang tidak tepat bahwa keselamatan dapat dipahami sebagai penentuan dari Tuhan 💗 semata-mata.
Manusia dipandang sebagai berkeadaan “mati’”, sehingga perlu intervensi secara penuh dari pihak di luar manusia, dalam hal ini dari pihak Tuhan 💗
Pemikiran ini juga didasarkan pada ayat dalam Efesus 2:1 (Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu).
Mereka menafsirkan kata “mati” di sini secara sembarangan, sehingga membangun premis yang salah.
Memang tidak dapat dibantah bahwa keadaan manusia telah tidak seperti yang dikehendaki atau dirancang oleh Allah 💗 karena pemberontakan Adam dan hawa.
Tetapi ini bukan berarti manusia sudah rusak sama sekali.
Keadaan manusia yang jatuh dalam dosa dibanding dengan “rancangan Allah semula” sangatlah jauh; tidak dapat ditolerir sama sekali. Keadaan “rancangan Allah semula”, manusia dapat memiliki kesucian moral berstandar Allah 💗 sendiri.
Jadi, keadaan manusia yang berdosa dengan rancangan Allah semula tidak dapat dibandingkan sama sekali.
Rancangan Allah 💗adalah mutlak dengan nilai absolut yang tidak boleh direduksi atau dikurangi nilainya.
Tetapi manusia 👥 masih memiliki kebaikan “standar manusia” yang telah kehilangan kemuliaan Allah, bukan standar Allah.
Banyak orang memungut ayat dalam Roma 3:4 tanpa memperhatikan konteksnya dengan teliti dan tidak melihat teks aslinya, sehingga mereka tidak menemukan makna orisinal dan yang benar dari ayat tersebut. Memahami ayat dalam Roma 3:4 ini, kita harus menghubungkan dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat 1-3: Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia? Dalam ayat-ayat ini dipersoalkan mengenai kesetiaan Allah. Allah adalah Allah 💗 yang setia, walau umat pilihan tidak setia.
Dalam bagian lain dalam Alkitab Paulus mengatakan: Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” (2Tim. 2:13). Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan memberi kesempatan manusia untuk berbalik dan bertobat.
Namun demikian harus dicatat bahwa kesetiaan Allah tetap terbatas.
Kalau sampai pada akhirnya seseorang atau suatu komunitas tetap tidak setia, yang artinya menolak Allah 💗, maka Allah juga akan menolak mereka.
Dalam hal ini kesetiaan Allah bukan berarti membuat Allah kompromi terhadap dosa atau menolerir kalau ada seseorang atau suatu komunitas menolak jalan keselamatan yang Allah sediakan dan tidak mau bertobat.
Dalam Roma 3:4 dikatakan bahwa semua manusia 👥 adalah pembohong.
Kata pembohong dalam teks aslinya pseustes (ψεύστης).
Kata ini tidak boleh dipahami sebagai menipu, seperti pengertian menipu secara umum.
Kata pseustes memiliki beberapa pengertian, antara lain: one who breaks faith, a false and faithless man, a liar (orang yang merusak kesetiaan atau iman, suatu kesalahan, orang yang tidak setia, seorang penipu).
Pada dasarnya kata pseustes berarti ‘ketidaksetiaan’. Ketidaksetiaan sangat berbeda dengan pengertian menipu secara umum.
Kalau kata pseustes dipahami sebagai menipu secara umum atau dipahami sebagai kerusakan total dan mutlak, maka makna orisinal dalam Roma 3:4 akan hilang.
Jadi kalau dikatakan bahwa semua manusia 👥 pembohong, maksudnya adalah bahwa semua manusia telah berkeadaan tidak setia atau telah mengingkari perjanjian dengan Allah.
Fakta ini telah terjadi sejak manusia jatuh dalam dosa. Pengingkaran perjanjian itu dilakukan oleh manusia, yang diwakili oleh Adam.
Hal ini sama dengan apa yang dikatakan bahwa manusia 👥 telah mengingkari kesetiaan terhadap Allah. Ketidaksetiaan Adam menyeret semua manusia juga berkeadaan tidak setia atau mengingkari kesetiaan kepada Allah. Hal ini dikalimatkan dalam Alkitab 📚 bahasa Indonesia sebagai “semua manusia pembohong”.
Dalam teks bahasa Inggris ada yang menerjemahkan but every man a liar (King James).
Tetapi ada juga yang menerjemahkan every man be false (Revised Standar Version).
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar