Kamis, 09 Agustus 2018

Sunday Bible Teaching) SBT, 5 Agustus 2018 Pdt. DR. Erastus Sabdono

Perjumpaan pribadi dengan Tuhan πŸ’—
Ini harus kita pandang sebagai yang mutlak dari segala kebutuhan.
Bahkan itu lebih mutlak dari hidup itu sendiri.

Lebih baik kita tidak pernah hidup dari pada hidup tanpa mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Ini bukan sesuatu yang hanya diajarkan kata - kata.
Tidak cukup diajarkan dengan kata - kata.

Seseorang harus mengalami langsung.
Ini yang terus Gembala kita kampanyekan dan sampaikan untuk kita amalkan, lakukan, alami.
Ilustrasi yang paling tepat menggambarkan hal ini belajar berenang.
Kita tidak akan pernah berenang tanpa masuk air.
Sehebat apapun teorinya kita tidak akan bisa berenang, tanpa menceburkan diri ke dalam air.

Kita πŸ‘₯ tidak akan mengalami Tuhan, tanpa kita masuk dalam perjuangan untuk mengalami Tuhan.
1. Melalui nalar
Kita bisa mengalami Tuhan di dalam pikiran kita di dalam pengenalan Alkitab.
Ciri orang yang melakukan hal ini dia memiliki ketakjuban, takjub
terhadap Kebenaran Firman Tuhan.
Kalau sudah takjub dia akan mencari.
Dia akan merasa kehausan, kebutuhan akan kebenaran.

Jika itu kebenaran yang murni.
Maka dia akan mencari susu yang murni.
Dia akan lebih teliti, tidak bisa disalahkan kalau dia lebih selektif.
Tidak bisa disalahkan
tidak akan mendengar
orang yang menurut dia tidak menyampaikan Firman yang murni.
Dia akan bisa membedakan kebenaran dan kepalsuan.

Bukan hanya dengan nalar, tapi juga dengan rasa.
Dan sebenarnya ini tidak bisa dibedakan, karena ini membedakan karunia roh.
Jadi dapat merasakan kedasyatan firman sehingga menjadi takjub.
Di dalam ketakjubkan ada 
kegirangan, kegembiraan, kegemaran dalam jiwa.

Beda dengan orang yang tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan di dalam nalarnya, dia akan jenuh mendengar Firman.
Mungkin yang jenuh ini bingung, lihat orang Kristen πŸ‘₯ mendengar khotbah koq tidak ngantuk.
Kalau sekali - kali kita lelah ngantuk itu bisa.

Tetapi ketakjuban itu membuat kita sulit ngantuk walaupun lelah.
Dan inilah yang membuat seorang jadi addict atau kecanduan, karena mau dengar hal - hal yang menakjubkan.

Yang berat adalah pembicaranya kalau tidak inovatif, sedangkan jemaat terus mencari hal - hal yang menakjubkan.
Dia tidak boleh berhenti.
Dia harus mencari Tuhan.

Sehingga yang benar - benar takjub terhadap Firman dan merasa kegembiraan dalam hal itu, addict dan terus mencari.
Dan kita πŸ‘₯ bisa terus mengikuti perkembangan rohani pembicara.
Tapi tolong jangan menghakimi karena belum tentu kita benar.
Tapi kemungkinan itu bisa terjadi.
Ini berubah pembicara ini.
Ini naik tingkat, dia berubah positif.

Perjumpaan melalui pengertian Kebenaran.
Tidak heran kalau  orang - orang seperti ini bisa
mematikan Televisi untuk membaca Alkitab πŸ“š
Membaca buku
Dengar cd khotbah.
24 jam itu suara khotbah di dengar di rumah, di mobil, di radio, di jalan...bisa.

Khotbah yang sama akan  diulang berkali - kali dan herannya boleh dibuktikan.
Didengar dua kali ada kebenaran lagi.
Didengar tiga kali muncul lagi kebenaran, kenapa ?
Bukan karena hebatnya si pembicara.
Karena Roh Kudus πŸ’— pimpin.
Dia akan bercabang - cabang.
Dia akan memunculkan buah - buah baru dari apa yang dia dengar.

Dia akan takjub.
Dia mendengar, lama - lama dia akan mendapatkan tambahan.
Tambahannya bukan dari si pembicara.
Tetapi apa yang muncul di dalam pikirannya.
Di situ Roh Kudus πŸ’— berbicara.

Kalau kita tidak menghargai Roh Kudus tidak bisa.
Karena mutiara bukan untuk babi.
Yang tidak sungguh - sungguh tidak bisa.
Itu perjumpaan dalam nalar.
Bukan batinnya tidak ikut berperan, perasaan juga ikut, tetapi lebih dominan di pikiran.

Sama seperti orang kecanduan film, kalau ada film baru musti nonton.
Kecanduan penyanyi, kalau ada show di Singapur dia bisa pergi.
Kita kecanduan Firman.
Cuman dia mulai selektif.

Jadi kalau dulu ada orang pergi ke mana saja, ke mana ada KKR, Seminar, dia pergi.
Tetapi dia belum memiliki ketakjuban kebenaran.
Dan ini orang Kristen πŸ‘₯baru yang kanak - kanak.
Yang semua dipandang baik.
Tapi lama - lama bisa memiliki panca indera yang dewasa.

2. Perjumpaan dengan Tuhan di dalam perasaan, di dalam doa.
Bukan berarti ratio tidak jalan.
Ratio tidak bisa dipisahkan dari perasaan.
Tapi lebih dominan itu perasaan.
Perasaan yang dipimpin oleh nalar yang sehat berdasarkan kebenaran,
Itu tidak menjadi mistis tidak ngeroh.
Banyak orang ngeroh karena nalarnya tidak sehat.

Kita harus menyediakan waktu untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan
Pengalaman perjumpaan Tuhan di dalam batin dan  perasaan tidak mudah diungkapkan kepada orang lain.
Tidak mudah, mungkin juga Tuhan tidak berkenan.
Perjumpaan itu mahal.

Orang harus mendisiplinkan diri.
Orang harus usaha untuk duduk diam menghornati Tuhan πŸ’—
Sering Tuhan menguji.
Kita berjam - jam, berhari - hari, berminggu - minggu berdoa.
Seakan - akan Tuhan tidak ada.

Apakah kita mau duduk diam dan menghomati Tuhan tanpa memaksa.
"Kududuk diam di kakiMu, aku tunggu Engkau Tuhan, aku nantikan Engkau ".
Kita menantikan Tuhan.
Nanti ada pengalaman - pengalaman adikodrati yang di luar kodrat, yang supranatural di dalam kita.
Bisa merasakan, di situ kesaksian batin kuat sekali, bahwa Tuhan πŸ’— itu hidup, Tuhan itu hadir.

Jadi Tuhan πŸ’— menjadi hidup mau mati itu tergantung juga respon kita.
Tuhan seakan - akan mati itu tergantung kita.
Walaupun Tuhan tidak akan mati.
Kita tetap duduk diam mendengar di kaki Tuhan.

Sebenarnya ini juga berlaku untuk alam gaib dan roh jahat.
Kalau orang tidak percaya ya tidak mengalami.
Tapi Kalau percaya, dia menggumulinya, dia mengalami.
Itu semacam ada hukum paralel, sejajar.
Orang tidak percaya setan,  ya tidak melihat setan.
Tidak perduli tidak ada setan.
Tapi Kalau orang yang percaya setan dan mencari dia akan akan ketemu.
Memamg roh jahat itu ada dari dulu.
Alkitab πŸ“š juga mengatakan ada.

Jadi Tuhan πŸ’—  itu bisa dihadirkan dalam hidup kita.
Makanya ada strata ini ulama ini bukan ulama, ini bisa merusak.
Di kekristenan tidak ada.
Semua kita Imamat - Imamat yang Rajai yamg punya kesempatan yang sama bertemu Tuhan.

Mengalami Tuhan di dalam perasaan itu real, bukan
omong kosong.
Cari Tuhan πŸ’— sampai alami Tuhan.
Tuhan berfirman Dia tidak  membiarkan orang - orang yang mencari Dia sia - sia,  pasti menemukan Tuhan.

Ingat perasaan kita pasti tidak bisa lepas dari pikiran, tapi waktu doa perasaan lebih dominan.
Sebenarnya perasaan tidak cukup.
Itu tidak bisa dibahasakan perasaan seseorang mengalami kehadiran Tuhan, kita harus alami sendiri.

3. Mengalami Tuhan melalui peristiwa - peristiwa kehidupan.
Di sini pikiran dan perasaan semua berperan aktif.
Pikiran berperan, ratio menganalisa, kemudian perasaan merasakan.

Kalau kita dimusuhi seseorang, dijahati, kita akan menganalisa, perasaan bermain penuh.
Di situlah kehadiran Tuhan.
Allah πŸ’— bekerja dalam segala hal mendatangkan kebaikan.
Allah membutuhkan peristiwa - peristiwa hidup.

Jadi kehadiranNya melalui - FirmanNya.
- Ratio kita.
- Pertemuan di dalam doa
menjamah kita, lebih dominan perasaan kita.
Dan melalui kejadian - kejadian hidup.
Di situ terjadi perjumpaan.

Masalahnya seberapa
seseorang bisa merasakan penyataan Tuhan πŸ’—
Kehadiran Tuhan di dalam hidupnya, seberapa.
Ada orang lain yang mengalami begitu banyak, yang lain tidak.
Semakin banyak kita melepaskan sesuatu, maka semakin limpah kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

🌷Ratio
Firman Tuhan mengatakan
Lukas 16 : 11
Orang tidak akan mengerti kebenaran, kalau ia tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur.
Artinya : kalau dia masih matrealistis, dia tidak akan mengerti firman.
Tidak mungkin dia takjub.

Kita bersyukur Tuhan itu πŸ’— sabar dan penuh kemurahan.
Walaupun kita masih matre, entah 1/4 matre 2/4 matre 3/4 matre, tapi ada bagian kita yang serius untuk dilepaskan mau belajar firman, itupun membuat kita takjub.
Apalagi kalau kita melepaskan semua ikatan.
Jadi tidak ada ketertarikan kepada dunia ini.

Kalau kita sekolah, kita kuliah, kita kerja, kita cari nafkah, apapun yang kita lakukan itu demi sebuah
perjuangan untuk menemukan kekasih abadi yaitu : Tuhan.
Baik kau makan kau minum atau melakukan sesuatu yang lain semua dilakukan untuk kemuliaan Allah.

Kalau seseorang yang tidak mengerti dan tidak setia kepada mamon yang tidak jujur, dia tidak akan mengerti kebenaran.
Tuhan πŸ’— tidak akan memberikan harta sesungguhnya.
Harta sesungguhnya itu
Alithenon bahasa aslinya artinya : kebenaran.

Jadi Kalau orang terikat kekayaan dia tidak bisa mengerti Firman Tuhan.
Orang - orang yang terikat dengan harta tidak punya ketakjuban.
Paling banter logikanya itu dipuaskan, tetapi tidak akan sampai takjub.

Alkitab πŸ“š ini terbukti bagi orang yang menggumulinya serius, Ketika kita meninggalkan ikatan dunia, hati kita tidak dipuaskan lagi oleh dunia.
Kita makin kaya mengerti Firman Tuhan.
Sampai titik tertentu, ikut Tuhan itu harus melepaskan segala sesuatu.

Bagi orang Kristen baru atau Kristen lama tidak bertumbuh tidak mengerti.
Itulah sebabnya Kita πŸ‘₯ tidak akan bertumbuh secara normal di dalam pengertian akan kebenaran.
Jadi semakin kita melepaskan ikatan dari dunia ini semakin kita memahami Alkitab πŸ“š dan semakin kita takjub.

Mungkin Kita tidak menjadi pembicara, kita tidak menggali sendiri,
tapi Gembala yang menggali sendiri, bukan karena pintar memiliki gelar secara akademis.
Tetapi Gembala belajar tidak mencintai dunia 🌏ini.
Tiada yang kunanti harta dunia ini.

Itu kebenaran - kebenaran yang disampaikan itu bagi orang - orang yang juga meninggalkan dunia seperti Gembala akan takjub dan luar biasa.
Kita bisa menjadi kekasih  - kekasih Gembala tanpa disadari.
Ada hubungan batin, tidak pernah berjalsn bersama, hanya bertemu di lift saja, rasanya dekat, karena punya spirit yang sama.

2. Soal perasaan
Ini berbicara soal cinta.
Kamu tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.
Kita mempelai.
Paulus berkata dia takut kesetiaanmu yang sejati kamu ditipu tidak punya kesetiaan sejati seperti  Hawa diperdaya oleh ular.

Kalau kamu tidak membenci ayahmu ibumu saudaramu laki - laki dan saudaramu perempuan
Kamu tidak layak bagiku
Idealnya anak muda jangan bercinta dulu sebelum mencintai Tuhan.
Kita juga sudah terlanjur sayang membagi hati kita kepada dunia 🌏 ini.
Perasaan kita ini harus kita tujukan kepada Tuhan Yesus saja.

Kalau aku mencintai papa mama itu karena Tuhan.
Mencintai papa mama, anak, dan istri itu cinta secara kodrat.
Tidak usah diajari juga sudah bisa.
Tapi keagungan cinta,
Aku mencintai mereka itu bukan kodrat, tapi cinta agape yang Tuhan πŸ’—ajarkan.

Dari nalar masuk ke hati
Seseorang dapat memiliki cinta yang membara tidak bisa ditarik melekat kepada Tuhan.
Sebaliknya ada orang mencintai dunia sampai tidak bisa ditarik, hati - hati.

Oleh sebab itu ketertarikan
dengan dunia, atau apapun harus dihentikan.
Tertarik dengan kekayaan, pangkat, dan apapun harus dihentikan.
Kita harus sengaja dan sadar melabuhkan hati kita kepada Tuhan.

Kalau boleh di hatiku hanya ada nama Tuhan.
Kita harus sefanatik - fanatiknya.
Nanti bisa ketemu.
Jadi jangan hubungan dengan Tuhan hanya secara protokuler.
Tetapi harus ada perasaan yang dalam waktu berdoa.

Sebenarnya matang mentahnya Tuhan itu juga dirasa pada waktu berdoa.
Itu tidak bisa ditipu.
Pendeta atau WL yang tidak punya pengalaman dengan Tuhan, hanya teori,
karena dia tidak ada perjumpaan dengan Tuhan.
Yang penting kita mengambil tindakan melabuhkan cinta kita kepada Tuhan.

Kita harus mengosongkan bejana jiwa kita, tidak ada yang menarik dalam hidup ini.
Kalau Dia pribadi yang maha misteri maha agung yang memiliki jagat raya tanpa batas menjadi Bapa kita, mestinya dunia 🌏 tidak menarik lagi.
Mestinya kita tidak tertarik dengan apapun.
Jadi kalau kita masih tertarik dengan dunia, kita tidak menghayati kebesaran sebagai Anak Allah, sudah pasti.

Perasaan kita harus kita tumpahkan untuk mencintai Bapa di Surga, untuk mencintai Tuhan πŸ’—
Jadi bukan karena kuasa Tuhan, berkatnya Tuhan.
Kalau Tuhan tanya
" Kau minta apa ? "
Kita jawab :
"Aku mau hatiMu,
Dan Aku mau Kau ajarkan Aku memberikan hatiku kepadaMu ".
Seakan - akan kita tidak  punya siapa - siapa dan tidak punya apa - apa, selain Tuhan.

Kalau kita mencintai pasangan hidup kita, orang tua, dan anak - anak bukan secara kodrat, tetapi karena Tuhan πŸ’—
Seakan - akan hanya Engkau dan Aku Tuhan, tidak ada yang lain.
Karena kita mencintai Tuhan kita bertanggung jawab mencintai orang yang harus kita cintai secara proporsional.

3. Pikiran dan perasaan
Bagaimana kita bisa menikmati kehadiran Tuhan πŸ’— lewat pengalaman hidup.
Dengan Ratio kita meninggalkan dunia.
Perasaan harus bulat mencintai Tuhan lebih dari apapun dan siapapun.

Pikiran dan perasaan optimal untuk merasakan hadirat Tuhan melalui peristiwa - peristiwa hidup.
Bagaimana itu bisa terjadi ?
Jangan mengganggap apapun atau sesuatu itu kecelakaan atau musibah atau kesialan, atau apapun, karena semua dalam kontrol dan monitor Tuhan.
Padahal ada yang mau dikerjakan Tuhan minimal Tuhan πŸ’— mengajar kita sabar.
Pikirkan baik - baik, ini kebenaran.
Jangan anggap sesuatu musibah.

Setiap kejadian itu ada berkat, bahkan yang kita anggap sebagai musibah itu ternyata vitamin jiwa atau nutrisi iman kita, karena Allah πŸ’—menggunakan dan membutuhkan peristiwa kejadian untuk merubah kita.

Kalaupun ada orang membenci dan melukai kita, itupun di dalam kendali Tuhan, itupun berkat.
Kita πŸ‘₯ tidak akan bisa, membenci orang, menyalahkan orang, mencari kambing hitam, tetapi kita akan menemukan mutiara berkat kekal di balik semua peristiwa yang terjadi.

Peristiwa - peristiwa itu mengandung berkat.
Kita konyol banget padahal semua di dalam kontrol Tuhan, dalam monitor Tuhan.
Kalau ratio jangan matre, kalau perasaan jangan ada ikatan batin.
Hanya Tuhan πŸ’— yang mengikat batin kita.

Kemesraan orang tua kepada anak itu lihat usia.
Dan itu makin besar berkatnya.
Tindakan orang tua kepada kita, kemesraannya itu makin tidak memanjakan makin berguna.

Semakin kita bersungut - sungut terhadap masalah, kita makin tidak menemukan Tuhan.
Bahkan akibat kesalahan kita mengambil keputusan itupun bisa jadi berkat, itu hebat.
Tapi jangan salah ambil keputusan, jangan salah lagi.

Dulu kita egois, kita salah.
Tapi sekarang kita kenal Tuhan, kita mau jadi kekasihNya.
Tuhan jadikan itu berkat.

Keadaan yang sulit yang kita hadapi itu berkat.
Semua itu mengandung "Berkat kekal."
Kalau hanya tidak salah pilih jodoh, kalau hanya bisnis maju jangan dipandang baim

Jodoh dapat yang baik, tapi tidak menbuat engkau rohani, itu membinasakan.

Jodoh kaya, ganteng, cantik, orang tua atau orang tua pasangan kaya  belum tentu, itu membinasakan.
Bahkan sekarang kita punya pasangan hidup yang mengecewakan.
Itupun Tuhan bisa pakai menjadi berkat kekal.
Jadi tidak ada sesuatu yang baik kalau tidak mengandung berkat kekal.
Tuhan mengarahkan kita ke sana.
Bahkan ketika Tuhan memukul kita pukulanNya itu ke arah yang jelas.

Jadi apapun yang terjadi ternyata bisa jadi sarana Tuhan mengubah kita.
Di sini baru orang bisa bersyukur dalam segala hal.
Di sini firman katakan
Ucapan syukur dalam segala hal.
Itu berkat kekal.
Jadi kita tidak akan menyesal.

Banyak kejadian yang kita tidak mengerti, dan betul - betul itu menyakitkan
Tuhan berkata itu baik untukmu.
Maka jangan selalu  bertanya.
Banyak hal yang kita tahu, maka jangan tanya
" Aku tidak mengerti, tapi aku bisa percaya."

Banyak hal yang Tuhan ajarkan tidak lewat perkataan, tetapi lewat kejadian.
Banyak hal yang lewat
Ini berkaitan dengan independensi / kemandirian.
Tuhan πŸ’— harus menyampaikan ini supaya  orang mengerti lewat kejadian.
Seperti Daud, Musa, Yusuf.
Maka Allah bekerja dalam segala hal.

Banyak orang tidak mau mengerti.
Tuhan tidak memaksa orang mengerti.
Tuhan tidak akan menyangkali tatananNya.
Tuhan memberi kebebasan kepada kita untuk meresponi tindakanNya.
Kalau Tuhan πŸ’— bicara, kita bisa dengar, tidak usah dipukul.
Kalau kita mendengar firman Tuhan jangan bandel lagi.
Ternyata Tuhan jejaknya sempurna lewat semua masalah yang terjadi.

JBU 🌷

Tidak ada komentar:

Posting Komentar