Senin, 27 November 2017

Seminar " Menjual Nama Yesus " Sabtu, 11 Nov 2017 ( Sesi 1 - 4 ) Pdt Dr Erastus Sabdono

🌷Sesi ke1
Di dalam injil terdapat kisah yang hampir semua orang Kristen πŸ‘₯ mengenal, yaitu mengenai Yudas yang menjual Yesus.

Dari kisah Yudas menjual Tuhan Yesus πŸ’— ini, kita dapat memperoleh banyak pelajaran.
Yudas dikenal sebagai Yudas anak Simon Iskariot.
Ada beberapa nama Yudas Yang lain.
Tapi Yang jelas Yudas Yang menjual Yesus πŸ’– adalah Yudas Iskariot.

Yudas Iskariot salah satu murid yang dipilih Tuhan Yesus.
Yang sebelum Tuhan Yesus memilih murid - muridNya ini.

Injil lukas 6
Tuhan Yesus πŸ’– berdoa semalam - malaman.
Adalah sangat logis kalau di dalam doa semalam - malaman tersebut Tuhan Yesus πŸ’— juga mempercakapkan mengenai orang yang akan dipilihNya.

Dan tentu apa yang dilakukan Tuhan Yesus πŸ’– atau yang dilakukan Yesus itu bukan satu tindakan sandiwara.
yang memilih Yudas, lalu sengaja menjadikan  Yudas sebagai alat penjahat.

Seakan - akan Yudas dibuat berwatak buruk suka mencuri, dan akhirnya dibuang.
Adapun mustahil kalau Tuhan πŸ’– bekerja sama dengan iblis merasuki Yudas.
Ikut merusak karakter Yudas dan akhirnya
mengkhianati Tuhan Yesus.

Sesungguhnya Tuhan Yesus πŸ’– yang pada waktu itu telah mengosongkan diri dan melepaskan keilahianNya sebagai Allah yang tahu segala sesuatu.

Yesus tidak tahu
bahwa Yudas yang akan mengkhianatiNya.
Tetapi Yesus πŸ’– tahu bahwa salah satu dari muridNya yang akan memgkhianatiNya.

Sebab satu orang yang makan bersama - sama Dia melawan Tuhan.
Tetapi Yesus tidak tahu bahwa itu Yudas.
Pada mulanya tidak tahu,  itu Yudas.
Yesus tidak sandiwara.

Kisah 1 : 25
Firman Tuhan πŸ’— mengatakan bahwa, Dia menerima jabatan pelayanan itu yaitu : kerasulan yang ditinggalkan.
Yudas meninggalkannya bukan didesign untuk meninggalkanNya.

Jadi memang Yudas, tidak dirancang menjadi salah satu orang yang berkhianat kepada Tuhan Yesus πŸ’–
Yudas dirancang menjadi salah satu rasul Tuhan.
Jadi pada akhirnya Yudas ternyata gagal menjadi rasul.
Hal itu merupakan pilihan dan keputusannya sendiri.
meninggalkan jabatanNya tersebut.

Jelas di Kisah 1 : 25
dahulu Yudas termasuk bilangan murid - murid terkemuka dan mengambil pelayanan.
Jabatan kerasulan itu dibutuhkan Yudas, tetapi meninggalkannya atas kemauannya sendiri dalam kesadaran penuh.

Jadi pengkhianatan Yudas bukan rekayasa Tuhan πŸ’– sama sekali,  jangan bodoh.
Apa yang terjadi dalam kehidupan Yudas ini sebenarnya paralel dengan apa yang dialami Bangsa Israel ketika keluar dari Mesir, Tuhan tidak menghendaki bangsa Israel yang dibawa ke kanaan dan Mesir.

Tuhan πŸ’– yang menghendaki bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan, negri yang berlumpah susu dan madu gagal di padang gurun, Tuhan tidak menghendaki.
Tuhan menghendaki Bangsa Israel bisa sampai ke Tanah Kanaan.

Tuhan πŸ’– tidak menghendaki mereka semua tewas di padang gurun yang artinya : yang keluar dari Mesir akhirnya tewas di padang gurun.
Hanya sebagian saja,  terutama yang lahir di sepanjang perjalanan.
Tuhan tidak menghendaki kegagalan itu.

1 kor 10
Ditunjukkan oleh Paulus kegagalan mereka mencapai Kanaan,  disebabkan karena mereka :
- Mengingini hal yang jahat
- Menyembah berhala
- Melakukan percabulan
- Mencobai Tuhan
- bersungut - sungut.

Pertanyaan yang muncul adalah mengapa Tuhan, πŸ’– mengijinkan mereka mengalami pencobaan,  sehingga mereka jatuh dan akhirnya gagal menurut rencana Allah ?

Tentu sebelum masuk Kanaan, mereka menjadi dewasa, ujian dalam pencobaan.
Yang pasti pencobaan - pencobaan itu tidak melampui kekuatan mereka, tetapi akhirnya mereka πŸ‘₯ gagal bukan kesalahan Tuhan.

Paulus mengatakan bahwa semua itu, peristiwa kegagalan sebagian bangsa Israel sehingga dari Mesir mereka πŸ‘₯ tidak sampai Kanaan, menjadi pelajaran bagi kita.

Kegagalan Yudas menjadi pelajaran berharga bagi orang percaya sepanjang zaman.
Jangan - jangan watak Yudas Iskariot memang mau diubah Tuhan.
Kepercayaan Tuhan πŸ’— kepada Yudas untuk memegang kas.
Bukan sengaja menjoroki, mendorong Yudas supaya menjadi jahat.

Pelajaran mahal yang bisa kita petik adalah orang yang dipilih Tuhan πŸ’— belum tentu bisa gagal.
Pilihan itu bukan pilihan untuk kepastian masuk surga.
Tapi pilihan itu pilihan kesempatan.
Tidak semua orang punya kesempatan itu.

Yudas tidak direncanakan, tetapi ada satu dari murid - murid akan berkhianat.
Dulu ada pendeta yang cukup dikenal berkata, Yudas ini orang yang dikorbankan dalam rangka menggenapi rencana Allah πŸ’—, sehingga Yudas dianggap sebagai manusia yang melengkapi karya Allah, maka patut berterima kasih kepada Yudas.

Tidak disangka ada orang yang berterima kasih kepada Yudas.
Bahkan ada pandangan Yudas tidak masuk neraka,
sebab dia dipakai Tuhan πŸ’— untuk menggenapi rencanaNya.

Pemikiran - pemikiran ini salah dan menyesatkan.
- Pemikiran yang lain mengatakan bahwa Yudas dikorbankan untuk kebinasaan demi keselamatan manusia πŸ‘₯
Kalau Yesus disebut juruselamat, maka Yudas disebut pemeran pembantu.

Memang ada ayat dalam perjanjian baru mengatakan bahwa Yudas terpilih untuk menjadi pengkhianat.
Yohanes 6 : 71 - 76
Injil Yohanes ditulis tahun 90 sekitar 60 th sesudah peristiwa itu.
Sekitar 55 th, 57 th sampai 60 th, jadi peristiwa itu sudah terjadi.

Tetapi Ketika Tuhan mengatakan bahwa seseorang di antaramu iblis.
Harus diperhatikan secara teliti bahwa Yesus menunjuk adanya iblis, Yesus tidak menunjuk Yudas.
Dan Yudas belum terbukti kejahatannya dan sebagai pengkhianat.

Kalau Tuhan mengatakan bahwa salah satu di antaranya ada yang dianggap iblis.
Memang dinubuatkan.
Alkitab πŸ“š dalam injil Yohanes 51 : 10
Ditulis setelah peristiwa itu terjadi.
Setelah Yesus naik ke surga sekitar 55 th sampai 60 th.

Alkitab πŸ“š harus, menyebutkan atau menyatakan nubuat mengenai Mesias untuk menunjukkan bukti bahwa Dia adalah : Mesias yang dijanjikan Allah.
Karena ada banyak Mesias orang yang mengaku juruselamat atau orang mengaku utusan Allah.

Utusan Allah harus diverifikasi dibuktikan dengan nubuat - nubuat.
Jadi Kalau kita baca, Alkitab πŸ“š banyak nubuatan - nubuatan tentang kehidupan Tuhan Yesus dari kelahiranNya, dari karya - karyaNya mengadakan mukjizat, penyalibanNya di Golgota, kebangkitanNya dan termasuk pengkhianatan satu dari murid - muridNya itu.

Petrus juga menyatakan pengkhianatannya salah satu orang, tetapi peristiwa itu ketika Petrus mengatakan itu sudah terjadi, jadi ketika Petrus menyebut nama Yudas sebagai pengkhianat.
Kisah para rasul 1 : 16
Itu peristiwa sudah terjadi atau berlangsung.

Salah satu murid itu tidak harus Yudas, bahkan Petruspun punya posibility yang ini, sebab Petrus yang pernah disebut enyah iblis.
Jadi kenyataan adanya penyesatan ini tidak bisa dihindarkan.
Sebab Kalau Tuhan πŸ’— menentukan siapa orangnya, itu yang bertentangan dengan hakekat Tuhan

Penyesatan masih ada,  tidak bisa tidak.
Termasuk di antaranya adalah salah satu dari murid Tuhan Yesus πŸ’—,  mesti ada.
Tidak bisa tidak.

Dan sebenarnya di balik ini kita tidak tahu, apa yang terjadi di alam atau hukum atau tatanan roh.
Suatu hari kita πŸ‘₯ akan tanya baru dijawab mengapa hanya satu di antara 12 murid.
Yang ini tidak bisa akan terjawab

Sebatas yang mampu kita pahami kita pahami.
Ini pertarungan yang mahal sekali.
Allah πŸ’— tidak pernah mengupayakan kebinasaan.

Tetapi adanya satu dari 12 murid sudah tentu dalam teropongan Tuhan πŸ’— sebelum kejadian itu berlangsung.
Terkait dengan kehidupan Yudas ada ayat lain dalam Alkitab πŸ“š yang mengesankan bahwa memang Yudas sudah ditentukan untuk binasa.

Selama Aku bersama mereka, ini doa Tuhan Yesus πŸ’—, Aku memelihara mereka dalam namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, Aku telah menjaga mereka, dan tidak seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan Dia untuk binasa.
Supaya nyata tertulis dalam kitab suci πŸ“š

Banyak orang memandang Yudas seakan - akan ditentukan untuk binasa.
Berdasarkan ayat - ayat tadi di atas.
Orang yang berpikir begitu adalah orang - orang πŸ‘₯ yang tidak belajar,  dia belum menemukan rahasia kebenaran firman Tuhan, dia kurang cerdas.
Salah satu murid Tuhan Yesus disebut : sebagai anak kebinasaan.
( ho huios tes apoleias)

Dalam versi yang lain orang yang ditentukan untuk terhilang.
Dan para teolog juga membuat premis asumsi dasar, bahwa Yudas ditentukan.
Supaya genaplah yang tertulis dalam kitab suci πŸ“š bukan supaya genaplah Yudas berkhianat, tetapi digenapi bahwa satu dari 12 murid itu yang berkhianat.

Supaya digenapi firman Tuhan πŸ’—
Bukan supaya digenapi Yudas harus berkhianat.
Sebenarnya tidak menutup kemungkinan salah satu dari murid lain juga berkhianat.

Yohanes 6 : 66 - 67
Banyak murid - muridNyaπŸ‘₯ mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Tuhan Yesuspun membuka kemungkinan atau memberi peluang kepada orang dekatNya untuk dapat meninggalkanNya.
Dari catatan ini jelas,  bahwa dibuka kemungkinan salah satu muridNya dapat berkhianat kepadaNya.
Namun ternyata Yudaslah yang berkhianat.

Berkenaan dengan ini digenapi pula apa yang tertulis dalam Alkitab πŸ“š
Mereka menerima 30 keping uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel.

Nubuat yang digenapi mengkokohkan fakta bahwa Yesus πŸ’—,  putra Maria, adalah Mesias, Sang Juruselamat.
Keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
Itu harga mati.
Dan Yesus Sang juruselamat itu.

Penggenapan nubuat mengenai Yudas yang berkhianat kepada Yesus adalah salah satu dari sekian banyak nubuat mengenai Mesias πŸ’— yang tertulis dalam Perjanjian lama.
Seperti misalnya, nubuat Yesus lahir di Betlehem.
bukan di kota lain.
Tidak ada juruselamat lain di luar Betlehem.

Hal yang terpenting bukan menunjukkan tempat di mama Dia dilahirkan, tetapi pembuktian.
Dalam Alkitab πŸ“š Imam - imam pun tahu Yesus lahir di Betlehem, tetapi
mereka merasa tidak berkepentingan dan takut kepada Herodes pada waktu itu.
Tuhan Yesus πŸ’—mengendarai keledai masuk kota Yerusalem,
banyak lagi.

Oleh sebab itu kita tidak boleh menganggap nubuat sebagai dekrit atau penetapan, tetapi nubuat sebagai konformasi dan pembuktian kebenaran Allah πŸ’— yang pasti digenapi.

Maka dari itu semua nubuat mengarah kepada pribadi Kristus πŸ’— dan karya keselamatanNya guna mengkonformasi atau membuktikan identitasnya sebagai Mesias.

Kalau kita memperhatikan perjalanan hidup Yesus di muka bumi 🌍, salah satu yang nyaris menggagalkan rencana - rencana Allah.
Petrus mencegah Yesus ke Yerusalem.
Dan Tuhan Yesus menghardik Petrus,  "Enyah iblis, Engkau suatu batu sandungan bagiKu !"
Matius 16 : 21 - 23

Petrus dihardik sebagai iblis.
Tuhan πŸ’— berkata, satu di antara kamu iblis.
Justru Petrus punya, posibility jadi pengkhianat.
Ironinya Yudas tidak pernah diperlakukan sekeras ini seperti Petrus.

Dengan hal ini didapat pelajaran bahwa yang ditentukan binasa tidak harus Yudas.
Memang satu di antara 12 murid Tuhan Yesus πŸ’— berkhianat, tetapi tidak harus Yudas.

Tidak menutup kemungkinan Petrus dapat menjadi yang binasa ternyata Yudas yang berkhianat.
Jangan karena mau membela doktrin Allah πŸ’— menentukan siapa yang selamat, siapa yang binasa lalu dengan gegabah Yudas ditentukan, itu kurang cerdas.

Di lukas 22 : 31 - 32
Mengapa Yesus πŸ’— tidak berdoa untuk Yudas ?
Kenapa untuk Petrus?
Karena pada waktu itu Yudas sudah terbukti sebagai pengkhianat.

Lukas 22 : 3 -.6
Iblis berbisik kepada Yudas, dan Yudas menjual Yesus.
Kenapa Tuhan πŸ’— tidak berdoa untuk Natanael, Filipus.
Tidak bisa, satu harus berkhianat.
Dan Tuhan Yesus tunduk nubuat itu, cuma Dia tidak tahu siapa.
Begitu tahu Yudas,  seakan - akan Tuhan Yesus berkata," Iblis...bukan dua, tapi hanya satu."
Yesus tidak mungkin berdoa untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak dan rencana Bapa.

Kalau memang sudah dinubuatkan bahwa salah satu dari murid Yesus akan berkhianat, maka Yesus πŸ’— tidak akan meminta agar semua selamat.
Setelah kedapatan bahwa Yudas yang berkhianat, maka Ia berdoa untuk Petrus agar tidak ikut berkhianat.

Usaha Tuhan Yesus πŸ’— tersebut mengisyaratkan, bahwa Ia tidak menghendaki lebih dari satu yang binasa dari antara murid - muridNya.
Kapan kedatanganNya sebagai anak manusia,  Dia tidak tahu, Dia mengosongkan diri.

Banyak pendeta πŸ‘₯ yang menjual Yesus dengan khotbah , visi, penglihatan, dan nubuatan.
Yudas berkhianat atas keinginannya sendiri,  bukan Karena keinginan orang lain, apalagi keinginan Tuhan.

Kejahatan Yudas sebenarnya dimulai dari kebiasaannya suka mencuri uang kas yang dipegangnya
Yohanes 12 : 6

Dalam hal ini kita πŸ‘₯ harus mengerti, bahwa seseorang tidak mungkin jadi orang jujur mendadak atau menjadi pencuri mendadak.
Kebiasaan Yudas mencuri dan mengingini uang untuk kepentingannya sendiri,   yang membuka peluang iblis masuk dalam kehidupannya.

Iblis akan masuk dalam. hidup seseorang kalau orang itu memberi peluang atau pangkalan.
Efesus 4 : 27
Oleh ilham Roh, Paulus. mengatakan jangan beri kesempatan.

Hal ini meneguhkan bahwa Yudas memilih nasib atau keadaannya sebagai pengkhianat.
Walau hal ini tidak direncanakan oleh Yudas sendiri sebelumnya.
Yudas tidak berpikir bahwa dia akan jadi pengkhianat, dan menjual Yesus πŸ’—.
Ini pilihannya juga membawa dirinya kepada kodrat dosa.

Kebiasaan jahatnya menggiringnya kepada keputusan yang salah tersebut.
Dalam beberapa teks dalam Alkitab πŸ“š Yudas sebelumnya dimasuki oleh iblis.
Lukas 22 : 3
Yohanes 13: 27

Tidak mungkin iblis diijinkan oleh Tuhan πŸ’—masuk dalam diri Yudas tanpa alasan sebelumnya.
Ini implikasinya untuk kita, apakah kita membuka peluang itu tergantung kita.

Kristen tidak menyelamatkan.
Memang Yudas sudah terbiasa bermain - main dengan iblis melalui ketidakjujurannya.
Yohanes 12 : 6, 13 : 2

Langkah - langkah panjang Yudas inilah yang membawa Yudas kepada keputusan tragisnya, yaitu : menjual Tuhan Yesus πŸ’— kepada imam - imam kepala.

Yudas seperti murid - murid yang lain, selalu mendengar pengajaran Tuhan Yesus.
Di dalamnya termasuk nasihat, peringatan, larangan dan lain sebagainya.
Yudas melihat mukjizat yang Tuhan Yesus πŸ’— lakukan.
Bahkan tidak mungkin dari dua buah murid yang dikirim itu juga Yudas mengadakan mukjizat dan mengusir setan atau roh jahat.

Apakah Tuhan Yesus bersandiwara kepada Yudas ?
Pura - pura menasehati dan sementara itu juga mengeraskan hatinya.

Jadi Yudas memang selalu mendengar pengajaran Tuhan Yesus πŸ’—, tetapi hatinya sudah tertambat uang.
Mata hatinya telah dibutakan oleh hasratnya, karena keinginan materi tersebut.

Tuhan Yesus berkata dalam lukas 16 : 11
Kalau kamu tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta yang sesungguhnya ?
Artinya kalau soal uang πŸ’° orang sudah salah,  siapa yang mempercayakan kamu kebenaran?
Harta sesungguhnya itu alithinon.
Jadi bukan kebenaran yang masuk pikiranmu.

Kalau orang hatinya sudah melekat pada uang πŸ’°, ia tidak akan mengerti firman Tuhan,  walaupun diajar setiap hari.
Jadi kebutaan mata rohani Yudas bukan karena hatinya dikeraskan oleh Tuhan,  tetapi ia memilih mencintai harta atau uang.
Yudas sendiri yang mengeraskan hatinya.

Inilah yang dikatakan Paulus ada orang - orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga tidak melihat cahaya injil kemuliaan Kristus.

Kalau kita πŸ‘₯ mau menjadi anggota keluarga kerajaan surga :
1. Jangan punya keinginan.
2. Jangan punya cita - cita.
Keinginan kita hanya mau menyenangkan Tuhan saja.

Kalau sekolah, kuliah,  bisnis, kerja, berumah tangga semua untuk kesenangan Tuhan πŸ’—
Masalah - masalah besar, berat bagaimanapun dalam hidup kita tenyata sarana Tuhan membentuk kita, kita bersyukur.

Injil itu kuasa Allah yang menyelamatkan.
Tapi kalau mata orang sudah tertutup untuk injil, percuma.
Firman Allah tidak akan pulang dengan sia - sia.
Tapi kalau yang mendengar tidak mengerti karena hatunya dipenuhi percintaan dunia 🌍, bukan salah firman itu.
Kalau orang gagal itu kesalahan sendiri,  termasuk Yudas.

Sangat besar kemungkinan oleh Yudas tidak bermaksud mengkhianati Yesus πŸ’—, guru yang menjadi tumpuan harapan hidupnya.
Kalau dia menjual Yesus dengan harga 30 keping perak itu, dia mati langkat, mati pangan mati rejeki.
Sebab kalau ia bersama - sama gurunya, ia punya keuntungan.
Kalau ia tidak bersama - sama gurunya, itu kerugian yang besar.

Karena selama bersama gurunya Yudas memperoleh penghasilan lebih dari murid - murid lain, sebab Yudas, dipercayai memegang kas dan ia juga mencuri uangπŸ’° kas tersebut.
Setiap Kali mencuri.
Selain memperoleh keuntungan materi, Yudas juga dapat eksis sebagai murid terkemuka.

Sebenarnya Yudas tidak sungguh - sungguh menjual Yesus πŸ’— dan membunuh untuk menyingkirkannya.
Tetapi kemungkinan ia ingin menambah jumlah penghasilannya lebih banyak dan lebih eksis
seperti murid - murid yang lain.

Kemungkinan dia dari keluarga Zelot, yaitu : keluarga yang mengupayakan kemerdekaan orang Yahudi dari penjajahan.
Seperti murid - murid Yesus yang lain, ia juga berpengharapan suatu hari Yesus πŸ’— menjadi raja seperti Herodes atau kaisar Roma, raja duniawi.

Konsep Mesias yang menjadi raja versi dunia 🌍 ini, pada umumnya menguasai pikiran kehidupan masyarakat Yahudi.
Itulah sebabnya murid -murid pernah bertengkar mempersoalkan siapa yang terbesar di antara mereka demi kedudukan di kerajaan di mana Yesus menjadi Rajanya nanti.

Matius 18 : 1 - 5
Lukas 9 : 46 - 48
Sampai Ibu Zebedeus pun ditarik karena Ibu Zedebeus masih berhubungan darah dengan Maria, ini nepotisme.

Yudas sebenarnya tidak membidik uang 30 keping perak sebab jumlah tersebut sangat kecil, dibandingkan dengan resiko yang harus dijalani dengan menjual Yesus.

Beberapa ahli Perjanjian Baru mengemukakan, bahwa keping perak yang dimaksud adalah tetradrachin, suatu media transaksi yang bernilai beberapa bulan ( kemungkinan besar 4 bulan ) gaji untuk kehidupan warga bagi pekerja pada umumnya.

Jumlah uang tersebut akhirnya digunakan untuk membeli sebidang tanah.
Tanah itupun akhirnya tidak dia nikmati, selain darahnya yang tertumpah atasnya.

Usaha Yudas menjual Yesus πŸ’— adalah usaha untuk mempercepat ambisinya dan ambisi banyak orang untuk menjadikan Yesus raja versi mereka, yaitu raja duniawi demi kepentingan duniawi pula.

Dengan membawa Yesus pada situasi terancam, yaitu dengan dijual kepada musuh - musuhNya, maka Yesus πŸ’— dapat menunjukkan keperkasaanNya yang mereka sudah saksikan dalam membuat berbagai mukjizat dan tanda - tanda ajaib.

Dalam keadaan krisis dan kritis, Yudas berharap Yesus " Unjuk KeperkasaanNya ".
Mereka berharap Yesus akan menjadi pemimpin bangsa Yahudi memberontak melawan kekaisaran Romawi.

Yudas sendiri sangat mungkin berasal dari kelompok orang Yahudi πŸ‘₯ garis keras yang memberontak melawan Roma.
Yang disebut orang - orang Zelot.

Mereka mengharapkan Yesus menjadi Mesias seperti Daud yang perkasa, yang dapat mengantar bangsanya kepada zaman keemasan dan kejayaan.
Yudas seperti Petrus dan murid - murid lainnya tidak ingin Yesus πŸ’— kalah dan takluk kepada pemerintahan Roma.

Kenyataannya yang Yudas saksikan sangat berbeda dari yang mereka harapkan.
Ternyata Yesus dikalahkan secara fisik oleh kukuatan Roma dan dijatuhi hukuman mati.

Hal ini mengecewakan Yudas, sehingga ia berniat mengembalikan uang tiga puluh keping perak kepada imam - imam kepala dan tua - tua Yahudi.
Matius 27 : 5
Tetapi mereka tidak mau menerimanya dan hal ini mengakibatkan Yudas dengan frustasi membuang uang tersebut di depan mereka.
Yudas menyerahkan darah orang yang tidak bersalah.
Semua sudah terlambat, Yesus πŸ’— harus dihukum mati.
Harapan dan cita - cita Yudas kandas, sehingga ia memilih bunuh diri.

Pelajaran mahal yang dapat dipetik dari peristiwa ini adalah sikap yang salah terhadap maksud keselamatan yang dibawa oleh Tuhan πŸ’—, melahirkan motivasi pelayanan dan segala tindakan yang salah.

Kalau seandainya Yudas mengerti maksud keselamatan yang dibawa oleh Yesus, maka ia tidak akan menjual Yesus πŸ’— dan "main api" yang akhirnya membinasakan dirinya.Ambisi Yudas memperoleh kekayaan atau uang lebih besar, kedudukan, dan kehormatan di bumi ini dengan menggunakan fasilitas yang ada pada Yesus, merupakan langkah bodoh yang membinasakan.Kita harus mengerti dan meneriman bahwa kedatangan Yesus πŸ’— bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada rancangan Allah.

Manusia πŸ‘₯ diberi kemerdekaan dari dosa dan kehidupan yang berkualitas menurut Tuhan.
Bukan dengan ukuran materi dan kekayaan dunia, tetapi ukuran kesucian dan kebenaran Tuhan.

Ini mimpi yang bisa terwujud.
Ini karena mereka melihat kecakapan Tuhan Yesus πŸ’— mengadakan mukjizat.
Tuhan Yesus membawa kemerdekaan dari dosa bukan kemerdekaan dari politik.
Orang miskin tidak dibuat kaya, tetapi diberitakan kabar baik.
Kalau Yudas tahu kerajaan Yesus πŸ’— bukan berasal dari dunia ini, dia tidak akan menjual Yesus.

Orang percaya πŸ‘₯ hidup hanya untuk mengarahkan diri kepada perkara - perkara di atas.
Dengan demikian orang percaya dapat menghayati kemusafirannya di bumi dengan bijak dan dapat sungguh - sungguh menunjukkan kehidupannya sebagai musafir di bumi ini.

Seandainya Yudas tidak diperbudak oleh uang, maka ia tidak akan menjual Yesus.
Uang πŸ’° sudah menjadi segala - galanya bagi Yudas, dan sekarang ini hampir bagi semua orang.

Uang digunakan untuk
memperoleh segala kebutuhan.
Tapi kalau uang πŸ’° menjadi kesukaan, dapat membuat mata hati menjadi gelap, sehingga seseorang bisa bertindak "brutal " seperti Yudas.

Banyak pendeta πŸ‘₯ tidak jauh berbeda dengan Yudas, mata hatinya mau hidup wajar.
Oleh sebab itu kalau kita mau selamat, jangan punya keinginan dan cita - cita.
Hidup kita hanya menyenangkan Tuhan.
Dan Tuhan segalanya bagi kita.

Kalau orang Kristen yang memiliki sikap hati seperti Yudas, suatu saat mereka pasti akan menjual Yesus.
Cinta uang πŸ’° artinya : keadaan hati yang merasa tidak bahagia jika tidak memiliki uang dalam jumlah tertentu, yang diharapkan dapat membahagiakan dirinya.

Padahal kesejahteraan akan bergerak terus.
Orang seperti ini akan selalu mengharapkan dan berusaha memiliki uang πŸ’° dalam jumlah yang lebih banyak untuk memenuhi semua keinginannya guna membeli atau memperoleh sesuatu.

Sebenarnya bukan uang itu sendiri yang dicintai, tetapi segala sesuatu dalam dunia 🌍 ini, kepuasan daging yang bisa dibeli lewat uang.
Oleh sebab itu Kita harus bersikap benar terhadap segala sesuatu.
Orang harus tidak diremote oleh dunia.
Akhirnya bukan kita yang pakai barang, tapi baramg yang pakai kita.

Uang πŸ’° harus dipakai untuk memenuhi rencana Tuhan.
Kalau kita tidak sungguh - sungguh mengerti hal ini.
Kita harus hidup dalam dimensi yang berbeda dengan orang lain, walaupun kelihatanmya sama.

Kalau kita tidak menghayati kerajaan Tuhan Yesus bukan berasal dari dunia 🌍 ini, berarti kita masih terikat dengan percintaan dengan uang.
Supaya kita jangan seperti Yudas menjual Yesus.

Karakter Yudas adalah : karakter yang tidak terfokus kepada perubahan dari manusia berkodrat dosa kepada manusia yang berkodrat  ilahi.
Sama seperti menukar hak kesulungan dengan semangkuk kacang merah.

Kita punya kesempatan untuk menjadi anak Allah.
Itu karunia sulung Roh.
Luar biasa.
Hak kesulungan roh artinya : hak yang dimiliki orang percaya di mana di dalamnya terdapat kuasa supaya bisa berkeberadaan sebagai anak - anak Allah yaitu berkodrat ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah.

Begitu orang tertarik pada uang πŸ’°, hak kesulungan roh akan keluar, tidak bisa kompromi.
Pilih salah satu, mau kaya di surga atau kaya di dunia.
Kita rela berbuat apapun demi pekerjaan Tuhan.
Jangan sia - siakan hak kesulunganmu.

Jangan merasa bangga dengan barang yang dipakai, sebagai nilai diri.
Orang bisa menjual Yesus πŸ’— karena :
- Tidak menyadari bahwa kerajaan Yesus bukan berasal dari dunia ini
- Asal ada makanan 🍝 dan pakaian πŸ‘— cukup.
- Tidak bersedia hidup seperti Yesus, serigala punya liang, burung punya sarang, anak manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepalaNya.

Jemaat yang baik ke gereja πŸ’’ harus bertanya
Bagaimana kehidupan Yesus yang harus kita tahu dan kita turuti ?
Soal yang lain tidak penting.

🌷Sesi ke 2
Pengikut Tuhan Yesus yang sukses adalah tidak memiliki sesuatu.
Semakin kita habis semakin kita menjadi pengikut Tuhan Yesus πŸ’— yang sejati.
Jadi kita merasa tidak terikat apapun.

Kita harus puas dengan apa yang kita punya saat ini.
Sedini mungkin kita πŸ’— menanggalkan semua beban.
Rasa pemilikan atas, sesuatu harus ditanggalkan.

Dewasa ini banyak orang yang mengaku hamba Tuhan memberi kesan kepada jemaat bahwa dirinya orang istimewa Tuhan.
Orang istimewanya Tuhan πŸ’— ditandai dengan pengakuan bahwa dirinya dapat menerima visi Tuhan langsung.

Dengan menyampaikan
bahwa dirinya memperoleh visi dari Tuhan πŸ’— tidak sama dengan orang lain dan pendeta.
Ia mengatakan itu tidak hanya memiliki legalitas sebagai hamba Tuhan dari sinode.

Ia juga mau merebut hati masyarakat atau jemaat πŸ‘₯ agar memperoleh pengakuan yang kuat dari jemaat, bahwa dirinya wakil Tuhan.
Kalau jujur gereja πŸ’’ kharismatik ini ada tersirat ada komprehensi atau persaingan.

Karena ada persaingan ini khususnya pada gereja - gereja πŸ’’ dan pendeta - pendeta di kota besar ini.
Maka mereka mulai menyampaikan visi dari Tuhan.

Jadi bagi hamba - hamba Tuhan yang telah berprestasi dalam pelayanan, seperti mereka yang telah mendemonstrasikan kuasa Allah πŸ’— dan mukjizat,  yang telah berhasil membangun gereja besar,  ada kecenderungan merasa dirinya sudah sangat istimewa, sehingga dengan mudah menciptakan, visi yang diakui dari Tuhan.

Tentu saja jemaat lebih percaya sebab hamba Tuhan atau pendeta itu, "Telah dipakai dan diberkati Tuhan " layak menerima visi dari Tuhan.
Bagi hamba - hamba Tuhan seperti itu harus berhati - hati dalam bertindak, sebab kepercayaan yang diperoleh dari Tuhan memiliki gereja πŸ’’ besar atau jemaat, prestasi dalam pelayanan.

Itu harus ditunaikan dengan bijaksana dalam pimpinan Roh Kudus πŸ’— Artinya : pekerjaan besar itu harus dalam pimpinan Roh Kudus.

Ada gereja - gereja πŸ’’ yang setiap tahun selalu menyamlaikan visi yang baru dari Tuhan.
Seakan - akan visi tersebut " Fresh from the oven ".
Jadi selalu ada visi di akhir tahun atau awal tahun.
Dan tidak jarang visi yang diperoleh dari seorang hamba Tuhan bukan lagi setiap tahun di akhir tahun, lebih sering tidak lama dapat visi dari Tuhan.

Dengan visi yang diakuinya berasal dari hati Tuhan πŸ’— maka seorang pendeta atau seorang hamba tersebut secara tidak langsung memberi kesan, bahwa dirinya orang yang dapat dipercaya.

Kemudian ia menggerakkan jemaat πŸ‘₯ untuk ikut terlibat dalam visi yang diakuinya dari Tuhan.
Seperti misalnya :
- Membangun sebuah gedung.
- Membangun menara
- Bikin apa, bikin apa.

Tuhan tidak bodoh.
Tuhan cerdas.
Tuhan πŸ’— yang begitu besar yang bisa terparkir untuk hal yang tidak efektif
Itu pembodohan.

Tuhan yang cerdas menghendaki agar uang πŸ’° kita berputar terus demi pekerjaan Tuhan disingkapkan.
Kalau visinya memang berasal dari Tuhan, maka hal ini tidak menjadi masalah untuk untuk dirinya dan bagi orang lain, tetapi kalau visi itu sebenarnya bukan berasal dari Tuhan, maka ia menjadikan dirinya sebagai  nabi palsu dan menggunakan nama Tuhan πŸ’— dengan sia - sia.

Nabi palsu seperti ini akan dihukum Tuhan dengan hukuman yang berat.
Lebih baik sebuah batu kilangan diikat di lehernya dan dibuang.
Mereka πŸ‘₯ yang menjadi nabi palsu, yang juga pasti mengajarkan Injil yang salah, layak untuk terkutuk.

Dari visi yang diucapkan, kita lihat kepalsuan, tahu kalau dicombai khotbahnya pasti tahu ini palsu.
Bukan bermaksud Tuhan πŸ’— tidak lagi menyampaikan visiNya kepada hamba -hambaNya.
Tuhan masih bekerja aktif sekarang ini.
Tuhan menghendaki agar orang percaya dapat menjadi kawan sekerjaNya untuk menyelesaikan atau
menuntaskan tugas Bapa.

Jika tidak ada visi rusaklah rakyat.
Orang tidak berhak punya visi.
Yang berhak punya visi itu Tuhan πŸ’—
Tuhan yang menaruh visi.

Bagaimana membedakan visi yang bukan berasal dari Tuhan ?
1. Harus dilihat dari isi khotbah pendeta tersebut.
Kalau khotbahnya tidak sesuai dengan Alkitab πŸ“š, yang biasanya hanya menekankan berkat jasmani atau teologi kemakmuran, maka visi yang diakuinya berasal dari Allah patut disangsikan.

Khotbah yang benar pasti menekankan :
- Kesempurnaan karakter
- Terlepas dari ikatan percintaan dunia 🌍 ini
- Membela pekerjaan Tuhan tanpa batas dan
- Menekankan pengharapan kehidupan yang akan datang.

Kalau khotbah yang tidak menggiring orang kepada kehidupan Yesus πŸ’— pasti salah.

2. Kalau visi yang dari Tuhan πŸ’— pasti bersifat spesifik dan bertujuan bagi kepentingan pekerjaan Tuhan bukan untuk kepentingan pribadi atau institusi.

Tetapi, kalau visi itu bernuansa panggilan umum bagi orang percaya πŸ‘₯ pasti itu visi yang dikarang, yaitu : visi hidup berbuah - buah, memenangkan jiwa, menjadi sempurna seperti Yesus, dan lainnya yang bersifat panggilan umum, maka itu pasti visi yang direkayasa atau dibuat - buat sendiri

Sebab hidup berbuah - buah, memenangkan jiwa, menjadi sempurna adalah panggilan yang harus digumuli setiap hari bukannya diganti setiap tahun.

Visi yang direkayasa biasanya bukan untuk kepentingan Tuhan πŸ’—secara murni.
Sebab berbuah - buah dan menuai jiwa - jiwa itu setiap hari.

Tuhan pasti masih memberikan visiNya, tetapi harus diingatkan banyak orang πŸ‘₯ tidak menyampaikan visi dari hati Tuhan, tetapi visi yang berasal dari dirinya sendiri.

Penglihatan - penglihatan tersebut sebenarnya belum tentu berasal dari Tuhan.
Tidak ada yang bisa membuktikan dengan mudah bahwa penglihatan yang diperolehnya tersebut benar - benar dari Tuhan.

Hal ini merupakan subjektifitas yang sukar dibuktikan kebenarannya.
Karena tidak mudah untuk membuktikan kebenaran dari penglihatan tersebut, maka kita πŸ‘₯ harus benar - benar berhati - hati dalam meresponinya.

Hendaknya kita tidak mudah menerima kalau seseorang mengaku telah menerima sebuah penglihatan.
Roh kudus akan menolong kita membedakan roh, apakah suatu penglihatan berasal dari Allah πŸ’— atau bukan.

Di tengah - tengah suasana kompetisi antar gereja πŸ’’dan pendeta sekarang ini, ada godaan dalam diri banyak pendeta yang tidak takut akan Tuhan mengarang cerita atau bersaksi dusta mengenai pengalamannya dengan Tuhan πŸ’—, yaitu : menerima penglihatan.

Penglihatan - penglihatan tersebut menjadi "barang jualan" di mimbar - mimbar gereja πŸ’’
Buku - buku yang dikarang dengan memuat penglihatan - penglihatan, seperti pengalaman diangkat ke surga, melihat neraka, dan sejenisnya akan laku dijual di pasaran.

Jangan mudah percaya, harus diingat bahwa Paulus sendiri menerima penglihatan yang begitu hebat, tetapi tidak menyaksikannya penglihatan tersebut jika Tuhan πŸ’— menghendakinya, bukan untuk diobral murahan.

Masyarakat Timur seperti Indonesia yang suka hal - hal yang bersifat mistis, klenik, keajaiban - keajaiban, dan sejenisnya, menyukai kesaksian mengenai penglihatan - penglihatan.
Pendeta atau orang - orang πŸ‘₯ yang mengaku hamba Tuhan, memanfaatkqn situasi ini untuk menarik masa guna menghimpun sebuah komunitas.

Bagi mereka πŸ‘₯ itulah karir dan masa depan hidup dirinya dan keluarganya.
Fakta yang tidak dapat dibantah, pendeta atau hamba Tuhan yang menyelenggarakan pelayanan dengan menyaksikan penglihatan - penglihatan banyak digemari orang.

Mereka dapat memiliki pengikut yang jumlahnya sangat besar diberbagai daerah atau kota.
Mereka bisa berhasil membangun gereja - gereja πŸ’’ besar dan sederetan kegiatan yang besar pula.
Demi keselamatan banyak orang percaya yang tulus - tulus, kadang Tuhan πŸ’— harus menghentikan pelayanan hamba - hamba Tuhan atau pendeta tersebut dengan sakit, atau bahkan diizinkan Tuhan meninggal dunia.

Tuhan sepertinya diam.
Ciri dari pendeta atau hamba Tuhan seperti itu adalah selalu menyertakan kesaksian penglihatan dalam khotbahnya.
Tidak jarang, penglihatan - penglihatan yang diakui diperoleh dari Tuhan πŸ’— menjadi landasan kebenaran yang disampaikan.

Dengan demikian, pengalaman pribadi manjadi landasan kebenaran yang dikenakan untuk orang lain.
Seandainya penglihatan itu berasal dari Tuhan πŸ’—, belum tentu dapat menjadi landasan kebenaran yang dapat dikenakan bagi orang lain.

Apalagi kalau penglihatan tersebut palsu, maka akan semakin menyesatkan.
Harus diingat bahwa berkhotbah adalah : mnyampaikan suara Tuhan πŸ’— bukan penglihatan - penglihatan yang subjektif.
Pendeta atau hamba Tuhan yang sudah terbiasa mengemukakan penglihatan - penglihatan dalam menyampaikan khotbah atau kesaksiannya, akan semakin berani mengarang penglihatan yang diakui sebagai dari Tuhan.

Padahal, itu bukan berasal dari Tuhan.
Karena begitu biasanya mengemukakan penglihatan, maka dikesankan Tuhan πŸ’— itu pribadi yang murahan.
Ini adalah sikap kurang ajar terhadap Tuhan.
Kita harus berhati - hati dalam menanggapi fenomena seperti di atas.
Kita tidak menyangkal adanya penglihatan.

Seiring bergulirnya perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan adanya penglihatan yang diberikan oleh Tuhan πŸ’—
Tetapi hendaknya, kita tidak terbelenggu oleh keinginan mengalami atau memperoleh penglihatan.

Kalau Tuhan memandang perlu untuk memperoleh penglihatan, Tuhan pasti akan memberikannya.
Tetapi kalau tidak hendaknya kita tidak memaksa Tuhan πŸ’— memberi penglihatan.

Tokoh - tokoh iman dalam Alkitab πŸ“š tidak meminta penglihatan, namun Tuhan memberikan kepada mereka di saat Tuhan memandangnya perlu.
Sekarang kita bisa 
berdialog setiap saat, maka :
- Belajar Firman Tuhan
- Setiap hari bertemu Tuhan πŸ’—
- Baca buku rohani πŸ“‘
Maka kita akan mengerti Allah yang hidup walaupun kita tidak melihat tapi kita percaya.
Abraham, Ishak, dan Musa berapa kali dapat penglihatan ?

Bagi hamba - hamba Tuhan πŸ‘₯ atau pendeta, hendaklah tidak merasa kecil atau minder kalau tidak mengalami penglihatan.

Kebenaran Firman yang murni, kalau kita sampaikan dengan kerendahan hati, maka pemberitaan Firman akan menjadi pesona yang memikat orang datang kepada Tuhan πŸ’—
Kebenaran Firman itulah yang memerdekakan, bukan penglihatan - penglihatan.

Penglihatan hanya membuat orang terpesona terhadap orang yang menerima penglihatan, tetapi tidak mengarahkan orang kepada kebenaran Firman Tuhan, Tuhan πŸ’— sendiri, dan kerajaanNya.

Kita tidak perlu penglihatan.
Tuhan tahu kapan kita πŸ‘₯ membutuhkan.
Kalau Tuhan pandang perlu, Tuhan bisa kasih tahu kita.

Di kalangan gereja - gereja πŸ’’ Kharismatik dan Pentakosta, sering kita jumpai orang - orang yang mengaku hamba Tuhan dan pendeta yang selalu mengaku telah menerima pesan - pesan Tuhan, yang diperolehnya dari Tuhan sendiri.

Bisa dipastikan orang - orang seperti ini biasanya tidak memiliki bekal yang cukup untuk menjadi pembicara.
Biasanya mereka πŸ‘₯ juga bukan berasal dari sekolah tinggi teologi.

Itulah sebabnya, mereka mengisi khotbahnya dengan kesaksian bahwa dirinya menerima pesan - pesan dari Tuhan πŸ’—
Kalau sudah menggunakan nama Tuhan sebagai "yang mengajar secara langsung" kepada pendeta atau hamba Tuhan itu, maka siapa yang berani membantah?

Hidup kita ini memberi pembuktian itu pesan dari Tuhan πŸ’—
Hidup kita setiap hari pesan dari Tuhan.
Hidup kita harus berubah.
Pesan Tuhan itu pasti mengubah, pesan Tuhan tidak mungkin bertentangan dengan Alkitab πŸ“š
Tidak mungkin Tuhan mengkhianati Alkitab.

Hamba - hamba Tuhan atau pendeta seperti itu dengan berani mengatakan bahwa Tuhan πŸ’— yang mengajar dirinya secara langsung.
Tetapi ironinya, khotbahnya tidak banyak berubah.
Hanya berkutat pada hal yang sama.

Hal ini mengesankan bahwa Tuhan yang mengajar dia khotbah adalah Tuhan yang kurang bahan khotbah.
Bisa dipastikan pemberitaan Firmannya hanya berorientasi pada berkat hari ini, mukjizat hari ini, kesembuhan hari ini, tetapi tidak menekankan bagaimana terlepas dari pencintaan dunia 🌍

Biasanya yang mereka ajarkan adalah :
- Berkat - berkat jasmani dan
- Usaha untuk memperoleh jalan keluar dari masalah hidup.

Bagaimana kita πŸ‘₯ tahu bahwa pesan yang disampaikan itu palsu ?Tidak terlalu sulit untuk membedakan apakah pesan yang diterima dari Tuhan itu palsu atau tidak.
Kita dapat memperhatikan dengan teliti apakah pemberitaannya sesuai dengan kebenaran Alkitab.

Bagi mereka yang belajar Alkitab πŸ“š dengan benar dan memiliki hati nurani yang bersih, akan sangat cepat dan tepat membedakan apakah benar seorang hamba Tuhan atau pendeta itu mendapat pesan - pesan dari Tuhan atau tidak ?

Tuhan kalau ajar kita pasti berdasarkan Alkitab πŸ“š
Apakah jemaat awam yang tidak memiliki pengetahuan mengenai Alkitab πŸ“š secara memadai dapat dengan cepat dan tepat menyadari penyesatan tersebut ?
Tentu saja bisa.

Untuk mengetahui apakah hamba Tuhan atau pendeta tersebut benar - benar menerima pesan dari Tuhan atau tidak, dapat dilihat dari isi perkataan - perkataannya.
Bila di dalam pernyataan - pernyataannya mendiskreditkan, menyalahkan atau memandang rendah hamba - hamba Tuhan atau pendeta lain.yang didasarkan bahwa ia memiliki pengalaman tersebut dan yang lain tidak, maka itu tanda atau isyarat bahwa sebenarnya ia tidak berhubungan langsung dengan Tuhan πŸ’— atau tidak menerima pesan dari Tuhan.

Jika dalam kesaksian hamba Tuhan atau pendeta yang mengaku menerima pesan dari Tuhan πŸ’— tersebut seakan - akan Tuhan meninggikan dirinya dan Tuhan menyuruh orang menghargai dan mempercayai hamba Tuhan atau pendeta tersebut, maka patut kesaksiannya disangsikan atau dicurigai.

Misalnya, seorang hamba Tuhan atau pendeta bersaksi bahwa dirinya ditunjuk oleh Tuhan πŸ’— untuk melakukan tugas tertentu, karena dia memiliki keistimewaan yang lebih dari pendeta lain.

Jangankan manusia πŸ‘₯, bahkan Tuhanpun seakan - akan takjub terhadap kelebihan hamba Tuhan atau pendeta tersebut.
Bisa dipastikan kesaksian hamba Tuhan atau pendeta tersebut tidak benar atau hanya dikarang - karang.

Karakter Tuhan πŸ’— kita tidaklah demikian.
Ciri lain kalau kesaksian seorang hamba Tuhan palsu adalah :
Adanya perubahan dalam kesaksian tersebut.
Kesaksian A menjadi A 1
Di suatu kesempatan, ia menunjukkan bahwa ia berdialog dengan Tuhan πŸ’— bahwa ia akan memenangkan jiwa - jiwa ribu - ribuan jumlahnya.

Tetapi di saat yang lain, ia bersaksi bahwa ia diperintahkan Tuhan πŸ’— memenangkan jiwa berjuta - juta.
Biasanya kesaksian hamba - hamba Tuhan palsu atau pendeta - pendeta palsu tersebut semakin dibuat "heboh" atau semakin luar biasa.

Kesaksian yang dikemukakan semakin dibuat dahsyat agar lebih memukau orang lain.
Karena banyak jemaat πŸ‘₯ sudah terbiasa memercayai, maka mereka percaya saja.
Kebohongan seperti itu suatu hari pasti akan terbongkar.
Alkitab πŸ“š adalah : kebenaran yang cukup untuk memberi nasihat - nasihat dan pesan.

Oleh sebab itu Alkitab πŸ“š harus digali sedalam - dalamnya dengan kerja keras.
Maka Tuhan memberi jawatan guru agama, gembala sidang, nabi, penginjil untuk mengajar.

Ada beberapa jawatan.
Jawatan ini seperti diberikan Petrus untuk menggembalakan domba - domba Tuhan, adalah : memberi makan anak domba Tuhan.
Memberi makan artinya :
menyampaikan Firman Tuhan atau mengajar.
Di dalam Kitab kisah para rasul dikatakan mereka πŸ‘₯ bertekun dalam pengajaran rasul - rasul.

Beberapa tahun belakangan ini ada sekolah
sekolah Alkitab πŸ“š yang khusus mengajarkan bagaimana memiliki karunia nabi yaitu : bernubuat.

Hal ini didorong maraknya karunia bernubuat dalam komunitas Kristen.
Ada hamba - hamba Tuhan πŸ‘₯ yang diakui sebagai memiliki karunia nabi yaitu : bernubuat.

Bahkan selesai pemberitaan Firman, satu persatu jemaat diundang ke depan untuk menerima nubuat dari nabi dan nabiah tersebut.
Ada nama hamba - hamba Tuhan πŸ‘₯ atau pendeta dari luar negri yang telah diakui oleh sebagian masyarakat Kristen, khususnya masyarakat Kristen yang lebih cenderung berpikir mistis atau "ngeroh", bahwa mereka adalah : nabi - nabi dan nabiah - nabiah Tuhan.
Tidak semua kalangan kharismatik begitu.

Ada hamba - hamba Tuhan πŸ‘₯ bernubuat mengenai negri ini :
- Banyak orang - orang tidak percaya kepada Yesus akan menjadi orang percaya.
- Gelombang besar orang masuk Kristen juga akan membanjiri sekolah - sekolah Alkitab.
Ada pula yang bernubuat Tuhan akan melawat negara ini dengan berkat, nyatanya krisis ekonomi dan berbagai masalah tidak pernah surut.

Nubuat - nubuat palsu tersebut tidak membuat jera banyak orang kristen πŸ‘₯ yang masih suka dengan nubuat - nubuat.
Mereka masih saja mencari hamba - hamba Tuhan atau pendeta yang suka bernubuat.
Memang, godaan untuk mengetahui hal - hal yang akan datang merupakan godaan yang kuat.

Para hamba Tuhan atau pendeta yang jelas - jelas telah bernubuat palsu masih saja bernubuat.
Seakan - akan, jemaat πŸ‘₯ juga tidak mempermasalahkan nubuat palsu yang mereka pernah ucapkan.
Tidak ada pertanggungjawaban publik atas nubuat yang mereka ucapkan.

Di Indonesia, ada komunitas - komunitas Kristen yang dalam gerak pelayanannya selalu diwarnai dengan nubuat.
Ini dunia 🌍 akan berakhir.
Seharusnya Kita belajar kebenaran firman yang mengubah pola berpikir.

Dari fenomena di atas, maka lahirlah nabi - nabi dan nabiah - nabiah bayaran.
Dengan cara demikian, mereka sebenarnya menjual nama Yesus.

🌷Sesi ke 3
Sekarang ada sekolah nubuat di sini.
Kalau orang mau belajar nubuat harus berani melepaskan, maka bisa salah - salah.
Juga orang harus berani bohong.
Tapi itu tidak lama, hanya temporar.
Nubuat harus benar - benar Roh Kudus πŸ’— yang mengerjakan.

Ada hamba - hamba Tuhan  yang selalu bernubuat.
Mereka begitu berani bernubuat.
Sebab kalau ternyata salah, mereka πŸ‘₯ tidak perlu bertanggung jawab.
Sebab bernubuat itu tidak beresiko.
Tetapi kalau benar, mereka mendapat "reward" dalam berbagai bentuk.

Hal ini sebenarnya kelicikan yang tidak disadari oleh mereka.
Pada mulanya, barangkali mereka πŸ‘₯ tidak bermaksud untuk bertindak licik atau menipu.
Bukan tidak mungkin pula, mereka pernah bernubuat dan nubuatnya tergenapi.

Hal itu membuat mereka semakin percaya diri untuk bernubuat.
Sampai tanpa sadar, seakan - akan karunia itu bisa digunakan kapan saja, di mana saja, dan dalam konteks apa saja.
Mereka πŸ‘₯ merasa bahwa mereka memiliki karunia itu.
Padahal, karunia adalah milik Tuhan.

Orang percaya hanya mendemonstrasikan jika Roh Kudus πŸ’—menghendaki.
Bukan suka - sukanya sendiri.
Kita harus bisa membedakan bahasa roh dengan bernubuat.
Bahasa roh untuk dialog dengan Tuhan.
Bernubuat tidak bisa dimiliki seseorang lalu mau kapan dilakukannya.

Karunia tidak bisa diajarkan orang.
Karunia itu dari Tuhan Yesus.
Penekanan pada nubuat membuat fokus kepada kebenaran Firman TuhanπŸ’— guna pertumbuhan rohani untuk sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus, terabaikan.

Karena fokusnya ke nubuat, banyak orang Kristen sibuk dengan nubuat sehingga hal yang mayor atau utama terabaikan.
Mereka πŸ‘₯ menjadi mistis dan tidak menggunakan logika secara proporsional.

Hal ini tanpa disadari menggiring banyak orang Kristen kepada penyesatan.
Ada orang - orang yang dianggap sebagai juru bicara Tuhan πŸ’— untuk bernubuat dan banyak orang Kristen bergantung padanya, sehingga banyak orang Kristen tidak mandiri untuk bersekutu dengan Tuhan dan mendengar suara Tuhan.

Mereka menjadi korban orang - orang yang sebenarnya berkebutuhan untuk dikultuskan.
Sebenarnya, kita tidak perlu mempersoalkan apa yang akan terjadi dalam hidup kita ke depan.
Kita hidup dalam kontrol dan monitor Tuhan πŸ’—
Tidak ada sesuatu yang terjadi di luar kendali Tuhan.

Tuhan menjagai kita πŸ‘₯ dengan sempurna.
Tidak ada pencobaan yang melampaui kekuatan kita.
Setiap pencobaan pasti ada jalan keluarnya.
Tidak ada sesuatu yang perlu atau patut kita khawatirkan.
Kalau Tuhan tidak memberi nubuat, berarti kita tidak perlu tahu apa yang akan terjadi ke depan.

Kalau Tuhan πŸ’— memandang kita perlu mengetahui sesuatu yang akan terjadi di depan, Tuhan pasti memberitahukannya kepada kita.
Jadi kalau Tuhan tidak
memberi tahu jangan paksa diri untuk tahu.

Karena nubuat bisa dijual orang bernubuat.
Ini bisa jadi sarana menjual Tuhan Yesus πŸ’—
Demikian pula dengan pelayanan.
Ada pengusaha yang tidak beragama Kristen mengajak temannya yang beragama Kristen untuk membuka atau menyelenggarakan kebaktian di sebuah gedung.

Mereka merencanakan mengundang seorang pembicara yang memiliki nama dan diminati banyak orang Kristen, mempersiapkan
 musik dan worship leader yang baik, serta segala perangkat lainnya untuk terselenggarakannya sebuah acara gereja πŸ’’yang menarik.

Bila perlu juga memanggil artis rohani atau kesaksian orang - orang yang bisa menarik masa untuk datang.
Ajakan tersebut berangkat dari pemantauannya bahwa kegiatan gereja πŸ’’ seperti yang dilakukan oleh banyak orang dewasa ini, dapat mendatangkan keuntungan berupa uang.

Bukan rahasia lagi pelayanan pekerjaan Tuhan sudah menjadi bisnis yang bisa menguntungkan secara materi, di samping kebesaran nama pendeta dan gerejanya.
Bukan tidak mungkin banyak orang πŸ‘₯ melakukan kegiatan pelayanannya dikarenakan hal ini.

Mereka mengusahakannya
secara profesional demi menarik massa sebanyak mungkin.
Mereka πŸ‘₯ tidak terlalu mempersoalkan apakah firman yang diberitakan adalah Firman Tuhan yang murni atau injil yang sejati, atau bukan.
Bagi mereka yang penting "firman " itu diminati dan dapat menarik banyak masa.

Pada umumnya, khotbah - khotbah yang disampaikan mirip dengan para motivator sekuler, bukan kebenaran firman.
Pasti gereja πŸ’’ seperti ini akan sangat menekankan persembahan dan persepuluhan.

Aspek lain yang perlu diamati adalah : keberhasilan hamba - hamba Tuhan atau pendeta dalam " berkarir"
di kegiatan perlayanan seperti itu.
Banyak hamba Tuhan atau pendeta yang melayani "pekerjaan Tuhan" dalam waktu singkat sudah memiliki rumah, mobil, dan berbagai fasilitas lainnya.
Mereka πŸ‘₯ mencari hidup, bukan memberi hidup.

Hal ini mendorong banyak orang mau menjadi pendeta, sehingga sekolah teologi dikunjungi banyak orang untuk bisa terjun ke pelayanan.
Banyak di antara mereka πŸ‘₯ tidak mau jadi korban tapi makan korban.

Orang - orang yang melayani Tuhan πŸ’— karena mencari nafkah adalah orang - orang yang pasti menjual nama Tuhan.
Biasanya orang - orang seperti ini melayani pekerjaan Tuhan bukan untuk :
- Menuntun umat kepada kesempurnaan -
- Meninggalkan percintaan dunia dan
 - Mempersiapkan diri untuk menyongsong kerajaan Tuhan Yesus yanh akan datang.

Tetapi jemaat diajarkan,
- kemakmuran jasmani. 
- Jemaat dilayani untuk menikmati berkat jasmani.
Dan ini tidak cocok dan jauh dari ajaran Tuhan Yesus πŸ’—
Banyak kegiatan yang diselenggarakan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan materi.

Kegiatan yang sekilas bersifat rohani menjadi kamuflase untuk memperoleh keuntungan.
Gereja - gereja yang tidak mengenal kebenaran memperkenalkan Yesus πŸ’— sebagai sosok yang dapat peduli dengan persoalan pemenuhan kebutuhan jasmani, tanpa mengajarkan dengan benar bagaimana harus mengikuti jejak hidupNya.

Kalau seorang hamba Tuhan atau pendeta bertumbuh dewasa mengenakan kodrat ilahi, maka semua kegiatannya selalu diperkarakan dengan Tuhan πŸ’—
Sehingga segala sesuatu yang dilalukan selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah.
Tentu saja, semua kegiatan yang dilakukan benar - benar untuk kemuliaan Allah.

Menjual nama Yesus dengan kuasa mukjizat Tuhan πŸ’— paling marak dalam kehidupan orang - orang Kristen dewasa ini, khususnya di kalangan gereja Kharismatik dan Pentakosta.

Mereka menjanjikan kuasa Tuhan yang dapat melahirkan mukjizat atas kehidupan orang percaya πŸ‘₯, sehingga mereka dapat memperoleh jalan keluar dari segala persoalan hidup yang mereka hadapi.

Mereka yang sakit dapat disembuhkan, yang terikat hutang - piutang memperoleh jalan keluar, dan lain sebagainya.Bahkan, di setiap kebaktian selalu dijanjikan bahwa kalau jemaat kembali pulang ke rumah masing - masing maka mereka πŸ‘₯ sudah mendapat jawaban doanya, yaitu : kesembuhan, pertolongan dari masalah ekonomi, masalah rumah tangga, pekerjaan dan lain sebagainya.

Kita harus mengerti, kalau dunia mengalami resesi dan  banyak kesukaran menimpa manusia πŸ‘₯, seperti krisis, ekonomi, politik, sosial, ekologis berupa bencana alam, dan lain sebagainya.

Karena itu, Tuhan πŸ’— ditawarkan sebagai solusi bagi manusia agar dapat terhindar dari kesulitan - kesulitan hidup tersebut.
Dalam kondisi kehidupan masyarakat yang sulit, gereja menjadi alternatif yang dicari orang untuk mendapat jalan keluar.

Ketika gereja πŸ’’ hanya menjadi tempat untuk memperoleh jalan keluar dari berbagai kesulitan hidup di bumi berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan jasmani, maka terjadi praktik pelayanan rohani yang mirip dengan praktik perdukunan.Banyak hamba - hamba Tuhan atau pendeta yang memanfaatkan situasi ini untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Maksud praktik perdukunan dalam konteks ini adalah gereja πŸ’’ dan semua pelayan - pelayannya menggunakan kuasa Tuhan untuk menyelesaikan masalah - masalah yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan jasmani, yang terjadi dalam kehidupan umat Tuhan.

Sama seperti dukun dukun yang " menjual jasa" dengan membuat praktik - praktik mukjizat guna penyelesaian masalah - masalah hidup yang bertalian dengan pemenuhan kebutuhan jasmani.

Dengan isi pelayanan seperti ini, maka gereja mengabaikan maksud keselamatan yang diberikan Allah πŸ’— kepada manusia yaitu : dikembalikannya manusia kepada rancangan Allah semula, menjadi segambar dan serupa dengan Allah.

Demikian faktanya yang terjadi di banyak gereja hari ini, gereja πŸ’’ menyelenggarakan praktik pelayanan yang mekanismenya seperti dalam praktik perdukunan di dunia yang tidak mengenal Allah.

Gereja - gereja palsu tersebut mempromosikan mukjizat dengan menggunakan kuasa Tuhan untuk penyelesaian masalah pemenuhan kebutuhan jasmani.
Dengan mudahnya gereja - gereja πŸ’’ tersebut menjanjikan penyelesaian masalah yang dihadapi jemaat, mulai dari masalah ekonomi, bisnis, kesehatan, jodoh, keinginan memiliki keturunan dan lain sebagainya dengan nama Yesus.

Tanpa disadari, praktik pelayanan yang mirip dengan perdukunan mengakibatkan penyimpangan.
Mukjizat menjadi komoditas utama orang - orang πŸ‘₯ yang mengaku "hamba Tuhan" dan yang mndeklarasikan diri ( terang - terangan maupun terselubung) mewakili Tuhan untuk menolong umatNya.

Tanpa mereka sendiri sadari, mereka menjual nama Tuhan selain untuk kepentingan materi juga kebesaran namanya sendiri sebagai kelangsungan karir di dalam gereja πŸ’’ lokal maupun di dalam sinode suatu gereja.

Kalau dalam praktik perdukunan di luar gereja mereka menggunakan kuasa kegelapan, tetapi di dalam gereja menggunakan nama Yesus.
Banyak orang Kristen πŸ‘₯ berpikir bahwa menggunakan nama Yesus untuk hal tersebut agar kuasanya dinyatakan dipandang sebagai suatu kehormatan bagi Tuhan.

Mereka menggunakan nama Yesus semena - mena.
Sebenarnya tindakan mereka itu melecehkan nama Tuhan πŸ’— dengan menggunakan dan menyebutkan secara sembarangan.

Tuhan tidak akan memperkenalkan namaNya dipakai sesuai selera dan keinginan manusia, apalagi ada "agenda pribadi" di balik penggunaan namaNya.
Banyak orang telah tertipu oleh praktik pelayanan gereja - gereja πŸ’’ yang sudah menyimpang dari kebenaran tersebut.

Gereja - gereja yang tidak mengenal kebenaran memperkenalkan Yesus πŸ’— sebagai sosok yang dapat peduli dengan persoalan pemenuhan kebutuhan jasmani, tanpa mengajarkan dengan benar bagaimana harus mengikuti jejak hidupNya.
Tentu saja, Tuhan Yesus juga sangat peduli dengan masalah pemenuhan kebutuhan jasmani.

Tetapi sesungguhnya Tuhan Yesus πŸ’— lebih peduli proses pertumbuhan rohani agar pengikutNya seperti diriNya.
Dengan demikian gereja - gereja sedang menjual nama Yesus, seharusnya yang diajarkan adalah bagaimana mengikuti jejak Tuhan Yesus.

Oleh sebab itu, mereka seharusnya tidak mempersoalkan pemenuhan kebutuhan jasmani lagi.
Tetapi ditekankan adalah melakukan kehendak Bapa πŸ’— dan menyelesaikan pekerjaannNya.
Hal ini yang harus diperjuangkan sebagai satu - satunya agenda hidup ini.

Di mana - mana, bukan hanya di kalangan orang Kristen πŸ‘₯, tetapi di kalangan masyarakat pada umumnya terdapat kecenderungan menggunakan alasan kegiatan sosial demi memperoleh keuntungan pribadi.
Kalau hal tersebut terjadi di luar gereja, kita masih bisa memakluminya atau kita tidak perlu mempersoalkannya karena itu bukan urusan kita.

Tetapi, kalau hal ini terjadi di lingkungan orang - orang Kristen, apalagi di lingkungan gereja πŸ’’, betapa hal ini sangat menyedihkan.
Sebenarnya, hal itu bukan cerita baru.
Bagaimana kegiatan - kegiatan sosial di kalangan orang Kristen menjadi sarana memperoleh materi atau uang.

Mereka πŸ‘₯ bukan hanya menjual anak - anak yang tidak mempunyai orang tua (anak yatim piatu) dan manula yang terbuang, tetapi mereka juga menjual nama Yesus.
Tidak sedikit yayasan - yayasan Kristen yang bergerak di bidang pelayanan sosial menjadi kendaraan orang - orang tertentu " mencari nafkah " untuk diri sendiri.

Ada pula yang bergerak di bidang pendidikan, dengan alasan untuk misi mereka πŸ‘₯ menghimpun dana membangun sekolah.
Tetapi, ketika sekolah sudah maju dan diminati banyak orang tua, maka sekolah tersebut hanya diperuntukkan bagi orang kaya.

Mereka πŸ‘₯ memasang tarif tinggi untuk uang sekolah dan lain sebagainya.
Hanya orang kaya yang bisa membawa anak mereka ke sekolah itu.
Yayasan tersebut tidak memedulikan orang miskin.

Sekolah yang pada mulanya dibangun dengan alasan misi dan menggunakan uang jemaat atau donatur dalam pembangunannya, hanya menjadi sejarah.
Sekolah tersebut sudah menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan.

Ada hamba - hamba Tuhan atau pendeta yang mempunyai pelayanan bagi pemulung dan orang - orang terlantar di jalan.
Mereka πŸ‘₯ melayani "tanpa pamrih".
Dengan ketulusan dan segala perjuangan, hamba - hamba Tuhan itu melayani mereka.
Tetapi tidak sedikit pula hamba - hamba Tuhan atau pendeta yang mengambil pelayanan tersebut untuk keuntungan pribadi.

Berkat yang diterima oleh mereka dari orang - orang πŸ‘₯ yang terbeban, "disunat" demi kepentingan diri sendiri.
Memang tidak salah, kalau pelayan - pelayan yang melayani mereka juga memperoleh biaya transportasi dan persembahan kasih.

Tetapi, kalau mengorbankan kepentingan pelayanan maka itu adalah bentuk korupsi yang menyakiti hati Tuhan.
Ada pula hamba - hamba Tuhan πŸ‘₯ atau pendeta yang melayani di penjara - penjara dengan penuh kasih dan pengorbanan.Tuhan sangat berkenan dengan pelayanan tersebut.

Tetapi hendaknya, kita tidak tergoda memanfaatkan pelayanan tersebut untuk memperoleh keuntungan materi.
Jika hal ini terjadi, betapa hal itu menyakiti hati Tuhan πŸ’—
Mereka menjual "orang dalam penjara" demi kepentingan pribadi dan menjual nama Yesus.

Dewasa ini, banyak yayasan - yayasan atau kegiatan - kegiatan yang berkiprah dalam rehabilitasi para pecandu narkoba.
Pekerjaan mereka πŸ‘₯ sungguh sangat mulia.
Pekerjaan ini bukan pekerjaan yang mudah.Ini adalah pekerjaan berat yang penuh resiko.

Tetapi, hendaknya pekerjaan yang begitu mulia tidak dijadikan sarana untuk memperoleh keuntungan materi atau keuntungan pribadi.
Sebagai akibatnya, para pecandu πŸ‘₯ narkoba yang tidak mampu dijual untuk mendapatkan donatur, sementara yang mampu diperas uang keluarganya.

Khusus untuk orang Kristen πŸ‘₯ dalam yayasan - yayasan Kristen yang bergerak di bidang pelayanan ini, hendaknya tidak tergoda memanfaatkan lahan pelayanan ini untuk kepentingan materi.

Kalau di dunia politik, kita πŸ‘₯ menjumpai kenyataan dimana "wong cilik" (rakyat kecil ) dijadikan sarana atau dijual untuk menarik simpati masyarakat, seakan - akan partai tersebut atau pejabat tersebut peduli terhadap keadaan rakyat kecil tersebut.

Salib ini memikul semua kutuk.
Sebenarnya ada satu kutuk, yaitu terpisah dari Allah.
Kalau cuma miskin, sakit, itu dampak dari dunianya.
Tapi kutuk utama manusia terpisah dari Allah πŸ’—
Tapi salib itu menyelesaikan.
Tuhan Yesus menyelesaikan di atas kayu salib.

Di perjanjian lama orang Israel tidak mengenal keselamatan, mereka orientasinya berkat jasmani, tanah yang subur, berlimpah susu dan madu.
Jadi kalau mereka tidak taat, Tuhan πŸ’— hukum dengan bala kelaparan, penyakit sampar, perang itu kutuknya.
Kutuk itu artinya : hukuman.

Di Perjanjian Baru ketika Salib diadakan kita punya kesempatan keluar dari kutuk, terpisah dari Allah.
Adapun kita πŸ‘₯ mengalami kemiskinan, ditindas macam - macam, itu bisa dipakai Tuhan untuk menyempurnakan kita.

Allah pakai itu untuk mengembalikan kita ke rancangan semula, karena Allah πŸ’— turut bekerja dalam segala untuk mendatangkan kebaikan,
agar kita serupa dengan Yesus.
Itu menggenapi maksud salib diadakan.

Jadi kemiskinan bisa jadi berkat.
Tertindas tidak adil juga bisa jadi berkat.
Kalau gereja πŸ’’ mula - mula teraniya itu berkat.
Karena salib diadakan menyempurnakan bagaimana bebas dari kutuk.

Tetapi sekarang diajarkan tidak punya anak, belum kawin, tidak punya kutuk.
Dan muncul - muncul hamba Tuhan yang menclaim dirinya membebaskan jemaat dari kutuk dengan menggunakan nama Yesus
Dan sekarang ada orang - orang πŸ‘₯ spesialis melepaskan kutuk.
Jadi maksud diadakan ini meleset.

Semua kita πŸ‘₯ pasti ada masalah.
Masalah anak, kesehatan, ekonomi dll.
Besi menajamkan besi.
Ditajamkan dengan gesekan.
Harus ada gesekan
Justru Tuhan yang gesek.

Ini umumnya di gereja πŸ’’ pantekosta kharismatik.
Kalau gereja Protestan tidak ada.
Mereka melepaskan diri dari bencana
Anak Allah tidak ada bencana.
Semua mendatangkan kebaikan.
Betapa banyak orang Kristen yang bodoh.

Jadi kita kalau masuk Perjanjian Baru, kutuk hanya dikaitkan keselamatan kekal.
Bila seseorang diperkenankan masuk kerajaan kekal, itu bebas dari kutuk.
Kutuk tidak bertalian langsung dengan berkat jasmani.
Kalau ada berbagai kesulitan, itu bisa jadi disiplin juga.
Disiplin mendewasakan dia.
Dunia 🌍 tidak boleh membahagiakan kita

🌷Sesi ke 4
Menjual nama Yesus πŸ’— dengan kesaksian.
Orang - orang yang mempunyai kesaksian yang luar biasa.
Apalagi dia berasal dari agama non Kristen.
Ini merusak hubungan agama di negara kita.
Ia bisa mencela nabinya, ia bisa mencela kitab sucinya.
Ini sangat tidak etis.
Kita harus mengindari hal ini.

Orang non Kristen menjadi Kristen, mereka terlalu dimanja, dilayani,
sehingga jatuh di dua hal, 1.Jatuh dalam moral seks.
2. Jatuh dalam uang
Pindah menjadi orang Kristen menjadi tidak jaminan bagus moralnya, disangsikan.
Kita harus mendidik mereka dulu.

Lalu menjual nama YesusπŸ’— dengan khotbah.
Di gereja - gereja kharismatik dan pantekosta penghasilan pendeta tergantung dari jumlah jemaat.
Biar jemaatnya tidak banyak tetapi relasinya orang - orang kaya.

Dan dulu di gereja πŸ’’ kharismatik ada pembicara yang sudah dikenal, dan diundang sana sini.
Makin sering khotbah di mana - mana makin nampak.
Sampai titik tertentu, kita bisa mengerti orang  - orang yang punya nama besar, kolektenyapun besar.

Ini terjadi, tetapi tidak semua pendeta, yang secara tidak langsung sudah "pasang tarif"
Biasanya yang berbicara sekretarisnya.

Harusnya seorang pendeta bisa khotbah itu bersyukur.
Tujuan pelayanan  pemberitaan Firman adalah : menyampaikan suara kebenaran untuk dapat mengubah jemaat
- Menjadi kudus dan tak bercacat atau sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus.
- Semakin terlepas dari ikatan percintaan dunia 🌍
- Semakin merindukan langit baru dan bumi yang baru.
Pemberitaan Firman yang benar, tidak dapat diimbali dengan uang πŸ’° atau apapun juga, sebab kebenaran adalah harta yang tidak ternilai dari Bapa.

Amin....🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar