Selasa, 06 Februari 2018

RH Truth Daily Enlightenment “TINDAKAN KASIH YANG MENYELAMATKAN”  4 Februari 2018

Dalam bab terdahulu kita telah membahas kata “dibenarkan” dalam konteks hidup orang-orang di luar orang percaya 👥 Orang-orang yang dibenarkan dalam Roma 2:13 bisa saja masih dalam keadaan mempunyai kesalahan atau belum sempurna (pasti tidak mungkin sempurna), tetapi mereka melakukan tindakan kasih yang menunjukkan bahwa mereka tidak membahayakan bagi sesamanya sama sekali.

Tentu orang-orang seperti ini juga tidak membahayakan bagi Kerajaan Surga nanti dalam pemerintahan Tuhan Yesus 💗
 Itulah sebabnya mereka diperkenankan memasuki atau mengalami dunia yang akan datang atau masuk langit baru dan bumi yang baru sebagai anggota masyarakat.

Untuk kata pembenaran atau dibenarkan dalam kehidupan orang-orang di luar Injil, ketika di hadapan pengadilan Allah, dianggap bahwa mereka benar.
 Hal ini bukan berdasarkan keadaan mereka yang tidak pernah bersalah atau sudah berkeadaan sempurna (mencapai kesempurnaan dalam kesucian), tetapi mereka memenuhi kriteria untuk diperkenankan masuk langit baru dan bumi 🌏 yang baru, yaitu karena tindakan kasih terhadap sesama.

Untuk orang-orang yang tidak mendengar Injil, mereka dihakimi menurut perbuatan berdasarkan Taurat yang tertulis di hati mereka.
 Ketika mereka mengasihi sesama seperti diri sendiri, yang adalah inti dari hukum Taurat bagian dua (Mat. 22:37-40), maka mereka dibenarkan, artinya diperkenankan masuk dunia yang akan datang.

Tindakan kasih yang berangkat atau didasarkan pada nurani mereka yang mengasihi sesama, membuat mereka dibenarkan.
Fragmen pembenaran bagi orang di luar Injil ini dikemukakan oleh Tuhan Yesus 💗 dalam Matius 25:31-46.
Tindakan kasih yang dilakukan seseorang terhadap sesamanya membuat seseorang diperkenankan masuk dunia yang akan datang.

Inilah tindakan pembenaran oleh Tuhan bagi mereka yang ada di luar Injil.
Penghakiman ini dilakukan berdasarkan perbuatan dan memang semua penghakiman atau pengadilan Allah 💗 selalu berdasarkan perbuatan. Perbuatan atau perilaku seseorang yang digerakkan oleh nuraninyalah yang menjadi ukuran seseorang pantas masuk dunia yang akan datang atau tidak.

Banyak orang Kristen berpikir bahwa penghakiman atau pengadilan tidak berlaku lagi bagi orang yang memiliki iman terhadap Tuhan Yesus 💗
Mereka berpikir bahwa nanti kalau mereka mati, tanpa pengadilan, mereka dapat masuk ke surga dengan mudah.
Ini pendapat yang keliru.

Paulus menyatakan bahwa dirinya dan jemaat akan menghadap takhta pengadilan Allah (2Kor. 5:9-10).
Semua orang 👥 akan dihakimi menurut perbuatannya.
Hal ini mengisyaratkan bahwa sesungguhnya hanya dari perbuatan seseorang nampak kualitas imannya.

Orang Kristen yang berpandangan bahwa dirinya tidak akan dihakimi, karena merasa telah memiliki iman, sesungguhnya mereka belum mengerti apa yang dimaksud dengan iman itu.
Jadi, pengadilan Tuhan 💗m yang memperkarakan perbuatan, akan membedakan apakah seseorang anak Allah layak masuk ke dalam anggota keluarga Kerajaan atau hanya anggota masyarakat; apakah layak dipermuliakan bersama dengan Tuhan Yesus atau hanya masuk dunia 🌏yang akan datang sebagai anggota masyarakat.

Menegaskan hal ini, dalam Roma 8:17 mengatakan bahwa hanya orang yang menderita bersama dengan Tuhan Yesus 💗 yang menjadi ahli waris dan dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus. Menderita bersama dengan Tuhan Yesus menunjuk kualitas perbuatannya.
Sesungguhnya, percaya atau beriman bukan hanya aktivitas nalar pikiran.

Percaya adalah tindakan. Itulah sebabnya dalam Yakobus 2:20-22 tertulis, Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita 👥, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Dalam tulisannya ini Yakobus menyatakan bahwa iman bukan hanya mengakui Allah itu ada, juga bukan hanya mengakui status dan sejarah Tuhan Yesus 💗 Percaya adalah penurutan terhadap kehendak Allah, seperti yang dilakukan oleh Abraham.
Abraham hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah. Orang percaya yang dibenarkan adalah orang yang melakukan kehendak Bapa.

Ini berarti hanya orang yang memiliki ketaatan seperti Yesus yang memiliki pembenaran secara benar.
Jadi, kalau seseorang hanya mampu mengasihi sesama dengan perilaku yang baik, maka mereka menjadi anggota masyarakat, tetapi kalau seseorang memiliki ketaatan kepada Bapa💗 seperti Tuhan Yesus, maka merekalah yang dibenarkan versi orang percaya dan menjadi keluarga Kerajaan.

Walaupun kata “dibenarkan” untuk orang di luar Injil atau bangsa-bangsa lain dan orang percaya sama, yaitu dikaio, tetapi isi dari pembenaran bagi mereka dengan pembenaran dalam hidup orang percaya 👥 berbeda. Buah atau dampak dari pembenaran masing-masing juga sangat berbeda.

Pembenaran bagi orang di luar orang percaya hanya diperkenankan masuk dunia yang akan datang sebagai anggota masyarakat, tetapi bagi orang percaya 👥 pembenarannya membawa mereka kepada status sebagai anak-anak Allah yang terhisap sebagai anggota keluarga Kerajaan dan yang dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar