Semua orang berusaha berprestasi dalam hidup ini untuk mencapai apa yang mereka idam-idamkan. Itulah yang mereka pandang sebagai pencapaian yang dapat membahagiakan dan membuat hidup mereka lengkap atau utuh, serta bisa mendatangkan kehormatan dari sesamanya.
Tetapi hendaknya orang percaya tidaklah demikian. Usaha yang kita lakukan melalui segala hal adalah bagaimana dapat menjadi sempurna seperti Bapa π, atau serupa dengan Yesus. Mencapai kesempurnaan atau serupa dengan Yesus sama dengan memiliki kesucian hidup.
Tentu ini adalah kesucian hidup yang berstandar kesucian Bapa.
Bapa berfirman: Kuduslah kamu sebab Aku kudus(1Ptr. 1:16).
Kesucian yang harus orang percaya capai adalah kesucian yang melebihi orang beragama manapun, bahkan lebih dari tokoh-tokoh agama mereka.
Kesucian hidup harus membuat orang percaya merasa bahagia, membuat hidup menjadi lengkap dan utuh, serta mendatangkan kehormatan di dalam Kerajaan Tuhan Yesus π Itulah yang harus menjadi idaman kita satu-satunya. Ingatlah bahwa hal ini tidak bisa dicapai oleh manusia yang tidak mengenal keselamatan di dalam Yesus Kristus.
Orang percaya π₯ yang memiliki anugerah untuk memiliki pencapaian kesucian itu, harus menghargai kesempatan dengan meresponi anugerah tersebut secara pantas.
Jika mereka tidak menghargai anugerah tersebut, maka mereka tidak akan pernah mengalami maksud keselamatan yang Bapa berikan di dalam dan melalui Putra Tunggal-Nya.
Banyak orang yang mengaku sebagai anak-anak Allah, tetapi mereka berkeadaan tidak berbeda dengan orang-orang di luar gereja.
Mereka pergi ke gereja π setiap hari Minggu, mengaku Kristen dan melakukan pekerjaan pelayanan gereja, tetapi mereka tidak memiliki kerinduan untuk mencapai prestasi kesucian yang Tuhan kehendaki.
Mereka hanyut dengan banyak hal yang mereka idam-idamkan.
Padahal semua yang mereka idam-idamkan tersebut merupakan hal fana semata, dan menyeret mereka berkeadaan tidak layak mewarisi Kerajaan yang akan Bapa π berikan kepada Yesus Kristus dan orang-orang yang menderita bersama Dia.
Harus dipahami bahwa kesucian akan membuat orang percaya mengenal Allah π dengan benar. Semakin tinggi pencapaian orang percaya dalam kesucian, maka semakin orang percaya menemukan pengenalan yang semakin mendalam pula mengenai Tuhan
Hal ini tidak dipahami oleh banyak orang Kristen, bahkan para pembicara di mimbar-mimbar gereja dan pengajarnya.
Mata pikiran mereka buta terhadap kebenaran.
Tuhan π sedih menyaksikan para teolog yang belajar mengenai teologi, mereka merasa sudah mengenal dan menemukan Tuhan hanya karena mereka bisa berbicara mengenai teologi yang mereka baca dan pelajari di bangku Sekolah Tinggi Teologi.
Apalagi kalau mereka menyandang gelar, mereka menjadi sombong dan merasa lebih mengenal Allah daripada orang lain.
Banyak sekolah Alkitab π dan Sekolah TinggiTeologi membicarakan Allah, tetapi Allah tidak hadir di sana sebagaimana mestinya.
Mereka menggantikan Bapa π dan Anak dengan rumusan-rumusan teologi dan diskusi-diskusi tanpa sungguh-sungguh mencari wajah Tuhan dengan benar.
Kehadiran para guru di ruang kelas dan kuliah tidaklah mewakili Tuhan, tetapi mewakili pandangan manusia yang tidak mengubah siswa dan mahasiswanya menjadi manusia seperti yang Tuhan kehendaki.
Sehingga para siswa dan mahasiswanya tidak menemukan Tuhan π di dalam hidup mereka. Bagaimana siswa dan mahasiswa tersebut bisa menjadi hamba-hamba Tuhan yang pantas berdiri sebagai juru bicara Tuhan? Padahal merekalah yang dianggap pantas berbicara di mimbar-mimbar gereja.
Lagipula, biasanya mereka yang menjadi pimpinan dalam sinode gereja, yang mengarahkan perjalanan gereja Tuhan Yesus Kristus
Semua tersebut membangun suatu pemerintahan yang tidak berbeda dengan rezim yang berkuasa.
Mereka merasa memiliki gereja milik Yesus Kristus π dan membelenggu kehidupan umat dengan hidup keberagamaan yang kosong. Seharusnya umat Tuhan diajar memiliki kesucian Tuhan.
Tetapi umat Tuhan hanya diajar untuk bisa berliturgi yang sama dengan berseremonial, yang mereka sebut sebagai kebaktian, misa atau sebuah ibadah.
Semua yang dilakukan di dalam liturgi gereja πsering hanya sebuah kepura-puraan atau semacam sandiwara, sebab apa yang mereka nyatakan dalam doa, pengakuan dan syair lagu tidak sama dengan kenyataan keadaan hidup mereka setiap hari.
Melalui renungan ini, kita dinasihati, agar kita belajar kebenaran yang benar-benar murni, meninggalkan percintaan dunia π dan segala kesenangannya, menyediakan waktu setiap hari untuk menjumpai Tuhan.
Seiring dengan perjalanan waktu, kita harus belajar bagaimana memiliki kesucian seperti kesucian Tuhan.
Hanya dengan memiliki kesucian Tuhan, maka seseorang dapat dimiliki dan memiliki Tuhan, atau menjadi bagian dalam keluarga Kerajaan Surga. Suatu hari nanti, orang percaya yang setia disambut dalam rumah Bapa.
JBU
https://overcast.fm/+IqODaYgIY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar