Untuk Menjadi seorang yang berkenan kepada Tuhan kita tidak membutuhkan karunia
khusus.
Sebab setiap kita memiliki kesempatan yang sama.
Anugrah yang sama, potensi, peluang untuk berkenan.
Tergantung masing - masing individu memanfaatkan, menggunakan kesemparan yang Tuhan berikan.
Jadi jangan berpikir kita tidak memiliki karunia khusus, maka kita tidak dapat hidup berkenan di hadapan Allah.
Jangan kita memandang Allah diskriminatif.
Allah tidak dismikrinatif.
Kita memiliki waktu 24 jam dalam 1 hari, 7 hari dalam seminggu, 30 atau 31 hari dalam sebulan.
Memang kita memiliki umur yang berbeda.
Tetapi dalam keadilanNya, Allah tidak menuntut apa yang tidak bisa kita lakukan.
Yang diberi banyak dituntut banyak, yang diberi sedikit dituntut sedikit.
Kita harus menjadikan hidup ini petualangan yang hebat dan luar biasa.
Sebab hari - hari hidup kita, tahun - tahun hidup kita akan mengukir sejarah kehidupan abadi yang bernilai kekal.
70,80,90 th tidak lebih dari 100 umur hidup kita
mengukir sejarah kehidupan abadi yang akan berharga dan bernilai di mata Allah.
Dan itu akan menjadi catatan abadi, yang menjadi arsip kekal yang diarsipkan di kerajaan Allah.
Karena kita semua akan dihakimin, dan segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup di dunia 🌎 ini
menjadi catatan yang tidak terhapus.
Apakah itu di kekekalan dalam kemuliaan bersama Allah di kerajaan Tuhan Yesus kita, atau di dalam kerajaan kegelapan.
Menghayati ini mestinya kita menjadi gentar, sebab perjalanan hidup kita ini menentukan keadaan kekal kita.
Perjalanan hidup kita di dunia yang singkat ini, tidak sebanding setetes air di lautan, sebab setetes - setetes air bisa menjadi air sebanyak air di lautan.
Tetapi kekekalan itu tidak berujung, tidak bertepi.
Betapa dasyatnya kekekalan itu dan keadaan nasib kita ditentukan oleh langkah - langkah hidup kita.
Dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun sampai usai di kembara hidup kita.
Di gereja dengan suasana hikmat, kita bisa merenungankan hal ini.
Apalagi ada di rumah duka suasana yang mendukung.
Langkah hidup kita di bumi menentukan kekekalan kita.
Supaya kita lebih berhati - hati merenungkan, mengisi bejana renungan pikiran kita jangan dengan sampah, kita bisa menghalaunya.
Kita tidak bisa melarang burung terbang di atas kepala kita, tetapi kita bisa menghalau kalau ia mau membuat sarang di kepala kita.
Banyak pikiran lalu lalang di pikiran dan renungan hati kita.
Seringkali kita tidak bisa melarangnya, karena dari apa yang kita lihat, kita dengar muncul sebuah bayangan visual di pikiran kita, tetapi kita bisa mengusirnya.
Kita tidak menerima sebagai tamu bejana renungan pikiran kita.
Sebab kalau kita menerimanya nanti akan terkristal dalam tindakan dan perbuatan.
Kita harus menghalau,
Setiap kata yang kita ucapkan, setiap tindakan perbuatan yang kita lakukan harus benar - benar kita perhatikan.
Perkara - perkara kecil, dari perkara sepele.
Wahyu 14 :13
Perbuatan yang kita lakukan menyertai.
Kalau kita melakukannya sesuai pikiran dan perasaan Allah, sesuai pikiran dan perasaan Roh Kudus yang dimeteraikan dalam diri kita menyertai kita.
Dan kita terhisap sebagai orang - orang yang berbahagia.
Tetapi kalau bejana hati dan pikiran kita menjadi sarang dari burung - burung yang Tuhan tidak kehendaki hinggap dan bersarang di situ, maka kematian tidakmembahagiakan.
Setiap hari kita menerima kanvas baru, betapa berharganya satu hari itu.
Firman Tuhan berkata : "Kamu tidak dapat menambah satu hastapun umur hidupmu."
Jadi kalau kita masih memiliki usia, Tuhan perkenankan kita untuk melanjutkan perjalanan hidup ini, satu lembar kanvas baru, betapa indahnya.
Kita sering tidak menghargai kanvas hidup yang Tuhan berikan, sehingga kita tidak mengukir, tidak melukis dengan ukiran yang indah di kanvas hari hidup kita.
Kita sedang diukir oleh Tuhan di lembar kanvas hidup kita sebuah goresan kisah dari dimensi yang lain.
Kita seperti diukir.
Siapan kita ini ? Ditemukan oleh Tuhan.
Tuhan mengukir kita.
Kita seperti tanah liat, lempung, yang tidak bernilai.
Di tangan penjunan yang indah berguna, di konteks zaman di mana perkakas terbuat dari tanah liat.
Tetapi tanah liat tetap tanah liat, dia akan menjadi sampah.
Tetapi kalau sempat di tangan penjunan, dan tanah liat mau dibentuk akan menjadi bejana yang indah.
Jadi jangan sampai kita ini dibentuk dunia, yang sama sekali tidak berguna sama sekali bagi Tuhan.
Yang tidak akan ditempatkan dalam kerajaan Allah Bapa atau rumah Bapa kita.
Coba kita pikirkan, menjadi bejana apa kita ?
Kalau suatu kita menutup mata, apakah kita telah menjadi bejana yang menyukakan hati Bapa.
Dan kita dipandang bernilai sehingga kita ditanam di taman abadi.
Kalau di dunia wajah kita dipandang buruk tidak masalah.
Karena di kekekalan akan terbuka wajah kita masing - masing.
Jangan karena kita dipuji, dikagumi, dihormati kita malah tidak koreksi diri.
Betapa memalukan ketika di pengadilan Allah wajah kita buruk, tidak indah sama sekali.
Lebih baik kita dipandang buruk, tapi suatu hari ada perhitungannya.
Dan itu membawa kita ke dampak kekekalan.
Kita akan selalu tergoda membela diri, bikin nama baik.
Kalau kita teduh, bisa mengoreksi diri, terima kasih kepada Tuhan atas keadaan ini.
Kita telah melewati tahap - tahap perjalanan hidup. Tuhan telah bentuk kita.
Kita adalah orang - orang rusak, tidak mau mengalah, mau dianggap baik, dipuji, lau jadi terhormat.
Kita jatuh bangun, tetapi Bapa di Surga dengan sabarnya menuntun kita.
Kita sering salah, sudah minta ampun.
Bukan tidak mungkin berbuat salah lagi.
Jangan terus menerus, Tuhan bisa pukul kita, dan itu sakit.
Sabarnya Tuhan, artinya aku sering gagal, aku tidak menjadi bejana yang bagus.
Tapi Dia terus memberi kesempatan berikut.
Jangan kita tenggelam dengan berbagai obsesi, cita - cita, sampai kita lupa cita - cita Tuhan.
Ketika Dia menciptakan kita, memperkenankan kita eksis kita hadir, Tuhan bisa melihat kita bisa jadi manusia macam apa ?
Itulah sebabnya Alkitab mengatakan, Aku tahu, rancangan - rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu.
Kita ini menjadi manusia oleh karena rancangan menjadi satu pribadi yang agung yang akan menjadi perhiasan di rumah Bapa.
Jangan menjadi barang afkir yang dibuang.
Tapi menjadi barang yang dinilai patut masuk kemuliaan bersama Yesus.
Ini hal yang menegangkan.
Kalau kamu memanggil Allah Bapa yang tidak memandang muka.
Bukan karena memanggil Allah Bapa jadi berharga, tetapi Dia Allah yang tidak memandang muka, tetapi menghakimi berdasarkan perbuatan.
Tuhan hanya melihat perbuatan kita.
Kita harus serius selama ada kesempatan.
Tuhan tidak berurusan dengan kita 5 th yang lalu, atau kemarin, tetapi Tuhan berurusan dengan kita hari. ini.
Siapa kita hari ini, bisa menjadi apa kita nanti ?
Kita bersyukur punya Allah yang jika mengampuni dan melupakan.
Setiap kita harus menyadari kesalahan dan bertobat.
Pengampunan itu mahal, karena darah Yesus ditumpahkan di Bukit Kalvari.
Mestinya pengampunan itu kita hargai mengerti apa maksud pengampunan itu diberikan.
Pengampuan diberikan agar bisa diterima Bapa, itu pembenaran.
Oleh pembenaran itu Bapa memberikan Roh Kudus.
Roh Kudus menuntun kita ke seluruh kebenaran yang sama artinya menjadi pribadi seperti yang dirancang Allah
Setiap kita ini berharga.
Orang merasa tidak berharga, Karena sudah dirusak gambar dirinya.
Mungkin selama ini orang tidak menghargaimu.
Tetapi Allah yang punya segala kuasa, kemuliaan, dan kerajaan, Allah yang tiada tertandingi menghargai dirimu
Dan kamu masih bisa menjadi bejana yang indah, yang ditaruh di rumah Bapa.
Ibarat bunga aromamu yang dipandang busuk, warnamu tidak indah, Tuhan akan membuat engkau indah dipandang Allah dan harum penciumanNya.
Engkau akan dicabut dari taman dunia ini, dan ditanam di taman abadi.
Jangan kecil hati.
Jangan minder.
Jangan kecewa terhadap siapapun, baik orang tuamu, saudaramu.
Bersyukurlah kalau kamu mengalami hari - hari sulit itu, karena akan memotivasi kita menjadi Anak Allah yang berkenan.
Berbeda dengan orang yang dimanja, disayang, diprotec begitu rupa, punya suami yang kaya, sayang, dan ganteng sampai lupa siapa dirinya, sehingga tidak menginginkan Firdaus yang lain, karena telah menemukan Firdaus di bumi.
Tapi kamu yang tidak memiliki firdaus di bumi, engkau merindukan Firdaus yang lain.
Dia yang mengasihi kita berkata : " Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal,
Aku pergi menyediakan tempat bagimu, Kalau Aku sudah pergi menyediakan tempat bagimu akan membawa kamu supaya di mana Aku ada kamu ada ".
Kebenaran Firman ini dapat menyembuhkan kita.
Kita berharga di mata Tuhan.
Jangan menoleh ke belakang.
Allah tidak berurusan dengan kita di masa lalu, tetapi Allah mau berurusan dengan kita hari ini, bisa menjadi apa nanti ?
Mungkin hari ini kita bukan hanya terbuang oleh orang tua, terbuang oleh suami, juga membuang diri, karena hidup suka - suka sendiri, hidup dalam dosa, kebejatan, menjadi lengkaplah keadaanmu rusak
Tetapi Sang Penjunan bisa mengubah bejana yang rusak ini menjadi bejana indah di mataNya.
Karena itu jangan mengingini apapun lagi.
Kita hanya mau indah di mata Tuhan.
JBU 💐
Tidak ada komentar:
Posting Komentar