Rabu, 15 Agustus 2018

RH Truth Daily Enlightenment “KEADAAN BATINIAH SEPERTI YESUS” Pdt. DR. Erastus Sabdono  16 Agustus 2018

Kalau kita bisa menghayati dan merenungkan betapa luas jagad raya dengan semua planet dan gugusan-gugusan galaksi yang tidak terhitung jumlahnya, maka kita dapat mengerti betapa tidak berartinya bumi di mana kita hidup hari ini. Sejajar dengan tidak terbatasnya luasnya kawasan jagad raya ini, demikian pula kekekalan.

Seharusnya kita dapat merenungkan hal ini sebagai kedahsyatan bagi kita.
Sayang sekali, banyak orang sudah terbelenggu oleh keindahan dunia 🌏dari cara pandang yang salah.
Sehingga mereka menjadi picik.

Cara berpikirnya sempit. Jangkauan pemikiran mereka hanya pada apa yang ada di sekitarnya hari ini dan dirinya sendiri.
Cara berpikir yang sempit itu membuat mereka mengagungkan harta dunia dan kehormatan diri sendiri.
Malangnya, mereka tidak menyadari keadaan mereka.

Mereka merasa sudah hidup sebagai orang Kristen yang baik, merasa sudah menjadi orang percaya πŸ‘₯ yang benar. Mereka bisa berbicara mengenai ketuhanan dan iman, dan merasa sudah memahaminya dengan baik, padahal mereka adalah orang-orang bodoh yang tindakan hidupnya tidak menyenangkan hati Tuhan.

Harta dunia 🌏 dan kehormatan adalah sarana Iblis untuk membuat mereka menyembahnya. Mereka menganggap itu hal yang wajar; dunia dan kehormatan diri dinikmati, dimiliki dan dibanggakan sama seperti mereka yang bukan anak-anak Allah.

Mereka tidak mengerti atau tidak mau mengerti bahwa yang dapat menyenangkan hati Bapa πŸ’— hanyalah pribadi yang berstandar kesucian seperti Yesus, sehingga Bapa dapat menyatakan bahwa pribadi seperti Putra-Nya itulah anak-anak Allah Bapa yang dikasihi dan yang berkenan kepada-Nya.

Seharusnya dalam kehidupan di bumi 🌏 yang tidak lama ini, orang percaya hanya untuk menyenangkan hati Bapa dengan sungguh-sungguh. Sehingga orang percaya memandang bahwa tidak ada yang bernilai mulia dalam hidup orang percaya selain harta kekal, yaitu keadaan batiniah seperti Tuhan Yesus.

Dengan demikian semua harta dunia dan kehormatan manusia tidak menjadi tujuan hidup kita.
Harta dunia dan kehormatan telah membutakan mata banyak orang Kristen πŸ‘₯
Sehingga mereka tidak mengenal siapa diri mereka.

Mereka memandang diri mereka tidak seperti Tuhan memandang mereka. Karena mereka tidak mempersoalkan hal ini dengan rendah hati, maka Roh Kudus tidak bisa mengajarkannya kepada mereka.
Mereka tidak bisa diajar dan diberi tahu mengenai kebenaran.

Apalagi kalau mereka merasa dirinya sudah pintar, bisa berbicara mengenai ajaran-ajaran dan doktrin Alkitab, mereka semakin tidak bisa diajar dan dinasihati oleh Roh Kudus.
Mereka sudah mempunyai banyak guru. Mereka tidak berurusan dengan Bapa πŸ’— dan Tuhan Yesus, tetapi berurusan dengan pikiran mereka sendiri dan guru-guru manusia mereka.

Mereka tidak mengerti kalau mereka sebenarnya belum mengerti. Harta dunia dan kehormatan diri telah membutakan mata mereka dan membuat mereka menjadi angkuh.
Kalau keadaan mereka yang berpikir picik tersebut tidak berubah, berlarut-larut dalam kebodohan, maka apa pun yang diajarkan oleh Roh Kudus tidak bisa mereka pahami lagi sama sekali.

Hal ini akan nyata dari perilaku mereka yang semakin sulit mengenakan Pribadi seperti yang dikenakan Tuhan Yesus πŸ’— pada waktu mengenakan tubuh daging di bumi. Mereka bisa membela diri atas semua yang mereka lakukan dan berbagai argumentasi mereka, tetapi suatu hari mereka akan tercelik bahwa semua itu hanya permainan palsu manusia yang picik.

Harta dunia dan kehormatan manusia sebenarnya tidak ada artinya jika dibanding dengan keindahan Kerajaan yang Bapa berikan kepada Putra-Nya dan orang-orang yang setia seperti Dia (Mat. 16:26). Oleh sebab itu, Tuhan nasihati orang percaya yang masih memiliki nurani dan masih memiliki kerendahan hati yang tulus, agar tidak merasa sudah pandai, sudah baik dan pantas dihormati manusia.

Kita harus selalu berpikir bahwa kita miskin di hadapan Allah πŸ’—
Miskin di hadapan Allah artinya menyadari dan mengakui bahwa kita bisa menjangkau Bapa hanya oleh karena korban Yesus, dan kita harus selalu merasa bahwa keadaan kita belum seperti yang Dia kehendaki.

Kita harus belajar terus dari Roh Kudus, untuk dengar-dengaran kepada Bapa πŸ’— sepanjang waktu kita.
Tidak ada isi dan arti hidup ini selain berusaha untuk dapat mengenakan pribadi seperti Yesus. Hendaknya kita tidak merasa bangga atas harta dunia, dan kehormatan diri yang kita miliki dari manusia.
Seharusnya kebanggaan kita hanyalah kemuliaan bersama Tuhan Yesus Kristus, kehormatan, kemuliaan dan pujian dari pada Bapa suatu hari nanti.

JBU

https://overcast.fm/+IqOClpet0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar