Selasa, 20 Februari 2018

Chinese New Year Celebration Minggu,18 Feb 2018 Pdt Dr Erastus Sabdono

Ada satu hal yang sering dilupakan banyak orang πŸ‘₯, yaitu : kenyataan bahwa kita ada dalam perjalanan waktu.
Ketika Tuhan berkata
Pada hari kamu makan buah itu kamu akan mati.
Sejak itu, tidak bisa tidak manusia harus tunduk pada perjalanan waktu.

Seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa, tidak akan ada kematian.
Waktu ⌚ tunduk pada kehidupan.

Karena manusia jatuh dalam dosa, tidak bisa tidak Kehidupan yang tunduk pada waktu.

Manusia memilih memberontak pada Allah.
Manusia yang membuat kehidupan tunduk pada waktu ⌚
Ini sesuatu yang benar - benar tragis.

Segala sesuatu ada masanya.
Begitu pula pengkhotbah mengatakan.
Segala sesuatu ada masanya.
Manusia πŸ‘₯ tidak bisa membusungkan dada untuk sombong.
Sebab siapapun manusia harus tunduk pada waktunya.

Bahkan tragisnya, ketika anak manusia baru lahir bayi yang baru lahir, ia dimasukkan dalam perjalanan waktu dan memiliki ujung.
Ia harus tunduk dalam perjalanan waktu ⌚
Ujungnya bisa 2 hari, seminggu atau sebulan.

Di dalam perjalanan waktu itu setiap individu, setiap orang pasti akan menemui ujungnya.

Dan Tuhan tidak memberitahu masing - masing kita di mana ujung perjalanan waktu itu.

Begitu bayi dilahirkan, maka ia telah dieksekusi. hukuman mati.
Tidak tahu eksekusi itu dilangsungkan tahu dilaksanakan.
Bisa 2 hari, bisa beberapa hari, bisa beberapa bulan, bisa beberapa tahun yang pasti ada ujungnya.
Kalau kita manusia pada umumnya memiliki ujung 70 th sd 80 th, dan itu pasti.

Tetapi ingat Tuhan πŸ’— tidak pernah memberitahukan sampai kapan ujungnya Kehidupan kita.
Tuhan menghendaki demikian.
Kita tidak perlu tahu
ujung perjalanan hidup kita.

Sebab dengan kita tidak tahu ujung perjalanan hidup kita teruji,
- Apakah kita memperlakukan Tuhan dengan benar ?
- Apakah kita menyelenggarakan hidup ini dengan benar atau
tidak ?

Sebab kalau orang tahu dia akan meninggal, maka sikap berjaga -jaganya tidak natural, tidak benar, tidak proporsional, tidak tepat.

Terkait dengan hal ini Tuhan Yesus πŸ’—mengatakan dalam
Matius 25 : 1 - 13 tentang sikap berjaga - jaga.
Ini kisah yang tidak asing bagi Kita.
"Lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh."
Dua - duanya menantikan mempelai.

Semua mereka ada dalam penantian.
Penantian terhadap kedatangan mempelai.
Tidak diberi tahu kapan kedatangan mempelai itu.
Maka tidak heran mereka tertidur selama dalam penantian itu.
Lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh, sama - sama tertidur.

Ini berbicara mengenai keadaan manusia πŸ‘₯, semua juga memiliki kelemahan dan kekurangan.
Tetapi lima gadis yang bijaksana memiliki minyak persediaan.
Kalau orang pentakosta dan kharismatik, berbicara minyak selalu dihubungkan dengan Roh Kudus.

Tapi sebenarnya minyak ini bicara sikap berjaga - jaga.
Di akhir perupamaan tersebut, Tuhan Yesus πŸ’— berkata, karena itu berjaga - jagalah, sebab kamu tidak tahu hari maupun saatnya.

Penantian yang dimaksud injil Matius pasal 25.
Ini belum tentu bertalian berbicara akhir zaman dan kedatangan Tuhan πŸ’—
Ini juga bisa bicara ujung hidup kita masing - masing.

Sebab ketika Tuhan Yesus, memaparkan perumpamaan itu.
Jelas Tuhan tahu ini tidak berbicara tentang kedatangan Tuhan kedua kali.
Sebab sampai hari ini Tuhan πŸ’— juga belum datang.

Tuhan Yesus berbicara kepada kelompok orang Yahudi dan murid - murid pada waktu itu.
Yang sebenarnya menghadapi hancurnya, runtuhnya Yerusalem.

Satu kejadian yang tidak mereka pikir dan duga sebelum 40 th sesudah mereka mendengar perumpamaan ini.
Di mana para pendengarnya sebagian masih hidup.
Yerusalem, Yehuda dikepung dan dihancurkan.

Tuhan mempersiapkan orang - orang percaya πŸ‘₯ dan segala kemungkinan yang tidak pernah mereka duga.

Ini berbicara akhir zaman yang bertalian akhir Yerusalem waktu itu.
Jadi sebenarnya masing - masing keadaan kita seperti Yerusalem ini.

Apakah akhir hidup kita ada :
- Di pembaringan rumah sakit
- Di pesawat pada waktu pesawat meledak di udara.
- Atau pada waktu di jalan raya, aspal jalan itulah pembaringan terakhirmu. - - Atau waktu nonton TV πŸ“Ί dengan keluarga, tiba - tiba jatuh dan meninggal dunia.

Masing - masing kita punya momentum itu.
Pasti punya momentum itu, dan kita tidak tahu kapan ?
Oleh sebab itu kita harus berjaga - jaga.

Jangan berpikir hanya orang yang tidak punya kelemahan bisa berjaga - jaga.
Semua orang πŸ‘₯ juga punya kelemahan dan kekurangan.

Justru di dalam kelemahan dan kekurangan itu kita harus terus membenahi diri.
Membenahi diri supaya momentum yang dasyat itu terjadi kita siap menghadapi.
Jangan kita bilang tidak siap pada waktu kejadian.
- Kenapa istriku harus meninggal ?
- Kenapa suamiku harus meninggal ?
- Kenapa orang tuaku harus meninggal ?
- Atau kita sendiri pada saat di ujung maut, kita
tidak bisa mengelak keadaan itu.

Oleh sebab itu sikap berjaga - jaga itu harus kita miliki setiap saat.
Ini berbicara soal kekekalan.
Kalau hanya makan, minum, kendaraan, rumah, pakaian, tas, arloji itu hal fana yang tidak boleh merenggut kita sia - sia.
Tidak boleh merenggut waktu ⌚ kita sia - sia.
Kita harus memikirkan kekekalan.

Pada hari engkau makan buah itu engkau mati.
Mati di situ bukan mati kekal, itu mati sementara.
Sebab Tuhan πŸ’—merancang kehidupan di balik kematian, ada kebangkitan.
Dan itulah pengharapan kita.
Jangan menaruh pengharapan pada apapun dan siapapun.

Pengharapan kita harus di balik kubur itu.
Untuk itu kita berjaga - jaga.
Mestinya Kita hidup untuk pengharapan itu.
Menyadari hal ini maka setiap orang harus ada, pendekatan perdamaian dengan Tuhan.
Tidak boleh ada satu keadaanpun kita tidak harmoni dengan Tuhan.

Mungkin ada orang yang merasa diri brengsek.
Dan Tuhan πŸ’— tahu itu.
Bawalah kepada Tuhan, mohon pengampunanNya, mohon tuntunanNya, mohon Tuhan menuntunnya agar bisa berubah.
Berlaku Firman Tuhan.
Yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Allah.

Perhatikanlah bagaimana kita berkebiasaan hidup.
Efesus 5 : 15 - 17
Ketika mata kita tertutup selamanya, kita melihat
Satu menitpun sangat
berharga.

Ketika orang menutup mata untuk selamanya, dia menatap kekekalan, dan tidak bisa balik lagi ke tubuhnya, ia menatap kekekalan yang tidak berujung.
Dia tidak bisa balik lagi, dia tidak punya kesempatan memperbaiki diri.
Betapa mengerikan keadaan itu.

Tetapi ini yang jarang kita renungkan.
Kita hidup seakan - akan di jalan yang tidak berujung.
Dan kita berpikir keadaan selalu demikian.
Setiap detik hidup kita berubah.
Kita πŸ‘₯ harus berpikir realistis.
Bahwa perjalanan kita pasti ada ujungnya.

Di ujung itu ada momentum - momentum yang tidak pernah kita pikirkan.
Momentum - momentum yang dasyat.
Banyak orang tidak sanggup menghadapi ini.

Ada momentum - momentum yang tidak pernah kita duga.
Banyak orang πŸ‘₯ tidak berpikir itu.
- Seakan - akan jalan tidak berujung.
- Seakan - akan keadaan tidak berubah.
Padahal keadaan bisa berubah setiap saat.

Jadi setiap saat kita siap menghadapi situasi yang tidak pernah kita duga .
Janganlah kita bodoh, tetapi usahakan kita mengerti kehendak Tuhan.
Kata bodoh = ceroboh
Afrones = tidak hati - hati.

Kita harus bersiap - siap menghadapi situasi.
Kita ada dalam perjalanan waktu.
Sekarang masalahnya waktu kita atau waktu Tuhan ?
Kita telah ditebus darah Tuhan Yesus πŸ’—, segenap hidup kita milik Tuhan.

Waktu kita adalah waktunya Tuhan.
Kita hanya boleh mempunyai satu agenda. Satu - satunya agenda adalah memuliakan Tuhan.

Dan standar memuliakan Tuhan adalah :
bagaimana kita serupa dengan Tuhan Yesus. Serupa dengan Tuhan Yesus πŸ’— adalah selalu melakukan kehendak Bapa.
Kita dalam perjalanan waktu .
Masalahnya waktu siapa ?

Kalau kita anak Allah segenap hidup kita milik Tuhan.
Kita hanya punya satu agenda, satu tujuan hidup.
Maka waktu Kita harus menjadi waktunya Tuhan.
Ini tersulit dalam hidup.
Kita harus jaga - jaga
Kita harus menghentikan waktu hidup kita.
Kita sudah menghabiskan banyak waktu ⌚ kita untuk kesenangan dan kepuasan kita.

Waktu kita sudah habis, sudah berhenti sampai di sini.
Waktu ke depan adalah waktu milik Tuhan πŸ’—
Tidak ada bagianku di dalamnya.
Tidak ada bagianku untuk memiliki kesenangan.
Ini bagian Tuhan.

Untuk itu aku harus mengusahakan mencari, mengerti, dan melakukan kehendak Tuhan.
Ini bagian waktu Tuhan.
Dibutuhkan keberanian.
Kalau tidak demikian kita tidak punya sikap berjaga - jaga yang benar.

Kelihatannya ekstrim, tetapi ini standar.
Alkitab πŸ“š berkata Kita telah dibeli dengan harga lunas dibayar.
Lunas artinya : sudah selesai.
Kita tidak punya keberhakan atas diri kita. Tidak ada cita - cita untuk kesenangan kita , semua untuk Tuhan.
Kamu telah dibeli, segenap hidupmu milik Tuhan.
Kita hanya punya satu agenda memuliakan Tuhan.

Untuk memuliakan Allah kita harus seperti Yesus.
Yang prinsipNya melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya.

Untuk itu waktumu harus kamu selesaikan.
Sudah banyak waktu yang kita gunakan untuk kesenangan kepuasan  diri kita sendiri.
Waktu ⌚ kita ke depan adalah milik Tuhan.
Ini suatu hal yang berat.

Kalau kita punya komitmen yang sungguh - sungguh, punya tekad yang kuat.
Kita bisa melakukannya.
Kita akan terbiasa melakukannya.
Sehingga menjadi irama yang menyatu dalam hidup kita.

Ini mahal harganya.
Kalau kita menghitung dengan usia kita, tidaklah keberatan dibanding dengan kekekalan.
Memang yang membuat kita tidak bisa kita mengakhiri hidup kita πŸ‘₯ adalah daging kita, ambisi kita.

Waktu kita sudah habis, waktu ke depan waktu milik Tuhan.
Kita hidup hanya mencari, mengerti, dan melakukan kehendakNya.
Ini satu kebenaran yang ditambahkan Tuhan πŸ’— melengkapi kita, mati sebelum kita mati.

Kalau kita bisa melakukan ini, apapun yang terjadi, tidak ada yang kita takuti.
Ini tidak mudah kita harus peroleh.
Ini membutuhkan usaha yang harus dilakukan sungguh - sungguh segenap hidup tidak bisa setengah - tengah.

Lima gadis yang bodoh yang ditoloak akhirnya tidak masuk perjamuan kawin bukan tidak punya usaha.
Mereka πŸ‘₯ juga punya pelita, pelitanya juga sempat menyala, tetapi kecerobohannya mereka tidak memiliki persediaan minyak.

Jadi ketika pelita mereka mati, kehabisan minyak.
Mereka mencari minyak, tetapi tidak bisa lagi.
Mestinya harus dipersiapkan jauh - jauh hari.

Semua kita juga punya kelemahan dan kekurangan.
Tetapi seberapa kita sungguh - sungguh melihat kelemahan dan kekurangan kita.

Hanya orang yang menggunakan waktunya untuk berjuang untuk melakukan kehendak Tuhan πŸ’—, guna menggunakan hubungan yang harmoni dengan Tuhan orang yang berhasil untuk hidup tidak bercacat dan tidak bercela.
Hasil inilah yang dikehendaki Tuhan.
Tuhan akan memberi hikmat - hikmat yang baru.

Jangan takut kelihatan aneh.
Jangan takut kehilangan kesenangan dunia 🌏
- Bukan kesucian yang setengah - tengah yang Tuhan kehendaki
- Bukan pengadian yang setengah - tengah yang Tuhan kehendaki, tetapi sepenuhnya.

Dan akhirnya Tuhan tidak akan memberikan tempat kepada orang yang setengah - tengah.
Tidak ada program setengah - tengah di dalam Tuhan.
Firman Tuhan mengatakan kamu tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.
Segenap hidupmu atau tidak usah sama sekali.

Orang kristen πŸ‘₯ yang memiliki usaha setengah - setengah sesungguhnya orang Kristen yang tidak berjaga - jaga.
Orang Kristen seperti ini tidak menjadi jahat.
Bukan orang bejat.
Orang Kristen yang baik, bergereja, dan berjemaat.
Tapi tidak membangun kehidupan yang semakin berkenan kepada Allah.

Kalau harga Tuhan 1 jt, rp 950 Masih penghinaan.
Harga Rp 1 jt tetap Rp 1 juta.

Kalau suatu hari kita bertemu Tuhan πŸ’—, kita akan gemetar.
Kita tidak pernah berpikir
Begitu terhormatnya Alalh, begitu terhormatnya Tuhan.
Kita memberi harga yang murah kepada Tuhan yang begitu besar.

Karena kita membagi hati kita ke dunia.
Kita bukan orang jahat, atau orang bejat di mata manusia.
Kita bergereja πŸ’’ dan berjemaat, tetapi kita tidak membangun keberkenanan kepada Tuhan.

Seandainya kita ambil rapor.
Kita tidak dianggap lulus. Kita tidak dianggap layak.
Karena kita tidak memperkarakan diri dengan sungguh - sungguh.

Kita harus memperkarakan dengan Roh Kudus πŸ’—
Di mata Allah apakah kita sudah melakukan kehendak Allah ? atau belum ?

Di usia 70 th 80 th
Ada hukum percepatan yang tidak bisa dilangkahi.
Misalnya kecepatan kita. paling tinggi 200 km perjam.
Itu tidak mungkin dibuat 500 km per jam.
Paling bisa 250 km perjam.

Tapi Tuhan dalam kebijakanNya sudah mengukur, seandainya 50 th baru bertobat dengan usia 20 th kita dapat mencapai keberkenanan.
Walaupun perkenanan tidak seperti pada usia 20 th kamu bertobat.

Untuk menjadi pelari yang punya kecepatan lari yang optimal
Tidak boleh memiliki beban.
Kalau kita πŸ‘₯ masih memiliki kesenangan - kesenangan ini mengganggu perlombaan.
Kita harus membuat Tuhan senyum lebar ketika kita bertemu denganNya.

Orang yang paling bahagia adalah orang yang tidak punya kesenangan dunia.
Orang yang paling merdeka, adalah orang yang tidak punya kesenangan dunia.
Supaya kita bisa fokus makananku melakukan kehendakNya dan menyelesaikan pekerjaannya.

Kita tidak tahu ujungnya kita.
Tetapi pasti sampai.
Ada kejadian - kejadian yang tidak terduga akan terjadi ke depan.
Kita πŸ‘₯ harus berpikir realistis, jangan ceroboh.

Amin... 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar