Minggu, 26 November 2017

Renungan Harian Truth Daily Enlightenment "KUASA HIDUP YANG BENAR"  25 November 2017

Salah satu penyesatan yang berhasil merusak kehidupan iman jemaat adalah konsep mengenai berkat.
Selama ini banyak orang Kristen πŸ‘₯ yang salah memahami kata berkat. Mereka mengisi pengertian berkat ini sesuai dengan konsep yang mereka serap dari lingkungan.

Sangat membahayakan kalau ajaran yang salah ini keluar dari seorang pembicara atau pengajar di mimbar-mimbar gereja. Berhubung pengertian kata ini penting, maka seorang pembicara harus benar-benar memahami kata berkat dari perspektif Alkitab πŸ“š Perjanjian Baru. Kita tidak boleh mencampuradukkan pengertian berkat bagi orang Yahudi dengan orang Kristen.

Kalau dilihat secara etimologi dari teks Alkitab πŸ“š, pengertian kata “berkat” (berakah) adalah sesuatu yang menghidupkan.
Persepsi umat Perjanjian Lama, yang dihidupkan adalah kemakmuran duniawi, kelimpahan, dan kebebasan. Kata “menghidupkan” mengingatkan kita apa yang dikatakan Tuhan dalam Kejadian 2:17, bahwa pada hari manusia makan buah yang dilarang Tuhan itu mereka akan mati.

Bagi orang Yahudi yang belum mengerti keselamatan, mereka πŸ‘₯ memahami sesuatu yang menghidupkan, kemakmuran, kelimpahan, dan kebebasan adalah hal-hal yang bertalian dengan kehidupan fisik.

 Itulah sebabnya janji AllahπŸ’— kepada bangsa Israel berorientasi pada berkat jasmani dari masalah kesehatan, buah kandungan wanita, ternak, ladang, terlepas dari musuh, dan lain sebagainya (Ul. 28).
Tuhan πŸ’— juga menjanjikan suatu tanah yang subur di mana berlimpah susu dan madu dan kehidupan yang berjaya dari musuh-musuh mereka.

Semua itu menunjuk pada kemuliaan duniawi 🌍
Itulah berkat yang dipahami oleh umat Perjanjian Lama.
Banyak orang Kristen memahami pengertian berkat seperti konsep Yahudi, yaitu yang berorientasi pada kelimpahan atas pemenuhan jasmani.

 Hal ini akan mengakibatkan mereka tidak mengenal keselamatan yang diajarkan Tuhan Yesus πŸ’— Kalau Injil berbicara mengenai kelimpahan, hal itu tidak selalu berhubungan dengan berkat jasmani. Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus pada dasarnya adalah pemulihan kehidupan, yaitu dikembalikannya manusia kepada keadaan semula.

Kedatangan Tuhan Yesus mempunyai arti mahapenting bagi kehidupan manusia. Manusia πŸ‘₯ yang telah kehilangan kehidupan yang berkelimpahan sesuai dengan maksud rencana Allah, dimungkinkan kembali untuk menemukannya (Yoh. 10:10). Kata kelimpahan dalam Yohanes 10:10 berarti tinggi dalam kualitas (Yun. perissos), bukan banyak dalam arti kuantitas.

Seharusnya atau idealnya, kata “kelimpahan” tidak boleh dihubungkan sama sekali dengan berkat jasmani, walau bagaimanapun tentu memiliki keterkaitan. Kelimpahan harus hanya dihubungkan dengan karakter dan gaya hidup seseorang yang mengenakan gairah hidup Tuhan Yesus Kristus.

Semakin mengenakan gairah hidup Tuhan Yesus berarti kehidupan seseorang semakin berlimpah dalam berkat-Nya.
Sebenarnya, inilah harta yang sesungguhnya yang disediakan Tuhan πŸ’— bagi umat pilihan.
Jadi, sangatlah duniawi kalau orang percaya menjalani hidup Kekristenannya dengan landasan kelimpahan jasmani (keuangan, karir, dan lain sebagainya yang bersifat materi).

Kenyataannya, banyak pendeta yang menjadi pembicara di mimbar mengarahkan pengertian jemaat mengenai berkat secara keliru.
Mereka πŸ‘₯ mengajarkan kemakmuran duniawi. Dengan cara demikian sesungguhnya mereka menyesatkan umat Tuhan.

Menurut Injil, kelimpahan yang dimaksud adalah sebuah gaya hidup baru. Kehidupan yang berbeda dengan kehidupan yang telah mereka miliki sebelumnya.
Ini adalah sebuah gaya hidup yang membuat manusia dapat bersekutu dengan Tuhan πŸ’— secara harmonis.

Lebih dari semua yang Tuhan sediakan atau berikan dalam keselamatan, dipulihkannya kembali hubungan dengan Tuhan adalah segalanya atau berkat yang terindah.
Oleh sebab itu pengiringan kita harus terus menerus diisi dengan belajar mengenal Tuhan, baik pemahaman mengenai Tuhan πŸ’— melalui pengajaran maupun pengalaman pribadi, yaitu mengalami Tuhan secara riil.

Dari hal inilah kita mulai memahami bagaimana seharusnya kita menyelenggarakan hidup ini sesuai kehendak Tuhan. Tuhan πŸ’— menyediakan fasilitas tanpa batas untuk meraih berkat-berkat rohani ini.
Dalam hal ini, betapa berharganya setiap detik hidup kita untuk dapat meraih berkat rohani yang juga adalah berkat kekal.

JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar