Relasi dengan Allah sebagai Bapa harus dibangun dari kesucian hidup atau kualitas hidup seperti Yesus. Inilah kekristenan yang benar, sejati, asli atau yang orisinal. Namun di seluruh dunia, kekristenan sejati yang dapat membangun kehidupan bersekutu dengan Allah Bapa digantikan dengan keberagamaan. Ternyata, banyak orang Kristen yang belum memahami kekristenan dengan benar, sehingga mereka belum memiliki persekutuan dengan Bapa secara proporsional. Kata “Kristen” secara umum berarti to be like Christ (menjadi seperti Kristus). Orang percaya mula-mula disebut “Kristen” karena berperilaku seperti Yesus Kristus. Orang-orang percaya pada waktu itu belajar Injil yang murni sampai hidup sepadan dengan Injil yang mereka terima itu. Injil tersebut memuat ajaran Tuhan Yesus yang mereka kenakan dan kehidupan Kristus yang mereka teladani sehingga mereka menjadi serupa dengan Tuhan Yesus Kristus.
Serupa dengan Tuhan Yesus Kristus berarti menemukan dan mengenakan pribadi, watak, karakter atau kepribadian Anak Allah. Inilah sebenarnya maksud keselamatan diberikan, yaitu agar manusia dikembalikan kepada rancangan semula Allah. Tidak bersedia menerima realitas ini berarti tidak bisa menjadi makhluk ciptaan, pantas dibinasakan. Ini harga mati. Oleh sebab itu, seseorang hendaknya tidak merasa sudah menjadi Kristen kalau hanya mengaku percaya dan pergi ke gereja. Untuk ini, kekristenan harus dibersihkan dari unsur-unsur agamawi dan duniawi yang merusak kemurniannya.
Banyak doktrin-doktrin gereja agamawi dan pola pikir manusiawi telah disejajarkan dengan Alkitab dan merusak.
Kewibawaan Alkitab sebenarnya telah dirongrong oleh pola pikir yang salah tersebut, khususnya oleh tokoh-tokoh Kristen yang mengaku telah menerima pengajaran langsung dari Tuhan, yaitu pengajaran yang sangat subjektif dan tidak bisa dipercaya. Tanpa mereka sadari, mereka telah mengobrak-abrik pengajaran murni yang seharusnya dipahami jemaat. Untuk masuk ke dalam kehidupan kekristenan yang sejati, seseorang harus berani keluar dari segala tradisi keberagamaan yang selama ini dianggap sejajar dengan Alkitab. Tradisi keberagamaan dalam lingkungan Kristen menekankan liturgi, sistem organisasi, strata dalam gereja dimana ada kelompok imam dan awam.
Banyak orang Kristen telah terlalu jauh masuk dalam kehidupan wajar anak dunia sampai mereka kehilangan arah dan tidak sanggup lagi mengenakan kehidupan Tuhan Yesus. Banyak orang Kristen tidak memiliki integritas sebagai anak-anak Allah yang benar yang mengenakan kehidupan Tuhan Yesus. Dengan keadaan seperti itu, mereka kehilangan Bapa dan persekutuan dengan diri-Nya. Pada dasarnya, kekristenan adalah proses perjalanan hidup orang percaya untuk terus-menerus mengalami perubahan karakter, sehingga bisa mengenakan cara hidup yang diperagakan Tuhan Yesus ketika mengenakan tubuh daging seperti kita dua ribu tahun yang lalu. Dengan demikian, kekristenan adalah perubahan karakter, dari karakter manusia yang mengenakan kodrat dosa (sinful nature) menjadi manusia Allah yang serupa dengan Tuhan Yesus yang mengenakan kodrat ilahi (divine nature). Orang percaya dipanggil untuk ini.
Sekarang ini, banyak orang menggantikan kekristenan dengan ritual atau liturgi. Salah satu ciri keberagamaan—selain ritual—adalah usaha memperoleh fasilitas dari Allah yang disembah untuk kehidupan hari ini. Biasanya, untuk itu perlu sebuah ritual yang berkenan di hadapan allahnya. Salah satu ciri keberagamaan adalah terbangunnya ritual atau upacara agama. Ciri ini selalu ada hampir pada semua agama. Hampir tidak ada agama yang tidak memiliki ritual. Dari ritual agama, tampaklah identitas agama tersebut. Biasanya ritual agama juga menjadi sarana pertemuan dengan allah yang disembah. Di sini terjadi manipulasi dan banyak penipuan. Tanpa disadari, banyak orang Kristen yang pemahamannya dipengaruhi oleh dunia sekitar, sampai mereka tidak bisa lagi mendengar pengajaran yang benar.
Banyak juga orang Kristen yang pikirannya menjadi sesat karena menggantikan hidup seperti Yesus untuk bersekutu dengan Allah sebagai Bapa dengan liturgi yang sama dengan seremonial atau upacara agama. Mereka merasa sudah memenuhi kehidupan Kristen yang mereka harus jalani, dan mereka sudah merasa sudah menjadi pengikut Yesus. Inilah adalah kesesatan yang harus disadari dan harus digantikan dengan kekeristenan yang sejati. Jika orang Kristen terjebak dalam kehidupan seperti ini, ia akan gagal menyelesaikan dengan sempurna hidup kekristenannya. Sesungguhnya, kekristenan adalah sikap hati yang diubah oleh Firman Tuhan dan usaha belajar memberi segenap hidup untuk Tuhan sebagai persiapan menjadi hamba-hamba dalam Kerajaan-Nya nanti. Itulah sebabnya panggilan sebagai orang percaya adalah panggilan sebagai murid: belajar mengenakan kehidupan Yesus, dan menyelesaikannya dengan sempurna.
https://overcast.fm/+IqOC9R-_A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar