Satu hal yang harus terus diingat bahwa manusia adalah makhluk bebas, artinya manusia π₯ memiliki kehendak bebas yang dapat diarahkan oleh masing-masing individu tanpa dikendalikan oleh pihak lain.
Tuhan sendiri tidak mengintervensi kehendak bebas manusia.
Tuhan π mengakui dan menghormati kedaulatan manusia.
Hal ini merupakan sesuatu yang dahsyat, sebab hal ini bisa membawa manusia kepada kebinasaan atau kemuliaan.
Manusia dikendalikan oleh kehendak bebasnya atau free will dalam menentukan nasib atau keadaan dirinya.
Tuhan π sebagai Hakim menegakkan hukum itu dengan segala resiko dan konsekuensinya, baik bagi manusia maupun bagi Tuhan sendiri.
Dalam hal ini, bagaimanapun manusia harus tunduk kepada hukum “tabur tuai” (Gal. 6:7-9).
Ke mana arah langkah hidup seseorang ditentukan oleh keinginannya.
Apakah seseorang π€ membawa diri ke Kerajaan Terang atau kerajaan kegelapan, hal ini tergantung dari apa yang memenuhi hatinya.
Apa yang memenuhi hatinya diperankan oleh apa yang memenuhi pikirannya.
Setiap langkah dari keinginan seseorang π€ hari ini, menentukan nasib kekalnya.
Sering terjadi, keputusan beberapa menit menentukan kekekalannya. Nasib Esau ditentukan beberapa menit ketika ia menukar hak kesulungannya dengan semangkuk makanan (Ibr. 12:16-27).
Oleh sebab itu betapa berartinya menit demi menit hidup ini, sebab menentukan nasib kekal yang tiada batas.
Kalau hati dipenuhi keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan berarti menggiring manusia itu kepada kebinasaan.
Alkitab π Perjanjian Baru menunjukkan bahwa sebuah pelanggaran atau dosa terjadi bukan hanya setelah dilakukan secara fisik, tetapi keinginan yang tidak proporsional sudah dapat mengkondisi dosa (1Tim. 6:10).
Dalam Yakobus 1:13-15 ditulis: Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri. Kalimat dalam Doa Bapa kami: “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”, dimaksudkan agar kita selalu membawa diri kita π₯ kepada keinginan yang sesuai dengan Tuhan.
Untuk itu kita harus berani menanggalkan segala keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan π
Menanggalkan keinginan bukan berarti tidak memiliki keinginan. Bagaimanapun manusia pasti memiliki keinginan. Tetapi orang yang mengakui Yesus sebagai Tuhan akan mengisi jiwanya dengan keinginan atau kehendak Tuhan saja.
Sehingga jiwanya menjadi bejana di mana keinginan dan kehendak Allah π dituangkan.
Hal ini akan membuat hanya kehendak Tuhan yang menguasai kehidupan orang tersebut. Dalam hidup ini, kita harus hanya mau melakukan kehendak Tuhan.
Orang yang berhasrat melakukan kehendak Tuhan avkan diberi kepekaan untuk mengerti apa yang dikehendaki-Nya. Tetapi kalau seseorang tidak berhasrat melakukan kehendak Tuhan π, Tuhan tidak akan memberitahu apa yang dikehendaki-Nya. Orang seperti ini, tidak memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak Tuhan.
Tuhan π tidak akan memberikan sesuatu yang bernilai tinggi atau berharga kepada mereka yang tidak layak menerimanya, yaitu mereka yang tidak berkeinginan melakukan keinginan atau kehendak-Nya.
Kita melakukan keinginan Tuhan karena kita mau membahagiakan hati Tuhan, dalam kesadaran bahwa sebenarnya kita tidak berhak menyenangkan diri sendiri. Oleh sebab itu sebelum melakukan keinginan Tuhan, kita π₯ bharus terlebih dahulu menanggalkan keinginan kita sendiri.
Hal ini kita lakukan dengan sukacita dan rela bukan sebagai suatu beban.
Kita memandangnya sebagai suatu kehormatan dan anugerah.
Orang yang melakukan keinginan-keinginan Tuhanπ adalah orang yang menjadikan Tuhan sebagai kebahagiaannya.
Hidupnya menjadi bahagia dan bersih sebab orang yang menjadikan Tuhan kegembiraan, pasti hidupnya cenderung bersih.
Sebaliknya, orang yang tidak menjadikan Tuhan π sebagai kebahagiaannya, cenderung kotor.
Oleh sebab itu kita tidak boleh mengatur diri sendiri.
Semakin kita mengatur diri sendiri, maka semakin sulit untuk mengerti kehendak Tuhan π
Tetapi semakin seseorang memiliki kesediaan menyerah kepada kehendak Tuhan dan berkerinduan menyenangkan hati-Nya, semakin ia mengerti apa yang Tuhan kehendaki.
Menurut pemikiran kebanyakan orang modern sekarang ini, pikiran manusialah yang utama dan manusia itu π₯ sendiri yang berhak bertindak sesukanya.
Irama hidup seperti ini sudah merupakan irama hidup manusia pada umumnya, khususnya di zaman ini.
Tetapi sebagai orang percaya yang mengenal kebenaran, haruslah kita menolak sikap hidup yang salah tersebut.
Kita bersedia untuk hidup hanya untuk melakukan kehendak Tuhan π dan membahagiakan hati-Nya. Dengan demikian kita dapat menantang zaman.
JBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar